Universitas Andalas Program Wajib/ Utama A. LATAR BELAKANG Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat serta menciptakan lingkungan bersih dan sehat merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam proses pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan keterlibatan semua pihak yang terkait dimulai dari aparatur pemerintah daerah, pemerintah nagari terutama sekali dukungan dan peran aktif dari masyarakat, peran serta masyarakat dalam mendukung program kesehatan ini akan membawa pengaruh positif kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh, jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Nagari Simarasok sudah memadai walaupun belum dikatakan cukup, karena sarana dan prasarana yang ada masih terbatas, apalagi Posyandu yang ada kondisinya sangat memprihatinkan, dari jumlah 9 Posyandu , 80 % menumpang diteras rumah penduduk dan belum ada satupun Posyandu yang representatif, sebagaimana yang dapat dilihat dari kegiatan kesehatan sebagai berikut : Puskesri dan Puskesmas Pembantu Puskesri dan Puskesmas Pembantu yang ada di Nagari Simarasok sangat memudahkan masyarakat untuk membutuhkan pelayanan kesehatan, disamping Puskesri terletak di Jorong Kampeh dan ada Puskesmas Pembantu terletak di Jorong Simarasok dan Jorong Sungai Angek. Polindes Di Nagari Simarasok terdapat 2 Polindes yang terletak di Jorong Koto Tuo dan Jorong Sungai Angek polindes tersebut sangat aktif untuk memberikan pelayanan kesehatan namun kondisi sarana dan prasarana sagat terbatas.
Posyandu Selain sarana kesehatan yang ada seperti Puskesri, Pustu, dan Polindes Nagari Simarasok juga memliki Posyandu sebanyak 9 yang tersebar di empat jorong, posyandu yang ada memiliki kader yang aktif sebanyak 25 Pelaksanaan Posyandu yang ada saat ini menggunakan kantor jorong, Poskamling dan teras rumah penduduk. Dan belum mempunyai posyandu yang layak dan mandiri, tingkat partisipasi masyarakat terhadap program kesehatan melalaui posyandu masih rendah, namun sejak adanya PAUD di Jorong Sungai Angek yang terintegrasi dengan POSYANDU dan BKB kegiatan Posyandu yang ada di jorong Sungai Angek sebanyak 4 buah telah dilaksanakan di POS PAUD. Kesehatan Lingkungan Menjaga lingkungan yang bersih dan sehat merupakan salah satu upaya pencegahan dari berbagai gangguan kesehatan atau penyakit khususnya penyakit berbasis masyarakat atau terkait dengan lingkungan yang bersih dan sehat seperti Diare , keracunan, TBC, Infeksi saluran Pernapasan (ISPA) terutama pada balita, demam berdarah (DBD), malaria, rabies dan lain-lain. Tingkat Kesadaran Penduduk akan pentingnya kesehatan lingkungan di Nagari Simarasok belum memenuhi harapan, hal ini terlihat dalam hal pengelolaan sampah, masih banyak kebiasaan masyarakat membuang sampah disembarang tempat atau ke alur banda, begitu juga disekolah-sekolah, dan belum adanya sarana umum seperti bak sampah. Dan khusus di Jorong Sungai karna kepedulian masyarakat akan lingkungan dan kebersihan pihak dinas Kecamatan dan Kabupaten menunjuk Jorong Sungai Angek Sebagai Jorong PHBS. Karena berbagai masalah kesehatan tersebutlah, sebagai tenaga kesehatan masyarakat, maka perlu diadakan penyuluhan kepada siswa/i SD di Nagari Simarasok Jorong .. Kelas .. (menyesuaikan) mengenai Diare dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) salah satunya melalui Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) guna meningkatkan derajat kesehatan khususnya di wilayah Nagari Simarasok ini.
B. TUJUAN Memberikan gambaran akan pentingnya cuci tangan pakai sabun Memberikan pengetahuan tentang cara mencuci tangan pakai sabun yang tepat Memberikan pengetahuan mengenai diare serta penyebabnya Memberi pengalaman kepada murid murid SD di Nagari Simarasok Jorong Kelas (menyesuaikan) agar dapat disiplin dalam melakukan suatu kegiatan
C. MANFAAT Murid-murid SD di Nagari Simarasok Jorong Kelas (menyesuaikan) mengetahui pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun Murid-murid SD di Nagari Simarasok Jorong Kelas (menyesuaikan) mengetahui bagaimana cara mencuci Tangan Pakai Sabun yang benar Murid-murid SD di Nagari Simarasok Jorong Kelas (menyesuaikan) mengetahui apa itu diare serta penyebabnya Murid-murid SD di Nagari Simarasok Jorong Kelas (menyesuaikan) menjadi disiplin terhadap apapun yang akan dilakukan
E. PELAKSANA :
Mahasiswa KKN- PPM UNAND di Nagari Simarasok Jorong (sesuai pembagian Jorong) Ketua : ELSA MARTALENA SARI Anggota : (3 orang, disesuaikan dengan pembagian kelompok per jorong)
a. Materi dan Metode Pelaksanaan 1. Materi a) Cuci Tangan Pakai Sabun Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi. Dengan mencuci tangan, penyebaran kuman-kuman yang ada di tangan dapat dicegah. Kuman-kuman tersebut dapat disebarkan melalui beberapa cara, antara lain : Melalui air atau makanan yang sudah terkontaminasi Melalui droplet atau percikan yang dikeluarkan saat batuk atau bersin Melalui tangan yang kotor yang sudah terkontaminasi Melalui benda-benda lain yang sudah terkontaminasi Melalui cairan tubuh seperti darah milik orang lain yang sakit Jika tangan seseorang terkena kuman yang berasal dari salah satu sumber seperti yang telah disebutkan di atas, maka ia dapat terinfeksi oleh kuman tersebut hanya dengan menyentuhkan tangannya ke mata, hidung atau mulutnya. Infeksi kuman tersebut merupakan tahap awal timbulnya penyakit.
7 langkah mencuci tangan antara lain : 1. Basahi kedua telapak anda dengan air mengalir, lalu croot kan sabun ke telapak usap dan gosok dengan lembut pada kedua telapak tangan. 2. Gosok masing- masing pungung tangan secara bergantian. 3. Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela-sela jari. 4. Gosokan ujung jari (buku-buku)dengan mengatupkan jari tangan kanan terus gosokan ke telapak tangan kiri bergantian. 5. Gosok dan putar ibu jari secara bergantian. 6. Gosokkan ujung kuku pada telapak tangan secara bergantian. 7. Terakhir, menggosok kedua pergelangan tangan dengan cara diputar dengan telapak tangan bergantian. Setelah itu bilas dengan menggunakan air bersih dan mengalir, lalu keringkan degan handuk.
Gambar 2.1. Tujuh Langkah Mencuci Tangan 4 hal yang benar dalam mencuci tangan adalah : a. Gunakan sabun. b. Mencuci tangan di bawah air yang mengalir.
c. Cuci seluruh permukaan tangan, termasuk pergelangan, telapak, punggung tangan, jari-jari, dan di bawah kuku. d. Keringkan tangan dengan handuk dengan cara menepuk-nepukkan handuk atau lap tangan, hindari menggosok agar kulit tidak merekah dan pecah, gunakan handuk sekali pakai jika memungkinkan Berikut 10 kondisi wajib mencuci tangan : 1. Sebelum mempersiapkan dan menyantap makanan 2. Sebelum mengobati luka dan merawat orang sakit 3. Sebelum menggunakan atau melepaskan lensa kontak (contact lenses) 4. Sesudah dari kamar mandi dan kamar kecil 5. Sesudah memasak makanan mentah, seperti daging, ayam, atau ikan. 6. Sesudah mengganti popok 7. Sesudah bersin atau batuk 8. Sesudah bermain atau menyentuh binatang 9. Sesudah mengurus sampah 10. Sesudah merawat orang sakit Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sangat diperlukan. Derasnya air yang mengalir mampu membersihkan kuman. Berbeda dengan mencuci tangan dalam tembala atau kobokan. Praktek mencuci tangan seperti itu tidak dianjurkan karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor justru menjadi tempat berkumpulnya kuman penyakit dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah tersebut. Membersihkan tangan dengan sabun membantu untuk melepaskan lemak, minyak, dan protein di mana zat-zat ini merupakan bagian dari kotoran organik. Cara lain yang dapat dilakukan adalah membersihkan tangan menggunakan cairan antiseptik berisi alkohol atau non alkohol. Namun, cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol tidak efektif membunuh bacteria lain seperti e-coli penyebab diare dan salmonella penyebab demam tipus. Mencuci tangan dengan antiseptik baru dianjurkan apabila keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, seperti dalam ketika dalam
perjalanan. Selain dengan antiseptik, juga dikembangkan mencuci tangan menggunakan tisyu basah. Beberapa tisu basah telah mengandung wewangian beralkohol, antibakteri, dan minyak almond agar kulit tangan tidak kering. Namun, menurut Hendrawan Nadesul, tisu basah tidak baik untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan. 2) Penyuluhan Penanggulangan Diare Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai Negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare. Setiap anak mengalami episode serangan diare rata-rata 3,3 kali setiap tahun. Lebih kurang 80% kematian terjadi pada anak berusia kurang dari dua tahun. Penyebab utama kematian akibat diare adalah dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja. Penyebab kematian lainnya adalah disentri, kurang gizi, dan infeksi. Golongan umur yang paling menderita akibat diare adalah anak-anak karena daya tahan tubuhnya yang masih lemah. Data survey kesehatan rumah tangga (SKRT) menunjukkan angka kematian diare pada anak balita adalah 6,6 per tahun pada tahun 1980, kemudian 3,7 (tahun 1985), 2,1 (tahun 1992), dan 1,0 (tahun 1995). Diare merupakan penyebab kurang gizi yang penting terutama pada anak. Diare menyebabkan anoreksia (kurangnya nafsu makan) sehingga mengurangi asupan gizi dan mengurangi daya serap usus terhadap sari makanan. Dalam keadaan infeksi, kebutuhan sari makanan pada anak yang mengalami diare akan meningkat sehingga setiap serangan diare akan menyebabkan kekurangan gizi. Jika hal ini berlangsung terus-menerus akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan anak. Diare dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : 1. Keadaan lingkungan, 2. Perilaku masyarakat, 3. Pelayanan masyarakat,
4. Gizi, 5. Kependudukan, 6. Pendidikan, 7. Keadaan sosial ekonomi Penyebab Diare Penyebab penyakit diare ditinjau dari etiologi faktor infeksi adalah : 1. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. 2. Infeksi bakteri : Vibrio coma, Ecserchia coli, Salmonella, Shigella, Compilobacter, Yersenia dan Acromonas. 3. Infeksi virus : Entero virus (Virus echo, Coxechasi dan Poliomyelitis), Adeno virus, Rota virus dan Astrovirus. 4. Infeksi parasit : Cacing, protozoa dan jamur. 5. Infeksi parental, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alatpencernaan, sepertiOtitis Media Akut, Tonsilopharingitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak dibawah 2 tahun. Penyebab penyakit diare ditinjau dari etiologi faktor bukan infeksi adalah : 1. Alergi makanan : susu dan protein. 2. Gangguan metabolik atau malabsorbsi. 3. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan. 4. Obat-obatan seperti antibiotik. 5. Penyakit usus seperti Colitis ulserative, crohn disease dan enterocolitis. 6. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. 7. Obstruksi usus. Namun, secara umum penyebab penyakit diare dapat disebutkan pada hal-hal berikut : 1. Infeksi dari berbagai bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun air minum;
2. Infeksi berbagai macam virus; 3. Alergi makanan, khususnya susu atau laktosa (makanan yang mengandung susu); 4. Parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang kotor. Penularan Diare Penyakit diare dapat ditularkan melalui : 1. Botol susu yang tidak bersih 2. Penggunaan sumber air yang tercemar 3. Buang air besar disembarang tempat 4. Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor. Pencegahan Diare Adapun cara mencegah paling mudah untuk diare adalah mencuci tangan dengan sabun. Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun, jika diterapkan secara luas, akan menyelamatkan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia, khususnya balita Tak kalah penting adalah pemberian ASI minimal 6 bulan. Sebab, di dalam ASI terdapat antirotavirus yaitu imunoglobulin. Makanya, anak-anak yang minum ASI eksklusif jarang menderita diare. Selain ASI, imunisasi campak ternyata bisa mencegah diare. Secara garis besar, pencegahan diare dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut : 1. Diare mudah dicegah antara lain dengan cara: 1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting: 1) sebelum makan, 2) setelah buang air besar, 3) sebelum memegang bayi, 4) setelah menceboki anak dan 5) sebelum menyiapkan makanan; 2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi; 3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain);
4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik. .(6) Penanggulangan Diare Terdapat 5 dasar-dasar penatalaksanaan diare pada anak atau yang dikenal dengan 5D : 1. Dehidrasi. 2. Diagnosis. 3. Diet. 4. Defisiensi disakarida 5. Drugs Menurut Ashwill dan Droske (1977) ada beberapa tahapan dehidrasi akibat diare : 1. Dehidrasi ringan : dimana berat badan menurun 3 5 % dengan volume cairan yang hilang kurang dari 50 ml/kgBB. 2. Dehidrasi sedang : dimana berat badan menurun 6 9 % dengan volume cairan yang hilang kurang dari 50 90 ml/kgBB. 3. Dehidrasi berat : dimana berat badan menurun lebih dari 10 % dengan volume cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kgBB. Pada dehidrasi ringan diberikan : 1. Oralit + cairan 2. ASI/susu yang sesuai 3. Antibiotika (hanya kalau perlu saja) Pada dehidrasi sedang, penderita tidak perlu dirawat dan diberikan : 1. Seperti pengobatan dehidrasi ringan 2. Bila tidak minum ASI : 1.Kurang dari 1 tahun LLM dengan takaran 1/3, 2/3 penuh ditambah oralit.
3. Untuk umur 1 tahun lebih , BB 7 kg lebih : teh, biskuit, bubur dan seterusnya selain oralit. Formula susu dihentikan dan baru dimulai lagi secara realimentasi setalh makan nasi. Pada dehidrasi berat, penderita harus dirawat di RS. Pengobatan diare lebih mengutamakan pemberian cairan, kalori dan elektrolit yang bisa berupa larutan oralit (garam diare) guna mencegah terjadinya dehidrasi berat, sedangkan antibiotika atau obat lain hanya diberikan bila ada indikasi yang jelas. Spasmolitika dan obstipansia pada diare tidak diberikan karena tidak bermanfaat bahkan dapat memberatkan penyakit. Secara umum dan sederhana, penyembuhan dehidrasi oleh diare dapat dilakukan dengan : 1. Minum dan makan secara normal untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. 2. Untuk bayi dan balita, teruskan minum ASI (Air Susu Ibu) 3. Garam Oralit. Garam ORALIT untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh sebagai akibat diare. Minumkanlah cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau. 1 bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200 cc). Adapun tata cara membuat oralit antara lain : Ambillah 1 gelas air masak, kemudian masukkan dua sendok teh peres gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur, diaduk rata. Setelah itu, diberikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum. Bila diare tak terhenti dalam sehari atau penderita lemas sekali bawalah segera ke Puskesmas. . Pada umumnya, ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas Seberang Padang, terutama yang mengikuti layanan Konsultasi tentang Diare Pada Balita mengetahui diare sebagai mencret tetapi tidak memahami penyebab dan penanganan, serta pencegahannya. Ibu-ibu tidak tahu cara memberikan pertolongan pertama pada anak yang menderita diare yang salah satunya adalah membuat larutan gula garam (oralit). Selama ini, pengetahuan ibu-ibu peserta konsultasi dalam membuat oralit adalah dengan menggunakan teh pahit atau air
dicampur garam saja. Setelah dilaksanakan konsultasi ibu-ibu mendapatkan pengetahuan tentang bahaya penyakit diare pada balita, selain itu mengetahui penyebab diare, penanganan dan yang paling penting tentang bagaimana pencegahannya. 2. Metode Pelatihan PHBS Metode yang digunakan dalam pelatihan PHBS adalah : a. Ceramah Materi-materi dalam PHBS diterangkan dan dijelaskan secara lisan kepada kelompok sasaran sehingga memperoleh informasi secara satu arah. Dalam metode ini dibuka sesi tanya-jawab dan sesi uji-materi kepada kelompok sasaran. b. Demonstrasi Materi-materi PHBS ditunjukan dengan memperlihatkan bagaimana cara melakukan suatu tindakan dengan menggunakan alat peraga. Metode demonstrasi digunakan untuk menjelaskan : 1. 7 langkah mencuci tangan 2. 4 hal yang benar dalam mencuci tangan 3. Cara menyikat gigi yang benar 4. Memisahkan sampah organik, non-organik, dan berbahaya c. Praktek Peserta pelatihan mempraktekkan secara langsung : 1. 7 langkah mencuci tangan di tempat mencuci tangan SDN 02 V Koto Kampung Dalam. 2. Cara menyikat gigi yang benar. 3. Memisahkan sampah organik, non-organik, dan berbahaya pada saat goro bersama membersihkan lingkungan sekolah. Penyuluhan di Posyandu Metode penyuluhan a. Ceramah
Materi penyuluhan tentang defenisi, penyebab, penularan, pencegahan, dan penanggulangan penyakit diare diterangkan kepada ibu balita yang menghadiri posyandu. Kelompok sasaran mendapatkan materi secara satu arah. Setelah materi disampaikan dibuka sesi-tanya jawab. Selain itu, ibu-ibu balita dibekali dengan leaflet yang berisi materi yang menjelaskan defenisi, penyebab, pencegahan, dan penanggulangan penyakit diare. b. Konsultasi individu
indahnya Ramadhan dan peningkatan iman dan taqwa dengan mengadakan acara Islami.
2. Menjadi ajang silaturahmi dan memperkuat persatuan antar
umat Muslim. 3. Memberikan persaingan dan perlombaan dalam mencapai ridho Illahi. 4. Membentuk pencapaian umat muslim dalam menjalankan ibadah dalam Bulan Ramadhan 5. Sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah b. Waktu dan Tempat Waktu Tempat : (menyesuaikan) : Mesjid . (menyesuaikan) nagari Simarasok Jorong . c. Peserta Seluruh Remaja Mesjid se- Kabupaten Agam Kecamatan Baso Nagari Simarasok Jorong (menyesuaikan), serta siswa siswi
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menegah Atas (SMA) se-Kecamatan Salimpaung Kabupaten Tanah Datar. d. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan dengan mengadakan lomba yang diadakan secara bergantian di berbagai tingkat acara lomba. e. Hasil dan Pembahasan (menyesuaikan saat di lapangan) f. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Kegiatan perlombaan MTQ dan MSQ sangat bermanfaat bagi remaaj ataupun masyarakat secara luas. Dengan adanya MTQ dan MSQ ini menyumbangan kontribusi dalam menyukseskan program pemerintah yaitu meramaikan mesjid dan surau. Kegiatan perlombaan MTQ dan MSQ ini dapat menimbulkan silaturahmi yang kuat antar masyarakat, dan memotivasi para remaja untuk bias menjadi yang terbaik dalam ridho Allah SWT. 2. Saran Sebaiknya acara perlombaan MTQ dan MSQ ini secara rutin diadakan apallagi sebelum bulan Ramadhan ataupun eventevent lainnya. Karena kegiatan ini berdampak positif dan dapat menemukan dan mengembangkan bakat-bakat dari para remaja masa kini dalam kegiatan yang islamiah.