Anda di halaman 1dari 9

Kecamatan bangkinang kabupaten kampar

Rabu, 27 April 2011 17:47 4 Bulan, 6 warga Kampar Meninggal Akibat DBD Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Kampar cukup mengkhawatirkan. Hingga akhir April 2011 sudah terjadi 49 kasus dan telah menyebabkan 6 warga meninggal dunia. Riauterkini-BANGKINANG- Kasus DBD di Kabupaten Kampar cukup tinggi , selama tahun 2011sudah mencapai angka 49 kasus, 6 orang di antaranya meninggal dunia. Penderita DBD yang meninggal terdapat di 4 Kecamatan terdiri dari satu orang warga Kecamatan Tapunghilir, satu orang warga Tapung, satu orang warga Kamparkiri Hilir dan tiga orang warga Kecamatan Bangkinang. Jumlah kasus DBD tahun 2011tergolong tinggi, jumlah penderita yang meninggal dunia dalam kurun waktu hampir empat bulan sudah mencapai enam orang.Kondisi ini terjadi, diduga karena adanya perubahan cuaca yang menyebabkan populasi nyamuk DBD berpotensi untuk meningkat, ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kampar Herlyon Rahmola SKM didampingi Sekretaris Diskes Kampar Dra Hj Susi Metri kepada wartawan Rabu (27/7/11) di Bangkinang. Dikatakannya untuk menyikapi hal ini pihaknya sudah mengintruksikan ke seluruh Puskesmas agar melakukan tindaklanjut di lapangan untuk melakukan upaya penyuluhan dan pencegahan lebih lanjut. Kemudian apabila ada suspect DBD langsung dirujuk ke Rumah sakit dan tidak rawat jalan,terangnya. Ia menghimbau agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD, dengan meningkatkan gerakan 3M yakni menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, mengubur kaleng dan barang-barang bekas. Disebutkannya, untuk daerah yang ada penderita DBD yang meninggal dunia, Diskes melakukan fogging di sekitar rumah korban hingga radius 150 meter sekitarnya. Namun, lanjut Herlyn, fogging saja tidaklah cukup karena fogging tidak membunuh jentik nyamuk penyebab DBD, untuk itu diperlukan juga sikap proaktif masyarakat untuk melakukan gotong royong membersihkan lingkungan. Ketika ditanya terkait salah satu kasus yang memperihatinkan yang terjadi di Desa Kenantan Kecamatan Tapung, yang mana salah seorang warga dewasa berjenis kelamin laki-laki pada 22 April 2011 yang lalu meninggal dunia, setelah itu Diskes sudah melakukan fogging. Namun pada Rabu (27/4/11), anak dari warga tersebut ju ga meninggal dunia. Anaknya dirawat juga, dan sudah sempat diizinkan pulang dengan catatan tiga hari kemudian harus kontrol kembali, tapi dua hari setelah pulang dari rumah sakit, dia meninggal dunia,terangnya.

Peningkatan kasus DBD terlihat di awal tahun 2011 ini, dibandingkan tahun 2010 lalu, karena sepanjang tahun 2010 jumlah kasus mencapai 80 kasus, sedangkan pada tahun 2011 dalam kurun waktu 4 bulan saja sudah mencapai 49 kasus, pungkasnya.***(man)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menyerang warga Desa Kinantan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Sebanyak 12 warga desa menderita demam berdarah yang disebarkan oleh nyamuk aedes agypti. Malangnya, dua korban yang masih satu keluarga (bapak dan anak) nyawanya tak tertolong lagi. Di desa saya telah 12 orang warga yang terjangkiti penyakit demam berdarah, termasuk saya dan keluarga saya yang berjumlah lima orang. Dimana warga yang sakit ini masih satu desa dan tinggalnya tidak berjauhan, yakni di jalur 1 dan jalur 4, Desa Kinantan, ungkap Rifah (43) yang dirawat di RSUD Bangkinang saat ditemui Pekanbaru MX, Kamis (28/4). Rifah menceritakan, akibat diserang demam berdarah keluarganya yang terdiri, suaminya Sujianto (50), anaknya Sugiarto (17) dan Sutrisno (12) dirawat di RSUD Bangkinang. Suaminya Sujianto sudah empat hari menderita panas tinggi dan dirawat di rumah. Namun, pada tanggal 21 April lalu, Rifah dan dua putranya juga menderita sakit dan dilarikan ke RSUD Bangkinang. Setelah dirawat, cerita Rifah, putranya Sugiarto diperbolehkan pulang oleh pihak RSUD dan dirawat jalan, namun adiknya Sutrisno masih dirawat karena masih demam tinggi. Dengan air mata berderai, Rifah menuturkan, di saat ia harus berjuang melawan sakit bersama anaknya Sutrisno, kabar buruk didengarnya. Suaminya tercinta meninggal dunia saat dirawat di ruangan UGD setelah empat hari di RSUD Bangkinang. Dalam keadaan sakit, Rifah melepas kepergian suaminya dan menghadiri pemakaman suaminya dengan duka mendalam. Belum lagi kering air matanya, ujian datang lagi anak perempuannya Partiningsih dilarikan ke RSUD Bangkinang, 24 April. Rifah menuturkan, dalam kepedihan hati ditinggal suami tercinta dan keluarganya masuk rumah sakit dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, Tuhan kembali menguji imannya. Putra sulungnya Sugiarto (17) yang awalnya dinyatakan membaik dan dirawat jalan, kembali demam tinggi. Mungkin sudah suratan takdir, Sugiarto akhirnya menyusul bapaknya ke alam baka. Lagi, Rifah hanya bisa menangis pilu melepas kepergian putra kesayangannya menghadap sang Ilahi. Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria juga menjangkiti menantu Rifah yakni Warsini dan harus dirawat di RSUD. Saat ditemui Pekanbaru MX Warsini mengaku dirinya mengalami gejala yang sama dengan keluarga mertuanya yakni kepala pusing, mual dan ingin muntah. Di ruangan kelas II B RSUD Bangkinang ini, Warsini dan keluarga mertuanya serta warga desa yang semuanya berjumlah 10 orang dirawat inap. Kepala Dinas Kesehatan Kampar Herlyn Ramola ketika dikomfirmasi Pekanbaru MX menyatakan, saat ini pihaknya sudah melaksanakan fogging (pengasapan) di Desa Kinantan dengan sasaran 600 unit rumah warga guna membunuh nyamuk. Besok, Jumat (29/4) fogging dilanjutkan ke Desa Sibuak dan Desa Muara Mahat Baru yang merupakan desa bertetangga.***

Desa Kubang dan Pandau, kecamatan Siakhulu, kabupaten Kampar

BAB III METODE PENELITIAN Skripsi Keperawatan 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan objek atau peristiwa yang bertujuan untuk mengetahui keadaan yang terjadi pada saat sekarang (Notoatmodjo, 2002). Pada penelitian ini, peneliti ingin memperoleh gambaran tentang pengetahuan perawat tentang kegawatan nafas dan tindakan resusitasi pada neonatus yang mengalami gawat nafas di Ruang NICU, Ruang Perinatologi dan Ruang Anak RSUD Gunung Jati Cirebon. 3.2 Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1998). Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan perawat tentang kegawatan nafas dan tindakan resusitasi pada neonatus di ruang NICU, Perinatologi dan Ruang Anak di RSUD Gunung Jati Cirebon. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, yang meliputi keseluruhan elemen yang ada dalam wilayah penelitian (Arikunto, 1998). Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di Ruang NICU, Ruang Perinatologi dan Ruang Anak RSUD Gunung Jati Cirebon berjumlah 35 orang yang terdiri dari perawat di Ruang NICU sebanyak 12 orang, 10 orang perawat Ruang Perinatologi dan 13 orang perawat Ruang Anak. 3.3.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan tehnik sampling jenuh, yaitu tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil (Sugiono,1999). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di Ruang NICU, Perinatologi dan Ruang Anak RSUD Gunung Jati Cirebon yang berjumlah 35 perawat (total sampling). 3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan instrumen berupa angket yang berisi beberapa pertanyaan tertutup yang harus diisi oleh responden.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998). Jenis kuisioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, dimana pada setiap item pertanyaan responden memilih jawaban yang disediakan yang terdiri dari empat jawaban dengan skala ordinal. Jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0 sehingga data yang diperoleh merupakan data berskala nominal dikotomus. Pada saat pengumpulan data, peneliti mendampingi responden secara langsung dalam pengisian kuesioner, sehingga apabila responden kurang jelas dengan maksud pertanyaan, bisa langsung bertanya pada peneliti. 3.5 Prosedur Pengumpulan Data Peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang maksud dan tujuan penelitian. Setelah mendapat persetujuan dari responden, kemudian responden mengisi dan menandatangani lembar persetujuan . Setelah itu kuesioner dapat langsung digunakan dan diisi oleh respoden. 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan responden. Kuesioner ini sebelumnya telah diuji terlebih dahulu ketepatannya sebagai alat ukur dengan cara uji validitas dan reliabilitas. Uji instrumen dilaksanakan di RSUD Arjawinangun pada tanggal 28 30 November 2005 terhadap 10 orang perawat Ruang Perinatologi dan Ruang Anak.

3.6.1

Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan dan keshahihan suatu instrumen (Arikunto, 1998). Disamping itu juga validitas menunjukan sejauh mana item pertanyaan pada kuesioner mampu menggambarkan konsep yang diukur. Data hasil penelitian merupakan skor minimal dikotomus, maka digunakan korelasi point biserial untuk menguji validitas item pada kuesioner. Koefisien korelasi point biserial dihitung dengan rumus :

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional yang dilakukan untuk melihat hubungan pengetahuan tentang metode kontrasepsi jangka panjang Implant dengan sikap ibu terhadap metode kontrasepsi jangka panjang Implant. Dengan pendekatan penelitian cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama Notoatmojo (2002), dengan kata lain penelitian ini untuk melihat hubungan antara variabel-variabel yaitu variabel dependen dengan variabel independen dengan mengidentifikasi apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang metode kontrasepsi jangka panjang implant dengan sikap ibu terhadap metode kontrasepsi jangka panjang Implant. B. Variabel Penelitian Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2002:70). Dalam penelitian ini ada 2 jenis variabel yaitu variabel independent (variabel bebas) dan variabel dependent (variabel terikat).

1) Variabel Independen (bebas) Variabel ini sering disebut stimulus, input, prediktor, dan atecendent. Atau variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Adapun variabel yang akan diteliti dari pengetahuan dengan sikap ibu terhadap metode kontrasepsi jangka panjang adalah pengetahuan. 2) Variabel Dependen (terikat) Variabel ini sering disebut variabel respon, output, kriteria, konsekuensi. Variabel terikat merupakan variabel dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah sikap ibu terhadap metode kontrasepsi jangka panjang. C. Definisi Operasional

Definisi bersarkan

operasional yang

adalah

mendefinisikan sehingga

variabel

secara

oprasional untuk

kharateristik

diamati,

memungkinkan

peneliti

melakukan observasi atau pengkuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena ( Aziz alimul H, 2007 ).

Tabel 1 Definisi operasional No Variabel Definisi Cara ukur Alat Hasil Ukur Skala Operasional Ukur 1 Independen. Pengetahuan Wawacara Kuisioner 1.Baik Ordinal a a.Pengetahuan merupakan 1-15 jikajawaban hasil dari tahu, benar 75% dan ini terjadi 2.jika jikajawaban setelah benar50-75% seseorang 3.Kurang melakukan jikajawaban pengindraan benar <50% terhadap suatu b.Sikap objek tertentu. wawancara Kuisioner (Notoadmodjo, 1-15 mendukung, jika 2003) dari 50% tidak, jika < 50% Perasaan mendukung atau tidak atau tidak memihak. 2 Dependen . Menggunakan Wawancara Kuisioner Menggunakan Nominal -Penggunaan dan tidak jika responden alat menggunakan menjawab ya kontrasepsi Tidak implant menggunakan,jika responden menjawab tidak

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto,2002). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasangan usia subur yaitu ibu yang merupakan peserta akseptor KB aktif sebanyak 370 responden di Desa Lubuk Banyau kecamatan Padang Jaya. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto S, 2006). Dalam pengmbilan sampel biasanya peneliti sudah menentukan terlebih dahulu besarnya jumlah sampel yang paling baik apabila subjeknya kurang dari 100 orang lebih baik di ambil semua penelitian ini merupakan penelitian populasi ttapi jika jumlah subjeknya besar atau >100 dapat di ambil antara 10-15% atau 20-25% atau tergantung dari kemampuan peneliti di lihat dari waktu, tenaga, dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, besar kecilnya resiko tergantung oleh peneliti (Arikunto S, 2002). Teknik pengambian sampel dari penelitian ini yaitu menggunakan Random Sampling. Dalam penelitian sampel di ambil 15% dari populasi 370 orang yaitu sebanyak 55 orang.

E. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian dilakukan di Desa Lubuk Banyau Kecamatan Padang Jaya. 2. Waktu Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2012. F. Metode Pengumpulan, Pengolahan dan analisa Data Data dikumpulkan melalui wawancara yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan alat kontrasepsi. Sumber data diperoleh dari : 1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian menggunakan Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara.

2. Pengolaha Data Data yang di kumpulkan ( data sekunder ) yang diperoleh dari data status ibukemudian pengolahan data di lakukan dengan langkah langkah sebagai berikut :. 1. Editing Yaitu memeriksa kelengkapan data dan perbaikan. 2. Coding Yaitu pemberian kode pada checklist. 3. Tabulating

Yaitu mentabulasi data berdasarkan kelompok data yang telah ditentukan kedalam master tabel. 4. Entry Data

Data yang telah dikoding dimasukkan kemudian dianalisis dengan menggunakan komputer. 5. Cleaning Data

Kegiatan mengecek kembali data yang sudah diproses, apakah ada kesalahan atau tidak pada masing-masing variabel. 3. Analisis Data a. Analisis Univariat Analisa unvarat adalah suatu analisa terhadap setiap variabel dari peneliti yang bertujuan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari berbagai variabel yang diteliti. Dengan demikian variabel-variabel yang ada dapat dengan dengan mudah dilakukan analisa selanjutnya. Data yang merupakan karateristik sampai ditampilkan dalam dalam bentu frekuensi. ( Notoatmodjo, 2005) Dalam penelitian ini yang termasuk analisa univariat adalah hubungan

sikapdengan pengetahuan ibu terhadap pemilihan metode kontrasepsi implant : F P = -- X 100% N Keterangan : P= Jumlah presentasi yang di cari

F = Frekuensi jawaban respon N = Jumlah jawaban Noto Atmodjo (2002), Kemudian di interprestasikan sebagai berikut:

a. 0 % b. 1 25 % c. 26 49 % d. 50 % e. 51 75 % f. 76 99 % g. 100 ss% b. Analisis Bivariat

: Tidak satupun dari responden. : Sebagian kecil dari responden. : Hampir sebagian dari responden. : Setengah dari responden. : Sebagian besar dari responden. : Hampir seluruh dari responden. : Seluruh responden.

Yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang di duga berhubungan atau berkolerasi yang bertujuan un tuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang di teliti ( Notoatmodjo, 2005). Rumus Uji Chi Square dengan derajat kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan ( P ) < 0,05. Keterangan : X2 = Chi square yang di cari O E = Frekuensi observasi

= Frekuensi yang diharapkan

Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05 sehingga apabila hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai P > 0,05 maka di katakan antara kedua variabel secara statistik terdapat hubungan yang tidak bermakna. Sedangkan apabila nilai P < 0,05 maka secara statistik kedua variabel tersebut terdapat hubungn yang bermakna.

Anda mungkin juga menyukai