Toni Alchofino, Adyi Prasetyo, Nurdin Nugraha, Aditya Budi Nugraha, Oding Aminudin
10205013,10205015,10205031,10205035,10205053
Departemen Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email : nugarutok@gmail.com
2007
Abstrak
Terjadinya proses radioaktif di kedalaman lapisan bumi sangat berperan pada produksi atau sumber panas yang
ada di dalam bumi. Terbentuknya magma dengan temperatur lebih dari 2000 °C di dalam bumi juga disebabkan
oleh proses radioaktif. Setiap tahun air hujan serta lelehan salju meresap ke dalam lapisan bumi, dan tertampung
di suatu lapisan batuan yang telah terkena arus panas dan magma. Lapisan batuan itu disebut dengan geothermal
reservoir yang mempunyai kisaran temperatur antara 200° - 300 °C. Siklus air yang setiap tahun berlangsung
menyebabkan lapisan batuan reservoir sebagai tempat penghasil energi panas bumi yang dapat terus menerus
diproduksi dalam jangka waktu yang sangat lama.
Geothermal energy merupakan pengembangan Dan berikut ini adalah turbin yang digunakan pada
energi listrik dari sumber panas bumi, sumur-sumur pembangkit geothermal.
dibor sampai mencapai air panas alami atau uap
panas yang disebut dengan reservoir panas bumi.
Dari sumur ini cairan panas bumi di bawa ke
permukaan, dimana cairan tersebut diubah pada
sebuah pembangkit listrk
Perbandingan Produksi (GWh) per Jenis Nilai temperatur untuk suatu PLTP tidak boleh
Pembangkit di Indonesia Power kurang dari 100oC, hal ini bisa dijelaskan secara
Jenis SM I logis. Jika temperaturnya kurang dari 100oC maka
2003 2004 2005
Pembangkitan 2006 uap akan berubah fasa menjadi air. Untuk nilai
PLTA 2.968 3.258 3.863 1.779 tekanan yang tidak boleh kurang dari 6,2 bar karena
PLTD 66 71 136 59 terkanan tersebut merupakan tekanan minimal yang
diperlukan suatu PLTP untuk mengoperasikan
PLTG 1.608 1.942 1.976 908 turbin. Untuk kualitas uap, uap yang baik untuk
PLTP 2.804 2.988 2.870 1.316 PLTP adalah uap yang mempunyai nilai NCG (Non
PLTU 25.718 24.871 26.457 12.508 Condensable Gas) sekecil mungkin. NCG dapat
menyebabkan adanya kerak di dalam turbin,
sehingga jika nilai NCG-nya besar maka dapat
menghambat kerja turbin yang akhirnya berdampak
negatif terhadap PLTP itu sendiri. Untuk nilai
kedalaman sumur dan kualitas uap terlebih dahulu
dibuat perhitungan ekonomi dengan
memperhitungkan cost untuk pembuatan sumur dan
kualitas uap yang dihasilkan.
IV. Kesimpulan
V. Referensi
Fauzi,Umar & Prihadi.Fisika Untuk
Geologi.Bandung: ITB
http://www.atals.com/newtic/geo_home.htm
http://www.indonesiapower.com
http://www.geodipaenergy.com