Anda di halaman 1dari 1

Penulis : Alief Sukma Nuryawan Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik Program Studi : I.Komunikasi IPK : 2.

82 Pembimbing I : Rachma Ida Pembimbing II :

Fenomena sosial politik Indonesia saat ini


Abstrak : <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:\"\"; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:\"Times New Roman\"; mso-fareast-font-family:\"Times New Roman\"; mso-ansi-language:EN-AU;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> Musik telah menjadi suatu teks tersendiri melalui karakter dan lirik lagu maupun genre dari grup musik yang bersangkutan. Garis besar penelitian ini sendiri tentang lagu grup musik yang menggambarkan tema-tema tentang fenomena sosial politik yang terjadi di Indonesia. Subyek dalam penelitian ini adalah lagu dari Efek Rumah Kaca dalam album \'Kamar Gelap\' yang mencerminkan fenomena sosial politik yang terjadi di Indonesia saat ini, dengan jumlah 4 lagu, yaitu ‘Hujan Jangan Marah’, ‘Banyak Asap di Sana’, ‘Kenakalan Remaja di Era Informatika’, dan ‘Mosi Tidak Percaya’. Melalui subyek penelitian ini nantinya dapat diketahui bagaimana lirik lagu group band Efek Rumah Kaca mempresentasikan kondisi sosial politik Indonesia serta bagaimana komposisi musik dalam genre pop yang dimunculkan group band Efek Rumah Kaca untuk merepresentasikan kondisi sosial politik Indonesia.

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode analisis teks (textual analysis). Melalui penggunaan metode ini, peneliti berusaha menggali realitas yang didapatkan melalui interpretasi atas teks-teks yang dimunculkan dalam lagu-lagu Efek Rumah Kaca di album \'kamar gelap\' yang mencerminkan keadaan sosial politik indonesia saat ini. Hasil temuan data dianalisis dengan cara mendeskripsikan lagu yang diidentifikasikan mencerminkan keadaan sosial politik Indonesia saat ini melalui uraian-uraian berdasarkan hasil yang diperoleh. Efek Rumah Kaca melalui penggunaan teks dalam liriknya untuk mempresentasikan fenomena sosial politik Indonesia melalui lagu-lagu : ‘Hujan Jangan Marah’, ‘Banyak Asap di Sana’, ‘Kenakalan Remaja di Era Informatika’, dan ‘Mosi Tidak Percaya’, cenderung menggunakan teks-teks yang berbeda dengan musik yang beraliran mainstream, sekalipun band atau group musik tersebut berada dalam genre yang sama. Teks yang digunakan dalam lirik mempunyai makna yang puitis dengan berbagai sudut pandang dan kekayaan pilihan kata. Sedangkan penggunaan komposisi musik dalam genre pop yang dimunculkan pun memiliki variasi tersendiri. Lagu yang dianggap merupakan bentuk kritik disampaikan dengan musik pop dengan balutan musik rock, yang mana hal ini sejalan dengan sifat musik rock yang sejak dulu cenderung digunakan oleh para musisinya untuk mengkritik suatu fenemona tertentu.

Page 1

Anda mungkin juga menyukai