Anda di halaman 1dari 9

TEKNIK PELAKSANAAN RUKYATUL HILAL Oleh : Drs.Chairul Zen S.

,al-Falaky
(Tenaga Ahli Hisab & Rukyat / Staf K emitraan Umat Islam Bidang URAIS) K antor Wilayah K ementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN Rukyatul Hilal at au sering diucapkan dengan Rukyat at au "Rukyah" saja adalah suat u kegiat an at au usaha melihat hilal at au bulan sabit di langit (ufuk) sebelah barat sesaat set elah mat ahari t erbenam menjelang awal bulan baru, khususnya menjelang bulan Ramadlan, Syawal, dan Dzul Hijjah guna bahan penent uan kapan bulan baru it u dimulai. Hanya saja, ket ika mat ahari t erbenam at au sesaat set elah it u langit sebelah barat berwarna kuning kemerah-merahan, sehingga ant ara cahaya hilal yang put ih kekuning-kuningan dengan warna langit yang melat arbelakanginya t idak begit u kont ras. Oleh sebab it u, bagi mat a yang kurang t erlat ih melakukan rukyat t ent unya akan menemui kesulit an menent ukan hilal yang dimaksudkan. Apalagi apabila di ufuk barat t erdapat awan t ipis at au awan t ebal t idak merat a at au bahkan orang yang melakukan rukyah t idak menget ahui pada posisi mana dimungkinkan hilal akan t ampak, t ent unya akan lebih mengalami kesulit an. At as dasar it ulah, agar maksud dan t ujuan pelaksanaan rukyat ul hilal dapat t ercapai secara opt imal, kiranya diperlukan persiapan-persiapan yang mat ang, baik mengenai ment al psikologis para perukyah, penyediaan dat a hilal (hasil hisab), sert a peralat an dan perlengkapan yang memadai. II. PERSIAPAN A. Membent uk Tim Pelaksana Rukyat . Tim rukyat ini hendaknya t erdiri dari unsur-unsur t erkait . Mi-salnya Pengadilan Agama, Depart emen Agama, Organisasi Masyarakat , Ahli hisab, Orang yang memiliki ket rampilan rukyah, dll. at au dapat juga sebuah Tim rukyat dari suat u organisasi masyarakat dengan koordinasi unsur-unsur t erkait t ersebut . Lebih lanjut , Tim rukyat ini hendaknya t erlebih dahulu : 1. Menent ukan t empat at au lokasi unt uk pelaksanaan rukyat dengan memilih t empat yang bebas pandangan mat a ke ufuk barat . 2. Merencanakan t eknis pelaksanaan rukyat dan pembagian t ugas t im. 3. Mempersiapkan segala sesuat unya yang dianggap perlu.

B. Penyediaan Dat a Hilal dan Pet a Rukyat . Dat a hilal dan Pet a rukyat ini dipersiapkan oleh ahli hisab ybs. yait u dengan melakukan perhit ungan (hisab awal bulan) unt uk t empat pelaksanaan rukyat yang t elah dit ent ukan oleh Tim t sb. Dat a Hilal yang diperlukan adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Wakt u mat ahari t erbenam. Arah mat ahari t erbenam (AM). Arah hilal ket ika mat ahari t erbenam (AH). Tinggi Hilal (H) Lama Hilal

Dengan dat a hilal yang ada, lebih lanjut dapat dibuat pet a rukyat , yakni lukisan yang menggambarkan posisi hilal dan mat ahari pada saat mat ahari t erbenam dilihat dari t empat rukyat yang t elah direncanakan. Unt uk membuat pet a rukyat , dat a t sb diolah dengan rumus-rumus sbb. :

1. Arah Matahari = tan AM x PB 2. Arah Hilal = tan AH x PB 3. Tinggi hilal = (PB : cos AH) x tan H

Adapun cara dan langkah membuat pet a rukyat adalah sbb. : 1. Buat lah garis lurus dari at as ke bawah (misalnya 10 cm). Pada t it ik ujung bawah diberi t anda P, sedangkan di t it ik ujung at as diberi t anda B, sehingga t erbuat garis lurus PB. Garis PB ini menggambarkan suat u garis lurus Timur Barat . 2. Di ujung at as (t it ik B), dibuat garis melint ang ke kiri dan ke kanan (at au sesuai arah mat ahari dan at au hilal) t egak lurus pada garis PB. Kemudian di ujung garis ini sebelah kiri diberi t anda S, sedangkan di ujung sebelah kanan diberi t anda U, sehingga t erbuat garis lurus SU yang melewat i t it ik B. 3. Ukurlah t it ik arah mat ahari pada garis SU dari t it ik B sepanjang hasil hit ungan rumus 1 yakni Arah Mat ahari = t an AM x PB. Bila arah mat ahari posit if maka diukur dari t it ik B ke kanan. Bila arah mat ahari negat if maka diukur dari t it ik B ke kiri. Kemudian buat lah gambar mat ahari t epat di bawah t it ik ini. 4. Ukurlah t it ik arah hilal pada garis SU dari t it ik B sepanjang hasil hit ungan rumus 2, yakni Arah Hilal = t an AH x PB. Bila arah hilal posit if maka diukur dari t it ik B ke kanan. Bila arah hilal negat if maka diukur dari t it ik B ke kiri. Di ujung pengukuran ini diberi t it ik H, sehingga t erbuat garis BH.

Kemudian dari t it ik ini buat lah garis put us-put us lurus ke at as sejajar dengan garis PB. 5. Ukurlah t it ik t inggi hilal pada garis put us-put us (no.4) dari garis SU sepanjang hasil hit ungan rumus 3, yakni Tinggi hilal = (PB : cos AH) x tan H. Kemudian buat lah gambar hilal, yakni t anduk hilal bagian bawah t epat pada t it ik ini. Sebagai Contoh : Penentuan kapan jatuhnya tanggal 1 Ramadhan 1429 H. di Indonesia.! Unt uk lokasi markaz observasi hilal : Kant or Gubsu Lt . IX Medan(Sumat era Ut ara) pada hari Ahad Legi t anggal 31 Agust us 2008 M. (Kondisi Ijt ima Awal Ramadhan 1429 H.) Dat a Observasi Rukyat ul Hilal di lokasi markaz Kant or Gubsu Lt . IX adalah sebagai berikut : Lint ang Markaz Bujur Markaz Temperat ur = 03 o 34 48,3 (Ut ara) = 98 o 40 17,8 (Timur) = 30 o derjat Celcius 18j 31m 20.00d WIB

Ket inggian Tempat = 60 met er di at as permukaan laut Mat ahari t erbenam = Arah Mat ahari Tinggi Hilal Arah Hilal Lama Hilal = = = =

08 29' 08.00" (ut ara t it ik barat ) 04 20' 11.00" (di at as ufuk mar'i) 02 42' 16.00" (ut ara t it ik barat ) at au -05 46' 52.00" (selat an Mat ahari) 00j 17m 20.73d

Keberadaan Hilal sudah wujud dan imkan rukyat berada di at as garis ufuk mari. Bedasarkan dat a hisab observasi rukyat ul hilal t ersebut di at as, maka t anggal 1 Ramadhan 1429 H. jat uh pada t anggal 1 Sept ember 2008 M. Sebagai gambaran pelaksanaan rukyat ul hilal awal Ramadhan 1429 H. di markaz Kant or Gubsu Lt . IX Medan Sumat era Ut ara perhat ikan illust rasi berikut di bawah ini :

Misalnya PB = 10 cm. 1. Arah mat ahari 08 29' 08.00" at au AM = t an 08 o 29' 08.00" = 1.492cm

Ut ara

x 10 cm

2. Arah hilal 02 42' 16.00" at au AH = t an 02 42' 16.00" x 10 cm = 0.472cm 3. Tinggi hilal 04 20' 11.00" at au H = 10 : cos 02 42' 16.00" x t an 04 20' 11.00" = 0.759 cm

C. Penyediaan Peralat an dan Perlengkapan Rukyah, yakni : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Theodolit e (kalau ada) Gawang lokasi (kalau ada) Kompas (penunjuk arah) Arloji / penunjuk wakt u St opwat ch (kalau ada) Benang / t ali Met eran Penyiku 9. 10. 11. 12. 13. 14 15. Lot ( bandul ) Blanko Daft ar Perukyat Blanko Berit a Acara Sarana komunikasi* Sarana t ransport asi* Konsumsi* Lain-lain *bila diperlukan

III. PELAKSANAAN Set elah Tim Rukyat t iba di lokasi yang t elah dit ent ukan sekit ar sat u jam sebelum mat ahari t erbenam, kemudian yang segera dilakukan adalah melokalisir arah hilal dengan Gawang lokasi at au dapat pula dengan Theodolit (misalnya). A. RUKYAT DENGAN GAWANG LOKASI Apabila rukyah menggunakan Gawang Lokasi, maka hal-hal yang sebaiknya segera dilakukan adalah sbb. : 1. Menent ukan arah Barat dan Timur. Misalnya dengan kompas, yakni kompas dilet akkan di t empat yang dat ar sert a bebas dari pengaruh magnit . Kemudian benang at au t ali dit arik ke arah barat dan t imur melint asi t epat t it ik pusat kompas. Periksalah benang at au t ali it u t epat menunjukkan arah Barat dan Timur, yakni bila jarum kompas yang ut ara t epat pada 0 maka arah t it ik t imur adalah 90 dan t it ik barat adalah 270 . Lebih lanjut dikoreksi dengan variasi kompas (unt uk daerah Medan: 0 15, art inya arah ut ara kompas berada di sebelah t imur t it ik ut ara sejat i), sehingga benang at au t ali t sb harus digerakkan melingkar ke arah ant i jarum jam sebesar 0 15. Dengan demikian, benang ini menggambarkan adanya garis lurus yang mengarah ke t it ik barat dan t it ik t imur sejat i. 2. Menent ukan sebuah t it ik di bagian t imur benang at au garis t sb (no.1), misalnya dengan t it ik P. 3. Dari t it ik P (no.2) diukur ke barat sepanjang ... met er (misalnya 3 met er). Kemudian diberi t it ik B, sehingga t erbuat garis PB. 4. Pada t it ik B (no.3) ini dibuat garis ke ut ara dan at au ke selat an t egak lurus pada garis PB, sesuai arah hilal (Posit if = dari t it ik B ke Ut ara. Negat if = dari t it ik B ke Selat an). 5. Pada garis (no.4) ini, kemudian dari t it ik B diukur sepanjang harga arah hilal dengan rumus 2, yakni Arah Hilal = t an AH x PB ( Ingat : langkah no.4, garis PB berapa met er). Kemudian di ujungnya diberi t it ik H , sehingga t erbuat lah garis BH 7. Di t it ik H inilah dilet akkan t iang Gawang Lokasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan t iang lobang pengincar dilet akkan di t it ik P. 8. Usahakan Gawang Lokasi maupun t iang lobang pengincar bet ul-bet ul t egak, jangan sampai miring Gunakan lot at au bandul ! ). 9. Lobang pengincar diset el (naik/t urun) sesuai ket inggian mat a orang yang akan melakukan pengincaran. 10. Gawang lokasi diset el (naik/t urun) pula hingga ant ara lobang pe-ngincar, sisi bawah Gawang Lokasi, dan ufuk barat t epat pada sat u garis lurus. 11. Sisi At as Gawang Lokasi (SAG) diset el (naik/t urun) set inggi harga Tinggi hilal at au dengan rumus 3 :

Tinggi hilal = (PB : cos AH) x t an H

Utara
Hi l al uf uk

B H Selatan P

Gambaran rukyah dengan Gawang Lokasi

Dengan demikian, posisi hilal sesaat set elah mat ahari t erbenam sudah t erlokalisir, yait u bila dilihat dari lobang pengincar maka hilal it u berada di dalam gawang lokasi. 13. Menunggu saat mat ahari t erbenam sambil mengamat i ket ebalan awan di sekit ar posisi hilal. Di samping it u, kesempat an ini digu-nakan pula unt uk mengisi daft ar perukyah, dll. 14. Set elah saat mat ahari t erbenam t iba, seluruh pandangan dan perhat ian diarahkan pada posisi hilal yang sudah dilokalisir t adi. Sert a salah seorang Tim rukyat berusaha melihat hilal lewat lobang pengincar sambil memberikan informasi kepada pencat at yang berada di sebelahnya, agar dit ulis dalam berit a acara yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Usaha melihat hilal ini t erus dilakukan sampai diperhit ungkan hilal it u t erbenam. 15. Apabila berhasil dapat melihat hilal, dianjurkan t erus berdoa sebagaimana hadis Nabi saw.

( )
16. Set elah rukyat selesai, Tim harus mengambil kesimpulan hasil rukyat yang baru saja dilakukan, yakni t ent ang t ampak at au t idak t ampaknya hilal, sebagai bahan laporan kepada pihak yang berwenang. 17. Melaporkan hasil rukyah kepada : Kement erian Agama RI (Telp. (021) 3811642 3811654 3800200. Fax. (021) 3800174) Sekret ariat BHR-SU pada Kanwil Kemenag Prov. Sumat era Ut ara, jalan Gat ot Subrot o no. 261 Medan (20127) Telp. (061) 8451724- 8451033, Fax. (061) 8468005. Kont ak Person : Drs. Chairul Zen S.,al-Falaky (Tenaga Ahli Hisab dan Rukyat /St af Kemit raan pada URAIS Kanwil Kement erian Agama Provinsi Sumat era Ut ara. (HP : 081376665393).

B. RUKYAT DENGAN THEODOLITE Apabila rukyat menggunakan t heodolit e, maka hal-hal yang dilakukan adalah sbb. : 1. Siapkan dan dat a hilal menurut hisab, mengenai : Wakt u Mat ahari Terbenam Arah hilal. Tinggi hilal. Lama hilal 2. Siapkan Theodolit e, kemudian lakukan : a. Mengukur Azimut h (Arah) Hilal. 1. Pasang t heodolit e pada t iang penyangganya. 2. St el t heodolit e (dengan 3 skrup di bagian bawah) hingga benar-benar dat ar ==> (perhat ikan wat erpass yang ada) 3. Arahkan t eleskup pada ufuk barat , kemudian st el diafragmanya hingga ufuk barat t erlihat paling cerah. 4. Pasang kompas di puncak t heodolit e at au di t empat yang sudah t ersedia. 5. Arahkan sasaran t heodolit e ke t it ik barat , dengan mengint ai pada lobang kompas (angka kompas menunjukkan 270 ) perhatikan variasi magnit (unt uk daerah Medan sebesar 0 15= ut ara Magnit di t imur ut ara sejat i) 6. Kunci Theodolit e (dengan horizont al clamp dikencangkan), agar t idak bergerak secara horizont al. 7. Hidupkan t heodolit e dengan memindah t ombol power ke posisi on. 8. Tunggu sejenak hingga display (kaca penyaji) menampilkan : VA = berapa saja HA = 00 00 00 VA = Vert ical Angle (unt uk ket inggian) HA = Horizont al Angle (unt uk azimut h) 9. Perhat ikan Arah hilal menurut hisab. Apakah posisi hilal di sebelah ut ara t it ik barat at aukah di selat annya. Apabila posisi hilal di ut ara t it ik barat , maka t ekan L/R hingga t ampil R; Apabila hilal di sebelah selat an t it ik barat maka t ampilkan L 10. Bukalah kunci horizont al t adi (kendurkan skrup horizont al clamp)

11. Arahkan sasaran t heodolit e sebesar arah hilal. (sasaran t heo -dolit e ke arah hilal ini dapat dipant au pada display), kemudian kuncilah kembali dengan horizont al clamp. 12. Apabila angka pada display kurang t epat , maka gerak horizont al t heodolit e dapat diperhalus dengan memut ar-mut ar skrup penyet el horizont al (Horizontal tangent Clamp) B. Mengukur Irt ifa (Tinggi) Hilal 1. Arahkan sasaran t eleskup t epat pada horizon (ufuk mari). Kemudian periksalah angka pada display ( VA = ......... ? ), Cat at lah angka it u dan gunakan unt uk mengoreksi irt ifa hilal hasil. 2. Gerakkan arah t eleskup ke at as at au bawah, hingga display (VA) menunjukkan angka t inggi (irt ifa) hilal set elah dilakukan koreksian t adi. 3. Kemudian kuncilah dengan pengunci vert ikal (vert ical clamp). Apabila angka pada display kurang t epat , maka t eleskup dapat digerakkan secara halus dengan Vertical Tangent Clamp . Dengan demikian, posisi hilal ket ika mat ahari t erbenam sudah t erbidik oleh t heodolit e, yait u bila dilihat dari lobang pengincar maka hilal berada di t it ik fokus lensa t heodolit e. Selanjut nya, perhat ikan hal-hal berikut ini : 1. Pengamat an at au pengint aian hilal dilakukan mulai t erbenam mat ahari hingga diperhit ungkan hilal t erbenam. (kalau perlu, gerakkan t heodolit e ke arah perjalanan hilal). 2. Segala sesuat u yang berhubungan dengan rukyat hilal, hendaknya dicat at , misalnya t ent ang keadaan ufuk, ket ebalan awan, wakt u t ampak hilal, siapa saja yang melihat hilal, dsb. 4. Set elah rukyah selesai, Tim harus mengambil kesimpulan hasil rukyah yang baru saja dilakukan, yakni t ent ang t ampak at au t idak t ampaknya hilal, sebagai bahan laporan kepada pihak yang berwenang. 5. Set elah rukyah selesai, ambillah kesimpulan t ent ang penampakan hilal. 6. Laporkan sesegera mungkin hasil rukyah kepada yang berwenang.

IV. LAPORAN Hasil pelaksanaan rukyah, baik berhasil melihat hilal at au pun t idak berhasil, hendaknya sesegera mungkin dilaporkan kepada pihak yang berwenang. Laporan ini sangat berguna sebagai bahan sidang isbat yang biasanya dipimpin oleh Ment eri Agama RI dihadiri oleh berbagai ut usan Ormas-Ormas Islam, prakt isi, ast ronom, dan para Ulama.

======= o0o ======

Anda mungkin juga menyukai