lebih mempertimbangkan obyek pajaknya daripada subyek pajaknya. Oleh karena itu setiap obyek pajak perlu diketahui identitasnya.
1. Menciptakan identitas yg standar bagi semua OP PBB secara nasional 2. Menertibkan dan menyederhanakan administrasi PBB 3. Membentuk file induk PBB, dengan NOP sebagai penghubungnya
1. Mempermudah mengetahui letak OP 2. Mempermudah pemantauan penyampaian SPOP dan SPPT 3. Mengintegrasikan data atributik dan spasial 4. Mengurangi kemungkinan ketetapan ganda 5. Memudahkan pemantauan data tunggakan 6. Sebagai identitas OP yg dimiliki/dikuasai wajib pajak
1. UNIK, satu objek pajak PBB mempunyai satu NOP yang berbeda dg NOP objek lainnya 2. TETAP, NOP yang diberikan thd suatu objek pajak PBB tidak berubah dalam jangka waktu yg relatif lama 3. STANDAR, hanya ada satu sistem pemberian NOP yang berlaku secara nasional
Kode Wilayah
Kode NOP
I 1 2 3
II 4 5
III 6 7 8
IV 9
10
V 11 12 13 14 15
VI 16 17
VII 18
Propinsi
Kab/Kota
Kec
Desa/Kel
Blok
Tanda Khusus
Memanfaatkan hasil penyusunan sistem kode wilayah versi BPS Nomor Urut Objek dibuat secara urut per blok Satu Blok terdiri dari kurang lebih 200 Objek Pajak Tanda Khusus - Kode 9 untuk objek yang dimanfaatkan secara bersama-sama - Kode 7 untuk objek yang berstruktur data SISTEP - Kode 0 untuk objek yang dimanfaatkan oleh satu orang WP
31 32 33 34
35
Nomor cadangan
Nomor cadangan
DIGIT KEDUA : menunjukkan nomor urut Propinsi dlm suatu pulau/kepulauan. Disusun menurut letak geografisnya. Biasanya dimulai dari arah barat ke timur/barat laut ke tenggara/utara ke selatan
DIGIT KETIGA dan KEEMPAT : menunjukkan nomor urut Kabupaten/Kota dlm suatu Propinsi. Disusun secara zigzag (berbelok-belok) Kabupaten : menggunakan nomor 01 s.d. 69 Kota : menggunakan nomor 71 s.d. 89
23 23 26 26 24 24 22 22 25 25 71 71 27 27 28 28 29 29
21 21 17 17 20 20 19 19 18 18 16 16
15 15
73 73 06 06 14 14 13 13 12 12 11 11
02 02 01 01 04 04 03 03 05 05
72 72 07 07 08 08 09 09
10 10
Untuk membentuk kode pengenal Kabupaten/Kota, kode nomor Kabupaten/Kota harus digabung dengan kode nomor propinsi
KOTA MALANG : 35.73 040 010 Sukun 020 Kedungkandang 030 030 Klojen 010 020 040 Blimbing 050 Lowokwaru 050
Untuk membentuk kode pengenal Kecamatan, kode nomor Kecamatan harus digabung dengan kode nomor propinsi dan Kabupaten/Kota
011 011
001 001
002 002
KECAMATAN KLOJEN : 35.73.030 Untuk 001 Kasin membentuk 002 Sukoharjo kode pengenal 003 Kidul Dalem Kelurahan/Desa 004 Kauman , kode nomor 005 Bareng kelurahan/desa 006 Gading Kasri harus digabung 007 Oro Oro Dowo 008 Klojen dengan kode 009 Rampal Celaket nomor propinsi, 010 Samaan Kabupaten/Kota 011 Penanggungan dan Kecamatan
010 010 009 009 008 008 005 005 004 004 003 003
V. KODE NOMOR URUT BLOK DIGIT KESEBELAS s.d. KETIGABELAS : menunjukkan nomor urut blok dlm suatu Kelurahan/Desa Blok adalah zona geografis yg terdiri dr sekelompok objek pajak yg dibatasi oleh batas alam dan/atau buatan manusia yg bersifat permanen dlm satu wilayah administrasi pemerintahan desa/kelurahan utk kepentingan PBB Penomoran blok dilakukan secara urut dan spiral mulai dr kiri atas ke arah kanan, dst. Penentuan batas blok tidak terikat pada batas RT/RW dan sejenisnya dalam satu desa/kelurahan Satu blok menampung + 200 objek pajak atau luas wilayah sekitar 15 ha Untuk membentuk kode pengenal blok, kode nomor urut blok harus digabung dengan kode nomor propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Kelurahan/Desa
001
*
011
010
*
*
012
* **
016
*
017
q q q q
009
*
*
013 015
008
006
# # #
007
014
* *
DIGIT KEEMPATBELAS s.d. KETUJUHBELAS : menunjukkan nomor urut objek pajak dlm suatu Blok
Penomoran objek pajak dilakukan secara urut dan spiral mulai dr kiri atas ke arah kanan, dst.
1 1 2 2
JL. B
IND AH BIN G
LIM BIN
1 1 36 36 2 2 3 3
GI ND
AH
006
7 7
4 4
JL .B LIM
9 9
JL
.B L IM
12 12
BI N G
IN D AH
007
TE N
GA HV II
8 8
59 59
88 88 89 89
GA H
JL.
4 4 35 35 37 37 5 5 65 65 38 38 6 6 64 64 34 34 7 7 33 33 39 39 32 32 63 63 8 8 JL. 31 31 BL 40 40 30 30 62 62 IMB 29 29 J L. B 61 61 28 28 ING 9 9 41 41 L IM 27 27 IND BI N 60 60 26 26 AH G IN 10 10 ME 42 42 DA 25 25 59 59 HT GA 3 3 EN H 66 66 11 11 GA 43 43 58 58 H 67 67 XV 24 24 57 57 68 68 12 12 44 44 23 23 69 69 56 56 70 70 22 22 13 13 71 71 45 45 102 102 21 21 55 55 72 72 20 20 101 101 14 14 46 46 100 100 54 54 19 19 JL 99 99 .B JL 98 98 18 18 L . I MB BL 73 73 47 47 53 53 97 97 17 17 IM B I NG 96 96 I NG 74 74 IN D 16 16 AH IN D 52 52 95 95 75 75 48 48 AH TE 15 15 NG 103 103 76 76 TE A N 51 51 HX GA 104 104 77 77 V HX 105 105 94 94 IX 49 49 78 78 106 106 107 107 79 79 93 93 108 108 50 50 92 92 80 80 109 109 87 87 91 91 110 110 81 81 111 111 90 90 140 140 112 112 89 89 82 82 139 139 113 113 JL 88 88 .B L IL 138 138 86 86 BI N G 114 114 JL 137 137 IN D 85 85 .B AH L IM 115 115 84 84 TE 116 116 BI N 136 136 NG 117 117 GI 83 83 A HX ND 118 118 AH IV 119 119 120 120 TE NG 135 135 121 121 AH 122 122 134 134 123 123 124 124 133 133 125 125 132 132 126 126 127 127 131 131 JL .B 130 130 L IM BI N GI 129 129 ND AH TE 128 128 N
BIN G IN D AH TE NG AH X VI
JL .B UN DA RA NB
ME GA H
LIM
BL IM B ING
IN D AH TE NG AH X
V III
VII. KODE TANDA KHUSUS DIGIT KEDELAPANBELAS : menunjukkan kode khusus di dalam basis data SISMIOP untuk memudahkan pengelolaan basis data 1. Kode 9 : objek bersama 2. Kode 0 : objek dimanfaatkan oleh seorang wajib pajak 3. Kode 7 : struktur basis data SISTEP
OBJEK BERSAMA
B D
Dalam satu bidang tanah terdapat 4 buah bangunan (A, B, C, dan D). Bila semua objek pajak tersebut hanya mempunyai satu wajib pajak maka NOP-nya juga hanya satu, misal : 35.73.030.008.007.0008.0
Jika obyek pajak tersebut wajib pajaknya lebih dari satu, yaitu 1 WP tanah dan 4 WP bangunan, maka NOP-nya akan lebih dari satu, misal :
Tanah A B C D
NOP harus dikaitkan dg OP dan informasi mengenai OP tsb. Kaitan tsb berupa hubungan satu-satu, yg berarti bhw setiap NOP harus terkait hanya terhadap satu OP secara unik. NOP yg sama harus tampak pada : 1. Fisik OP ybs di lapangan (sticker NOP) 2. SPOP/DHKP/DHR yg berisi informasi mengenai OP tsb 3. Sket/peta blok yang menunjukkan posisi relatif fisik OP 4. File komputer tentang informasi OP dimaksud 5. Nomor seri SPPT/STTS