Anda di halaman 1dari 4

MEMERAH USIA MENGHARAP CINTA DAN REDHA ALLAH SWT

Syeikh Shalah Abdul Fattah al Khalidi telah menulis: Asas makna Al Asr ialah memerahkan sesuatu hingga menitis Jika Ashr sesuatu ialah menekan atau memerahnya untuk mengeluarkan apa saja yang ada padanya, maka zaman manusia dan umurnya adalah asar, kerana itu wajib ke atasnya untuk memerah dan menekannya, agar dapat digunakannya dengan baik, mengeluarkan manfaat-manfaat dan faedah-faedahnya. Umur seseorang ialah masanya yang khas dengannya, yang wajib atasnya untuk diperahnya, digunakannya dengan baik dan hidup dengannya. Maka perahlah umurmu, wahai saudara muslim dan tekanlah atasnya, berjihadlah dengan dirimu sendiri, dan pergunakanlah dengan semaksimum mungkin, sehingga engkau tidak menyia-nyiakan umur yang terbatas ini, jika engkau tidak menggunakan umurmu dengan baik dan tidak mengambil faedah daripadanya maka engkau akan menyesal atas kehilangannya.

KERUGIAN ORANG YANG TIDAK MENGGUNAKAN UMURNYA


Orang-orang yang tidak rugi masa dan umurnya, ialah orang-orang mukmin yang beramal soleh, dan mereka yang berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan kesabaran.

SIAPAKAH YANG PALING RUGI?


Ibn Jauzi telah menulis: Ada empat hal yang membinasakan seseorang.

Pertama kekufuran. Kekufuran terbagi 2, yakni kufru asy syakk, sebagaimana kekufuran Firaun saat ia mengatakan Semoga aku dapat melihat Tuhannya Musa dan aku menduganya (Musa) termasuk orangorang pendusta. Kedua kufru as sukht, yakni kekufuran iblis ketika mengatakan,Lihatlah makhluk ini yang lebihEngkau Muliakan dari didriku. Semua kekufuran yang lainnya berakar dari dua bentuk kekufuran ini. Kufru sukht, lebih dahsyat kehancurannya daripada kufru syakk. Kufru syakk adalah kekufuran yang bisa kembali pada keimanan bila apa keyakinannya terbukti. Tapi pelaku kufru sukht justru muncul dari pihak yang sudah menyaksikan bukti secara nyata. Ia kufur terhadap Rabb semesta.

Kedua, adalah bidah. Bidah juga terbagi dua. Ada yang menyebabkan kekufuran dan ada yang menyesatkan. Siapa yang selamat dari keduanya, berarti agama Islamnya telah terlindung dari bahaya, dan ia akan mendapat petunjuk. Namun barangsiapa yang tertimpa salah satu diantaranya, ia akan berpotensi menyimpang dari jalan Islam, atau menyeleweng dari jalan keselamatan.

Ketiga adalah al ghaflah, lalai. Lalai dari dzikir kepada Allah, karena kemaksiatan akan lebih cepat datangnya kepada orang yang lalai melebihi kecepatan turunnya pasir ke lokasi yang lebih rendah.

Keempat adalah hubbu dunia, cinta dunia. Permisalan orang yang yang mencintai dunia, jasad fisiknya terlihat melakukan ibadah sepanjang usianya untuk mendekatkan dirinya kepada Allah, tapi hatinya menjauhkan dia dari Allah. Sesungguhnya, diri kita adalah pemimpin yang mengatur dunia ini dan dengan zuhud kita mampu menundukkannya. Dan akan menjadi budak dunia bila masih merindukannya. Sungguh orang yang merindu kepada sesuatu yang dikendaki hawa nafsunya, berarti ia menjadi hamba baginya.

Al Imam asy Syahid Hasan al Banna telah berkata:

Kewajipan yang ada jauh lebih banyak dari waktu yang tersedia Jika kita mencermati kata-kata ini pasti kita tidak akan berani menyianyiakan waktu yang ada pada kita. Ini adalah kerana waktu kita sedikit sedangkan kewajipan yang wajib kita selesaikan menumpuk dan melebihi dari waktu yang kita miliki.

Telah datang kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam lalai lagi berpaling (daripadanya)

Tidak datang kepada mereka satu ayat Al Quranpun yang baru dari Rabb mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main (lagi) hati mereka dalam keadaan lalai Syeikh Abdul Hamid Jassim al Bilali telah menulis: Umur itu laksana bazar atau pasar (ruang perniagaan) tempat jual beli pelbagai barangan, baik barang yang baik atau barang yang tak berguna. Orang yang berakal ialah orang yang memilih membeli barang barang berkualiti walaupun harganya mahal, kerana lebih baik dari barang yang tak berguna meskipun harganya murah. Ibn Jauzi telah menulis dalam Shaidul Khatir: Orang yang sedar sepatutnya mencari sesuatu yang paling mahal nilainya dan sesuatu yang paling berharga di dunia ini ialah ALLAH SWT

Justeru kita perlu berusaha untuk termasuk golongan yang sedar dan sentiasa sedar. Jika tidak maka kita akan tergolong dalam kumpulan manusia yang ghaflah atau lalai.

Anda mungkin juga menyukai