Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CEREBRO VASCULAR ACCIDENT (CVA)

OLEH : DIII KEPERAWATAN MALANG (POLTEKKES KEMENKES MALANG) PROGSUS MALANG (POLTEKKES KEMENKES MALANG) SI KEPERAWATAN (UNIVERSITAS KEDIRI)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN NOVEMBER 2012

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Sasaran Tempat Hari / Tanggal Waktu

: : : : :

CVA Keluarga dan pasien RUANG 24B RSSA Malang

A.

Tujuan Intruksional Umum : Pada akhir proses penyuluhan pasien dan keluarga dapat mengenal dan memahami penyakit STROKE / CVA.

B.

Tujuan Intruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan keluarga dapat 1. 2. 3. Menjelaskan pengertiam STROKE / CVA. Menyebutkan penyebab STROKE / CVA. Menyebutkan tanda-tanda dan gejala STROKE / CVA.

C.

Sasaran Keluarga dan pasien

D.

Materi Terlampir 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pengertian STROKE / CVA Penyebab Gejala + Tanda Komplikasi Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan Pencegahan

E.

Metode 1. Ceramah

2. F.

Tanya Jawab

Media 1. Leaflet

G.

Kegiatan Penyuluhan

No.

Waktu

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Audience

5 Menit

Pembukaan : 1. Salam pembuka 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 4. Menyebutkan materi yang akan diberikan

1. Menjawab salam 2. Memperhatikan 3. Memperhatikan 4. Memperhatikan

15 Menit

Pelaksanaan : 1. Menjelaskan pengertian Stroke 2. Menyebutkan penyebab Stroke 3. Menyebutkan tanda + gejala Stroke 4. Menjelaskan penatalaksanaan Atau pengobatan Stroke

1. Memperhatikan 2. Memperhatikan 3. Memperhatikan 4. Memperhatikan

10 Menit

Evaluasi : 1. Memberikan kesempatan audience untuk bertanya 2. Meminta audience menjelaskan tentang materi Stroke

1. Bertanya dan mende ngarkan jawaban 2. Menjelaskan tentang Materi

5 Menit

Terminasi : 1. Mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan 2. Mengucapkan salam penutup

1. Memperhatikan 2. Membalas salam

H.

Pengorganisasian Kelompok Moderator Penyaji Observer Fasilitator : : : :

I.

Deskripsi tugas : Moderator memimpin jalannya acara membuka pertemuan mengatur setting tempat menutup kegiatan penyuluhan

Penyaji menjelaskan materi menggantikan posisi lmoderator bila diperlukan

Observer mengobservasi jalannya acara memberi penilaian memberi saran dan kritik setelah acara selesai mengevaluasi dan umpan balik kepada penyaji dan moderator Fasilitator sebagai pemandu jalannya acara sebagai tempat bertanya penyaji dan moderaror tentang kegiatan yang akan dilakukan. Memberi petunjuk dalam acara supaya berlangsung baik.

J. 1.

EVALUASI Evaluasi Struktur 1. 2. 3. Kesiapan Materi Kesiapan SAP Kesiapan media : chart dan leaflet

2.

Evaluasi Proses 1. 2. Tiap fase dilalui sesuai waktu yang direncanakan Mendapat respon dari audien berupa beberapa pertanyaan diajukan

tentang hal-hal yang belum diketahui 3. Suasana penyuluh berjalan tertib

3.

Evaluasi Hasil 1. 2. 3. Menjelaskan pengertian STROKE Menjelaskan penyebab dan gejala STROKE Menjelaskan penanganan STROKE

LAMPIRAN MATERI

1.

PENGERTIAN CVA disebut juga stroke adalah suatu gangguan neurologis akut, yang

disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah ke otak dimana secara mendadak (dalam beberapa detik), atau secara tepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu. (Prof. Dr. dr. B. Chandar, hal 181) Stroke merupakan cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak, (Elisabeth, J, Corian, hak 181) CVA merupakan gangguan sirkulasi cerebral dan sebagai salah satu manifestasi neurologi yang umum dan timbul secara mendadak sebagai akibat adanya gangguan suplay dalam ke otak (Depkes RI 1996, hal 149) CVA pada dasarnya dibagi 2 kelompok besar Stroke Iskemik Secara patogenesis dibagi menjadi 1) Stroke trombolik Yaitu stroke yang disebabkan karena tombosis di arteri karotis interna secara langsung masuk ke arteri serebri media.Stroke jenis ini sering dijumpai pada kelompok usia 60 - 90 tahun. Serangan gejala CVA sekunder dari trombosis sering datang pada waktu tidur atau waktu mulai bangun 2) Stroke embolik Yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena emboli yang pada umumnya berasal dari jantung. Emboli biasanya mengenai pembuluhpembuluh kecil dan sering dijumpai pada titik bifurkasi dimana pembuluh darah menyempit. Stroke iskemik secara lazim dibagi menjadi : 1) TIA (Transient Iskhemik Attach) Gangguan neurologik yang timbul secara tiba-tiba dan menghilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam (tidak melebihi 24 jam). Disfungsi

neurologi bisa sangat parah disertai tidak sadar sama sekali dan hilang fungsi sensorik serta fungsi motorik. 2) RIND (Reversible Iskhemic Neurologic Deficit) Gejala neurologik menghilang dalam waktu lebih 24 jam 3) Progressive Stroke Gejala neurologik bertambah lama bertambah berat 4) Completed Stroke Gejala neurologik dari permulaan sudah maksimal (stabil)

Stroke hemoragik, dibagi menjadi 1) 2) Perdarahan Intraserebral yaitu perdarahan di dalam jaringan otak Perdarahan subaraknoid Yaitu pendapatan di ruang subaraknoid yang disebabkan oleh karena pecahnya suatu aneurisma atau arterio - venosus mallformation (AUM)

2.

PENYEBAB Thrombosis Otak Thrombosis merupakan penyebab yang paling umum ari CVA dan yang paling sering menyebabkan thrombosis otak adalah atherosklerosis. Penyakit tambahan yang paling sering kali dijumpai pada trombosis hipotensi da tipe lain-lain cidera vaskuler seperti arteritis. Emboli Serebral Merupakan penyumbatan pembuluh darah otak, oleh bekuan darah atau lemak, udara pada umumnya emboli berasal dari trombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem nyeri serebral. Emboli serebral pada umumnya berlangsung cepat dan gejala yang timbul kurang dari 10 - 30 detik. Perdarahan Intraserebral Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak, hal ini terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi. Keadaan ini pada umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun sehingga akibat pecahnya pembuluh darah arteri otak.

Ruptura Aneurisma Sekuler (Gerry) Merupakan lepuhan yang lemah dan berdinding tipis yang menonjol pada tempat yang lemah.

3. GEJALA DAN TANDA Stroke menyebabkan berbagai deficit neurologik, gejala muncul akibat daerah otak tertentu tidak berfungsi akibat terganggunya aliran darah ke tempat tersebut, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori). Gejala tersebut antara lain : a. b. Umumnya terjadi mendadak, ada nyeri kepala Parasthesia, paresis, Plegia sebagian badan Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan control volunter terhadap gerakan motorik. Di awal tahapan stroke, gambaran klinis yang muncul biasanya adalah paralysis dan hilang atau menurunnya refleks tendon dalam c. d. Dysphagia Kehilangan komunikasi Fungsi otak lain yang di pengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut; disartria (kesulitan berbicara), disfasia atau afasia (gangguan berbicara karena gangguan pada otak), apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya). e. Gangguan persepsi Persepsi adalah ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi. Stroke dapat mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam hubungan visual-spasial dan kehilangan sensori. Disfungsi persepsi visual

karena gangguan jaras sensori primer di antara mata dan korteks visual. Gangguan hubungan visual-spasial (mendapatkan hubungan dua atau lebih objek dalam area spasial) sering terlihat pada pasien dengan hemiplegia kiri. Pasien mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan untuk mencocokkan pakaian ke bagian tubuh.Untuk membantu pasien ini, perawat dapat mengambil langkah untuk mengatur lingkungan dan menyingkirkan perabot karena pasien dengan masalah persepsi mudah terdistraksi. Akan bermanfaat dan memberikan pengingat lembut tentang di mana objek ditempatkan. Kehilangan sensori karena stroke dapat berupa kerusakan sentuhan ringan atau mungkin lebih berat, dengan kehilangan propriosepsi (kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh) serta kesulitan dalam menginterpretasikan stimuli visual, taktil dan auditorius f. Perubahan kemampuan kognitif dan efek psikologis Bila kerusakan terjadi pada lobus frontal, mempelajari kapasitas, memori atau fungsi intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini dapat ditunjukan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa dan kurang motivasi yang menyebabkan pasien ini menghadapi masalah frustasi dalam program rehabilitasi mereka. Masalah psikologik lain juga umum terjadi dan dimanifestasikan oleh labilitas emosional, bermusuhan, frustasi, dendam dan kurang kerjasama. g. Disfungsi Kandung Kemih Setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontinensia urinarius sementara karena konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan kontrol motorik dan postural. Kadang-kadang setelah stroke kandung kemih menjadi atonik, dengan kerusakan sensasi dalam respon terhadap pengisian kandung kemih. Kadang-kadang kontrol sfingter urinarius eksternal hilang atau berkurang. Selama periode ini dilakukan kateterisasi interminten dengan teknik steril. Ketika tonus otot meningkat refleks tendon kembali,

tonus kandung kemih meningkat dan spastisitas kandung kemih dapat terjadi. h. Defisit neurologik stroke manifestasi klinisnya adalah sebagai berikut : No 1. Defisit neurologi Defisit lapang penglihatan a) b) Homonimus Hemlanopsia Kehilangan Manifestasi a) Tidak menyadari orang atau objek,

mengabaikan salah satu sisi tubuh, kesulitan

penglihatan menilai jarak b) Kesulitan melihat pada malam hari,

perifer c) Diplopia

tidak menyadari objek atau batas objek. c) Penglihatan ganda

2.

Defisit Motorik a) b) c) d) e) Hemiparesis Hemiplegia Ataksia Disatria Disfagia

a) Kelemahan wajah, lengan, dan kaki pada sisi yang sama. b) Paralisis wajah, lengan, dan kaki pada

sisi yang sama. c) Berjalan tidak mantap, tidak mampu

menyatukan kaki. d) e) Kesulitan dalam membentuk kata Kesulitan dalam menelan.

3. 4.

Defisit sensori : Parastesia Defisit verbal a) b) c) Fasia ekspresif Fasia reseptif Afasia global

Kesemutan a) Tidak mampu membentuk kata yang

dapat dipahami b) Tidak mampu memahami kata yang

dibicarakan, mampu berbicara tapi tidak masuk akal c) Kombinasi afasia reseptif dan

ekspresif 5. Defisit kognitif Kehilangan memori jangka pendek dan panjang, penurunan lapang perhatian, tidak mampu penilaian. 6. Defisit Emosional Kehilangan kontrol diri, labilitas emosional, berkonsentrasi, dan perubahan

depresi, menarik diri, takut, bermusuhan, dan perasaan isolasi.

4. KOMPLIKASI a. Dini (0-48 jan pertama) b. Odema serebri, defisit neorologis memperberat, mengakibatkan peningkatan TIK, herniasi dan akhirnya kematian c. Jangka pendek d. Pnemonia (akibat imobilisasi) infark miokard, emboli paru (cenderung terjadi 7-14 hari paska stroke)

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. CT-Scan : Akan dapat menemukan daerah yang kepadatannya menurun, digunakan untuk membedakan adanya perdarahan infark, iskemia, hematom, odema. b. Angiografi : Gunakan mencari penyumbatan darah dan menentukan penyebab stroke c. d. e. f. g. Position Scanning : Untuk memberikan gambaran metabolisme cerebral Pungsi Lumbal : Menunjukkan adanya tekanan normal EEG : Untuk melihat area yang spesifik dari lesi otak Ultra Sonografi : Mengidentifikasi penyakit arterio vena, arterio sklerosis Sinar - X Tengkorak ; Klasifikasi partial penyakit arterio vena, arterio sklerosis h. Teknik Doppler : Untuk mengetahui arteri sklerosis yang rusak

6. PENATALAKSANAAN Terapi Stroke diantara: a) Lakukan penatalaksanaan jalan napas yang agresif. Pertimbangkan pra-terapi dengan pemberian lidokain 1-2 mg/kg secara intravena jika diintubasi diindikasikan untuk menjaga adanya peningkatan TIK. b) Lakukan hiperventilasi untuk mengurangi PaCo2 sampai 25-30 mmHg.

c) Pertimbangkan pemberian manitol 1-2 mg/kg IV. d) Pertimbangkan deksametason 200-100mg IV : mulai timbulnya efek lebih lambat dari pada tindakan intubasi atau manitol. e) Pemantauan tekanan intrakranial secara noninvasif seperti MRI, CT scan, tomografi emisi positron, single-photon emission computed tomografi, evoked potential, dan oksimetri. f) Dekompresi secara bedah berdasarkan temuan CT scan mungkin diperlukan.

Terapi umum: Untuk merawat keadaan akut perlu diperhatikan faktor faktor kritis sebagai berikut : 1. Menstabilkan tanda tanda vital Mempertahankan saluran nafas (sering melakukan penghisapan yang dalam, trakeotomi, pasang alat bantu pernafasan bila batang otak terkena) Kendalikan tekanan darah sesuai dengan keadaan masing masing individu; termasuk usaha untuk memperbaiki hipotensi maupun hipertensi. 2. Deteksi dan memperbaiki aritmia jantung 3. Merawat kandung kemih. Sedapat mungkin jangan memasang kateter tinggal; cara ini telah diganti dengan kateterisasi keluar masuk setiap 4 sampai 6 jam. 4. Menempatkan posisi penderita dengan baik secepat mungkin : Penderita harus dibalik setiap jam dan latihan gerakan pasif setiap 2 jam Dalam beberapa hari dianjurkan untuk dilakukan gerakan pasif penuh sebanyak 50 kali per hari; tindakan ini perlu untuk mencegah tekanan pada daerah tertentu dan untuk mencegah kontraktur (terutama pada bahu, siku dan mata kaki)

Terapi khusus: Ditujukan untuk stroke pada therapeutic window dengan obat anti agregasi dan neuroprotektan. Obat anti agregasi: golongan pentoxifilin, tielopidin, low heparin, TPA. 1. Pentoxifilin:

Mempunyai 3 cara kerja: Sebagai anti agregasi menghancurkan thrombus Meningkatkan deformalitas eritrosit Memperbaiki sirkulasi intraselebral 2. Neuroprotektan: Piracetam: menstabilkan membrane sel neuron. Contohnya neotropil Cara kerja dengan menaikkan cAMP ATP dan meningkatkan sintesis glikogen

Terapi Medis 1. Neuroproteksi Berfungsi untuk mempertahankan fungsi jaringan. Cara kerja metode ini adalah menurunkan aktifitas metabolisme dan kebutuhan sel-sel neuron. 2. Antikoagulasi Diperlukan antikoagulasi dengan derajat yang lebih tinggi (INR 3,0 4,0) untuk pasien stroke yang memiliki katup prostetik mekanik. Bagi pasien yang bukan merupakan kandidat untuk terapi warvarin (coumadin), maka dapat digunakan aspirin tersendiri atau dalam kombinasi dengan dipiridamol sebagai terapi anti trombotik awal untuk profilaksis stroke. 3. Trombolisis Intravena Satu-satunya obat yang telah disetujui oleh US Food and Drug

Administration(FDA) untuk terapi stroke iskemik akut adalah aktivator plasminogen jaringan (TPA) bentuk rekombinan. Terapi dengan TPA intravena tetap sebagai standar perawatan untuk stroke akut dalam 3 jam pertama setelah awitan gejala. Risiko terbesar menggunakan terapi trombolitik adalah perdarahan intraserebrum. 4. Trombolisis Intraarteri Pemakaian trombolisis intraarteri pada pasien stroke iskemik akut sedang dalam penelitian, walaupun saat ini belum disetujui oleh FDA. Pasien yang beresiko besar mengalami perdarahan akibat terapi ini adalah yang skor National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS)-nya tinggi, memerlukan waktu lebih lama untuk rekanalisasi pembuluh, kadar glukosa darah yang lebih tinggi, dan hitung trombosit yang rendah.

Terapi Perfusi Untuk memulihkan sirkulasi otak pada kasus vasospasme saat pemulihan dari perdarahan subarakhnoid.

Pengendalian Oedema dan Terapi Medis Umum Oedema otak terjadi pada sebagian besar kasus infark kasus serebrum iskemik, terutama pada keterlibatan pada pembuluh besar di daerah arteria serebri media. Terapi konservatif dengan membuat pasien sedikit dehidrasi, dengan natrium serum normal atau sedikit meningkat.

Terapi Bedah Dekompresi bedah adalah suatu intervensi drastis yang masih menjalani uji klinis yang dicadangkan untuk stroke yang paling masif.

7. PENCEGAHAN Untuk mengurangi risiko stroke. 1. Periksa tekanan darah secara rutin. Tingkat tekanan darah adalah faktor paling dominan pada semua jenis stroke. Makin tinggi tekanan darah makin besar risiko terkena stroke. Jika tekanan darah meningkat, segera konsultasikan dengan seorang dokter. Tekanan darah yang harus diwaspadai adalah jika angka tertinggi di atas 135 dan angka terbawah adalah 85. 2. Waspadai gangguan irama jantung (attrial fibrillation) Detak jantung tidak wajar menunjukkan perubahan fungsi yang

mengakibatkan darah terkumpul dan menggumpal di dalam jantung. Detak jantung yang mampu menggerakkan gumpalan darah sehingga masuk pada aliran darah itu mengakibatkan stroke. Gangguan irama jantung dapat dideteksi dengan menilai detak nadi. 3. Berhenti merokok dan anti alcohol Rokok dapat meningkatkan risiko stroke dua kali lipat. Sebagaimana rokok, alkohol dapat meningkatkan risiko stroke dan penyakit lain seperti liver.

4. Periksa kadar kolesterol dalam tubuh Mengetahui tingkat kolesterol dapat meningkatkan kewaspadaan stroke. Kolesterol tinggi mengarah pada risiko stroke. Jika kolesterol tinggi, maka segeralah untuk menurunkannya dengan memilih makanan rendah kolesterol. Agar kolesterol dalam tubuh tidak berlebihan, maka gantilah asupan lemak jenuh dengan asupan asam lemak tak jenuh, seperti: omega 3, 6 dan 9. 5. Kontrol kadar gula darah Diabetes mampu meningkatkan risiko stroke. Jika Anda penderita diabetes, konsultasilah dengan seorang dokter mengenai makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi untuk menurunkan gula darah. 6. Olahraga teratur jalan cepat minimal 30 menit sehari bisa menurunkan risiko stroke. Anda juga bisa melakukan olahraga renang, sepeda, dansa, golf, atau tenis atau senam ringan perlu dan akan membuat jantung lebih kuat dan meningkatkan sirkulasi, Latihan fisik seperti joging, berenang, berjalan, melompat, yoga dan kebun mengurangi risiko, baik stroke dan penyakit jantung. Pilih olahraga yang Anda sukai dan lakukan secara teratur tiga kali seminggu. 7. Konsumsi garam rendah sodium dan diet lemak Kurangi konsumsi garam bersodium tinggi. Sebaliknya konsumsilah buah, sayuran, dan gandum untuk mengurangi risiko stroke. 8. Waspadai gangguan sirkulasi darah Stroke berkaitan dengan jantung, pembuluh arteri dan vena. Tiga bagian ini penting bagi sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk dan jantung ke otak. Ketika terdapat tumpukan lemak yang menghambat aliran, maka risiko stroke meningkat. Masalah ini dapat diobati. Operasi pula mampu mengatasi tumpukan lemak yang menghambat pembuluh arteri.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Wendra. 1999, Petunjuk Praktis Rehabilitasi Penderita Stroke, Bagian Neurologi FKUI /RSCM. Jakarta : UCB Pharma Indonesia.

Doenges,

M.E.,Moorhouse

M.F.,Geissler

A.C.,

2000, Rencana

Asuhan

Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC.

Engram, Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3. Jakarta : EGC

Harsono, 2000, Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Hudak C.M.,Gallo B.M.,1996, Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Edisi VI, Volume II. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai