Anda di halaman 1dari 5

SKE 2_Hipersensitivitas I.Klarifikasi Istilah 1.

Biduren : Urtikaria: rekasi vaskular kulit pada dermis bagian atas, biasanya sebentar, terdiri dari edema okal yang disebabkan oleh dilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler dengan pembentukan bentol. 2. Eczem : dermatitis atopik : merupakan penyakit peradangan kulit yang ditandai dengan rasa gatal dan distribusi lesi yang khas serta berhubungan dengan keadaan atopi (=respon hipersensitivitas tipe I terhadap paparan alergen lingkungan dan cenderung diturunkan dalam keluarga. Eczem : dermatitis papulovasikular yang gatal sebagai reaksi terhadap adanya eksogen dan endogen. 3. Skin Prick Test : Merupakan suatu test untuk alegi pada kulit bagian volar lengan bawah dengan cara meneteskan alergen (=termasuk antigen) secara berbaris dengan jarak 2-3 cm, lalu diamati dengan melihat respon pasien. Skin Patch Test : sama dengan Skin Prick Test, tetapi alergen ditempelkan. 4. Kolik Abdomen : Kolik = bisa terdapat pada bagian tubuh yang lainnya a. Nyeri abdomen akut, khas ditandai dengan nyeri visera intermitten dengan fluktuasi sesuai dengan peristaltis otot polos b. Kejang pada abdomen 5. Syok: Gangguan keseimbangan fisik atau mental yang timbul mendadak atau keadaan gangguan metabolik dan hemodinamik yang sangat berat, yang ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi (= pengaliran cairan melalui pembuluh organ khusus) organ vital yang adekuat. II. Penetapan masalah Masalah yang ada: a. Sejak awal Ibunya Siti :- Sering pilek, hidung gatal, bersin-bersin dan menderita asma dengan gejala sesak nafas dan mengikhawatir akan diturunkan ke anaknya (Siti) -Pernah berobat ke dokter dan pada saat itu diberikan suntikan kemudian mengalami syok. b. Siti : - Beberapa hari setelah lahir timbul eczem di pipi, merah dan selalu gatal. - mendapat ASI dan susu formula saat bayi - sejak kecil sesudah makan udang dan kepiting timbul bentol-bentol merah, gatal, kolik abdomen, diare. - Pemeriksaan Lab : a. Eosinofilia relatif : tidak setiap saat eosinofilia, terjadi hanya saat alergi b. Dianjurkan Skin Prick Test III. Analisis Masalah 1. Definisi dan Klasifikasi Hipersensitivitas (termasuk etiologinya) 2. Patofisiologi Hipersensitivitas.........Patofisiologi I H1;antigen bereaksi dengan antibodi IgE yang terikat ke permukaan sel mast, menyebabkan pelepasa mediator dan efek mediator H2;antibodi berikatan dengan antigen yang merupakan bagian dari sel atau jaringan tubuh, terjadi penaktifan komplemen, atau fagositosis sel sasaran dan mungkin sitoksisitas yang diperantarai oleh sel yan gdepemdent antibodi

H3;penyatuan natigen antibodi membentuk suatu kompleks yang mengaktifkan komplemen, menarik leukosit, dan menyebabkan kerusakan jaringan oleh produk leukosit. H4;reksi limfosit T dengan antigen menyebabkan pelepasan limfokin, sitotoksisitasa langsung dan pengerahan sel-sel reaktif. 3. Sign dan Symptoms dari Hipersensitivitas
Sebagian besar gejala alergi makanan mengenai saluran cerna karena saluran cerna merupakan organ yang pertama kali kontak dengan makanan. Gejala dapat berupa bengkak dan gatal di bibir sampai lidah serta orofarings. Kontak selanjutnya antara makanan/alergen dengan esofagus, lambung serta usus dapat menyebabkan gejala nyeri dan kejang perut, serta muntah sampai diare berat dengan tinja berdarah. Alergen makanan dapat melewati seluran cerna masuk ke dalam sirkulasi, selanjutnya dapat mencetuskan reaksi pada sistim organ yang lain. Manifestasi kulit seperti urtikaria akut dan angioedema sering terlihat pada alergi makanan. Hipersensitif terhadap makanan ini diperkirakan merupakan penyebab sekitar sepertiga penderita dermatitis atopik. Asma dan rinitis juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi terhadap makanan, terutama pada masa bayi dan anak usia muda. Reaksi anafilaksis sistemik terhadap makanan yang umumnya melalui reaksi hipersensitifitas tipe 1 kadang kadang dapat membahayakan jiwa. Biasanya gejala timbul satu jam setelah makan alergen, dimulai dengan gejala flushing, urtikaria dan angioedema kemudian dilanjutkan dengan gejala nyeri perut, diare, bronkospasm, hipotensi dan syok

4. Profil imun (respons imun) pada reaksi hipersensitivitas? 5. Contoh penyakit berbasis atas reaksi hipersensitivitas......BPP PK 6. Prinsip-prinsip pemeriksaan (Lab, Fisik, dll).....IPD
Untuk memastikan makanan penyebab alergi harus menggunakan Provokasi makanan secara buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge = DBPCFC). DBPCFC adalah gold standard atau baku emas untuk mencari penyebab secara pasti alergi makanan. Cara DBPCFC
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Riwayat penyakit Catatan harian diet Uji eliminasi dan provokasi Uji kulit IgE spesifik dengan RAST (Radio Allergy Sorbent Test) Basofil Histamin Release Assay (BHR) Intestinal Mast Cell Histamine Release (IMCHR) Provokasi intra gastral melalui endoskopi Double Blind-Blood Placebo Controlled Food Challenge (DBPCFE) Biopsi usus setelah eliminasi alergen dan pemberian makanan

Yang paling sering dikerjakan adalah pemeriksaan no. 1 sampai 5. Uji eliminasi dan provokasi dilakukan terhadap makanan tersangka yang didapat dari anamnesis, catatan harian diet penderita, uji kulit serta pemeriksaan IgE spesifik dengan RAST positif pemeriksaan ini ialah:

Seperti uji kulit , penderita harus bebas obat anti alergi/anti histamin minimal 3 hari Semua makanan tersangka dihindari selama 2 minggu. Dilakukan pencatatan pasien apakah gejala menghilang atau berkurang. Bila gejala menghilang atau berkurang dilanjutkan dengan memberikan makanan tersangka satu persatu dengan jumlah paling sedikit 7 hari atau 2 jenis makanan yang berbeda dan dicatat gejala yang timbul.

7. Penatalaksanaan dan Prognosis?IPD Prognosis Meskipun tidak bisa hilang sepenuhnya, tetapi alergi makanan biasanya akan membaik
pada usia tertentu. Setelah usia 2 tahun biasanya imaturitas saluran cerna akan membaik. Sehingga setelah usia tersebut gangguan saluran cerna karena alergi makanan juga akan ikut

berkurang. Bila gangguan saluran cerna akan membaik maka biasanya gangguan perilaku yang terjadipun akan berkurang. Selanjutnya pada usia di atas 5 atau 7 tahun alergi makananpun akan berkurang secara bertahap. Perbaikan gejala alergi makanan dengan bertambahnya usia inilah yang menggambarkan bahwa gejala autismepun biasanya akan tampak mulai berkurang sejak periode usia tersebut. Meskipun alergi makanan tertentu biasanya akan menetap sampai dewasa, seperti udang, kepiting atau kacang tanah.

8. Definisi Alergi? 9. Bagaimana mekanisme alergi ? 10. Apakah semua jenis alergi dapat diturunkan?
Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek/nenek pada penderita . Bila ada orang tua menderita alergi kita harus mewaspadai tanda alergi pada anak sejak dini. Bila ada salah satu orang tua yang menderita gejala alergi maka dapat menurunkan resiko pada anak sekitar 20 40%, ke dua orang tua alergi resiko meningkat menjadi 40 - 80%. Sedangkan bila tidak ada riwayat alergi pada kedua orang tua maka resikonya adalah 5 15%. Pada kasus terakhir ini bisa saja terjadi bila nenek, kakek atau saudara dekat orang tuanya mengalami alergi. Bisa saja gejala alergi pada saat anak timbul, setelah menginjak usia dewasa akan banyak berkurang. IMATURITAS USUS Alergi makanan sering terjadi pada usia anak dibandingkan pada usia dewasa. Fenomena lain adalah bahwa sewaktu bayi atau usia anak mengalami alergi makanan tetapi dalam pertambahan usia membaik. Hal itu terjadi karena belum sempurnanya saluran cerna

11. Apakah asma pada ibunya Siti akan diturunkan kepada Siti?bisa 12. Apakah mungkin kondisi Ibu yang disebutkan pada skenario tersebut berpengaruh terhadap janinnya? 13. Biduran, asma, alergi apakah termasuk reaksi hipersensitivitas?Ya 14. Susu sapi? Protein susu sapi merupakan protein asing yang pertama kali dikenal oleh bayi.
Susu sapi mengandung sedikitnya 20 komponen protein yang dapat merangsang pembentukan antibodi pada manusia. Fraksi protein susu sapi terdiri dari protein casein dan whey. Beberapa protein whey dapat di denaturasi dengan pemanasan yang ekstensif. Akan tetapi pada tindakan pasteurisasi rutin, tidak cukup untuk menimbulkan denaturasi protein ini dan bahkan dapat sifat alergenitas beberapa jenis protein susu sapi seperti beta lacto globulin. Gejala awal yang timbul biasanya gejala pada saluran cerna seperti diare dan muntah. Protein susu sapi dapat menimbulkan alergi baik dalam bentuk susu murni atau bentuk lain seperti es krim, keju dan kue . Anak yang mempunya alergi terhadap susu sapi tidak selalu alergi terhadap daging sapi atau bulu sapi. Pemberian ASI ekslusif dilaporkan, dapat mencegah penyakit atopik serta alergi makanan. Akan tetapi para ahli alergi masih memperdebatkan efektifitasnya.

IV. Penjelasan Masalah 1. Hipersensitivitas - Respons imun yang berlebihan mengakibatkan kerusakan jaringan (Baratawidjaja, 2002) - Keadaan kepekaan yang berubah sehingga badan bereaksi secara berlebihan terhadap suatu zat/ cairan (Ramali, 2000) - Respons imun yang berlebihan/ tidak terkontrol (Kresno, 2002) Klasifikasi Hipersensitivitas (Baratawidjaja, 2002) :

a. Tipe I / Hipersensitivitas cepat Yang berpengaruh : IgE b. Tipe II / Reaksi antibodi terhadap sel ; Reaksi sitolitik/ Sitotoksik; Antibody Dependent Cellulsr Cytotoxicity (ADCC) Yang berpengaruh : IgG dan IgM c. Tipe III / Kompleks antigen-antibodi Yang berpengaruh : IgG (biasanya lebih banyak) dan IgM d. Tipe IV / Reaksi hipersensitivitas lambat Yang berpengaruh : sel T Klasifikasi Hipersensitivitas menurut Gell dan Coombs (Baratawidjaja,2002): - Tipe I-IV (sama) - Tipe V / Tirotoksikosis Klasifikasi Hipersensitivitas menurut Gell dan Coombs (Baratawidjaja dan Rengganis, 2007) Menurut Kuby, 1997 : Hipersensitivitas=alergi Menurut Baratawidjaja,2002 : Alergi termasuk di Hipersensitivitas I Menurut Internet ? Istilah - Tipe I-IV (sama)

Post Test dari dr. Jarot: 1. Dermatitis atopi itu berhubungan dengan sel T helper yang mana? Jawab : Limfosit T helper 2 2. Dermatitis atopi itu berhubungan dengan spesifik atau humoral? Jawab : Humoral 3. Syok? Jawab : Anafilaktik 4. Darah? Jawab: Eosinofil 5. Mengapa tidak nasi?Tetapi udang, dll? Jawab: Karena nasi= kand. Karbohidrat, Udang,dll = kand.protein..Dan kandungan protein dapat dikenali tubuh sebagai antigen (memacu terproduksinya antibodi) 6. Mengapa anak kecil, bayi, dll mudah terkena alergi protein?(PR!!!!!!)
Fungsi utama saluran cerna ialah memproses makanan yang dicerna menjadi bentuk yang dapat di serap dan digunakan untuk energi dan pertumbuhan sel. Selama proses ini, mekanisme imunologik dan non imunologik berperan dalam pencegahan masuknya antigen asing (bakteri, virus, parasit, protein makanan) kedalam tubuh melalui saluran gastro intestinal. 1. Mekanisme Imunologik

Pencegahan penetrasi antigen yang ditelan : * IgA sekretorik spesifik dalam lumen usus

Eliminasi antigen yang lolos masuk kedalam tubuh melalui saluran gastro intestinal * IgA dan IgG spesifik serum * Sistim retikulo endotelial

2. Mekanisme non Imunologik/fisiologik

Pemecahan antigen yang ditelan * Asam lambung dan pepsin * Enzim intestinal * Aktifitas lisosom sel epitel usus Pencegahan penetrasi antigen yang ditelan : * Lapisan mukus intestinal * Komposisi membran mikrovilus intestinal * Peristaltik usus

Imaturitas mekanisme pertahanan saluran cerna dapat menerangkan mengapa alergi makanan mudah terjadi pada pemberian makanan dengan alergenitas yang tinggi pada bayi usia dini.

Lizosim : Ada di nonspesifik humoral Makrofag : Nonspesifik selluler Biang kerok alergi : Histamin, obat : antihistamin (CTM) Mengapa histamin terjadi Biduren? Jawab: karena membuat vasodilatasi pembuluh darah = darah banyak yang mengalir Histamin = membuat vasokontriksi pada saluran nafas (broncus constricsi) Buku: Mukosal Immunology

Anda mungkin juga menyukai