Anda di halaman 1dari 20

Oleh : GUNAWAN IMAN S.

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang

Pemanasan Global adalah indikasi naiknya suhu muka bumi secara global (meluas dalam radius ribuan kilometer) terhadap normal/rata-rata catatan pada kurun waktu standard (ukuran Badan Meteorologi Dunia/WMO: minimal 30 tahun). Perubahan Iklim Global adalah perubahan unsurunsur iklim (suhu, tekanan, kelembaban, hujan, angin, dsb.nya) secara global terhadap normalnya. Iklim adalah rata-rata kondisi fisis udara(cuaca) pada kurun waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan, musiman dan tahunan yang diperlihatkan dari ukuran catatan unsur-unsurnya (suhu, tekanan, kelembaban, hujan, angin, dsb.nya)

Populasi yang naik, Ekploitasi lingkungan meningkat dengan marak dan meluasnya perubahan tataguna lahan yang berakibat pada penciutan luasan hutan, Kemajuan industri menimbulkan naiknya sampah ke darat, laut dan udara yang berlanjut dengan perusakan gas ozon di kutub atau lubang ozon di kutub dan konsentrasi gas buang yang menjadi selimut gas atau gas rumah kaca, Dst.nya.

Munculnya gejala alam global El Nino dengan konsekuensi dampak pada fluktuasi/variabilitas iklim global dengan adanya kekeringan yang berkepanjangan dan banjir di tempat lainnya (kontribusi pada krisis ekonomi dunia 1998 ? Menurut survey UNICEF, FAO,ADPC, dsb.nya) Muncul isu penggurunan (desertifikasi) di Afrika dan Asia, Muncul gejala cuaca ekstrim seperti gelombang panas/ dingin dan badai tropis, badai pasir, Munculnya isu lingkungan regional baru seperti Asian Brown Cloud, kebakaran dan pencemaran asap lintas batas ASEAN (Fires and Transboundary Haze).

Pola musim mulai tidak beraturan sejak 1991 yang mengganggu swa sembada pangan nasional hingga kini tergantung import pangan, Musim kemarau cenderung kering dengan trend hujan makin turun salah satu dampak kebakaran lahan dan hutan sering terjadi dan berlanjut dengan pencemaran asap, Muka air danau khususnya danau Toba makin susut dan mungkin danau/waduk lain di Indonesia, Konsentrasi es di Puncak Jayawija Papua semakin berkurang, Munculnya kondisi cuaca ekstrim yang sering yang menimbulkan bencana banjir bandang dan tanah longsor dalam beberapa tahun terakhir, Kota yang dulunya sejuk kini menjadi hangat (Urban Heat Island), Mulai giatnya banjir pasang (rob) yang cenderung meluas yang terjadi, Maraknya badai lokal atau putting beliung yang meluas di kawasan yang sebelumnya belum atau jarang terjadi, Suhu perkotaan kian naik (urban heat island) sebagai indikator lanjutan dampak pemanasan dan perubahan lingkungan, Dst

1.

Upaya menyesuaikan berbagai kegiatan terhadap perubahan iklim. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi dampak yang telah terjadi, mengantisipasi resiko, sekaligus mengurangi biaya yang harus dikeluarkan akibat perubahan iklim.

ADAPTASI

Apa yang bisa kita lakukan dalam beradaptasi? Memahami kondisi cuaca dan pergerakan angin sebelum beraktivitas. Misalnya: saat melaut, berkendaraan, berpergian, dll. Penyesuaian pola tanam yang mengikuti perubahan iklim. Tidak menggali tanah yang miring di lereng bukit atau gunung untuk mencegah terjadi longsor. Bgi yang bertempat tinggal di dekat pantai, agar mewaspadai pasang surut air laut.
Membudayakan hidup bersih dan membiasakan membuang sampah pada tempatnya untuk mencegah banjir karena tersumbatnya aliran air. Membuat bak/kolam untuk menampung hujan dan membuat sumur resapan.

2.

MITIGASI (pencegahan)

Adalah usaha untuk mengurangi efek rumah kaca sehingga dapat memperlambat laju pemanasan global. Hal - hal yang dapat dilakukan:

Membudayakan gemar menanam pohon dan menggunakan tanaman hidup sebagian pagar rumah. Penebangan pohon harus diikuti dengan penanaman kembali bibit pohon yang sama dalam jumlah yang lebih banyak. Hindarkan membakar sampah dan jangan membuka lahan dengan membakar. Hemat energi seperti mematikan lampu dan peralatan listrik jika tidak digunakan, menggunakan lampu hemat energi, dan tidak membiarkan pitu kulkas terbuka terlalu lama. Menggunakan kertas di dua sisi, mendaur ulang kertas dan menggunakan barang-barang daur ulang.

Membawa tas belanja sendiri untuk menghindari penggunaan kantong plastik. Hindari penggunaan lift atau eskalator untuk naik maupun turun paling tidak untuk 2 tingkat. Biasakan menggunakan tangga agar lebih sehat dan hemat listrik (untuk di kantor dan fasilitas umum) Mendesain bangunan dengan sirkulasi udara dan pencahayaan yang alami, sehingga meminimalkan penggunaan AC dan penerangan listrik. Mengganti chiller (sejenis alat yang digerakkan dengan tenaga listrik yang berfungsi untuk mendinginkan suhu air sesuai dengan yang diinginkan) dengan refrigerant non CFC dapat menghemat energi 35%. Usahakan menggunakan transportasi umum dan kendaraan yang berbahan bakar ramah lingkungan seperti gas dan biodiesel.

Untuk jarak dekat, usahakan tidak menggunakan kendaraan kendaraan bermotor, tetapi dengan berjalan kaki atau bersepeda. Rawatlah mesin secara berkala agar emisi gas buang kendaraan baik. Tidak melebihi kapasitas penumpang kendaraan anda. Membeli produk-produk lokal untuk mengurangi transportasi barang-barang impor. Periksalah tekanan ban Anda secara teratur. Tekanan ban yang akurat dapat menghemat bahan bakar minyak. Bagi industri selalu memantau emisi gas buang limbahnya.

3.

Strategi antisipasi ditujukan untuk menyiapkan strategi mitigasi dan adaptasi berdasarkan kajian dampak perubahan iklim terhadap
sumberdaya pertanian seperti pola curah hujan dan musim (aspek klimatologis), sistem hidrologi dan sumberdaya air (aspek hidrologis), keragaan dan penciutan luas lahan pertanian di sekitar pantai; infrastruktur/sarana dan prasarana pertanian, terutama sistem irigasi, dan waduk; sistem usahatani dan agribisnis, pola tanam, produktivitas, pergeseran jenis dan varietas dominan, produksi; dan aspek sosial-ekonomi dan budaya.

Berdasarkan kajian tersebut ditetapkan strategi yang harus ditempuh dalam upaya:
mengurangi laju perubahan iklim (mitigasi) melalui penyesuaian dan perbaikan aktivitas/praktek dan teknologi pertanian, dan mengurangi dampak perubahan iklim terhadap sistem dan produksi pertanian melalui penyesuaian dan perbaikan infrastruktur (sarana dan prasarana) pertanian dan penyesuaian dan teknologi pertanian (adaptasi).

Penataan lingkungan merupakan proses pengelompokan, pemanfaatan, dan pengendalian lingkungan hidup sesuai dengan potensi dan fungsinya. Dalam Undang Undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, penataan ruang/lingkungan memiliki tujuan:

terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan, terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budaya, tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas.

Penataan lingkungan dilaksanakan secara terpadu, seimbang dan berdaya guna. Penataan lingkungan hidup yang baik akan terpelihara kualitas lingkungan. Berdasarkan fungsi utama kawasan, penataan lingkungan hidup dibagi menjadi 2, yaitu:

kawasan lindung, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Contoh: hutan lindung, kawasan resapan air, kawasan cagar alam, dan sebagainya. kawasan budi daya, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Contoh: lahan budi daya jagung, kayu, sawah, dan lain-lain.

Berdasarkan kegiatan utamanya, penataan lingkungan hidup terdiri dari 3 kawasan, yaitu:
Kawasan perdesaan, adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam. Kawasan perkotaan, adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian Kawasan tertentu, adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan.

KEBIJAKAN

Pengelolaan sampah secara terpadu dengan melibatkan peran masyarakat dan swasta Penurunan laju timbulan sampah melalui pengurangan, pemakaian kembali, dan daur ulang sampah Pengembangan sistem sanitasi sehat Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan limbah Peningkatan pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan sampah dan limbah Pelaksanaan konservasi lahan dan air dengan penanaman pohon dan pembuatan bangunan sipil teknis(embung, sumur resapan, lubang biopori dll.

STRATEGI Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sampah Menurunkan laju timbulan melalui 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Meningkatkan pengelolaan sampah dengan sistem sanitary landfil dengan optimalisasi pemanfaatan gas. Mengembangkan sistem pengelolaan limbah cair komunal Meningkatkan infomasi dan pengetahuan pengelolaan lingkungan dalam pendidikan formal dan informal

20

Anda mungkin juga menyukai