Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Diabetes Melitus adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan intoleren guloksa. Penyakit ini dapat dikelola dengan mennyesuaikan perencanaan makanan, kegiatan jasmani dan pengobatan yang sesuai dengan konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia. Diabetes Melitus berhubungan dengan meningkatnya kadar glukosa darah dan bertambahnya resikokomplikasi gawat darurat bila tidak dikelola dengan baik ( Soegondo, 1999 ). Komplikasi dapat timbul karena ketidak patuhan pasien dalam menjalankan program terapi seperti : diet, olahraga ( kegiatan jasmani ) dan obat obatan. Terapi DM tidak hanya dari farmalogis saja tetapi non farmalogis juga membawa pengaruh besar terhadsap penurunan kadar glukosa dalam darah. Jika pasien DM hanya menggunakan terapi farmalogis ( Obat-obatan ) saja pasien DM akan kesulitan karena biayanya mahal, sedangkan jika pasien DM menggunakan non farmalogis dari diet walaupun mereka paham bahwa pengaturan diet penting untuk menngontrol kadar gula darah tetapi kesadaran mereka untuk menaati diet masih kurang. Terbukti, sebagian besar mreka masih belum bisa merubah kebiasaan mengkonsumsi minuman yang manis seperti the manis, kopi dan sebagainya yang merupakan kebiasaan pola makan yang kurang baik bagi penderita Diabetes. Sedangkan jika pasien DM melakukan latihan fisik tidak akan kesulitan karena efisien dan tidak membutuhkan biaya serta tidak menimbulkan komplikasi. Namun kenyataannya pasien Diabetes Melitus pengetahuannya masih relative minim dan masih belummengetahui manfaat Latihan Fisik terhadap penurunan kadar glukosa darah, yang mana terapi tersebut sering diabaikan oleh penderita DM. Di Indonesia berdasarkan prevalensi kurang lebi 1,5 % diperkirakan jumlah penderita DM di tahun 1994 adalah 2,5 juta, 1998 sebanyak 3.5 juta, tahun 2010 seban yak 5 juta dan 2020 sebanyak 6,5 juta. Kenyataan yang ada dimasyarakat menunjukkan tingginya prevalensi penderita Diabetes Militus, dimana dari data pukesmas Purworejo Kota Pasuruan mulai bulan Juli September didapat 253 orang penderita DM. pada bulan juli 85 orang, agustus 79 orang, dan September 89 orang,

selain itu awal tahun 2011 ( Januari September ) sampai sekarang didapatkan sejumlah 854 orang penderita DM. Kegiatan fisik secara teratur terbukti mengurangi sejumlah faktor-faktor resiko aterogenik. Misalnya : membantu mengurangi obesitas dan menurunkan tekanan darah, serta memperbaiki sensitifitas insulin sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Toleransi glukosa memiliki hubungan positif dengan aktifitas fisik, latihan fisik secara teratur ( 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit ) merupakan salah satu pilar dalam perawatan diabetes tipe II. Latiha fisik yang

dimaksud seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, berenang. Latihan fisik sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran fisik. Latihan fisik bagi penderita diabetes dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif, sehingga secara langsunglatihan fisik dapat menyebabkan penurunan glukosa darah. Latihan fisik sangat penting dalam pengelolaan Diabetes Militus karena efeknya dapat menurunkan kadar gula darah dan mengurangi factor resiko kardiovaskuler. Demikian pula hasil dari penelitian Allen dkk. Aerobik yang teratur akan mengurangi kebutuhan insulin 30-50 % pada DM tipe 1 yang terkendali dengan baik, sedangkan pada DM 2 yang dikombinasikan dengan penurunan BB akan mengurangi kebutuhan insulin hingga 100%. Beberapa kegunaan dari melakukan latihan fisik setiap harinya pada penderita Diabetes Melitus diantaranya meningkatkan kepekaan insulin pada jaringan perifer dan menambah oxygen supply, dan kadar gula didalam tubuh akan terkontrol dengan baik ( dalam batas normal ). Olahraga teratur diperlukan karena latihan jasmani membantu meningkatkan kinerja reseptor insulin. Dampak dari Diabetes Mellitus yang menimbulkan komplikasi karena ketidakpatuhan pasien Diabetes Mellitus dalam menjalankan terapi, maka perlu diadakan suatu penyuluhan tentang diet, pemberian obat insulin, dan rutinitas kontrol pengecekan kadar gula darah untuk menghindari komplikasi yang akan terjadi. Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk menggambarkan penurunan kadar gula pada pasien Diabetes Mellitus yang melakukan latihan fisik ( Senam )

1.2.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merumuskan masalah Bagaimanakah gambaran penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus yang melakukan latihan fisik ( Senam ) ?

1.3.

Tujuan Mengidentifikasi penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus yang melakukan latihan fisi ( Senam )

1.4.

Manfaat Penelitian 3.2.1. Bagi Peneliti Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan study kasus dam keperawatan medikel bedah yang telah didapat di perkuliahan. 3.2.2. Bagi Penderita Sebagai bahan alternatif untuk penderita Diabetes Mellitus agar dapat terus menerapkan latihan fisik sehingga dapat memperkecil kekambuhan dan terhindar dari komplikasi. 3.2.3. Bagi Provesi Keperawatan Sebagai bahan ilmu tambahan dari provesi keperawatan tentang manfaat latihan fisik terhadap penurunan kadar glukosa darah pada pasien DM. 3.2.4. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil study kasus ini diharapkan dapat sebagai acuan penelitian selanjutnya dalam menjelaskan lebih rinci tentang gambaran hasil study kasus sebagai data pendahuluan yang mungkin dapat digunakan sebagai dasar penelitian lain.

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunaka metode deskriptif observasional dengan

pendekatan studi kasus. Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalah melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Jenis studi kasus ini menggunakan desain deskriptif observasional, observasional adalah suatu pengamatan terhadap prosedur tindakan yang dilakukan orang lain atau peneliti yang dipalorkan secara lengkap tentang keadaan atau kondisi yang menjadi fokus study. 3.2. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah sasaran atau obyek yang akan diteliti, ditentukan dengan criteria inklusi penelitian, dan umunya diperbolehkan hanya satu subyek penelitian. 3.2.1. Kriteria Inklusi Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum obyek penelitian dari suatu target populasi yang terjangkau yang akan diteliti ( Nursalam, 2008 ). Yang termasuk kriteria inklusi penelitian, yaitu : 1. Pasien yang bersedia sebagai responden 2. Pasien Diabetes Mellitus tipe II 3. Pasien Diabetes Mellitus tanpa komplikasi 4. Pasien dengan kadar gula 170 mg/dl 5. Pasien kooperatif

3.2.2.

Kriteria Eksklusi Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi Kriteria Inklusi karena sebagai sebab antara lain : terdapat atau keadaan penyakit atau gangguan pengukuran, maupun interpretasi hasil, terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan penatalaksanaan, hambatan etis dan subyek menolak berpartisipasi ( Nursalam 2008 ) 1. Pasien yang menolak menjadi responden 2. Pasien yang tidak mengalami komplikasi ( Ganggreng ) 3. Pasien diabetes Mellitus tipe I

3.2.3.

Teknik Sampling Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili polpulasi ( Nursalam, 2008 ). Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti ( tujuan atau masalah penelitian ), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang dikenal sebelumnya.

3.3.

Fokus Studi Penurunan Kadar Gula darah pada pasien Diabetes Mellitus yang melakukan latihan fisik ( Senam ).

3.4.

Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan ..2012. Tempat untuk penelitian di Desa Purworejo.

3.5.

Definisi Operasional Definisi Operasional adalah defines berdasarkan karakteristik yang diamati dan sesuatu yang didefinisikan ( Nursalam, 2003 ). Uraian Definisi Operasional dalam penelitian ini adalah Mengendalikan kadar gula dalam batas normal pada penderita Diabetes Mellitus dengan diobservasi sebelum dan sesudah dilakukan latihan fisik (Senam). Dimana kadar gula darah ini diukur menggunakan instrument berupa glukosa test, dan observasi, yang hasilnya diolah dengan menggunakan skala datra rasio.

3.6.

Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam study kasus ini adalah metode observasi. Observasi digunakan untuk mengetahui penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus yang melakukan latihan fisik ( Senam ). Dimana responden yang akan diteliti harus tidak menggunakan obat ( insulin). Seihigga dalam penelitian ini bisa maksimal tentang manfaat latihan fisik (Senam) terhadeap penurunan kadar gula dara pada pasien Diabetes Mellitus. Latihan fisik (senam) pada pasien Diabetes Mellitus diantaranya terdiri dari pemanasan, senam initi, dan pemijatan. Sebelum responden melakukan latihan fisik (senam), responden akan dilakukan pengukuran kadar gula darah terlebih dahulu dengan alat glukosa test, setelah dilakukan pengukuran responden melakukan latihan fisik (senam), latihan fisik (senam) tersebut dilakukan3-4 kali seminggu selama 20-30 menit. Setelah dilakukan latihan fisik (senam) responden dilakukan pengukuran kadar gula darahnya lagi yang berguna untuk mengetahui penurunan kadar gula darah sebelum dan sesudah diberikan teknik tersebut.

3.7.

Pengolahan Data Dalam Pengolahan Data yang digunakan dalam study kasus ini adalah dengan menggunakan analisa. Analisa yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah dengan tehnik analisa kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angkaangka. ( Arikunto, 2002). Kuantitatif yang dimaksudkan adalah jumlah nilai yang didapatkan setelah dilakukan pengukuran kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus dengan menggunakan glukosa test dan lembar observasi. Observasi merupakan alat ukur dengan cara melakukan pengamatan secara langsung kepada responden yang dilakukan penelitian untuk mencari perubahan atau hasil yang akan diteliti (A. Aziz Alimul, 2007)

3.8.

Etika Penulisan Dalam melakukan penelitian, peneliti akan melakukan permohonan ijin kepada warga Desa Purworejo Pasuruan serta pihak yang terkait. Dan peneliti terlebih dahulu menjelaskan tentang tujuan dan manfaat penelitian ini kepada responden, sehingga responden tidak merasa dirugikan apabilaterkait dalam penelitian ini.

3.8.1.

Informed Consent Informed Consent diberikan sebelum penelitian. Informed Consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian Informed Consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka pepneliti harus menghormati keputusan tersebut.

3.8.2.

Anomimity ( Tanpa nama ) Memberikan kerahasiaan identitas, peneliti tidak mencantumkan nama pada lembar observasi (daftar cek). Tetapi hanya memberikan nomor kode tertentu pada masing-masing lembar.

3.8.3.

Confidentiality ( Kerahasiaan ) Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dimana hanya kelompok data tertentu digunakan untuk penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. ( 2002 ). Prosedur penelitian. Jakarta; PT. rineka Cipta. Cipto. ( 2009 ). Kencing Manis ( Diabetes Mellitus. http//praktekku. Tanggal 28 November, jam 09.10 FKUI. (2002). Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Jakarta ; Media Aesculapius. Hidayat, A Aziz Alimul (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Ed. 2. Jakarta ; EGC Mistra. (2009). Jurus Melawan Diabetes Mellitus. Jakarta ; Puspa Swara Notoatmojo, Soekidjo. (2003). Metodelogi Penelitian Kegiatan. Jakarta ; Rineka Cipta Nursalam. (2003). Prosedur dan DokumentasiKeperawatan. Jakarta; Selemba Medika Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Jakarta ; Selemba Medika Prince & Wilson (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed. 6. Jakarta : EGC Sabella, Rifdah. (2009). 101 Herbal, Buah, dan Sayuran Untuk Terapi Diabetes Mellitus. Klaten : Abatasa Sehat Sidartawawan, Soegondo. (1999). Peran Edukator Diabetes dalam Perawatan Mandiri, Dalam buku; Suarabaya Diabetes Update-VI 1999 Smeltzer & Bare (2001). Keperawatan Medikel Bedah, Ed, 8. Jakarta ; EGD

Lampiran I

LEMBAR OBSERVASI
Penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus yang melakukan Latihan fisik (Senam) di wilayah Kerja Puskesmas Purworejo

Identitas Responden

Nama Tempat , Tanggal lahir Umur Jenis Kelamin Tanggal Test

: : : : :

Parameter observasi dilakukan sebelum dan sesudah latihan fisik (senam) No Pre Kriteria Post Kriteria

LEMBAR WAWANCARA

A. Identitas Responden 1. Nama 2. Umur 3. Jenis Kelamin 4. Pendidikan 5. Pekerjaan : : : : :

B. Pertanyaan 1. Bagaimanakah awalnya sehingga anda menderita Diabetes Mellitus ? 2. Apakah ada riwayat keluarga anda yang menderita Diabetes Mellitus ? 3. Bagaimanakah pola makan anda sehari-hari ? 4. Bagaimanakah pola minum anda sehari-hari ? 5. Berapa kali sehari anda kencing ? 6. Kegiatan apa saja yang anda lakukan sehari-hari ? 7. Apakah anda suka jajan-jajan pagi 8. Apakah anda memakai obat-obatan untuk membantu menurunkan kadar gula anda ? 9. Apakah anda mengetahui jenis makanan yang baik dikonsumsi untuk penderita DM ?

Anda mungkin juga menyukai