Anda di halaman 1dari 5

Multinational Cooperation Review: The State and The Multinationals by Robert Gilpin

Globalisasi sebagai sebuah proses telah mendorong terbentuknya Multinational Cooperation, Dimana MNC ini membuat peran negara menjadi tereduksi. MNC dewasa ini hadir sebagai entitas yang memiliki peran sangat penting dalam ekonomi internasional. Bahkan tidak hanya berada dalam rentangan ekonomi internasional saja, MNC juga hadir sebagai salah satu agen utama dalam ekonomi politik internasional. Berbagai dinamika dalam ekonomi politik internasional sebagai bagian dari globalisasi yang mendorong terciptanya kosmos ini. Untuk membahas mengenai entitas MNC ini penulis akan membuat review artikel The State and The Multinationals oleh Robert Gilpin (2001).

Apakah yang dimaksud dengan Multinational Cooperation atau yang pada umumnya kita sebut dengan MNC? Terdapat sejumlah pengertian mengenai MNC, diantaranya adalah A corporation that has its facilities and other assets in at least one country other than its home country (Anonim,n.d) dan Multinational corporations are business entities that operate in more than one country (Anonim,2003). Dari penjelasan tersebut, dapat disebutkan bahwa MNC adalah sebuah entitas dalam bentuk korporasi yang tidak hanya membangun usahanya didalam sebuah negara tetapi juga di negaranegara lainnya. MNC merupakan entitas yang mandiri dan tidak terikat dengan negara tempat dimana ia berasal. Salah satu langkah yang dilakukan oleh MNC ini di negara-negara lain adalah dengan memberikan Foreign Direct Investment (FDI). Perluasan ke negara lain ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut, mergers, takeovers, or intercorporate alliances with firms of other nationalities. (Casseres,1966 dalam Gilpin,2001:278 ). Sebenarnya MNC sudah ada sejak masa kolonialisme, seperti The Dutch East India Company dan The Massachusetts Bay Company, dan contoh MNC saat ini adalah Sony, Samsung, dan IBM.

MNC saat ini hadir sebagai entitas yang sangat penting dalam membantu pengembangan perekonomian terutama di negara-negara berkembang. FDI sebagai salah satu cara MNC untuk memperluas pangsa pasarnya yang sebagian besar diterapkan di negara-negara berkembang ini, memiliki hubungan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, perdagangan dan investasi merupakan dua hal yang saling bersubstitusi satu sama lain. An economist might argue that FDI is an indirect route to economic specialization based on the distributiom of productive factors (Gilpin,2001:280). Determinasi lokasi dari perluasan MNC ini ditentukan oleh hubungan antara teori lokasi dan prinsip keuntungan komparatif, dimana MNC akan melakukan produksi sebagai jalan memperluas perdagangannya ditempat yang paling efektif dan efisien. MNC merupakan entitas yang berkompetisi dalam pasar persaingan tidak sempurna tepatny berada dalam pasar oligopoli. Yang dimaksud dengan pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar dimana penjual dan pembelinya dapat memengaruhi harga pasar, dan barang-barang yang dijual dalam jumlah banyak serta bersifat heterogen atau berbeda-beda dan pasar oligopoli adalah pasar

berada diantara kondisi kompetitif sempurna dan monopoli, dimana hanya memiliki sedikit penjual yang tidak selalu berkompetisi secara agresif. (Mankiw,2006:79) atau dapat didefinisikan bahwa pasar oligopoli adalah pasar yang memiliki dua atau lebih penjual yang dapat memengaruhi harga pasar.

Pada umumnya adanya pasar persaingan tidak sempurna merupakan kebijakan dari pemerintah untuk melindungi industri domestiknya, namun terdapat anomali dalam hal ini, dimana pemerintah membentuk kebijakan masuknya MNC ke dalam daftar entitas yang bergelut dalam kompetisi pasar persaingan tidak sempurna untuk menarik investasi yang masuk kedalam negara dari pemerintahan yang bersangkutan. Dapat kita lihat bahwa MNC dapat melakukan dua hal yang sangat krusial bagi perekonomian internasional yaitu dengan melakukan perdagangan dengan mengekspor barang, atau dengan menanamkan investasi di negara yang bersangkutan. MNC bukanlah sebuah bentuk perdagangan, tetapi lebih dari itu MNC dapat memengaruhi bahkan merubah peraturan-peraturan dalam mengatur perdagangan internasional dan kompetisi internasional untuk melanggengkan posisi dari MNC itu sendiri.

Ada tiga teori yang menjelaskan mengenai fenomena MNC, yaitu Vernons product cycle t heory, Dunnings and the reading schools eclectic theory, dan Porters strategic theory. Teori yang pertama yaitu Vernons product cycle theory, teori ini menjelaskan bahwa keuntungan komparatif sangat dibutuhkan dalam melakukan inovasi untuk memproduksi barang. Dalam siklus produksi untuk menentukan produk baru yang ingin diproduksi dalam menambah inovasi untuk mengikuti selera pasar, namun saat ini strategi produksi saat ini terjadi sejumlah perubahan dan perubahan ini mengundang para peniru. Untuk mengatasi datang nya para pesaing asing yang meniru produk dari perusahaan asli adalah melalui FDI. Karena FDI ini dapat membantu perusahaan asli untuk mendahului kompetitor asing lainnya dan untuk mengatur monopoli penyewaannya (Gilpin,2001:283). Dilain pihak melalui teori siklus produk ini, Vernon juga menjelaskan adanya kesenjangan antara negara maju dengan negara berkembang. Teori yang kedua yaitu, Dunnings and the reading schools eclectic theory. Teori eclectic yang digunakan oleh Dunning dalam penjelasannya mengenai MNC memaparkan bahwa teknologi memiliki peranan yang sangat besar dalam mendukung perkembangan dari MNC. Revolutionary advances in communications and transportation have made it technically possible for businesses to organize and manage services and production systems on global basis (Gilpin,2001:283). MNC memberikan banyak keuntungan bagi korporasi domestik seperti kepemilikan, lokasi, dan internalisasi. Hal ini juga disetujui oleh Robert Caves, yang menyatakan bahwa walaupun pada dasarnya terlihat lebih efektif memproduksi barang ekspor di negara asal, dibandingkan dengan memproduksi barang dinegara lain, namun dengan mendirikan perusahaan di negara lain dapat memberikan perusahaan tersebut kekuatan pasar dan kemampuan untuk mengekstraksi penyewaan.

Dan teori yang terakhir yaitu, Porters strategic theory. Teori ini menekankan pada keuntungan kompetitif, dimana dibutuhkan strategi-strategi yang tepat untuk dapat sukses dalam industri

kompetitif, karena strategi-strategi ini menentukan lokasi dan struktur perusahaan tersebut dalam dunia ekonomi. Porter juga menekankan pada adanya rantai nilai dari aktivitas ekstraksi,produksi, dan marketing. Strategi untuk perusahaan transnasional ini, tidak hanya terbatas dalam FDI saja, tetapi juga untuk strategi aliansi, melisensi teknologi, dan outsourcing komponen-komponen produksi.

Terdapat dua aliran yang menanggapi ekonomi politik dalam MNC, yaitu teori radikal atau Marxist, dan Interpretasi state-centric. Teori yang pertama yaitu teori radikal atau Marxist, Hymer sebagai salah satu penganut teori ini mempercayai bahwa kapitalisme monopoli dilakukan oleh dua hukum fundamental, hukum pertama yaitu hukum kapitalisme internasional menjadi hukum pengembangan perusahaan, perusahaan melakukan pengembangan didalam maupun diluar negeri, dan membentuk hirarki coreperiphery dan divisi buruh internasional di dunia; hukum yang kedua yaitu hukum uneven development, MNC ini mendorong adanya kemajuan yang tidak merata, karena MNC mengontrol dan mengeksploitasi dunia untuk kepentingannya sendiri. Aliran yang kedua yaitu interpretasi state-centric, aliran ini mempercayai bahwa MNC pada dasarnya merupakan perusahaan nasional yang bersaing dengan perusahaan nasional dari negara lain. Dan aliran ini juga menekankan pada, major capitalist powers were to break down, the predominant role of the MNC in the world economy would gradually diminish (Gilpin,2001:288).

Terdapat kritik mengenai MNC khususnya FDI, FDI dianggap telah mentransformasi hubungan internasional baik dalam bidang ekonomi maupun politik dan merupakan exploitative imperium stalking the world, namun terdapat pembelaan dimana walaupun MNC cukup eksploitatif dan berbahaya namun tidak dapat dipungkiri bahwa MNC juga memberikan manfaat melalui teori lokasi dan prinsip keuntungan komparatifnya terutama dalam kebijakan FDInya. Walaupun peran MNC saat ini semakin penting, namun menurut Robert Gilpin peran negara masih merupakan peran terpenting dalam ekonomi politik internasional.

KESIMPULAN DAN OPINI

Kesimpulan dari pembahasan diatas, saat ini peran Multinational Cooperation menjadi semakin penting. Intensitas perdagangan yang semakin intensif dan dinamika pasar membuat efisiensi penting untuk dilakukan, efisiensi ini sangat ditekankan oleh MNC dalam produktivitasnya yang dikaitkan dengan teori lokasi. Dan penanaman investasi secara langsung atau Foreign Direct Investment menjadi sangat penting saat ini, karena FDI yang diberikan oleh MNC sangat membantu perkembangan ekonomi negara-negara berkembang. Hal ini yang membuat mendirikan perusahaan di negara lain dan melakukan produksi disana lebih efektif bila dikomparasikan dengan melakukan produksi di negara asal dan mengekspor barang-barang tersebut ke negara lain. Namun tidak dapat dipungkiri perdagangan tetap merupakan

interaksi yang penting, perdagangan dan investasi haruslah saling bersubstitusi satu sama lain dan saling mendukung. Terdapat tiga teori yang menjelaskan tentang MNC, yaitu Vernons product cycle theory, Dunnings and the reading schools eclectic theory, dan Porters strategic theory. Ketiga teori ini pada umumnya memaparkan mengenai efisiensi produksi untuk memaksimalkan keuntungan. Peran MNC yang semakin penting ini memengaruhi kosmos ekonomi politik internasional.

Opini penulis, penulis setuju dengan pendapat Robert Gilpin yang menyatakan bahwa walaupun peran MNC dewasa ini menjadi semakin penting, namun tidak membuat peran MNC melebihi peran negara. Negara tetap berada dalam posisi yang paling penting dalam interaksi. MNC tidak selalu merugikan negara, karena MNC juga memberikan dampak yang positif bagi negara melalui teori lokasi dan prinsip keuntungan komparatifnya terutama dalam kebijakan FDInya.Untuk negara berkembang Investasi ini dapat membantu negara berkembang untuk menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya, sehingga produktivitas pun meningkat dan dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian negara yang bersangkutan. Regionalisasi mendukung tumbuhnya MNC, karena pada hakikatnya pendirian MNC didorong keinginan untuk meminimalisir hambatan-hambatan dalam perdagangan. Seperti ungkapan yang disebutkan oleh Robert Gilpin, manage borders and become truly global if they are to survive in the new global economy (Gilpin,2001:285)

Referensi :

-Buku :

Gilpin, Robert. 2001. The State and The Multinationals dalam Global Political Economy :

Understanding The International Economic Order. Princeton : Princeton University

Press, hal. 278-304

Mankiw, Gregory. 2006. Penawaran, Permintaan, dan Kebijakan Pemerintah.

Dalam Principles of Economics. Jakarta: PT Salemba empt, hal.78-79

-Internet: Anonim,n.d. Multinational Cooperation. [online] tersedia dalam :

http://www.investopedia.com/terms/m/multinationalcorporation.asp#ixzz1ul0hE7YG

(diakses pada 13 Mei 2012)

Anonim,n.d. What Is Multinational Cooperation. [online] tersedia dalam :

http://www.wisegeek.com/what-is-a-multinational-corporation.htm (diakses pada 13

Mei 2012)

Anda mungkin juga menyukai