Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Mangrove Istilah mangrove tidak diketahui secara pasti asal usulnya.

Ada yang mengatakan bahwa istilah tersebut kemungkinan merupakan kombinasi dari bahasa Portugis dan Inggris. Bangsa Portugis menyebut salah satu jenis pohon mangrove sebagai mangue dan istilah Inggris grove, bila disatukan akan menjadi mangrove atau mangrave. Ada kemungkinan pula berasal dari bahasa Malay, yang menyebut jenis tanaman ini dengan mangi-mangi atau mangin. Mangrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup di antara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut. Habitat mangrove seringkali ditemukan di tempat pertemuan antara muara sungai dan air laut yang kemudian menjadi pelindung daratan dari gelombang laut yang besar. Sungai mengalirkan air tawar untuk mangrove dan pada saat pasang, pohon mangrove dikelilingi oleh air garam atau air payau Setiap jenis tumbuhan mangrove memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda-beda terhadap kondisi lingkungan seperti kondisi tanah, salinitas,

temperatur, curah hujan dan pasang surut. Hal ini menyebabkan terjadinya struktur dan komposisi tumbuhan mangrove dengan batas-batas yang khas, mulai dari zona yang dekat dengan daratan sampai dengan zona yang dekat dengan lautan, serta

menyebabkan terjadinya perbedaan struktur tumbuhan mangrove dari satu daerah dengan daerah lainnya. Salinitas merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan perkembangan hutan mangrove. Adapun fungsi lain hutan mangrove ialah sebagai penyerap karbondioksida dan sebagai pengolah bahan limbah hasil pencemaran industri dan kapal dilautan. Mangrove juga hidup ditanah yang miskin zat asam, sedangkan zat asam dari tanah diperlukan untuk respirasi akar. Sebagai penyesuaian hidup di anaerobic akar yang terkususkan yang disebut akar nafas (pneumatophore) tumbuh dipermukaan laut. Hamper semua tumbuh-tumbuhan mangrove mempunyai kutikula yang tebal untuk menyimpan air.

1.2 Tujuan Dan Manfaat Praktikum Tujuan dan manfaat praktikum kali ini adalah: Dapat mengenali dan membedakan jenis-jenis magrove. Dapat mengenali dan membedakan jenis-jenis perakaran mangrove. Dapat melakukan pengambilan data mangrove dengan menggunakan metode Plot Transek Garis. Dapat melakukan pengolahan dan analisa data mangrove. Mahasiswa mampu meberikan proteksi dalam mengatasi masalah Mangrove.
2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perairan pesisir merupakan lingkungan yang memperoleh sinar matahari cukup yang dapat menembus sampai ke dasar perairan. Di perairan ini juga kaya akan nutrien karena mendapat pasokan dari dua tempat yaitu darat dan lautan sehingga merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya. Karena lingkungan yang sangat mendukung di perairan pesisir maka tumbuhan lamun dapat hidup dan berkembang secara optimal (Sheppard et al., 1996).

Menjelaskan bahwa Mangrove mampu untuk menyerap nutrien dari dalam substrat (interstitial) melalui sistem akar-rhizoma. Selanjutnya, fiksasi nitrogen yang dilakukan oleh bakteri heterotropik di dalam rhizosper cukup tinggi lebih dari 40 mg N.m-2.day-1. Koloni bakteri yang ditemukan di mangrove memiliki peran yang penting dalam penyerapan nitrogen dan penyaluran nutrien oleh akar. Fiksasi nitrogen merupakan proses yang penting karena nitrogen merupakan unsur dasar yang penting dalam metabolisme untuk menyusun struktur komponen sel (Patriquin (1972). Penentuan kondisi dan monitoring mangrove merupakan salah satu unsur penting dalam pengelolaan sumber daya mangrove. Pemantauan dan monitoring ini harus senantiasa dilakukan secara benar dan tepat untuk dijadikan dasar dalam mengambil kebijakan dan langkah-langkah strategis terutama bagi pengelola sumber
3

daya karang dan pihak terkait (stakeholder) lainya. Pentingnya pemantauan atau monitoring mangrove ini sangatlah penting, dengan kita memonitoring kita dapat mengetahui berapakah persentase kerapatan setiap jenis mangrove, jenis2 mangrove apa saja yang terdapat pada habitat yang di pantau, serta dapat mengetahui jenis2 perakaran apa yang terdapat pada mangrove tersebut (English S, Wilkson C, Baker V, 1997). Berbagai bentuk pertumbuhan tersebut mempunyai kaitan dengan perbedaan ekologik (den Hartog, 1977). Misalnya Parvozosterid dan Halophilid dapat dijumpai pada hampir semua habitat, mulai dari pasir yang kasar sampai lumpur yang lunak, mulai dari daerah dangkal sampai dalam, mulai dari laut terbuka sampai estuari. Magnosterid dapat dijumpai pada berbagai substrat, tetapi terbatas pada daerah sublitoral sampai batas rata-rata daerah surut. Secara umum lamun memiliki bentuk luar yang sama, dan yang membedakan antar spesies adalah keanekaragaman bentuk organ sistem vegetatif. Menjadi tumbuhan yang memiliki pembuluh, lamun juga memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan tumbuhan darat yaitu rumput. Berbeda dengan rumput laut (marine alga/seaweeds), Magrove memiliki akar sejati, daun, pembuluh internal yang merupakan sistem yang menyalurkan nutrien, air, dan gas (den Hartog, 1977). Mangrove adalah tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perarian asin dan daerah yang dipengaruhi pasang surut. Hutan mangrove sering disebut hutan bakau atau hutan payau. Dinamakan hutan bakau karena

sebagian besar vegetasinya didominasi oleh jenis bakau rhizopora sp atau pohon bangka. Indonesia merupakan tempat mangrove terluas di dunia (3,5 juta hektar). Tercatat 202 jenis mangrove yang ada di Indonesia. Kehidupan mangrove ini dapat hidup pada daerah ekstrim dengan sedimen tanah yang lemah, arus yang tak stabil, suhu yang berubah-ubah, serta dipengaruhi oleh arus air yang terombang ambing, karena itu tumbuhan ini termasuk salah satu tumbuhan yang istimewa diantara tumbuhan yang lainya (Sorokin, Y, I. 1995). Aceh merupakan surga mangrove, sebelum terjadinya tsunami pada 2004 lalu, hutan mangrove tersebar dibeberapa jumlah besar kawasan pesisir pantai aceh.

Kawasan pantai timur Aceh merupakan wilayah yang memiliki hutan mangrove sangat padat terutama di kabupaten aceh timur dan aceh tamiang. Selain itu, mangrove juga terdapat di kabupaten aceh utara dan Bireun namun kepadatannya tidak padat seperti kedua kabupaten tersebut diatas. Dikawasan pantai barat juga terdapat banyak mangrove , Hutan mangrove ini terdapat di kawasan Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Singkil. Hutan mangrove yang sangat padat juga ditemukan di Kabupaten Simelue (Wibisono dan Suryadiputra, 2006). Mangrove sebagai ekosistem didefenisikan sebagai sebagai mintakat (zona) antar pasang surut (pasut) dan supra (atas) pasut. Dari pantai berlumpur diteluk, danau (air payau) dan estuary yang didominasi oleh halofit berkayu yang beradaptasi tinggi dan berkait dengan alur air yang terus mengalir (sungai) rawa dan kalimati (back water) bersama-sama dengan populasi flora dan fauna didalamnya. Hutan-

hutan bakau ditempati oleh sejumlah kepiting berukuran besar dan udang. Hewanhewan ini membuat lubang didalam substrat yang lunak dan genera umum seperti uca, kepiting laga (fiddler crab), cardisoma, kepiting darat tropic dan berbagai kepiting hantu (dotilla, cleistostoma). Kepiting-kepiting ini biasanya khusus memakan partikel detritus yang ditemukan dalam lumpur. kepiting-kepiting ini juga memperlihatkan tingkatan adaptasi yang berbeda untuk hidup dari aratan dari adanya vaskulariasi dinding ruang insang sehingga terlihat seperti paru-paru (Sorokin, 1995). Fungsi mangrove sangatlah banyak, yang diantaranya adalah, mangrove berfungsi sebagai penahan sedimen tanah, sebagai garis pantai, sebagai penahan ombak, penahan penjorokan air ke darat, sebagai tempat pemijahan berbagai biota yang hidup pada habitat tersebut, tempat biota-biota tersebut melindungi diri, mangrove berfungsi juga sebagai penyerap karbon, penghasil O2 pada perairan tersebut (Tomasick, T., A,J. Mah, A 1997).

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 10 Juni 2012, yang bertempat di Jl Laksamana Malahayati Km 27, Desa Ladong Kc Mesjid Raya Kb Aceh Besar, pada pukul 08.30 12.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum ini yaitu: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Alat dan Bahan Sampel biota Tali rafia Plastik untuk biota Meteran gulung 50m Alkohol Skrop mini 1 buah secukupnya 1 buah Secukupnya 1 buah Jumlah

Table 3.2.1. daftar alat dan bahan.

3.1 Cara Kerja Adapun Beberapa cara praktikum kali ini, antara lain: Ditentukan stasiun untuk menentukan plot o Diletakakan tiga plot pengamatan (substasiun) vegetasi mangrove disepanjang transseck garis o Diguanakan tali rafia yang telah ditentukan ukurannya 10 m x 10 m untuk melakukan pengamatan o Dicatat jumlah, jenis, dan diameter batang pohon yang ada didalam plot o Diukur dimeter pohon menggunakan dimeter kain o Ditentukan plot berukuran 5m x 5 m untuk anakan, dan plot 1 m x 1m untuk semai yang masih didalam plot 10m x 10 m. o Diamati jenis biota yang terdapat didalam plot pengamatan o Dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali o Dihitung kerapatan jenis ( Di ), frekuensi jenis (Fi), luas area penutupan jenis (Ci), dan nilai penting jenis (INP) yang terdapat didalam plot pengamatan .

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengamatan Data hasil pengamatan terlampir pada halaman lampiran makalah.

4.2 Analisa Data Kerapatan Jenis (Di) Di = = 0,3/m2

Di Rhizophora stylucosa =

Kerapatn Jenis Relatif (RDi) RDi = x 100%

RDi Rhizophora stylucosa =

x 100%= 7.5 %

Frekuensi Jenis (Fi) Fi =

Fi Rhizophora stylucosa = = 0.3

Frekuensi Jenis Relatif (RFi) RFi = x 100%

RFi Avicennia marina = Penutupan Jenis (Ci)

x 100% = 21.4%

Ci =

BA =
= 0.04662

Ci Rhizophora stylucosa = Ci =

BA =
Penutupan Jenis Relatif (RCi) RCi = x 100%

= 0.011

RCi Rhizophora stylucosa =

x 100% = 84,6%

10

Kategori Pohon

Spesies Rhyzophora Stylosa Rhyzophora Stylosa Rhyzopora Stylosa

Jumlah 3

Di 0,3

RDi 7.5%

Fi 0,3

RFi 20%

Ci 0,011

Rci 84,6%

Anakan

14

0,14

35%

0.6

40%

0.002

15.3%

Semai jumlah

23 40

0,23

57,5%

0.6

40%

0.000

7.3% 107.2%

0,40 99,7%

1.5

100%

0.013

Tabel 4.2.1 Kerapatan jenis dan Kerapatan jenis relatif

No 1 2 3

Kategori Pohon Anakan Semai

RDi

RFi

RCi

INP

99.7%

100 %

107.2%

306.9%

Tabel 3. Indeks nilai penting

4.2 Pembahasan Praktikum kali ini kami mengamati ekosistem mangrove di daerah ladong. Pada daerah ini substrat yang kami temukan adalah berpasir dan berlumpur,jenis mangrove pada stasiun yang kami amati adalah jenis Rhizophora Stylosa. Di stasiun ini hanya terdapat mangrove jenis ini saja.

11

Rhizophora Stylosa itu sendiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Ciri umum: pohon dengan ketinggian mencapai 30 m dengan diameter batang mencapai 50 cm. Memiliki perakaran yang khas hingga mencapai 5 m, dan kadang-kadang memiliki akar udara yang keluar dari cabang. Kulit kayu berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah. Daun: berkulit, warna hijau tua dengan hijau muda di bagian tengah dan kemerahan di bagian bawah. Gagang daun panjangnya 1735 mm dan warnanya kemerahan. Unit dan letak: sederhana dan berlawanan. Bentuk: elips menyempit. Ujung: meruncing. Ukuran: 7-19 x 3.5-8 cm. Bunga: biseksual, kepala bunga kekuningan yang terletak pada gagang berukuran <14 mm. Letak: di ketiak daun. Formasi: kelompok (2 bunga perkelompok). Daun mahkota: 4; kuningputih, tidak ada rambut, panjangnya 9-11 mm. Kelopak bunga: 4; kuning kecoklatan, melengkung. Benag sari: 1112; tak bertangkai. Buah: buah kasar berbentuk bulat memanjang hingga seperti buah pir, warna coklat, panjang 2-3, 5 cm, berisi satu biji fertil.

12

Hipokotil silindris, berbintil, berwarna hijau jingga. Leher kotiledon berwarna merah jika sudah matang. Ukuran: hipokotil panjang 18-38 cm dan diameter 1-2 cm. Ekologi: tumbuh pada tanah berlumpur, halus dalam dan tergenang pada saat pasang normal. Tidak menyukai substrat yang lebih keras yang bercampur dengan pasir. Tingkat dominasi dapat mencapai 90% dari vegetasi yang tumbuh di suatu lokasi. Menyukai perairan pasang surut yang memiliki pengaruh masukan air tawar yang kuat secara permanen.

Beberapa biota hewan yang hidup di ekosistem mangrove yang kami dapat adalah Udang,serta kepiting yang kami awetkan kedalam sebuah botol mengunakan alkhol.untuk dijadikan sample biota.

13

Sumber,google.com

Beberapa hewan mangrove beradaptasi hidup melekat pada akar mangrove (crasostrea sp.) bisa menempel pada akar rhizophora dan kerang, kepiting, udang, teritip, isopoda, amphipoda, cacing, dan ikan. Hewan-hewan yang membuat lubang di dalam substrat yang lunak termasuk genera umum seperti: Ucha sp., kepiting laga (fiddler crab), yang ditemukan di dalam lumpur.Pada pada derah mangrove sedimentasi banyak mengandung unsur-unsur Nutriens yang tinggi fungsi yaitu sebagai bantuan dalam mencari makan. Fungsi mangrove sangatlah banyak, yang diantaranya adalah, mangrove berfungsi sebagai penahan sedimen tanah, sebagai garis pantai, sebagai penahan ombak, penahan penjorokan air ke darat, sebagai tempat pemijahan berbagai biota yang hidup pada habitat tersebut, tempat biota-biota tersebut melindungi diri,

14

mangrove berfungsi juga sebagai penyerap karbon, penghasil O2 pada perairan tersebut oleh sebab itu banyak di temukan biota laut didaerah persisir pantai.

15

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Dari praktikum yang telah lakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Spesies yang telah kami dapatkan adalah Rhizophora stylucosa 2. Kerapatan jenis (Di) dan kerapatan jenis relatif (RDi) tertinggi terdapat pada spesies Rhizophora stylucosa pada kategori semai yaitu sebesar 99.7% untuk Rdi. 3. Frekuensi jenis (Fi) dan frekuensi jenis relatif (RFi) tertinggi juga terdapat pada spesies Rhizophora stylucosa yaitu sebesar 1 untuk Fi dan 100 % untuk RFi. 4. Untuk penutupan jenis (Ci) dan penutupan jenis relatif (RCi) terbesar terdapat pada spesies Rhizophora stylucosa memiliki Ci sebesar 0.013 dan RCi sebesar 107.2 % 5. Jadi, total keseluruhan INP adalah 306.9 % (0 < 1< 300 >) 6. Maka dapat dikatakan pada daerah hutan mangrove tersebut sangat berperan untuk daerah perairan itu sendiri.

16

5.2 Saran Banyak kegiatan atau proses, baik alami maupun oleh aktivitas manusia yang mengancam kelangsungan ekosistem lamun. Ekosistem lamun sudah banyak terancam termasuk di Indonesia baik secara alami maupun oleh aktifitas manusia. Besarnya pengaruh terhadap integritas sumberdaya, meskipun secara garis besar tidak diketahui, namun dapat dipandang di luar batas kesinambungan biologi. Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan kami dapat mengambil beberapa pelajaran yang sangat bermanfaat bagi kami.Untuk praktikum yang kedepannya sebaiknya diharapkan kepada asisten dapat menentukan tempat mangrove yang lebih bermacam variasinya, agar dapat menambah wawasan kami mengenai keanekaragaman jenis mangrove yang kami pelajari diteori. Namun, akhir-akhir ini kondisi magrove semakin menyusut oleh adanya kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas manusia.Sebagai upaya konservasi dan kelestariannya dalam rangka tetap mempertahankan lingkungan dan penggunaan yang berkelanjutan, maka dikembangkan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pihak untuk membuat solusi tepat dalam mempertahankan fungsi ekologis dari ekosistem yaitu pengelolaan pesisir secara terpadu atau Integrated Coastal Management (ICM).

17

LAMPIRAN

(Sumber, foto langsung dari lokasi)

Sumber, foto langsung dari lokasi

18

Sumber, foto langsung dari lokasi

19

Anda mungkin juga menyukai