Anda di halaman 1dari 32

Analisis Harmonisa

Dampak Harmonisa
Dampak Harmonisa
Adanya harmonisa menyebabkan terjadinya peningkatan susut energi
yaitu energi hilang yang tak dapat dimanfaatkan, yang secara alamiah
berubah menjadi panas
Dampak Pada Sistem
Harmonisa juga menyebabkan terjadinya peningkatan temperatur pada
konduktor kabel, pada kapasitor, induktor, dan transformator, yang memaksa
dilakukannya derating pada alat-alat ini dan justru derating ini membawa
kerugian (finansial) yang lebih besar dibandingkan dengan dampak langsung
yang berupa susut energi
Harmonisa dapat menyebabkan kenaikan tegangan yang dapat menimbulkan
micro-discharges bahkan partial-discharges dalam piranti yang memperpendek
umur, bahkan mal-function bisa terjadi pada piranti.
Pembebanan nonlinier tidaklah selalu kontinyu, melainkan fluktuatif. Oleh
karena itu pada selang waktu tertentu piranti terpaksa bekerja pada batas
tertinggi temperatur kerjanya bahkan mungkin terlampaui pada saat-saat
tertentu. Hal ini akan mengurangi umur ekonomis piranti.
Harmonisa juga menyebabkan overload pada penghantar netral; kWh-meter
memberi penunjukan tidak normal; rele proteksi juga akan terganggu, bisa tidak
mendeteksi besaran rms bahkan mungkin gagal trip.
Dampak Harmonisa
Dampak Pada Instalasi di Luar Sistem
Harmonisa menimbulkan noise pada instalasi telepon dan
komunikasi kabel.
Digital clock akan bekerja secara tidak normal.
Dalam kuliah ini hanya akan dibahas
Dampak Pada Sistem
Dampak Tidak Langsung
Selain dampak pada sistem dan instalasi di luar sistem yang
merupakan dampak teknis, terdapat dampak tidak langsnug
yaitu dampak ekonomi.
Dampak Pada Konduktor
Konduktor
Dampak Harmonisa, Konduktor
( ) ( )
2 2
1
2 2
1
2
1
I s rms s hrms rms s rms s
THD R I R I I R I P + = + = =
Daya diserap
konduktor
Resistansi
konduktor
Menyebabkan kenaikan
temperatur / susut energi
Temperaratur konduktor tanpa arus, sama dengan temperatur sekitar, T
s

Konduktor yang dialiri arus mengalami kenaikan temperatur sebesar AT
Temperaratur konduktor yang dialiri arus adalah T
s
+ AT
= c
p
I
2
Rt
Kapasitas panas pada tekanan konstan
Konduktor dialiri arus non-sinus:
sebanding I
2
R
CONTOH:
Kabel: resistansi total 80 mO, mengalirkan arus 100 A frekuensi 50 Hz,
temperatur 70
o
C, pada suhu sekitar 25
o
C.
Perubahan pembebebanan menyebabkan munculnya
harmonisa 350 Hz dengan nilai efektif 40 A
W 800 08 , 0 100
2
1
= = P Susut daya semula (tanpa harmonisa):
W 128 08 , 0 40
2
7
= = P Susut daya tambahan karena arus harmonisa:
W 928 128 800 = + =
kabel
P Susut daya berubah menjadi:
Terjadi tambahan susut daya sebesar 16%
70
o
25
o
= 45
o
C Kenaikan temperatur semula:
C 52 C 2 , 7 C 45
o o o
~ + = T Kenaikan temperatur akibat adanya hormonisa:
C 77 52 25
o o o
= + = ' T Temperatur kerja akibat adanya harmonisa:
C 2 , 7 45 16 , 0
o o
= = AT Pertambahan kenaikan temperatur:
Temperatur kerja naik 10%
Dampak Harmonisa, Konduktor
CONTOH:
W 80 2 , 0 20
2
= =
kabel
P
resistif
0,2 O kabel
I
rms
= 20 A
I = I
1rms
= 20 A
Jika daya tersalur ke beban dipertahankan:
THD
I
= 100% (penyearah gel)
( ) W 160 1 1 2 , 0 20
2 2
= + = '
kabel
P
resistif
0,2 O kabel
I
Susut naik 100%
Jika susut daya di kabel tidak boleh meningkat:
W 80 2 , 0 20
2
= =
k
P
I = I
rms
= 20 A
rms ms hms ms rms
I THD I I I I
1
2 2
1
2 2
1
2
2 ) 1 ( = + = + =
2 / 20
1
=
rms
I
Arus fundamental turun menjadi 70%
Daya tersalur ke beban harus diturunkan menjadi 70%
Susut tetap
derating kabel
Dampak Harmonisa, Konduktor
Dampak pada Kapasitor
Kapasitor
Dampak Harmonisa, Kapasitor
Pengaruh Frekuensi Pada c
r

frekuensi
frekuensi listrik

frekuensi optik

power
audio
radio
c
r

loss factor
c
r

c
r
tano
Im
Re
I
Rp

I
C

I
tot

o
V
C

o = = tan
Crms Crms Rp C
I V P I V
o c = o c = tan 2 tan ) )( (
2
0 0 0 r r
C fV CV V P
Diagram Fasor Kapasitor
faktor desipasi
(loss tangent)
faktor kerugian
(loss factor)
fC
X
C
t
=
2
1
d
A
C
r
c c
=
0
c
r
menurun dengan naiknya frekuensi
C menurun dengan naiknya frekuesi.
Namun perubahan frekuensi lebih dominan
dalam menentukan reaktansi dibanding
dengan penurunan c
r
; oleh karena itu dalam
analisis kita menganggap kapasitansi konstan.
CONTOH:
f = 50 Hz
500 F
v = 150 sinet + 30 sin5et V
v
t t v
C
t + t = 300 sin 30 100 sin 150
t t i
C
t t + t t =

500 cos 500 10 500 30 100 cos 100 10 500 150
6 6
-200
-100
0
100
200
0 0.005 0.01 0.015 0.02
t [detik]
[V]
[A]
v
C

i
C

Kurva tegangan dan kurva arus kapasitor berbeda bentuk
pada tegangan non-sinus
Peran tegangan dan peran arus pada kapasitor
perlu ditinjau secara terpisah
Dampak Harmonisa, Kapasitor
CONTOH:
f = 50 Hz
500 F
v = 150 sinet + 30 sin3et + 30 sin3et V
v
Rating
110 V rms, 50 Hz
losses dielektrik 0,6 W
O =
t
=

37 , 6
10 500 50 2
1
6
1 C
X
A 7 , 16
37 , 6
2 / 150
1
= =
rms C
I
O = = 12 , 2
3
1
3
C
C
X
X
A 10
12 , 2
2 / 30
3
= =
rms C
I
O = = 27 , 1
5
1
5
C
C
X
X
A 8 , 2
27 , 1
2 / 5
5
= =
rms C
I
62% atau 62 , 0
7 , 16
8 , 2 10
2 2
1
=
+
= =
rms C
hrms
I
I
I
THD
% 20 atau 20 , 0
106
5 , 21

2 / 150
2
5
2
30

2 2
1
= =
+
= =
rms
hrms
V
V
V
THD
V
2
150
1
=
rms
V
V
2
30
3
=
rms
V
V
2
5
5
=
rms
V
Berbanding lurus dengan frekuensi dan kuadrat tegangan
Rugi daya dalam dielektrik o c = tan 2
2
0 r
C fV P
Dampak Harmonisa, Kapasitor
f = 50 Hz
500 F
v = 150 sinet + 30 sin3et + 30 sin3et V
v
Rating
110 V rms, 50 Hz
losses dielektrik 0,6 W
W 6 , 0
V 110 , Hz 50
= P
W 134 , 0 6 , 0
110
30
50
150
2
V 30 , Hz 150
= |
.
|

\
|
= P
W 006 , 0 6 , 0
110
5
50
250
2
V 5 , Hz 250
= |
.
|

\
|
= P
Losses dielektrik total:
W 74 , 0 006 , 0 134 , 0 6 , 0 = + + =
total
P
Berbanding lurus dengan
frekuensi dan kuadrat
tegangan
Dampak Harmonisa, Kapasitor
Dampak pada Induktor
Induktor
Dampak Harmonisa, Induktor
Diagram Fasor Induktor Ideal
V=E
i

I
f
=I
|

u
L j N j
f i
I E V e = u e = =
L
I
f

+
E
i

-
+
V
-
CONTOH: v = 150 sinet + 30 sin3et + 30 sin3et V V = E
i
= 75 V rms
f = 50 Hz
V 11100 50 50 44 , 4
1
L L V
rms L
= =
V 6660 10 150 44 , 4
3
L L V
rms L
= =
V 5550 5 250 44 , 4
5
L L V
rms L
= =
V 75
V 3 , 14084
5550 6660 11100
2 2 2
=
=
+ + =
L
L V
Lrms
H 0053 , 0
3 , 14084
75
= = L
2
2 f t
=
L= ?
Fluksi Dalam Inti
N f
V
rms
m

= |
44 , 4
jumlah lilitan
nilai puncak fluksi
nilai efektif tegangan sinus
Bagaimana jika non-sinus?
CONTOH:
v
L
1200 lilitan
) 135 5 sin( 2 50 sin 2 150
o
0 0
e + e = t t v
L
Wb 563
1200 50 44 , 4
150
1
=

= |
m
Wb ) 90 sin( 563
o
0 1
e = | t
Wb 6 , 62
1200 50 3 44 , 4
50
3
=

= |
m
Wb ) 225 3 sin( 6 , 62
) 90 135 3 sin( 6 , 62
o
0
o o
0 3
e =
e = |
t
t
Wb ) 225 3 sin( 6 , 62
) 90 sin( 563
0
o
0
e +
e = |
t
t
-600
-400
-200
0
200
400
600
0 0.01 0.02 0.03 0.04
t [detik]
[V]
[Wb]
|
v
L

Bentuk gelombang fluksi
berbeda dengan bentuk
gelombang tegangan
Dampak Harmonisa, Induktor
Rugi-Rugi Inti
I
|

u
I
c

I
f


V=E
i

Adanya rugi inti menyebabkan fluksi magnetik u
tertinggal dari arus magnetisasi I
f
sebesar
yang disebut sudut histerisis.
) 90 cos(
o
= =
f c c
I V V I P
Arus untuk mengatasi rugi inti
Arus magnetisasi
Arus untuk membangkitkan fluksi
rugi arus pusar
Formulasi empiris untuk frekuensi rendah
( )
n
m h h
B K vf P = v
2 2 2
t =
m e e
B f K P
B
m
: nilai kerapatan fluksi maksimum,
t : ketebalan laminasi inti, dan
v : adalah volume material inti
rugi histerisis
f v w P
h h
=
luas loop kurva histerisis
frekuensi
volume
Dampak Harmonisa, Induktor
Rugi Tembaga
Daya masuk yang diberikan oleh sumber,
untuk mengatasi rugi-rugi inti, P
c

untuk mengatasi rugi-rugi tembaga, P
cu

u = + = + = cos
1
2
f f c cu c in
I V R I P P P P
I
|

u
I
c

I
f

I
f
R
V
u
E
i

Arus untuk mengatasi
rugi tembaga
Arus magnetisasi
Arus untuk membangkitkan fluksi
Tegangan jatuh pada belitan
R I P
f cu
2
=
Dampak Harmonisa, Induktor
Dampak pada Transformator
Transformator
Dampak Harmonisa, Transformator
Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor
~

jX
e
= j(X
2
+ X'
1
)
R
e
= R
2
+R'
1

I
2
= I'
1

V
1
/a
V
2

I
2

I
2
R
e

V
2

V
1
/a
jI
2
X
e

Rugi-Rugi Pada Belitan
Selain rugi-rugi tembaga terjadi rugi-rugi tambahan arus pusar, P
l
,
yang ditimbulkan oleh fluksi bocor.
Fluksi bocor selain menembus inti juga menembus konduktor belitan.
Rugi arus bocor timbul baik di inti maupun di konduktor belitan.
Rugi arus pusar pada belitan (stray losses):
2 2
m l l
B f K P =
Fluksi Dan Rugi-Rugi Karena Fluksi
Fluksi magnetik, rugi-rugi histerisis, dan rugi-rugi arus
pusar pada inti dihitung seperti halnya pada induktor
Namun formula ini tak digunakan
Rugi arus pusar dihitung sebagai proporsi dari rugi
tembaga, dengan tetap mengingat bahwa rugi arus
pusar sebanding dengan kuadrat ferkuensi.
Proporsi ini berkisar antara 2% sampai 15%
tergantung dari ukuran transformator
Dampak Harmonisa, Transformator
CONTOH:
Resistansi belitan primer 0,05 O
I
I
rms
= 40 A
Arus ini menimbulkan juga fluksi bocor.
Fluksi bocor ini menembus konduktor belitan dan
menimbulkan rugi arus pusar di konduktor belitan.
Rugi arus pusar ini = 5% dari rugi tembaga
W 80 05 , 0 40
2
= =
cu
P
W 4 80 05 . 0 % 5 = =
cu
P
Rugi tembaga
Rugi arus pusar
Rugi daya total pada belitan 80 + 4 = 84 W.
Dampak Harmonisa, Transformator
CONTOH:
Rugi arus pusar diperhitungkan 10% dari rugi tembaga
Resistansi belitan primer 0,05 O
I
I
1rms
= 40 A I
7rms
= 6 A
W 8 , 81 05 , 0 ) 6 40 (
2 2 2
= + = = R I P
rms cu
W 8 05 , 0 40 1 , 0 1 , 0
2 2
1 1
= = = R I P
rms l
W 8 , 8 05 , 0 6 7 1 , 0 7 1 , 0
2 2 2
7
2
7
= = = R I P
rms l
W 6 , 98 8 , 8 8 8 , 81
7 1
= + + = + + =
l l cu total
P P P P
Rugi tembaga total:
Rugi arus pusar komponen fundamental:
Rugi arus pusar harmonisa ke-7:
Rugi daya total:
Dampak Harmonisa, Transformator
Faktor K
Faktor K digunakan untuk menyatakan adanya rugi arus pusar
pada belitan. Ia menunjukkan berapa rugi-rugi arus pusar yang
timbul secara keseluruhan.
Nilai efektif total arus nonsinus A
1
2

=
=
k
n
nrms Trms
I I
W
1
2 2
0

=
=
k
n
nrms K
I n gR P
proporsi terhadap rugi tembaga
Rugi tembaga total
W
2
0
1
2
0
2
0 Trms
k
n
nrms rms cu
I R I R I R P = = =

=
Rugi arus pusar total
Resistansi belitan
2
1
2 2
Trms
k
n
nrms
I
I n
K

=
=
faktor rugi arus pusar (stray loss factor)
Dampak Harmonisa, Transformator
Faktor K dapat dituliskan sebagai

= =
= =
k
n
pu n
k
n Trms
nrms
I n
I
I
n K
1
2
) (
2
1
2
2
2
Trms
nrms
pu n
I
I
I =
) (
Faktor K bukan karakteristik transformator melainkan
karakteristik sinyal.
Walaupun demikian suatu transformator harus dirancang
untuk mampu menahan pembebanan nonsinus sampai
batas tertentu.
Dampak Harmonisa, Transformator
CONTOH:
Rugi arus pusar diperhitungkan 5% dari rugi tembaga
Resistansi belitan primer 0,08 O
I
I
1rms
= 40 A I
3rms
= 15 A I
11rms
= 5 A
A 43 5 15 40
2 2 2
= + + =
Trms
I
59 , 3
43
5 11 15 3 40
2
2 2 2 2 2
=
+ +
= K
W 148 08 , 0 43
2
= =
cu
P
W 6 , 26 59 , 3 148 05 , 0 = = = K gP P
cu l
W 6 , 174 6 , 26 148 = + =
tot
P
Nilai efektif arus total:
Faktor K:
Dampak Harmonisa, Transformator
Tegangan Maksimum
Tegangan Maksimum Pada Piranti
Dampak Harmonisa, Tegangan Maksimum
Kehadiran komponen harmonisa dapat
menyebabkan piranti mendapatkan tegangan
lebih besar dari yang seharusnya.
Piranti-piranti yang mengandung elemen dinamis,
berisiko mengalami resonansi pada frekuensi
harmonisa tertentu
Apabila terjadi resonansi, tegangan fundamental
akan bersuperposisi dengan tegangan resonansi
dan tegangan maksimum yang terjdi akan lebih
tinggi dari tegangan fundamental
CONTOH:
~
Tak ada beban
di ujung kabel
kabel
2,9 F
50 Hz, 12 kV
X
L
internal 6,5 O
R internal 1 O
t t e
0 0
13 sin 170 sin 17000 e + e =
O + = 5 , 6 1
int 1
j Z
ernal
O + = 5 , 6 13 1
int 13
j Z
O =
e

=

6 , 1097
10 9 , 2
6
0
1
j
j
Z
C
O =
e

=

4 , 84
10 9 , 2 13
6
0
13
j
j
Z
C
O + = 6 , 1097 5 , 6 1
1
j j Z
tot
O + = 4 , 84 5 , 6 13 1
13
j j Z
tot
O = 1 , 1091
1tot
Z
O = 0 , 1
13tot
Z
V 17101 17000
1 , 1091
6 , 1097
1
1
1
1
= = =
m
tot
C
m
e
Z
Z
V
V 14315 170
0 , 1
4 , 84
13
13
13
13
= = =
m
tot
C
m
e
Z
Z
V
tegangan maksimum pada kabel
impedansi total
sumber dan kabel
Dampak Harmonisa, Tegangan Maksimum
Nilai puncak V
1m
dan V
13m
terjadi pada waktu yang sama
yaitu pada seperempat perioda, karena pada harmonisa
ke-13 ada 13 gelombang penuh dalam satu perioda
fundamental atau 6,5 perioda dalam setengah perioda
fundamental. Jadi tegangan maksimum yang diterima
kabel adalah jumlah tegangan maksimum fundamental
dan tegangan maksimum harmonisa ke-13
-1
-0.5
0
0.5
1
0 1 2 3 4
kV 31,4 V 31416 14315 17101
13 1
~ = + = + =
m m m
V V V
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
0 0.005 0.01 0.015 0.02
[kV]
v
1

v
1
+v
13

[detik]
Dampak Harmonisa, Tegangan Maksimum
Partial Discharge
Contoh-10. memberikan ilustrasi bahwa adanya hamonisa dapat
menyebabkan tegangan maksimum pada suatu piranti jauh
melebihi tegangan fundamentalnya.
Tegangan lebih yang diakibatkan oleh adanya harmonisa bisa
menyebabkan terjadinya partial discharge pada piranti, walaupun
sistem bekerja normal, dalam arti tidak ada gangguan
Akibatnya adalah umur piranti akan menjadi lebih pendek dari
yang diperkirakan sebelumnya, yang akan menimbulkan
kerugtian besar secara finansial.
Dampak Harmonisa, Tegangan Maksimum
Dampak Harmonisa, kWh-meter
kWh-meter Elektromekanik
piringan Al
S
1

S
1

S
2

S
2

Kumparan tegangan S
1
dihubungkan
pada tegangan sumber sementara
kumparan arus S
2
dialiri arus beban
Masing-masing kumparan
menimbulkan fluksi magnetik bolak-
balik yang menginduksikan arus
bolak-balik di piringan aluminium
Interaksi arus induksi dan fluksi magnetik
menimbulkan momen putar pada piringan
| u u = sin
i v e
kf M
Harmonisa di kumparan arus,
akan muncul juga pada u
i

Frekuensi harmonisa sulit untuk direspons oleh kWh meter tipe induksi.
Pertama karena kelembaman sistem yang berputar, dan kedua karena kWh-
meter ditera pada frekuensi f dari komponen fundamental, misalnya 50 Hz.
Dengan demikian penunjukkan alat ukur tidak mencakup kehadiran arus
harmonisa.

Course Ware
Analisis Harmonisa
Dampak Harmonisa


Sudaryatno Sudirham

Anda mungkin juga menyukai