Anda di halaman 1dari 5

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Indonesia sehat 2012 merupakan salah satu agenda dalam pembangunan

nasional dalam rangka mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, prodiktif dan mandiri. Peningkatan kebersihan lingkungan merupakan salah satu penentuan untuk pembentukan manusia yang berkalitas (Depkes RI,2000). Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pembinaan kesehatan anak sejak dini melalui kegiatan ibu dan anak, perbaikan gizi balita dan pembinaan balita agar setiap balita yang dilahirkan akan tumbuh sehat dan berkembang menjadi manusia indonesia yang tangguh berkualitas.Agar

dapatmempersiapkan manusia yang berkualitas tersebut, maka kita perlu memelihara gizi anak sejak bayi berada dalam kandungan. Bayi dan anak yang mendapat makanan yang bergizi akan tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan terhindar dari berbagai penyakit infeksi. Selain memperhatikan gizi bayi maka perlu memelihara gizi ibu terutama masa hamil dan menyusui (Siregar,2004). Kebutuhan gizi bayi yang tercukupi dengan baik dimanifestasikan dengan pertambahan berat badan dan panjang badan yang sesuai dengan umurnya. Konsumsi gizi yang tidak cukup baik jumlah dan mutunya akan mangganggu atau menghambat pertumbuhan bayi dan defesiensi berbagai zat gizi seperti zink dan besi. Hal ini menyebabkan morbiditas tinggi pada bayi sehingga menghambat 1

pertumbuhan bayi, karena intek makanan menjadi rendah akibat berkurangnya selera makan. Disamping itu adanya penyakit akan mengakibatkan terganggunya absorpsi zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi. Sebaliknya pertumbuhan bayi yang terganggu akan mengakibatkan menurunnya kekebalan yang beresiko terhadap terjadinya infeksi penyakit (Damandiri, 2004). Masa balita menjadi lebih penting lagi oleh karna merupakan masa yang kritis dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Terlebih lagi 6 bulan terakhir masa kehamilan dan 2 tahun pertama pasca kelahiran merupakan masa emas dimana sel-sel otak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Mulai tahun 2000 setelah indonesia mengalami krisis multi dimensi, prevalensi gizi kurang mengalami kenaikan berturut-turut menjadi 26,1%, 27,3% dan 27,5%pada tahun 2001, 2002, 2003 (Depkes, 2004). Dinegara indonesia prevalensi gizi buruk pada anak balita menurut BB/U pada tahun 2002 adalah 0,8% dengan jumlah balita 18.369.952 orang dan meningkat pada tahun 2003 yaitu 8,3% dengan jumlah balita 18.608.762 orang (Hayatinur. E, 2006). Nanggroe Aceh Darusalam, secara umum masalah kurang gizi akut atau anak terlalu kurus menurut tinggi badannya pada anak balita cukup serius yaitu sebesar 11,4%. Prevalensi kurang gizi kronis (pendek menurut umur) pada anak balita yang tinggi di Nanggroe Aceh Darusalam yaitu sebesar 38,1% ini berhubungan erat dengan masalah yang bersifat kronis seperti kemiskinan, pengetahuan dan prilaku tentang gizi yang rendah, kondisi sanitasi yang kurang serta ketahanan pangan yang masih rendah (Depkes RI, 2005). Tingkat

pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap prilaku dalam memilih makanan yang akan berdampak pada asupan gizinya. Jelas bahwa pengetahuan dan prilaku ini diperlukan merata oleh setiap warga, dalam mencoba melaksanakan kehidupan keluarga yang seimbang dan selaras, menuju tercapainya kehidupan keluarga yang tenteram sejahtra. (dr.achmad djaeni sediaoetama, M.Sc).

B.Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada balita diwilayah kerja PKM bayu tahun 2013.

C.Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup penelitian hanya untuk meneliti Gambaran Pengetahuan ibu Tentang gizi pada balita diwilayah kerja di PKM Bayu Tahun 2013.

D.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada balita diwilayah kerja di PKM Bayu Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pengertian gizi pada balita. b. Untuk mengetahui penyebab gizi Buruk pada balita. c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita. d. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pencegahan gizi buruk pada balita.

E. Manfaat Penelitian 1. Siswa Dapat memberikan imformasi/pengetahuan yang positif bagi ibu serta dapat memahami dan mengerti tentang gizi juga sebagai masukan pengetahuan bagi seorang ibu dalam merawat tumbuh kembang bagi balita. 2. Bagi PKM Bayu Sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan pengetahuan kesehatan khusunya tentang gizi pada balita. 3. Institusi Pendidikan Dapat memberikan informasi yang positif dan terarah dalam upaya pendidikan gizi pada masa sekarang di akademi kesehatan Pemda Aceh Utara dan sebagai penambahan bahan di perpustakaan.

4. Peneliti Sebagai penambahan pengalaman dan pengetahuan serta wawasan bagi penulis yang sangat berharga dan bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai