Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ETIKA MAKANAN DAN MINUMAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 6 SRI RAHMAWATI SEPTI RESKI AMALIAH SITTI RUKMANA

JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR SAMATA-GOWA 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan berkahnya serta salam kepada baginda besar Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya hidup sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk dorongan moril maupun materil, makalah ini tidak akan terwujud sebagaimana harapan penyusun. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas motivasi dan bantuan yang telah diberikan. Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha melakukan yang terbaik namun,masih begitu banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga bermanfaat dan dapat diterima dengan baik. Dan semoga Allah SWT senantiasa mlimpahkan rahmat,taufik dan hidayahnya kepada kita semua.Amin.

Samata-Gowa, mei 2013 Penyusun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam perkembangan zaman akhir-akhir ini dan diera globalisasi dimana semuanya serba instan ternyata dibalik kemudahan yang selalu kita temui ini terdapat pelanggaran-pelanggaran etika didalamnya. Seperti makanan, minuman & obat-obatan yang menjadi konsumsi masyarakat umum jaman sekarang mulai mencemaskan masyarakat itu sendiri. Hal ini dapat terjadi dikarenakan minimnya pengetahuan masyarakat itu sendiri akan standar makanan, minuman & obat-obatan yang layak bagi mereka dan minimnya informasi/ himbauan serta pengawasan yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat disinyalir merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya pelanggaran kode etik dalam makanan, minuman & obat-obatan. Dan akhir-akhir ini kita sering menyaksikan laporan berita yang berisi tentang makanan yang telah dicampurin oleh zat-zat yang tidak selayaknya terdapat dalam makanan itu sendiri atau minuman yang seharusnya bersih tercemar oleh zat-zat yang malah merusak fungsi dari minuman itu sendiri serta obat-obatan yang marak menyebar ke masyarakat yang disalah pergunakan untuk tujuan personal yang mana malah membahayakan kesehatan orang itu sendiri. Dari maka itu disini kelompok kami mencoba untuk mencari tahu lebih lanjut tentang makna dari makanan, minuman & obat-obatan itu sendiri, standar kesehatan yang bagaimana yang sebenarnya layak didapatkan oleh masyarakat dan mengapa penyalahgunaan zat kimia tersebut dapat dibiarkan lolos begitu saja masuk kedalam lingkungan masyarakat tanpa mendapatkan penanganan yang lebih ketat.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan pelanggaran etika terhadap makanan, minuman dan obat-obatan ? 2. Mengapa pelanggaran etika terhadap makanan, minuman dan obatobatan dapat terjadi ? 3. Bagaimana upaya untuk menanggulangi pelanggaran etika terhadap makanan, minuman dan obat-obatan ? C. TUJUAN Berdasarkan beberapa rumusan masalah diatas, tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Mendiskripsikan macam-macam pelanggaran etika terhadap makanan, minuman dan obat-obatan. 2. Mengemukakan penyebab dari timbulnya pelanggaran etika terhadap makanan, minuman dan obat-obatan. 3. Menjelaskan upaya-upaya dalam menanggulangi pelanggaran etika terhadap makanan, minuman dan obat-obatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Etika Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan

kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita. Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah Ethos, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam bentuk jamaknya Mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: usila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Dan yang kedua adalah Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai,

kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini. a. Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. b. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. c. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kitauntuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yangpelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya. Macam-macam Etika Terdapat dua macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut: Etika Deskriptif Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan

dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

Etika Normatif Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat. 2. Pengertian Pengawasan Istilah pengawasan dalam bahasa Inggris disebut controlling, yang oleh Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa: the modern concept of controlprovides a historical record of what has happened and provides date the enable the executive to take corrective steps . Hal ini berarti bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan. Sedangkan menurut Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11) yang mengatakan bahwa pada pokoknya controlling atau pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN Etika adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Pelanggaran adalah suatu tindakan yang menyimpang dari norma-norma atau aturan (norma agama, norma hukum, adat-istiadat, dan lain sebagainya) yang berlaku di dalam kehidupan. Makanan adalah sumber energi dan berbagai zat gizi untuk mendukung hidup manusia dan kebutuhan pokok manusia karena perannya sangat penting untuk sumber tenaga, pertumbuhan tubuh, serta melindungi tubuh dari penyakit. Minuman adalah zat berupa cairan yang dapat diminum dan dapat menghapuskan rasa dahaga. Jadi, pelanggaran etika terhadap makanan, minuman dan obat-obatan adalah suatu tindakan yang menyimpang dari aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah mengenai kesehatan makanan, minuman dan obat-obatan, mulai dari proses pembuatan, pengolahan, pengadaan, sampai dengan pengedaran /penyebarluasannya.

B. MACAM-MACAM PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN, MINUMAN Macam-Macam Zat Berbahaya serta dampak yang ditimbulkan dari zat zat yang membahayakan, yang kebanyakan dipakai sebagai bahan tambahan produk pangan tersebut. Pelanggaran etika terhadap makanan. Penggunaan bahan aditif makanan yang mengandung zat-zat kimia berbahaya yang dapat merusak sistem organ dalam tubuh manusia. Contoh : Rodamin-B atau yang lebih dikenal sebagai pewarna tekstil, sering digunakan untuk memberi warna pada makanan, minuman, kecap, dan lain sebagainya.

Formalin atau yang lebih dikenal sebagai pengawet mayat, sering digunakan untuk mengawetkan makanan, seperti ; tahu, bakso, dll.

Penggunaan bahan tambahan makanan melebihi dosis normal. Contoh : Penggunaan sakarin atau zat pemanis buatan pada konsentrasi tinggi dapat menimbulkan rasa pahit-getir (nimbrah) dan dapat menyebabkan rasa mual dan pusing. Beberapa contoh lain pelanggaran etika terhadap makanan adalah : Makanan kadaluarsa yang kini banyak beredar berupa parcel dan produk-produk kadaluarsa pada dasarnya sangat berbahaya karena berpotensi ditumbuhi jamur dan bakteri yang akhirnya bisa menyebabkan keracunan. Masih ditemukan ikan yang mengandung formalin dan boraks, seperti kita ketahui bahwa kedua jenis cairan kimia ini sangat berbahaya jika dikontaminasikan dengan bahan makanan, ditambah lagi jika bahan makanan yang sudah terkontaminasi dengan formalin dan boraks tersebut dikonsumsi secara terusmenerus akibat ketidaktahuan konsumen maka kemungkinan besar yang terjadi adalah timbulnya sel-sel kanker yang pada akhirnya dapat memperpendek usia hidup atau menyebabkan kematian. Daging sisa atau bekas dari hotel dan restoran yang diolah kembali, beberapa waktu lalu public digemparkan dengan isu mengenai daging bekas hotel dan restoran yang diolah kembali atau dikenal dengan sebutan daging limbah atau daging sampah. Mendengar namanya saja kita akan merasa jijik dan seakanakan tidak percaya pada hal tersebut, namun fakta menyebutkan bahwa dikawasan cengkareng, Jakarta Barat telah ditemukan serta ditangkap seorang pelaku pengolahan daging sampah. Dalam pengakuannya pelaku menjelaskan tahapan-tahapan yang

ia lakukan, yaitu ; Limbah daging dibersihkan lalu dicuci dengan cairan formalin, selanjutnya diberi pewarna tekstil dan daging digoreng kembali sebelum dijual dalam berbagai bentuk seperti sup, daging empal dan bakso sapi. Dan hal yang lebih mengejutkan lagi adalah pelaku mengaku bahwa praktik tersebut sudah ia jalani selama 5 (lima) tahun lebih. Produk susu China yang mengandung melamin. Berita yang sempat menghebohkan publik China dan juga Indonesia adalah ditemukannya kandungan melamin di dalam produk-produk susu buatan China. Zat melamin itu sendiri merupakan zat yang biasa digunakan dalam pembuatan perabotan rumah tangga atau plastik. Namun jika zat melamin ini dicampurkan dengan susu maka secara otomatis akan meningkatkan kandungan protein pada susu. Walaupun demikian, hal ini bukan menguntungkan para konsumen justru sebaliknya hal ini sangat merugikan konsumen. Kandungan melamin yang ada pada susu ini menimbulkan efek samping yang sangat berbahaya. Faktanya banyak bayi yang mengalami penyakit-penyaktit tidak lazim seperti, gagal ginjal, bahkan tidak sedikit dari mereka yang meninggal dunia.

Pelanggaran etika terhadap minuman. Penggunaan zat pewarna tekstil pada minuman. Penggunaan zat pemanis buatan yang berlebihan dan membuat rasa manis minuman yang terlalu tajam. Pengoplosan minuman beralkohol dengan berbagai jenis zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia. Mengkonsumsi minuman beralkohol dengan dosis yang berlebihan, sehingga menyebabkan hilangnya kesadaran. Penyebarluasan dan penjualan minuman beralkohol secara illegal, tidak mempunyai ijin bea-cukai

C. PENYEBAB TIMBULNYA PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN, MINUMAN DAN OBAT-OBATAN Faktor yang menyebabkan timbulnya pelanggaran etika : a. Faktor ekonomi Tingkat ekonomi yang rendah biasanya cenderung mendorong seseorang untuk menghalalkan segala cara agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. b. Faktor sosial Lingkungan tempat tinggal, organisasi, dan pergaulan sangat berperan dalam menunjang pembentukan karakter suatu individu. c. Faktor psikis atau mental Banyaknya permasalahan, baik dari dalam keluarga, diri sendiri, maupun masalah antar individu dapat menyebabkan kondisi psikis seseorang menjadi labil. d. Faktor rohani Kurangnya pendidikan agama yang ditanamkan kepada anak sejak dini, dapat membuat anak menjadi kehilangan arah dan pedoman hidup.

D.DAMPAK PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN DAN MINUMAN 1. Dampak moral Melemahkan nilai-nilai moral yang telah sejak lama menjadi pedoman hidup manusia. 2. Dampak sosial Menyebabkan timbulnya sikap diskriminatif di lingkungan sosial. 3. Dampak kesehatan Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain.

4.

Dampak ekonomi Berkurangnya pendapatan masyarakat yang memiliki usaha sejenis.

D. UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN ETIKA TERHADAP MAKANAN, MINUMAN 1. Peran Anggota Keluarga Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggota keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Kalangan remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang menyalahgunakan zat-zat tersebut. Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki tanggung jawab membimbing anakanaknya agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan. Karena ketaqwaan inilah yang akan menjadi perisai ampuh untuk membentengi anak dari menyalahgunakan obat-obat terlarang dan pengaruh buruk yang mungkin datang dari lingkungan di luar rumah. 2. Peran Anggota Masyarakat Kita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan pengetahuan setiap anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat terlarang dan juga dampak dari memproduksi atau mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif yang berbahaya. Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat perlu memberi informasi kepada pihak yang berwajib jika ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan tempat tinggal. 3. Peran Pemerintah Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika serta menjaga keamanan pangan dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas. Di samping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan penyimpan narkoba serta zat aditif yang berbahaya untuk pengolahan makanan dan minuman perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari kesalahan yang sama. Beberapa undang undang yang mengatur tentang pangan dan narkotika

1. Menurut undang-undang RI No 7 Tahun 1996 tentang Pangan, pada Bab II mengenai Keamanan Pangan, Pasal 10 tentang Bahan Tambahan Pangan dicantumkan : Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan apa pun sebagai bahan tambahan pangan yang dinyatakan terlarang atau melampau ambang batas maksimal yang telah ditetapkan. Pemerintah menetapkan lebih lanjut bahan yang dilarang dan atau dapat digunakan sebagai bahan tambahan pangan dalam kegiatan atau proses produksi pangan serta ambang batas maksimal sebagaimana dimaksud pada ayat 1. Pasal 8 ayat (1) yaitu : pelaku usaha dilarang memproduksi dan atau memperdagangkan barang dan /atau jasa yang : Tidak memenuhi atau sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang undangan Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya, mode atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan pada label atau keterangan barang dan atau jasa tersebut Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan, atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut Tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa atau jangka waktu penggunaan atau pemanfaatan yang paling baik atau barang tertentu Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan halal yang dicantumkan dalam label Tidak memasang label atau memuat informasi penjelasaan mengenai barang yang memuat nama barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal perbuatan, efek samping , nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/dibuat

Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang dalam bahasa indonesia sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Bagian Keempat Pengamanan Makanan dan Minuman Pasal 21 1) Pengamanan makanan dan minuman diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dan makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan mengenai standar dan atau persyaratan kesehatan. 2) Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label yang berisi : a. bahan yang dipakai; b. komposisi setiap bahan; c. tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa; d. ketentuan lainnya. 3) Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar dan atau persyaratan kesehatan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilarang untuk diedarkan, ditarik dan peredaran, dan disita untuk dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kedua Belas Pengamanan Zat Adiktif Pasal 44

(1) Pengamanan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif diarahkan agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungannya. (2) Produksi, peredaran, dan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif harus memenuhi standar dan atau persyaratan yang ditentukan. (3) Ketentuan mengenai pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 80 (4) Barangsiapa dengan sengaja : a. mengedarkan makanan dan atau minuman yang tidak memenuhi standar dan atau persyaratan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3); dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Pasal 84 Barangsiapa : 1. megedarkan makanan dan atau minuman yang dikemas tanpa mencantumkan tanda atau label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2);

dipidana dengan pidana kurungan paling lama I (satu) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).

BAB IV PENUTUP

A.KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas maka kami menyimpulkan bahwa hingga saat ini pengawasan terhadap keamanan pangan dan penyalahgunaan obat-obat terlarang masih menjadi hal yang harus diperhatikan. Konsumen sering kali dirugikan dengan pelanggaran-pelanggaran oleh produsen atau penjual, serta penjualan obat-obat terlarang secara illegal yang semakin marak di lingkungan masyarakat umum. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi saat ini bukan hanya pelanggaran dalam skala kecil, namun sudah tergolong kedalam skala besar. Dalam hal ini seharusnya pemerintah lebih siap dalam mengambil tindakan. Pemerintah harus segera menangani masalah ini sebelum akhirnya

pelanggaran-pelanggaran tersebut semakin merusak moral bangsa dan menghambat pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia.

B.SARAN Dari uraian yang ada, maka kami akan menyampaikan beberapa hal yang mungkin dapat dipertimbangkan sebagai syarat tingkat peredaran bahan makanan yang berbahaya dan obat-obatan dimasa mendatang saran-saran tersebut adalah sebagai berikut : 1.Mutu dan keamanan pangan harus benar-benar diperhatikan oleh produsen. Karena hal ini dapat menjadi masalah yang sangat besar terhadap kesehatan dan kemajuan pasar bebas diindonesia, oleh karena itu pemerintah harus melakukan pemeriksaan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan yang dapat dilakukan dengan uji mutu dan keamanan pangan serta kelayakan bahan pangan untuk dikonsumsi dengan ketentuan umum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga mutu dan keamanan pangan dapat terjamin untuk dikonsumsi oleh konsumen. 2.Masyarakat harus berhati-hati dalam memilih produk produk makanan dan obat-obatan yang akan dikonsumsi dengan memperhatikan informasi yang

benar dan tidak menyesatkan khususnya yang disampaikan melalui label dan iklan pangan. 3.Para penegak hukum harus lebih berani dalam memberikan sanksi yang berat kepada pelaku usaha yang telah melakukan pelanggaran hukum perlindunga konsumen agar sanksi yang diberikan benar-benar dapat membuat pelaku usaha menjadi jera.

DAFTAR PUSTAKA

Perwitasari,Ayu. Penerapan Etika, Moral dan Akhlak dalam Kehidupan.pdf.


Jakarta. 2009

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011.pdf. Jakarta 2011

http://www.p3i-pusat.com/rambu-rambu/peraturan/peraturan-pemerintah/201keputusan-kepala-badan-pengawasan-obat-dan-makanan-tentang-promosi-obatnomor-hk0000302706-tahun-2002 http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962a 5309d2f76593b6a616774b9f2292c12 http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_8_prp_1962.htm http://wwwbpomcom.blogspot.com/2011/05/ijin-depkes-pada-makanan-makanansudah.html http://wwwbpomcom.blogspot.com/2011/05/food-additives-e-numbers.html http://mahjiajie.wordpress.com/2011/08/13/makalah-penyalahgunaan-bahanberbahaya-pada-makanan/

Anda mungkin juga menyukai