Anda di halaman 1dari 5

Nama : Alfis Renaldi F Kelas: XII TKJB No.

Absen: 02

I. Hierarki WAN From : http://www.ciscotests.org/ccna.php?part=1&page=7 (diterjemahkan) Model hirarki Cisco dapat membantu Anda untuk melakukan perancangan, pengimplementasian, dan pemeliharaan, scalable handal, hemat biaya internetwork hierarkis. Cisco mendefinisikan tiga lapisan hirarki, yaitu core, distribution dan core layer yang ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 12 Masing-masing mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Berikut ini adalah tiga lapisan dan fungsinya: The core layer: Backbone The distribution layer: Routing The access layer: Switching CORE LAYER Core Layer secara harfiah merupakan inti dari jaringan. Pada puncak hirarki, Core Layer bertanggung jawab untuk mengangkut sejumlah besar lalu lintas yang baik, andal, dan cepat. Satu-satunya tujuan dari Core Layer adalah untuk mengalihkan lalu lintas secepat mungkin. Mengingat fungsi Core Layer tersebut, berikut adalah beberapa hal yang jangan kita lakukan: 1. Jangan melakukan apa pun untuk memperlambat traffic. Ini termasuk menggunakan daftar akses, routing antara jaringan virtual area lokal (VLAN), dan packet filtering. 2. Jangan mendukung akses workgroup.

3. Hindari memperluas Core (yaitu, menambahkan router) ketika mengembangkan internetwork. Jika kinerja bermasalah, dan masalahnya yang berasal dari inti, pilihannya upgrade selama masih bisa dikembangkan.

Sekarang, ada beberapa hal yang ingin kita lakukan seperti yang kita desain inti: 1. Desain inti untuk keandalan yang tinggi. Pertimbangkan data-link teknologi yang memfasilitasi kecepatan dan redundansi, seperti FDDI, Fast Ethernet (dengan link redundant), atau bahkan ATM. 2. Desain dengan kecepatan dalam pikiran. Inti harus memiliki latency sangat sedikit. 3. Pilih protokol routing dengan waktu konvergensi yang lebih rendah. Fast and Redundant datalink konektivitas tidak membantu jika tabel routing yang ditembak. DISTRIBUTION LAYER Fungsi utama dari layer distribusi adalah menyediakan routing, filtering, dan akses WAN, dan untuk menentukan bagaimana paket dapat mengakses inti, jika diperlukan. Lapisan distribusi harus menentukan cara tercepat bahwa jaringan permintaan layanan yang ditangani-sebagai contoh, bagaimana permintaan file diteruskan ke server. Dan di sini adalah beberapa tindakan yang umumnya harus dilakukan di layer distribusi: 1. Routing 2. Pelaksanaan alat seperti daftar akses, dari packet filtering, dan antrian 3. Pelaksanaan kebijakan keamanan dan jaringan, termasuk terjemahan alamat dan firewall 4. Redistribusi antara protokol routing, termasuk routing statis 5. Routing antara VLAN dan fungsi workgroup pendukung lainnya 6. Pendefinisi Broadcast dan Multicast Domain ACCESS LAYER Lapisan Access mengendalikan akses pengguna dan workgroup ke sumber internetwork. Berikut ini adalah beberapa fungsi yang akan disertakan pada lapisan akses: 1. Melanjutkan (dari lapisan distribusi) kontrol akses dan kebijakan 2. Penciptaan collision domain yang terpisah (segmentasi) 3. Workgroup konektivitas ke dalam lapisan distribusi

Dari Buku WiFi (Wireless LAN) Jaringan Komputer Tanpa Kabel karangan Gunadi Dwi Hantoro II. VLAN (Virtual LAN) {Halaman 91} Virtual LAN adalah pembagian group network secara logis. Walaupun secara fisik terhubung ke perangkat yang sama (switch) namun secara logis jaringannya terpisah. Biasanya pembagian VLAN berdasarkan fungsinya, tim proyek maupun kelompok departemen.

VLAN dapat dilakukan melalui 2 metode yaitu menggunakan pembagian di sisi port switch atau juga dapat dikerjakan berdasarkan username. Khusus yang berbasis username dibutuhkan server RADIUS untuk melakukan setting atau pembagian VLAN-nya. Dalam penerapan WLAN makan VLAN diterapkan dengan terlebih dahulu membuat SSID yang berbeda dalam satu AP. Berdasarkan SSID dimaksud, kemudian dimaping terhadap VLAN yang telah dibuat di switch (VLAN tagging). Bila memanfaatkan server RADIUS, maka setting di AP dapat dilepas kemudian identifikasi VLAN dilakukan di RADIUS-nya. Aplikasi VLAN ini ditujukan untuk beberapa hal sebagai berikut : a. Broadcast Control Seluruh device dalam satu VLAN merupakan anggota yang sama dan satu broadcast domain b. Security Menggunakan VLAN maka administrator dapat mengontrol tiap VLAN group c. Flexibility dan Scalability Fleksibel untuk menambah user dalam satu VLAN tanpa memperhatikan koneksi fisiknya

Dari Buku CISCO CCNP DAN JARINGAN KOMPUTER, Karangan Iwan Sofana. III. STP (Spanning Tree Protocol) {Halaman 385} - Jenis-jenis 1. Common Spanning Tree (CST) Hanya mengizinkan sebuah proses STP untuk semua VLAN. Semua CST BPDU akan melalui trunk link menggunakan native VLAN dengan untagged frames 2. Per-VLAN Spanning Tree (PVST) Dapat mengaktifkan banyak instan STP. Masing-masing VLAN ditangani oleh instan STP yang berbeda. PVST dibuat dan dimiliki oleh Cisco, jadi hanya dapat digunakan oleh perangkat Cisco. 3. Per-VLAN Spanning Tree Plus (PVST+) Mendukung CST dan PVST sehingga menduung perangkat non-Cisco

Memproteksi STP 1. Root Guard Root bridge akan selalu mencari Root Port dan Alternate Port untuk proses pembentukan Tree Root Guard dapat mencegah switch yang salah/tidak diharapkan menjadi root 2. BPDU Guard Dapat mencegah network loop jika switch lain dihubungkan dengan port Portfast

3. Loop Guard Mencegah network loop yang mungkin terjadi jika sebuah port melakukan transisi dari blocking state ke forwarding state Dari buku TCP/IP TEKNIK SWITCHING karangan Rendy Munadi dan diterbitkan oleh penerbit INFORMATIKA. IV. TRUNK DIGITAL {Halaman 110-105} 1. Terminasi saluran digital, meliputi; a. Eksternal digital trunk dan saluran junction (dari sentral lain). b. Internal digital line connection dari sub system lain dalam sentral. 2. Fungsi DLTU sentral meliputi; a. Konversi line code ke biner b. Frame Alignment c. Signaling Extraction dan Injection: d. Konversi Serial to Paralel e. Keamanan pada switch block; Dari buku TCP/IP DALAM DUNIA INFORMATIKA & TELEKOMUNIKASI karangan Oscar Rachman dan Gin Gin Yugianto dan diterbitkan oleh penerbit INFORMATIKA. V. Protocol WAN {Halaman 96-97}

Wan protocols adalah protocol yang mendefinisikan karakteristik jaringan, seperti alamat fisik, topologi jaringan, penanganan error, pembentukan frames, dan flow control. Beberapa jenis WAN protocols yang digunakan diantaranya sebagai berikut; 1. X.25 Protocol Merupakan standar protocol dari ITU-T (International Telecommunication Union Telecomunication, Standardization Section) untuk komunikasi WAN. X.25 merupakan salah satu protocol utama yang digunakan saat ini. Dengan Protocol ini, transfer CDR, OMC (Operation & Maintenance Centre) Control, Alarm Monitoring, Traffic Monitoring, HLR (Home Location Register) Access seluruhnya dilakukan. Traffic system informasi TCP/IP, sebagian melalui protocol ini pula. Peralatan untuk menyediakan layanan protocol ini adalah PFC dari Netrix Corp.

Dari buku Pengantar Jaringan Komputer karangan Melwin Syafriza - Protokol WAN a. PPP (Point-to-Point Protokol) {Halaman 69} Adalah data link protocol yang menyediakan akses dial-up melalui port serial. PPP dapat dijalankan pada beberapa link full-duplex dari POTS ke ISDN hingga jalur berkecepatan tinggi.

PPP secara umum adalah apa yang digunakan untuk membuatr hubungan dengan ISP melalui sebuah modem. PPP merupakan salah satu protocol yang menggunakan lebar data 64 Kbps untuk transmisinya. PPP merupakan gabungan protocol khusus yang terdapat pada paket Network Control Protocol lain, seperti IPCP dan IPXCP. PPP juga digunakan untuk mengganti sebuah driver adapter jaringan dan menggantikan remote user masuk ke dalam jaringan. PPP juga menyediakan proteksi password menggunakan PAP dan yang lebih baik lagi CHAP b. Frame Relay {Halaman 201} Merupakan suatu layanan data paket yang memungkinkan beberapa user menggunakan satu jalur transmisi pada waktu bersamaan. Frame Relay jauh lebih efisien dari pada Leased-Line untuk lalu-lintas komunikasi yang padat, karena leased Line hanya menyediakan khusus untuk satu pelanggan. c. Leased Line {Halaman 201} Dengan jalur Internet Cable, saluran telepon dan kabel coax danfiber optic yang desewa untuk pengguna selama 24 jam sehari untuk menghubungkan satu lokasi ke lokasi lain. d. ISDN (Integrated services Digital Network) {Halaman 202} Merupakan jalan untuk melayani transfer data dengan kecepatan lebih tinggi melalui saluran telepon regular. ISDN memungkinkan kecepatan transfer data hingga 128.000 bps. e. ATM {Halaman 69} Adalah sebuah metode switching, connection-oriented local dan teknologi jaringan pada suatu wilayah yang menyediakan sebuah komunikasi kecepetan tinggi untuk pengguna yang sebenernya tak terbatas. ATM mengujinkan pengelola jaringan untuk mendesain jaringan dengna efisiensi yang tinggi, fleksibel, kemampuan memtakan, dll. ATM dapat dioperasikan dengan kecepatan yang berbeda dan dapat bekerja dengan tipe media yang berbeda(seperti serat optic multimode, single-mode, STP dan UTP kabel).

Anda mungkin juga menyukai