Anda di halaman 1dari 19

1. Ideologi berasal dari kata idea (gagasan, cita-cita), dan logos (pengetahuan).

Ideologi dapat diartikan sebagai seperangkat gagasan sistematis mengenai suatu kehidupan yang dicita-citakan. Ideologi sering kali diartikan sama dengan pandangan hidup.Ideologi yang dianut oleh suatu bangsa dapat menjadi dasar negara yang bersangkutan. Sebagai dasar negara maka menjadi sumber dan cita-cita hukum dari organisasi negara.

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM OTONOMI DAERAH 1. Otonomi daerah adalah hak, kewajiban, dan wewenang daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai peraturan perundangan. 2. Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem negara kesatuan RI. 3. Daerah otonom meliputi Provinsi, Kabupaten/kota, dan Desa

4. Landasan hukum Otonomi daerah diatur dalam : a. UUD 1945 pasal 18 b. UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 5. Prinsip/azas pemerintahan daerah : a. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengartur dan mengurus urusan pemerintahan dalam kerangka NKRI b. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau kepada instansi vertical di bawahnya. c. Tugas pembantuan adalah penugasan kepada daerah untuk membantu tugas tertentu dan wajib bertanggung jawab kepada yang menugaskan 6. Tujuan pemberian otonomi daerah : a. peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat b. mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan c. memelihara hubungan yang serasi antar pusat dan daerah 7. Kewenangan Pemerintah Pusat, mencakup bidang : a. Politik Luar Negeri b. Pertahanan c. Keamanan d. Peradilan (Yustisi) e. Moneter dan Fiskal Nasional (pajak)

f.

Agama

8. Kewenangan daerah mencakup bidang antara lain bidang : a. Pendidikan dan Kebudayaan b. Kesehatan c. Perhubungan d. Pertanian dan Perikanan e. Pekerjaan Umum f. Perdagangan g. Kesejahteraan Sosial h. Dan sebagainya. 9. Pelaksanaan otonomi daerah dititikberatkan di tingkat Kabupaten/kota. 10. Beberapa pengertian pemerintahan : a. Pemerintah Pusat adalah Presiden dan para menteri b. Pemerintahan Daerah adalah pemerintah daerah dan DPRD c. Pemerintah Daerah adalah Gubernur (provinsi),atau Bupati (kabupaten) atau Walikota (kota) dan perangkat daerah d. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan perangakat Desa 11. Kedudukan Gubernur/Bupati/Walikota : a. Kepala Daerah (dipilih rakyat, kepala pemerintah daerah) b. Kepala Wilayah (dilantik Presiden, bawahan Presiden) 12. Beberapa hal mengenai kepala daerah : a. Kepala Daerah dibantu 1 (satu) wakil kepala daerah. b. Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih oleh rakyat melalui Pemilu secara berpasangan c. Kepala daerah bertanggung jawab kepada DPRD 13. DPRD meliputi : a. DPRD Provinsi di tingkat Provinsi b. DPRD Kabupaten di tingkat Kabupoaten c. DPRD Kota di tingkat Kota 14. Fungsi dan Tugas DPRD antara lain : a. Fungsi Anggaran yaitu menetapkan APBD bersama kepala daerah b. Fungsi Legislasi yaitu membuat peraturan daerah (perda) bersama kepala daerah c. Fungsi Pengawasan yaitu mengawasi pemerintah daerah oleh kepala daerah 15. Hak DPRD meliputi : a. Interpelasi yaitu meminta keterangan kepada kepala daerah mengenai kebijakan daerah b. Angket yaitu melakukan penyelidikan mengenai kebijakan daerah yang diduga bertentangan dengan hukum c. Menyatakan Pendapat (hak petisi), yaitu menyampaikan pendapat dan usul mengenai kebijakan daerah.

16. Anggota DPRD : a. Anggota dipilih oleh rakyat melalui pemilu b. Jumlah anggota DPRD Provinsi adalah 35 - 100 orang c. Jumlah anggota DPRD Kabupaten/Kota adalah 25 - 45 orang. d. Masa jabatan anggota DPRD adalah 5 tahun. 17. Alat kelengakapn DPRD : a. Pimpinan b. Komisi c. Panitia Musyawarah d. Panitia Anggaran e. Badan Kehormatan 18. Kebijakan publik adalah kebijakan pembangunan dalam bentuk peraturan perundangan sebagai dasar tindakan pemerintah untuk mengatur dan melayani berbagai kepentingan masyarakat umum (publik) 19. Akibat negatif masyarakat tidak dilibatkan dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik : a. tidak sesuai aspirasi masyarakat b. kurang mencerminkan rasa keadilan c. kebijakan kurang menyeluruh d. masyarakat apatis (masa bodoh) dan tidak mentaati e. dukungan masyarakat kecil 20. Akibat positif partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik : a. sesuai aspirasi masyarakat b. lebih mencerminkan rasa keadilan c. kebijakan lebih menyeluruh d. masyarakat lebih optimis dan mentaati e. masyarakat mendukung 21. Contoh bentuk partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik : a. menyampaikan usul dan saran b. mendukung pelaksanaannya c. mendiskusikan rancangan kebijakan public d. memberikan dorongan moril 1. Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Indonesia adalah negara yang berdaulat, artinya rakyat Indonesia sediri yang mempunyai kekuasaan tertinggi untuk menentukan perjalanan negara Indonesia Kedaulatan terbagi atas : a. Kedaulatan ke dalam yaitu pemerintah (negara) berhak mengatur segala kepentingan rakyat melalui berbagai lembaga dan perangkat lainnya, tanpa campur tangan negara lain. b. Kedaulatan keluar yaitu negara berhak mengdakan hubungan kerjasama dengan negara lain, guna kepentingan bangsa dan negara.

2. Setiap negara yang merdeka memiliki kedaulatan. Negara merupakan organisasi suatu bangsa. Syarat berdiri suatu negara meliputi : a. Memiliki rakyat b. Memiliki wilayah c. Ada pemerintahan yang berdaulat d. Adanya pengakuan dari negara lain Tiga syarat pertama disebut syarat de facto (mutlak), sedangkan syarat keempat syarat de jure (hukum internasional). 1) Asas Legalitas, terkandung dalam pasal 1 ayat (1) KUHP. Hukum pidana harus bersumber pada undang-undang, artinya pemidanaan harus berdasarkan undang-undang. 2) Asas tidak berlaku Surut, ditentukan dalam pasal 1 ayat 2 KUHP (pengecualian pasal 1 KUHP). Ketentuan pidana dalam undang-undang tidak boleh berlaku surut (strafrecht heeftgeen terugwerkende kracht). Seandainya seseorang melakukan suatu tindak pidana yang baru kemudian hari terhadap tindakan yang serupa diancam dengan pidana, pelaku tdk dapat dipidana atas ketentuan yang baru itu. Hal ini untuk menjamin warga negara dari tindakan sewenang-wenang dari penguasa. 3) Asas larangan penggunaan analogi. Larangan penggunaan analogi, yaitu untuk membuat perbuatan yang tidak tercantum secara tegas dalam undang-undang tetapi ada kemiripannya, dijadikan/dianggap sebagai tindak pidana/delik. Dapat pula analogi terjadi bilamana menganggap bahwa suatu peraturan hukum tertentu juga meliputi suatu hal yang nbanyak kemiripannya/kesamaannya yang telah diatur, padahal semula tidak demikian. 4) Asas Teritorialitas (pasal 2 KUHP). Yang paling pokok dalam asas ini dalam hubungannya dg berlakunya undang-undang hukum pidana dapat pula yang diutamakan ialah batas-batas teritorial dimana undang-undang hukum pidana tersebut berlaku.tolak pangkal dari pemikiran untuk penerapan asas teritorial ialah bahwa diwilayah indonesia, hukum pidana indonesia mengikat bagi siapa saja(penduduk/bukan penduduk) . dasarnya ialah bahwa setiap negara yang berdaulat wajib memelihara sendiri ketertiban hukum dalam wilayahnya. 5) Asas personalitas (Nasional aktif). Dasar dari asas ini ialah bahwa setiap negara yang berdaulat wajib sejauh mungkin mengatur sendiri warganya. 6) Asas perlindungan (Nasional Pasif). Tolak pangkal pemikiran dari asas perlindungan adalah bahwa setiap negara yang berdaulat wajib melindungi kepentingan hukum warga negaranya 7) Dalam hal ada dua peraturan yang mengatur hal yang sama dan memuat ketentuan yang berlainan, maka demi kepastian hukum berlakulah peraturan yang terbaru, kecuali kalau ditentukan lain dengan undang-undang. 8 ) Jual beli yang ditinjau dalam keseluruhan mengandung ketidak beresan, ialah tidak beres mengenai orang-orang yang menjadi pihak di dalam perjajinan dan secara materiil tidak meyakinkan adanya jual beli yang objeknya tidak ada adalah tidak sah (i.c. jual beli mengenai hak erfpacht yang telah gugur) 9) Bahwa suatu perjanjian hanya mengikat tentang hal-hal yang diperjanjikan; 10) Pembeli yang beritikad baik harus mendapat perlindungan hukum. 11) Pelaksanaan suatu perjanjian dan tafsiran suatu perjanjian, tidak dapt didasarkan semata-mata atas kata-kata dalam perjanjian tersebut. i.c. berdasarkan sifat dari pada bangunan lantai atas (loods) maka hal ini merupakan suatu "bestending engebruikelijk beding" terhadap pasal X dari perjanjian antara Penggugat dan Tergugat I (pasal 1347 jo pasal 1339 KUHPerdata)

12) Perjanjian yang dibuat karena causa yang tidak diperkenankan (onggeoorloofde oorzaak) addalah tidak sah (i.c. perjanjian balik nama keagenan Pertamina antara Tergugat dan penggugat) 13) Terhadap perjanjian yang diadakan antara orang-orang Indonesia asli, sekalipun barang-barang yang diperjanjikan (i.c rumah dan tanah) tunduk pada Hukum Barat, haruslah diperlakukan hukum adat. 14) Putusan Pengadilan tidak hanya mempunyai kekuatan terhadap pihak yang kalah, tetapi juga terhadap seseorang yang mendapat hak dari pihak yang kalah itu (rechtverkrijgende). 15) Dalam hal telah ada putusan Pengadilan yang menetapkan hubungan hukum antara pihak-pihak yang berperkara, maka apabila salah satu pihak meninggal, hak-hak dan kewajiban kewajiban hukum yang ditetapkan dalam putusan Pengadilan beralih kepada ahli warisnya.

Paket 14
12. Kemerdekaanmenyampaikan pendapat di muka umum dilaksanakan berlandaskan pada: a. b. c. d. e. asas keseimbangan antara hak dankewajiban; asas musyawarah dan mufakat; asas kepastian hukum dan keadilan; asas proporsionalitas; dan asas manfaat.

20. Unsur deklaratif Syarat berdiri suatu negara meliputi : e. Memiliki rakyat f. Memiliki wilayah g. Ada pemerintahan yang berdaulat h. Adanya pengakuan dari negara lain Tiga syarat pertama disebut syarat de facto (mutlak), sedangkan syarat keempat syarat de jure (hukum internasional).

22. a. Asas Ius Soli Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan dari dimana seseorang itu dilahirkan. b. Asas Ius Sanguinis Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan keturunan atau dengan kata lain ditentukan berdasarkan kewarganegaraan dari orang tuanya. 24. KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA Pasal 23 Sebab sebab Hilangnya Status Kewarganegaraan Warga Negara Indonesia Warga Negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan :

1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri; 2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu; 3 Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luarnegeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan RI tidak menjadi tanpa kewarganegaraan; .4 Masuk kedalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden;(tidak berlaku bagi mereka yang mengikuti program pendidikan dinegara lain yang mengharuskan wajib militer); .5 Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh WNI; .6 Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut; 7 Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang besifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing; .8 Mempunyai paspor atau surat bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negaralain atas namanya; atau 9 Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5 tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi WNI kepada Perwakilan RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan RI tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan. 10.Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dapat terjadi pula akibat perkawinan dikarenakan bekerjanya hukum kewarganegaraan negara pasangannya tersebut. Bagi mereka ini, jika ingin tetap berkewarganegaraan Indonesia, dapat mengajukan pernyataan tertulis kepada Pejabat atau Perwakilan RI kecuali berakibat berkewarganegaraan ganda. Hak repudiasi Hak seseorang untuk menolak kewarganegaraan suatu negara tertentu yang ditawarkan kepadanya Naturalisasi adalah proses perubahan status dari penduduk asing menjadi warga negara suatu negara.[1] Proses ini harus terlebih dahulu memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan dalam peraturan kewarganegaraan negara yang bersangkutan.[1] Hukum naturalisasi di setiap

negara berbeda-beda.[1] Di Indonesia, masalah kewarganegaraan saat ini diatur dalam UndangUndang No. 12 tahun 2006.[1] 28.Asas-asas untuk menyelenggarakan Otda (pemerintahan daerah), pada dasarnya ada 4 (empat), yaitu : 1. Sentralisasi yaitu sistem pemerintahan di mana segala kekuasaan dipusatkan di pemerintah pusat. 2. Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. 4. Tugas Pembantuan yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah propinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan [1] Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi : catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan ketik-mengetikm agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna. [2] 29. kewenangan pemerintah pusat Politik luar negeri Pertahanan Yustisi Moneter Fiscal nasional Agama Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi: a. perencanaan dan pengendalian pembangunan; b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;

d. penyediaan sarana dan prasarana umum; e. penanganan bidang kesehatan; f. penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial; h. pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk lintas kabupaten/kota; j. pengendalian lingkungan hidup; k. pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota; l. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; m. pelayanan administrasi umum pemerintahan. 38. Tata urutan perundang-undangan di atas diurutkan ke bawah secara hirarkhi, dimana peraturan dibawahnya tidak boleh bertentangan atau mengatur hal selain yang diperintahkan oleh peraturan diatasnya. Hal ini sesuai dengan salah satu azas hukum, yakni peraturan yang lebih rendah kedudukannya tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi. Dengan cara seperti itu dimaksudkan akan adanya tertib administrasi pengaturan perundang-undangan yang lebih baik dan tertata dan untuk menghindari adanya pelampauan wewenang.

Paket 26
Kapitalisme adalah sebuah system atau paham ekonomi yang menitik beratkan aktivitas ekonomi pada Capital/ modal seseorang. Sehingga pada awalnya akan memberi kesempatan pada para pemodal besar untuk menguasai perekonomian, namun pada akhirnya adalah sebuah kehidupan yang saling mengeksploitasi, dampak yang paling buruk adalah akan semakin banyak manusia yang tak bermodal yang akan termarginalkan, meningkatkan kemiskinan. Julukan yang paling tepat untuk kapitalisme adalah system ekonomi tak bermoral, dimana para pelakunya hanya terfokus untuk memperkaya diri sendiri dan melupakan aspek kemanusiaan. Manusia dianggap seperti mesin atau computer dengan berprinsip , Hanya akan menjadi sukses jika anda bekerja dan bermodal , .

13. Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen(badan legislatif) memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya(Mosi tidak percaya adalah sebuah prosedur parlemen yang digunakan kepada parlemen oleh parlemen oposisi dengan harapan mengalahkan atau mempermalukan sebuah pemerintahan). sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan, Dalam sistem Parlemen, legislatif adalah badan tertinggi dan menujuk eksekutif.

19. Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum, penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Lembaga swadaya masyarakat (disingkat LSM) adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. 2. Penyimpangan pada Masa Orde Lama Pemerintahan Orde Lama menerapkan sistem Demokrasi Terpimpin, dengan maksud untuk menegaskan bahwa demokrasi yang dijalankan didasarkan pada keinginan luhur bangsaIndonesiasebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yakni demokrasi yang berlandaskan Pancasila. Namun dalam praktiknya, demokrasi terpimpin tidak pernah dilaksanakan secara konsekuen bahkan justru menyimpang dan pelaksanaannya justru didasarkan pada keinginan atau ambisi politik pemimpinya yaitu Presiden Sukarno. Hal ini terbukti dari bebrapa kebijakan yang dilakukan oleh Presiden Sukarno dalam bidang politik dan pemerintahan, antara lain sebagai berikut: 1. Presiden telah mengeluarkan produk peraturan dalam bentuk Penetapan Presiden, yang hal itu tidak dikenal dalam UUD 1945. Misalnya: 1) Menyederhanakan kehidupan partai politik dengan mengeluarkan Penetapan Pesiden Nomor 7 Tahun 1959, yang berakibat banyaknya partai politik yang membubarkan diri. 2) Membentuk Front Nasional melalui Penetapan Presiden Nomor 13 Tahun 1959 yang anggota-anggotanya terdiri atas orang-orang yang tergabung dalam organisasi golongan karya, golongan politik, dan orang-orang yang tidak tergabung dalam golongan apapun juga serta partai politik. 3) Pengangkatan dan pemberhentian anggota-anggota MPRS, DPA, dan MA oleh Presiden. 1. MPRS, dengan Ketetapan No. I/ MPRS/ 1960 telah menetapkan Pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul Penemuan Kembali Revolusi Kita (Manifesto Politik Republik Indonesia) sebagai GBHN yang bersifat tetap. 2. Pimpinan lembaga-lembaga Negara diberi kedudukan sebagai menteri-menteri Negara, yang berarti menempatkannya sejajar dengan pembantu presiden. 3. Hak budget tidak berjalan, karena setelah tahun 1960 pemerintah tidak mengajukan RUU APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR sebelum berlakunya tahun anggaran yang bersangkutan. 4. Pada tanggal 5 Maret 1960, melalui Penetapan Presiden No. 3 Tahun 1960, Presiden membubarkan DPR hasil pemilu Tahun 1955. Kemudian melalui Penetapan Presiden Nomor 4 Tahun 1960 membentuk Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) yang para anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.

5. Membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS). Seluruh anggota MPRS diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, yakni yang terdiri atas anggota-anggota DPR-GR, utusan-utusan daerah, utusan-utusan golongan. 6. MPRS mengangkat Presiden Sukarno sebagai Presiden seumur hidup melalui Ketetapan Nomor III/ MPRS/ 1963, yang menyebabkan kekuasaan presiden semakin besar dan tidak terbatas. Selain hal tersebut, penyimpangan-penyimpangan lainnya adalah sebagai berikut: 1. Pengangkatan Presiden Sukarno sebagai Panglima Besar Revolusi. 2. Politik luar negeri Poros Jakarta-Peking, yang tidak bebas aktif. 3. Adanya politik mercusuar, seperti pembangunan Monas dan Stadion Senayan. 38. Retribusi menurut UU no. 28 tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Berbeda dengan pajak pusat seperti Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak, Retribusi yang dapat di sebut sebagai Pajak Daerah dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda).

39. Undang Undang tidak boleh berlaku surut artinya sangsi hukum yg ditetapkan oleh Undang Undang tersebut tdk boleh diterapkan (dikenai) pada peristiwa yg terdahulu sebelum ada UU tersebut. Misalnya, sangsi hukum yg tercantum dlm KUHAP tahun 2002 tdk boleh diterapkan pada peristiwa kriminal yg terjadi pada tahun 2000

PAKET 36
Pancasila Sebagai Dasar Negara Lahirnya Pancasila melalui proses panjang yang didasari oleh sejarah perjuangan bangsa kita sendiri, serta dengan melihat pengalaman bangsa-bangsa lain. Tetapi meskipun demikian, perlu ditekankan disini bahwa Pancasila tetap berakar pada kepribadian dan gagasan bangsa kita sendiri. Pancasila sebagai dasar Negara RI atau disebut juga dengan Dasar Falsafah Negara atau ideologi Negara, berarti menunjukkan bahwa Pancasila digunakan sebagai dasar dalam mengatur pemerintahan Negara dan penyelenggaraan Negara. Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara, sebagaimana yang tertuang pada Pembukaan UUD 1945, merupakan sumber tertib hokum tertinggi yang mengatur kehidupan Negara dan masayarakat. Hal ini mengandung makna bahwa Pancasila sebagai kaidah dasar Negara yang bersifat mengikat dan memaksa. Maksudnya, Pancasila mengikat dan memaksa segala sesuatu yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Negara RI agar setia melaksanakan, mewariskan, mengembangkan, dan melestarikan nilai-nilai Pancasila. Jadi, semua warga negara,penyelenggara Negara tanpa terkecuali, dan segala macam peraturan perundang-undangan yang ada harus bersumber dan sesuai dengan nilai-nilai

Pancasila. Itulah sebabnya seluruh isi UUD 1945, dan berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara RI seluruhnya bersumber atau merupakan penjabaran dari sila-sila Pancasila. Bahkan pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan penjabaran dari nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, jelaslah bahwa kedudukan Pancasila adalah sebagai Dasar Negara Indonesia, yang mempunyai fungsi pokok sebagai ideology Negara atau sebagai poko kaidah Negara yang fundamental.

Pancasila sebagai kepribadian bangsa erat kaitanya dengan kehidupan sehari hari masyarakat yang di kenal dengan keramahaan, kesopananya, kemajemukan, suku budayanya yang merupakan manifiestasi dalam pandangan hidup bangsa. Dengan kata lain di dalam pancasila tersebut banyak mengandung makna makna yang sanga erat kaitannya dengan keragaman budaya, adat istiadat, religius bangsa seperti masyakarat yang merupkan kepribadian bangsa yaitu adanya pengakuan atas tuhan, dalam menyelesaikan suatu masalah selalu bermusyawarar untuk mencpai kata mufakat, saling hormat menghormati orang lain, meletakan kepentingan golongan di atas kepentingan pribadi, serta selalu bersikap adil untuk mencapai tujuan bersama. Pengertian pandangan hidup bangsa, adalah suatu ideologi sebagai jiwa bagi suatu kelompok masyarakat atau bangsa. Ideologi mitu juga berperan sebagai pedoman dan penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, ia menjadi sebuah ukuran/kriteria umum yang diterima dan berlaku untuk semua pihak.

Pedoman negara

NKRI terdiri dari berbagai suku, bahasa & Agama, sehingga mereka menyusun dasar negara seperti apa yang kita ketahui saat ini 12. Rapat Umum = Rapat yang dihadiri seluruh anggota dari kelompok tertentu yang akan mengadakan rapat. Mimbar Bebas = Kegiatan penyampaian orasi secara bebas pada panggung/ tempat yang tidak diberikan batasan jenis & tujuan orasinya.

13. Sistem presidensial


Sistem presidensial (presidensial), atau disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif. Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 3 unsur yaitu:

Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait. Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling menjatuhkan. Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif.

Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan posisinya. Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar negara-negara Amerika Latin dan Amerika Tengah.

Ciri-ciri sistem presidensial


Republik konstitusional Pendalaman teori Kepala negara Kepala pemerintahan Kekuasaan kepala negara Masa jabatan kepala negara Monarki konstitusional

Presidensi Semipresidensi Parlement Parlementer al al er Presiden Raja/Ratu Presiden Perdana Menteri tidak tak terbatas terbatas ditentukan jangka waktu seumur hidup
(maksimal 2 periode)

Masa jabatan kepala pemerintahan

ditentukan jangka tidak ditentukan jangka waktu waktu


(maksimal 2 periode)

Kekuasaan negara Hak prerogratif untuk eksekutif Hak kekuasaan wilayah negara Hak pendapat menurut UUD/UU/peraturan diberlakukan/dicabut

Pemisahan atau pembagian Presiden Presiden Presiden

Hanya pemisahan Perdana Menteri Perdana Menteri Perdana Menteri tidak

Tampilan kepala negara dalam kabinet ya Eksekutif tanggungjawab kepada tidak ya

(kecuali ada undangan Perdana Menteri)

Republik konstitusional Pendalaman teori legislatif Eksekutif dijatuhkan legislatif Posisi eksekutif Pembubaran legislatif oleh eksekutif Keputusan kepala negara Keterlibatan kepala negara untuk hak partai politik/hak pemilih Keterlibatan anggota keluarga kepala negara untuk hak partai politik/hak pemilih/anggota eksekutif Jumlah keturunan dalam posisi kepala negara Rangkap jabatan kepala negara Pengusulan/Pengubah/Pengganti/Perb aikan UUD/UU/peraturan bersama dengan legislatif Pemilihan kepala negara Presidensi Semipresidensi Parlement al al er tidak ya

Monarki konstitusional Parlementer

Partai politik dan profesional tidak tidak dapat diganggu gugat


(keputusan mutlak)

Hanya Partai Berkuasa


Mayoritas Parlemen (termasuk partai koalisi)

ya dapat diubah melalui legislatif tidak tidak hanya satu tidak Perdana Menteri diwariskan turun temurun menurut UU

ya ya tidak tentu ya Presiden

dipilih rakyat (langsung) atau parlemen (tidak langsung)

dipilih rakyat (langsung) dipilih rakyat (langsung) ditunjuk Pemilihan kepala pemerintahan atau atau Presiden parlemen parlemen (tidak langsung) (tidak langsung) Hukuman kepada kepala negara Pemakzulan ? Pemakzula Hukuman kepada kepala pemerintahan Mosi tak percaya n Lingkungan Istana Negara kalangan umum pribadi dianggap Posisi elite/orang kaya setara bangsawan/feo dal Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu :

Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara. Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat. Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif (bukan kepada kekuasaan legislatif). Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif. Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif.

Kelebihan dan kelemahan sistem presidensial


Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial:

Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah enam tahun dan Presiden Indonesia adalah lima tahun. Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial:


Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak. Sistem pertanggungjawaban kurang jelas. Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas Pembuatan keputusan memakan waktu yang lama.

Sistem parlementer adalah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja. Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering dikemukakan melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik kepresidenan.

Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil, karena kefleksibilitasannya dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman dan Republik Keempat Perancis. Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala pemerintahan dan kepala negara, dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri, dan kepala negara ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa sistem parlemen juga memiliki seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara, memberikan keseimbangan dalam sistem ini. Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah Inggris, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura dan sebagainya.

Daftar isi

1 Ciri-ciri sistem parlementer 2 Kelebihan dan kelemahan sistem parlementer 3 Negara dengan sistem pemerintahan parlementer o 3.1 Sistem Unikameral o 3.2 Sistem Bikameral 4 Lihat pula 5 Referensi

Ciri-ciri sistem parlementer


Republik konstitusional Pendalaman teori Kepala negara Kepala pemerintahan Kekuasaan kepala negara Masa jabatan kepala negara Monarki konstitusional

Presidensi Semipresidensi Parlement Parlementer al al er Presiden Raja/Ratu Presiden Perdana Menteri tidak tak terbatas terbatas ditentukan jangka waktu seumur hidup
(maksimal 2 periode)

Masa jabatan kepala pemerintahan

ditentukan jangka tidak ditentukan jangka waktu waktu


(maksimal 2 periode)

Kekuasaan negara Hak prerogratif untuk eksekutif Hak kekuasaan wilayah negara

Pemisahan atau pembagian Presiden Presiden

Hanya pemisahan Perdana Menteri Perdana Menteri

Republik konstitusional Pendalaman teori Hak pendapat menurut UUD/UU/peraturan diberlakukan/dicabut Presidensi Semipresidensi Parlement al al er Presiden

Monarki konstitusional Parlementer

Perdana Menteri tidak

Tampilan kepala negara dalam kabinet ya Eksekutif tanggungjawab kepada legislatif Eksekutif dijatuhkan legislatif Posisi eksekutif Pembubaran legislatif oleh eksekutif Keputusan kepala negara Keterlibatan kepala negara untuk hak partai politik/hak pemilih Keterlibatan anggota keluarga kepala negara untuk hak partai politik/hak pemilih/anggota eksekutif Jumlah keturunan dalam posisi kepala negara Rangkap jabatan kepala negara Pengusulan/Pengubah/Pengganti/Perb aikan UUD/UU/peraturan bersama dengan legislatif Pemilihan kepala negara

(kecuali ada undangan Perdana Menteri)

tidak tidak

ya ya Hanya Partai Berkuasa


Mayoritas Parlemen (termasuk partai koalisi)

Partai politik dan profesional tidak tidak dapat diganggu gugat


(keputusan mutlak)

ya dapat diubah melalui legislatif tidak tidak hanya satu tidak Perdana Menteri diwariskan turun temurun menurut UU

ya ya tidak tentu ya Presiden

dipilih rakyat (langsung) atau parlemen (tidak langsung) dipilih rakyat (langsung) ditunjuk atau Presiden parlemen (tidak langsung) Pemakzulan

Pemilihan kepala pemerintahan

dipilih rakyat (langsung) atau parlemen (tidak langsung)

Hukuman kepada kepala negara

Republik konstitusional Pendalaman teori

Monarki konstitusional

Presidensi Semipresidensi Parlement Parlementer al al er Pemakzula Hukuman kepada kepala pemerintahan Mosi tak percaya n Lingkungan Istana Negara kalangan umum pribadi dianggap Posisi elite/orang kaya setara bangsawan/feo dal Ciri-ciri pemerintahan parlemen yaitu:

Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan sedangkan kepala negara dikepalai oleh presiden/raja. Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi berdasarkan undang-undang. Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif. Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif. Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.

Kelebihan dan kelemahan sistem parlementer


Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:

Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer:


Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.

Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

Anda mungkin juga menyukai