KLASIFIKASI LIMBAH
1. Limbah Berbahaya (Hazardous Waste) 2. Limbah Berkadar Rendah (Low Level Waste) 3. Limbah Transuranik (TRU Waste) 4. Limbah Campuran (Mixed Waste) 5. Limbah Tak Berbahaya (Nonhazardous Waste) 6. Limbah Khusus (Special Case Waste)
Daya korosivitas
Bentuk dapat berupa cairan, gas, atau padatan yang dapat menunjukkan sifat-sifat larutan dengan pH 2 atau 12,5. Contohnya antara lain larutan asam dengan pH 2, larutan alkali dengan pH 12,5, larutan feri khlorida, padatan soda kostik.
Daya reaktifitas
Cairan, gas, atau padatan bereaksi sangat cepat dengan air, membentuk campuran yang sangat eksplosif dengan air, umumnya tidak stabil dan cepat mengalami perubahan tanpa ledakan, membangkitkan gas-gas beracun, uap atau kabut membahayakan kesehatan manusia atau lingkungan jika bercampur dengan air atau bahan kimia lain seperti asam. Contoh : adalah senyawa nitro, litium hidrida, logam sodium, dan lain-lain.
Tingkat keracunan
Berupa cairan, gas, atau padatan yang menunjukkan sifat-sifat karsinogenik, mutagenik, atau teratogenik, Menyebabkan efek kesehatan akut atau kronis. Mengandung konstituen berbahaya di atas nilai ambang batas, beracun terhadap binatang uji baik lewat oral, dermal, atau pernafasan, beracun terhadap kehidupan perairan, mengandung senyawa karsinogen di atas nilai ambang batas. Contoh : air yang melarutkan logam-logam berat seperti nikel atau perak, pelarut khlorinasi atau non-khlorinasi, pestisida, pendingin dengan atau tanpa logam atau oli, limbah oli.
6. Limbah Khusus (Special Case Waste) Mungkin memerlukan pengecekan atau modifikasi untuk memenuhi aturan yang ada. Limbah ini mempunyai penanganan dan pengepakan yang khusus untuk memenuhi kriteria yang ada. Termasuk bahan-bahan ini adalah:
bahan-bahan berharga (accountable materials), tabung lampu (fluorescent tubes & ballasts), uap asam (fuming acids), silinder gas, filter HEPA, limbah medis, asam nitrat, bahan pembentuk peroksida, PCBs, limbah selokan (sewer waste), bahan-bahan berpelindung (shielded items)
DEFINISI 1. Limbah padat yang dimaksud terdiri dari limbah organik dan limbah anorganik adalah benda padat yang tidak bermanfaat atau tidak digunakan lagi oleh kepala unit kerja pemilik masing-masing dan dapat menimbulkan pengotoran pada lingkungan atau ruangan. 2. Limbah padat organik adalah limbah yang mudah mengalami proses pembusukan. 3. Limbah padat anorganik adalah limbah yang tidak mudah atau tidak dapat mengalami proses pembusukan, misal : plastik, karung bekas, serpihan logam atau diluar item 3.8. 4. TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yaitu tempat untuk melaksanakan kegiatan pemusnahan limbah padat pada lokasi yang telah ditentukan. 5. Urea deposit adalah gumpalan urea yang berasal dari scrapper prilling tower/tempat lain atau dari urea yang mengeras/menggumpal/membatu namun tidak terkontaminasi dengan impuritas lain sehingga dapat diolah kembali di Pabrik atau sesuai rekomendasi unit kerja terkait.
6.
7.
8.
9.
Urea Unspect adalah produk urea yang sudah terkontaminasi oleh impuritas lain (misal : debu, tanah, oli, dll) dan tidak dapat diolah kembali berdasarkan rekomendasi unit kerja terkait. Urea sweeping adalah urea yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan namun masih dapat di daur ulang dan atau sesuai dengan rekomendasi unit kerja terkait. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), yang termasuk limbah B3 di PKT adalah : oli bekas, afduner bekas, limbah laboratorium, accu bekas, katalis bekas, bahan kimia kadaluwarsa, drum plastik (wadah) bekas kemasan bahan kimia yang belum dicuci (diubah menjadi non B3) yang telah diatur dengan work instruction oleh unit kerja pengguna. Limbah yang berasal dari workshop diatur dengan work instruction oleh unit kerja pelaksana.
KETENTUAN UMUM 1. Limbah padat sebelum diperlakukan lebih lanjut di seleksi. 2. Limbah padat yang belum bisa diperlakukan lebih lanjut ditampung di gudang, kecuali untuk sampah organik dan sampah anorganik non logam. 3. Limbah B3 disimpan sementara di gudang lay down sebelum dikelola lebih lanjut. 4. Limbah padat (urea unspect) disimpan ditempat penampungan sementara sebelum didistribusi ke masyarakat. 5. Pengelolaan limbah padat dan B3 mengacu pada Hirarki Pengelolaan Limbah yang memakai prinsip 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery) dan land fill serta dikirim ke pihak ketiga yang mempunyai izin dari instansi terkait sesuai dengan peraturan yang berlaku sebagai alternatif pengelolaan terakhir.
PROSEDUR 1. Seleksi Limbah Padat Sebelum diperlakukan lebih lanjut, limbah padat dikelompokkan: a. Limbah padat yang dapat diolah kembali :katalis HTS (Fe2O3), Katalis Konv. NH3 (Fe3O4) dan sampah organik. b. Limbah padat yang dapat dijual, terdiri dari :
Katalis Primary Reformer (NiO), Secondary Reformer, Methanator, Low Shift Conventer (CuO, ZnO, Cr2O3), H2 Converter (Instruksi Kerja Penanganan Katalis Bekas yang Bernilai Ekonomis) Logam, dan serpihan logam ditangani dan dikelola sesuai Instruksi Kerja Penanganan Material Scrap Drum Plastik (wadah) bekas kemasan bahan kimia ditangani dan dikelola sesuai Instruksi kerja di Departemen Operasi K1, K2, K3 dan POPKA, K4
c. Limbah padat yang dapat dibuang : limbah anorganik non logam, resin mixed bed polisher dan resin cation exchanger, adsorber (ASU, ASP, DRYER), karbon aktif, Pallet urea. d. Limbah padat yang dapat ditimbun di tanah (land fill), yaitu bongkahan beton, dan non bongkahan (non logam).
3. Limbah padat yang tidak dapat diolah: ditimbun di tanah (land fill).
b. Afduner bekas
Dikumpulkan dalam drum dan dipakai untuk latihan pemadam kebakaran sebagai pengganti solar. .
c. Accu bekas
Dikumpulkan secara bertahap dan disimpan di gudang penyimpanan limbah B3 diberi label sambil menunggu pihak pengelola yang sudah mendapat izin dari KLH.
d. Katalis
Primary Reformer (NiO), Secondary Reformer, Methanator, Low Shift Conventer (CnO, ZnO, Cr2O3), H2 Converter (WIL-PL-Tek-02-01 tentang Instruksi Kerja Penanganan katalis Bekas yang Bernilai Ekonomis)
e. Limbah Laboratorium
Dinetralkan, di-reduce, dibakar di incinerator
PENGECUALIAN Penanganan limbah padat di area pelabuhan di lakukan oleh Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang beroperasi di pelabuhan PKT dan di bawah kontrol Departemen Pelabuhan dan Distribusi. Limbah padat yang berupa urea unspect dikirim ke tempat penampungan sementara urea unspect. Penanganan limbah padat yang mengandung Radioaktif diatur dengan prosedur tersendiri.
Kantor Pusat: Gedung Sentral Senayan Lt. 4, Jl. Asia Afrika VIII No. 8 Jakarta Selatan
Contoh Pengelolaan Limbah Padat Di Industri Ammonium Nitrat Kapasitas : 300.000 ton/tahun
2. Drum Kosong
Sifat : Non Toksik Sumber : Penyimpanan Bahan Kimia Jumlah : 2000 drum/thn dan 100 bh @ 200 L/thn Penanganan :
Cuci dengan air sampai bersih Ditempatkan di tempat sesuai dan aman, Dikelola sesuai dengan prosedur yang ada dalam limbah B3.
Pengepakan yang minimal Dicuci dengan air untuk menghilangkan kontaminan nitrat di bawah 100 mg/L Dikirim ke landfill oleh kontraktor limbah
Cuci dan ambil kontaminan yang ada Ditempatkan di tempat sesuai dan aman, Dikelola oleh kontraktor limbah
5. Coating Agent
Sifat Sumber Jumlah Penanganan : Non Toksik : Sistem pelapisan produk dan Separator : 20 ton/tahun :
6. Filter
Sifat Sumber Jumlah Penanganan : Non Toksik : Aqua NH3/NH3 filter, Kompressor HNO3 : 24 bh/thn, 20 m3/thn, 100 bh/thn :
Cuci dan ambil kontaminan yang ada Ditempatkan di tempat sesuai dan aman, Dikelola oleh kontraktor limbah
Limbah domestik dibuang ke TPA Kertas dan karton yang dapat dilakukan siklus ulang
2. Kantung Lilamin
Sifat Sumber Jumlah Penanganan : Non Toksik : Pengepakan : 1800 kantung/thn :
Tangki Amoniak
Cooling Tower