Anda di halaman 1dari 6

Analisa Pembangunan Pasar Semi-Modern Cibadak Kabupaten Sukabumi

Tinggalkan sebuah balasan

Analisa Pembangunan Pasar Semi-Modern Cibadak Kabupaten Sukabumi


1. Pendahuluan Banyak sekali faktor-faktor yang sebagian besar saling terkait dalam bidang ekonomi satu sama lainnya dengan pola yang sangat kompleks yang menyebabkan lambatnya pemulihan investasi di Indonesia hingga saat ini. Faktor-faktor tersebut mulai dari yang sering disebut di media masa yakni masalah keamanan, tidak adanya kepastian hukum, dan kondisi infrastruktur yang buruk, hingga kondisi perburuhan yang semakin buruk. Pokok permasalahan yang menjadi pembahasan utama dari tulisan ini adalah iklim investasi yang sangat kompleks, yang implikasinya adalah bahwa kebijakan investasi tidak bisa berdiri sendiri. Dalam kata lain, bagaimanapun bagusnya suatu kebijakan investasi, efektivitas dari kebijakan tersebut akan tergantung pada banyak faktor lain di luar wilayah kebijakan investasi, karena faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan investasi atau membukan usaha baru di Indonesia. Lebih spesifik, tulisan ini akan membahas masalah, tantangan dan potensi investasi di Indonesia. Di dalam suatu laporan Bank Dunia mengenai iklim investasi (World Bank, 2005a), diantara faktor-faktor tersebut, stabilitas ekonomi makro, tingkat korupsi, birokrasi, dan kepastian kebijakan ekonomi merupakan empat faktor terpenting. Walaupun sedikit berbeda dalam peringkat kendala investasi antar negara, hasil survei Bank Dunia tersebut didukung oleh hasil survei tahunan mengenai daya saing negara yang dilakukan oleh The World Economic Forum (WEF) yang hasilnya ditunjukkan di dalam laporan tahunannya, The Global Competitiveness Report. Ternyata tiga faktor penghambat bisnis yang mendapatkan peringkat paling atas adalah berturut-turut birokrasi yang tidak efisien, infrastruktur yang buruk, dan regulasi perpajakan. Masalah serius lainnya adalah peningkatan biaya melakukan bisnis yang timbul karena ekses pelaksanaan otonomi daerah. Keterbatasan anggaran dan lemahnya prioritas kebijakan menyebabkan timbulnya tekanan untuk meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi daerah tanpa memperhitungkan daya dukung perekonomian lokal dan nasional. Pengenaan pungutan atas lalu lintas barang dan penumpang antar propinsi atau antar kabupaten hanya merupakan satu contoh. Peningkatan hambatan birokrasi perijinan dan beban retribusi baru yang diundangkan berbagai pemerintah daerah dengan alasan untuk meningkatkan pembangunan daerah. Sehingga daripada itu maka perlu dibentuk sebuah program untuk membangun ekonomi mikro yang berkelanjutan dan akuntabel dalam membangun bangsa ini. Mengingat pada kondisi pasar tradisional sebagai pasar mikro yang dirasakan kini kurang efektif dan efisisn dalam bertransaksi maka dengan datang nya pasar modern tentu akan menjadikan iklim perekonomian indonesia lebih maju dan teraarah pada kemajuan daya beli masyarakat. Namun kendati demikian ternyata hal ini juga masih tetap bermasalah karena pasar modern hanya dapat dinikmati oleh kalangan

menengah keatas, sehingga untuk itu perlu dibentuk sebuah pasar yang mampu menampung dari berbagai kalangan yaitu dengan program pembangunan pasar semi modern. Mengingat pada sebuah dinamika perekonomian suatu kota ditentukan oleh seberapa jauh efisiensi penggunaan ruang atau pola penggunaan ruang untuk aktivitas perekonomian di kota tersebut. Perkembangan perekonomian kota ini secara spesifik akan ditentukan oleh dinamika sistem perdagangan yang ada di kota itu dan juga di kawasan sekitarnya. Salah satu sarana perdagangan yang ada di kota adalah pasar, baik pasar tradisional maupun pasar modern. Keberadaan sarana perdagangan ini berfungsi sebagai (http://www.pu.go.id): a. Salah satu sub sistem dari sistem pelayanan prasarana dan sarana kota; b. Salah satu tempat kerja dan sumber pendapatan masyarakat; c. Salah satu pusat retail dalam sistem perdagangan kota/daerah; d. Salah satu sumber pendapatan asli daerah. Aktivitas yang terjadi pada suatu pusat perdagangan secara umum dan pasar tradisional sebagai salah satu sub sistem pusat perdagangan di suatu kota, kota berjalan. Semakin tinggi aktivitas yang terjadi di pasar merupakan salah satu indikator semakin dinamisnya perputaran roda perekonomian kota. Sebagai upaya untuk menjadikan pasar sebagai salah satu motor penggerak dinamika perkembangan perekonomian suatu kota, maka diperlukan adanya pasar yang dapat beroperasi secara optimal dan efisien serta dapat melayani kebutuhan masyarakat. merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan dan dinamika ekonomi suatu kota. Intensitas dan ragam kegiatan yang terjadi di suatu pasar mencirikan bagaimana aktivitas perekonomian di suatu kota, maka diperlukan adanya pasar yang dapat beroperasi secara optimal dan efisien serta dapat melayani kebutuhan masyarakat. 2. Pengertian Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual

adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan dan hypermarket, supermarket, dan minimarket. Adapun pasar semi modern yaitu pasar yang dibangun dengan tatacara penjualan tradisional seperti adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawarmenawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Namun, pada bidan-bidang tertentu pasar semi-modern memiliki sejumlah kelebihan seperti tempat pelayanan pasar yang modern, penyediaan lahan khusus parkir kendaraan yang memadai, fasilitas toilet umum dan penjagaan terhadap kebersihan yang terawat dan mengikuti standar yang telah ditetapkan. Sehingga dapat dikatakan pasar semi-modern merupakan jenis pasar yang tetap dilakukan secara tradisional namun memiliki standar-standar tertentu selayaknya pasar modern. 3. Kondisi Umum Pasar Cibadak Pembangunan Pasar Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dari tradisional menjadi semi modern segera terwujud. Apalagi kebanyakan, hak guna pakai (HGP) para pedagang di pasar sudah habis pada 2010. Memang, ada beberapa yang HGPnya masih ada. Makanya, mayoritas menginginkan adanya pembangunan pasar baru yang lebih efisien dan lebih layak. Bahkan kini Pasar Cibadak memiliki Tempat Penampungan Sementara (TPS) pedagang Cibadak mulai dibangun. Rencananya ada 540 TPS yang akan berdiri sebagai bangunan sementara para pedagang. Penempatanya dilokasi parkir kendaraan. Sebagian lagi mengambil tempat di terminal Cibadak. Lokasi TPS terbagi dua memanfaatkan lahan sekitar yang seadanya, juga permintaan dari warga pasar supaya TPS tidak jauh dari kawasan pasar. Seperti yang diketahui sebelumya, pasar Cibadak akan menjadi pusat perbelanjaan semi modern. Pembangunannya dilakukan PT Graha Karya Semesta (GKS) selaku pengembang, dengan nilai investasi Rp 54 Miliar. Terkait TPS, sebelumnya PT GKS sudah melakukan sosialisasi dengan warga pasar bahwa pihak pengembang tidak akan memindahkan pedagang ke tempat lain disaat pembangunan mulai berjalan. Mayoritas warga pasar menginginkan ada pembangunan semi modern. Pasalnya, kondisi pasar seluas sekitar 12.000 meterpersegi selain kumuh juga bangunan kiosnya sudah tidak layak. Maka itu, dari hasil voting, pedagang sangat antusias adanya revitalisasi pasar. Sekitar 85 persen dari sekitar 1200 warga pasar mendukung pembangunan tersebut. Hal itu terungkap ketika Panitia Khusus (Pansus) Pembangunan Pasar Cibadak meninjau pasar. Dengan adanya pembangunan pasar semi modern diharapkan dilakukan sesuai dengan prosedur agar jangan sampai timbul gejolak social. Selainitu untuk mengelola pasar semi modern seperi Pasar Cibadak diperlukan sebuah management yang profesional baik bagi pengusaha atau investor selain itu juga pembangunan pasar semi modern diperlukan pengelolaan yang terjaga secara keamanan, dengan harga ke depannya agar terjangkau oleh para pedagang. Sehingga campur tangan dari pemerintah daerah atau lebih spesifik pada Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar (Diskoprindagsar) dapat menanganinya dengan lebih progresif dan intensif agar pembangunan pasar semi modern memang dapat selesai sesuai dengan targetnya pada 2012. Rencananya sebelum masyarakat dapat mengunakan pasar semi modern akan dibangun Tempat Penampungan Sementara yang tidak jauh dari seluruh blok B C1, C2 dan D masuk dalam teknsi pembongkaran. TPS di upayakan selesai secepatnya, sebab ketika selesai dibangun mungkin pedagang akan melakukan penataan atau penempatan. Yang menempati TPS seluruh pedagang

PKL dan yang eksisting atau memiliki Surat Hak Guna Pakai (SHGP).Berdasarkan pantauan dilapangan, TPS mulai dibangun di area parkir, sementara parkir kendaraan dan pangkalan ojek dialihkan ke lokasi yang sekiranya lenggang. Ukuran satu kios TPS 180180, besarnya TPS dirasa cukup untuk warga pasar. Karena sifatnya sementara, bahan material TPS pun terdiri dari kayu dan atap asbes. Lebih rincinya TPS pasar cibadak berupa kios berjejer di depan Pasar Cibadak berukuran sekitar 2 x 2 meterpersegi. Hampir seluruh kios di TPS sudah terisi. Lalu, untuk ukuran los sekitar 1,5 x 1,5 meterpersegi. Lokasi TPS sendiri seluas 4000 meterpresegi di tiga titik yang jaraknya cukup berdekatan, yakni di depan Pasar Cibadak, di sekitar Terminal Cibadak, dan di lantai dua pasar lama. 4. Rekomendasi Dari uraian menurut tiap aspek pada kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi pasar semi modern Cibadak, yaitu: 1. Revisi rencana tata ruang disesuaikan dengan kondisi eksisting yang ada, sehingga fungsi guna lahan yang ada memang diperuntukan bagi fasilitas perdagangan. Sebelumnya sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Sukabumi. 2. Rencana tata ruang yang baru harus dapat disosialisasikan, sehingga masyarakat dapat memberikan perhatian untuk pembangunan fasilitasperekonomian di dua kelurahan tersebut. Perijinan untuk pembangunan fasilitas perekonomian (perdagangan dan jasa) harus di arahkan ke dua lokasi tersebut, agar dapat mendukung optimasi Pasar Semi Modern Cibadak. 3. Sambil menyiapkan lokasi untuk pembangunan pasar semi-modern cibadak juga diharapkan memperbaiki kondisi pasar tersebut dapat dilakukan pemindahan pedagang yang meliputi seluruh pedagang yang menjual bahan makanan/kebutuhan dapur (sayur mayor, buahbuahan, daging, ikan, rempahrempah, dsb), sedangkan untuk pedagang barang kelontong untuk sementara boleh tetap menempati Pasar Lama tetapi tidak dilarang untuk pindah ke lokasi pasar yang baru. Selain itu juga pemindahan ini harus didahului dengan sosialisasi terlebih dahulu. 4. Sebaiknya dilakukan perbaikan jalan dan penyesuaian jalur/trayek angkutan kota menuju lokasi pasar yang baru tersebut. Penyesuaian jalur angkutan ini diusahakan agar dapat melewati fasilitas sosial dan ekonomi lainnya seperti pertokoan, sekolah, fasilitas pelayanan kesehatan agar masyarakat dapat menjangkau fasilitas-fasilitas tersebut dengan ongkos minimum. 5. Perencanaan dan pembangunan prasarana dan sarana publik hendaknya didahului dengan studi kelayakan (feasibility study) dan lebih secara aktif melibatkan masyarakat. Daftar Pustaka Daldjoeni, N. 1987. Geografi Kota dan Desa. Bandung: Penerbit Alumni. Damsar. 1997. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada. Jayadinata, Johara T. 1985. Pembangunan Desa dalam Perencanaan. Bandung: ITB. __________, 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan Wilayah. Bandung: Penerbit ITB. Kodoatie, Robert J. 2003. Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kottler, Philip et al. 1998. Marketing Places: Attracting Investment, Industry and Tourism to Cities, State and Nations. New York: The Free Press Division of Macmillan Inc. Kottler, Philip and Gary Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Penerbit PT Erlangga.

Nugroho, Iwan dan Rochmin Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Jakarta: LP3ES Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Analisis Kebijakan dan Manajemen Otonomi Daerah Kontemporer. Yogyakarta: Penerbit Lukman Offset. Tarigan, Robinson. 2004. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Sutopo. 2000. Administrasi, Manajemen dan Organisasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. http:www.radar_sukabumi.com http:www.poskota.com
http://isepalisandy.wordpress.com/2012/09/04/analisa-pembangunan-pasar-semi-modern-cibadakkabupaten-sukabumi/ http://www.scribd.com/doc/46485197/Proposal-Tugas-Akhir-Untk-Ujian-Metopen

Studi kelayakan merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam sebuah rencana pembangunan atau pengembangan suatu proyek. Karena studi kelayaka akan menganalsis kelayakan suatu rencana berdasaarkan beberapa aspek penting yang dapat dijadikan acuan keberhasilan dari rencana pembangunan tersebut sehingga hasilnya dapat digunakan untuk menentukan apakah rencana tersebut layak, ditunda ataupun tidak layak untuk di jalankan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan dari rencana pengembangan Pasar Batu serta mengetahui bagaimana prospeknya setelah adanya pengembangan tersebut. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan data dan fakta yang tmpak dengan sebagaimana mestinya. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan temuan diuji menggunakan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi. Analisis data menggunakan verifikasi data atau menyimpulkan, pemaparan data atau penyajian, dan reduksi data. Berdasarkan hasil penelitian, Pasar Batu layak untuk dikembangkan karena Pasar Batu memiliki potensi serta kapasitas yang mendukung seperti lokasi yang sangat strategis, lahan yang luas serta jumlah pedagang dan pembeli yang banyak. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa rencana pengembangan tersebut sudah memenuhi aspek kelayakan yang ada dalam studi kelayakan proyek walaupun nantinya masih harus memperhatikan adanya dampak yang ditimbulkan yakni dampak sosial dan dampak akan lingkungan. Adanya pengembangan Pasar Batu ini bertujuan agar dapat meningkatkan aktifitas perdagangan di Pasar Batu yang mana saat ini semakin sepi dari pengunjung. Selain itu secara umum diharapkan dapat meningkatkan ekonomi wilayah di Kota Batu karena Pasar Batu merupakan pusat perdagangan utama yang ada di Kota Batu. Pengembangan Pasar Batu ini juga

diharapkan dapat mendukung program Pemerintah Kota Batu yang ingin menjadikan Kota Batu menjadi Kota Wisata di wilayah Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai