Anda di halaman 1dari 30

UNIVERSITAS INDONESIA

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEDAN ALIRAN PADA


GEOMETRI BACKWARD-FACING STEP DENGAN INJEKSI UDARA
TEMPERATUR LINGKUNGAN DAN GAS PANAS MENGGUNAKAN
PARTICLE IMAGE VELOCIMETRY ( PIV )

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik

Erdorik Ramadani
NPM 1006807863

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
DEPOK
JANUARI 2013

HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh
Nama

: Erdorik Ramadani

NPM

: 1006807863

Program Studi

: Teknik Mesin

Judul Skripsi

Perbandingan karakteristik medan aliran pada


geometri
udara

backward facing step dengan injeksi

lingkungan

dan

gas

panas

dengan

menggunakan particle image velocimetri (PIV)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Mesin, Departemen Teknik
Mesin Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing

: Prof. Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng

(.........................)

Penguji 1

: Dr. Agus S. Pamitran, ST, M.Eng

(.........................)

Penguji 2

: Dr. Ir. Warjito, M.Eng

(.........................)

Penguji 3

: Ridho Irwansyah, ST, MT

(.........................)

Ditetapkan di

: Depok (Universitas Indonesia)

Tanggal

: 15 Januari 2013
ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini dengan judul :

PERBANDINGAN

KARAKTERISTIK

MEDAN

ALIRAN

PADA

GEOMETRI BACKWARD-FACING STEP DENGAN INJEKSI UDARA


TEMPERATUR LINGKUNGAN DAN GAS PANAS MENGGUNAKAN
PARTICLE IMAGE VELOCITIMETRY ( PIV )

yang dibuat untuk melengkapi persyaratan dalam rangka memperoleh gelar


sarjana teknik universitas indonesia adalah karya yang asli dan bukan tiruan atau
duplikasi dari skripsi yang pernah dipublikasikan atau pernah dipakai sebelumnya
di universitas indonesia maupun di perguruan tinggi yang lain, kecuali yang
bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana semestinya.
Jakarta, 15 Januari 2013
Yang Mengajukan

( Erdorik Ramadani )
NPM 1006807863

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini berjudul :

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEDAN ALIRAN PADA


GEOMETRI BACKWARD-FACING STEP DENGAN INJEKSI UDARA
TEMPERATUR LINGKUNGAN DAN GAS PANAS MENGGUNAKAN
PARTICLE IMAGE VELOCITIMETRY ( PIV )

yang dibuat untuk melengkapi persyaratan kurikulum program ekstensi teknik


mesin guna memperoleh gelar sarjana teknik pada program ekstensi teknik mesin
universitas indonesia.
Skripsi dapat disetujui untuk diajukan dalam sidang ujian skripsi.
Jakarta, 15 Januari 2013
Dosen Pembimbing

(Prof.Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng)


NIP . 132048279

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr .Wb .
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunianya sehinggadapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul Perbandingan karakteristik medan aliran pada geometri
backward facing step dengan injeksi udara lingkungan dan gas panas dengan
menggunakan particle image velocimetri (PIV).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak baik secara keilmuan, moril, dan materiil rasanya mustahil penyusunan
skripsi berjalan dengan baik. Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati
maka di kesempatan yang berbahagia ini, izinkanlah penulis menghaturkan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng selaku dosen pembimbing.
2. Dr. Ir. Gandjar Kiswanto, M.Eng selaku penasehat akademis.
3. Staff dosen dan karyawan jurusan teknik mesin universitas indonesia.
4. Keluarga tercinta yang telah memberi dorongan semangat, moril, materiil.
5. Rekan-rekan tim skripsi dan program ekstensi teknik mesin 2010.
6. Guru dan karyawan SMK Mahadhika 4 yang telah memberikan dukungan
moril.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan skripsi ini, oleh karena itu segala kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk langkah perbaikan. Penulis berharap
agar skripsi dapat bermanfaat untuk semua pihak dalam rangka pengembangan
ilmu pengetahuan.
Jakarta, 15 Januari 2013
Penulis
v

FLOW FIELD CHARACTERISTICS COMPARISON ON BACKWARDFACING STEP GEOMETRY WITH AMBIENT TEMPERATURE AND
HEATED GAS INJECTION USING PARTICLE IMAGE VELOCIMETRY
(PIV)

ABSTRACT
Research on the recirculation flow channel geometry especially
Backward-facing step is one of the research in the field of fluid mechanics in
which to learn more about this phenomenon in order to get the flow terseparasi
flow recirculation. The purpose of this study was to compare the phenomena that
occur in channel geometry Backward-facing step using the external excitation
temperature of the air injection and injection of hot gas.
The research was conducted by the method of visualization techniques,
namely Particle Image velocimetry (PIV), and analyze data using DANTEC
Dynamic Studio software. The primary data to be used for comparison are
streamlines (flow lines), velocity field, vorticity and turbulence intensity. Things
that comparison is the effect of temperature changes on the ratio of injection and
Lf / h are kept constant to the phenomena that occur in the flow.
The results found that the injection temperature changes have an influence
on the recirculation length, the value of vortices and turbulence intensity on the
flow field in the channel geometry Backward-facing step.
Keywords:

Backward-facing

step,

Velocitimetry.

vi

Field

Flow,

Particle

Image

Nama

: Erdorik Ramadani

Program Studi : Teknik Mesin


Judul

: Perbandingan Karakteristik Medan Aliran pada Geometri


backward-facing step dengan injeksi gas temperatur lingkungan
dan gas panas menggunakan particle image velocimetri (PIV)
ABSTRAK
Penelitian tentang aliran resirkulasi khususnya pada geometri kanal

Backward-facing step adalah salah satu penelitian di bidang ilmu mekanika fluida
yang didalamnya lebih banyak mempelajari tentang fenomena aliran terseparasi
sehingga didapat aliran resirkulasi. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan
fenomena yang terjadi pada geometri kanal Backward-facing step menggunakan
eksitasi eksternal yaitu injeksi udara temperatur lingkungan dan injeksi gas panas.
Penelitian ini dilakukan dengan metode visualisasi yaitu dengan teknik
Particle Image Velocimetry (PIV) dan menganalisa data menggunakan software
Dantec Dynamic Studio. Data-data primer yang digunakan sebagai perbandingan
adalah streamlines (garis arus), medan kecepatan, vortisitas dan intensitas
turbulensi. Parameter yang dibandingkan adalah pengaruh perubahan suhu injeksi
pada rasio dan Lf/h yang dijaga konstan terhadap fenomena yang terjadi pada
aliran.
Hasil penelitian didapat bahwa perubahan suhu injeksi memiliki pengaruh
terhadap panjang resirkulasi, nilai vortisitas dan intensitas turbulensi pada medan
aliran pada geometri kanal Backward-facing step.
Kata Kunci : Backward-facing step, Medan Aliran, Particle Image
Velocitimetry.

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama

: Erdorik Ramadani

NPM

: 1006807863

Program Studi

: Teknik Mesin

Departemen

: Teknik Mesin

Fakultas

: Teknik

Jenis karya

: Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEDAN KECEPATAN PADA
GEOMETRI BACKWARD-FACING STEP

DENGAN INJEKSI GAS

TEMPERATUR LINGKUNGAN DAN GAS PANAS MENGGUNAKAN


PARTICLE IMAGE VELOCITIMETRY ( PIV )
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak bebas Royalti
Noeksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di

: Depok

Pada tanggal

: 15 Januari 2013
Yang Menyatakan

viii

Erdorik Ramadani
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................


i
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.........................................................
iii
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................
iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................
v
ABSTRAK....................................................................................................................
vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.....................................
viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................
xvi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................
xxi
DAFTAR GRAFIK.......................................................................................................
xxii
1. PENDAHULUAN...................................................................................................1
ix

1.1 Latar Belakang................................................................................................1


1.2 Perumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................2
1.4 Batasan Masalah..............................................................................................2
1.5 Metodologi Penelitian.....................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan......................................................................................3

2. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 5
2.1 Separate reattaching flow............................................................................... 5
2.2 Backward facing step...................................................................................... 6
2.3 Zona Resirkulasi.............................................................................................. 7

2.4 Lapisan Batas (Boundary Layer)..................................................................... 8


2.5 Eksitasi Eksternal............................................................................................ 9
2.6 Sistem dan volume atur................................................................................... 9
2.7 Aliran laminer dan turbulen............................................................................ 10
2.8 PIV (Particle Image Velocimetry)................................................................... 10
2.9 Medan kecepatan aliran................................................................................... 13
2.10 Garis Arus...................................................................................................... 13
2.11 Vortisitas....................................................................................................... 14
2.12 Turbulensi...................................................................................................... 15

3. METODOLOGI PENELITIAN............................................................................ 16
3.1 Peralatan pendukung penelitian....................................................................... 17
3.2 Peralatan Pengukuran...................................................................................... 26
3.3 Prosedur penelitian.......................................................................................... 27
3.4 Kondisi Pengujian........................................................................................... 27

4. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................... 28


4.1 Hasil dan pembahasan data-data visual melalui PIV...................................... 28
4.1.1 Perbandingan pola aliran pada kondisi rasio momentum 0,1 dan Lf/h dengan
menggunakan injeksi panas dan isotermal.................................................................... 28
4.1.1.1 Stream lines pada rasio momentum 0,1 dan Lf/h = 4.............................. 29
4.1.1.2 Vektor kecepatan pada rasio momentum 0,1 dan Lf/h = 4..................... 31
4.1.1.3 Vortisitas pada rasio momentum 0,1 dan Lf/h = 4.................................. 32
4.1.2 Perbandingan pola aliran pada kondisi rasio momentum 0,5 dan Lf/h dengan
menggunakan injeksi panas dan isotermal.................................................................... 35
4.1.2.1 Stream lines pada rasio momentum 0,5 dan Lf/h = 4.............................. 35
4.1.2.2 Vektor kecepatan pada rasio momentum 0,5 dan Lf/h = 4..................... 37
4.1.2.3 Vortisitas pada rasio momentum 0,5 dan Lf/h = 4.................................. 39
4.1.3 Perbandingan pola aliran pada kondisi rasio momentum 0,5 dan Lf/h dengan
menggunakan injeksi panas dan isotermal.................................................................... 41
4.1.3.1 Stream lines pada rasio momentum 0,1 dan Lf/h = 4.............................. 42
4.1.3.2 Vektor kecepatan pada rasio momentum 0,1 dan Lf/h = 4..................... 44
4.1.3.3 Vortisitas pada rasio momentum 0,1 dan Lf/h = 4.................................. 45

xi

4.1.4 Perbandingan pola aliran pada kondisi rasio momentum 0,5 dan Lf/h = 2
dengan menggunakan injeksi panas dan isotermal....................................................... 48
4.1.4.1 Stream lines pada rasio momentum 0,5 dan Lf/h = 4.............................. 48
4.1.4.2 Vektor kecepatan pada rasio momentum 0,5 dan Lf/h = 4 .................... 50
4.1.4.3 Vortisitas pada rasio momentum 0,5 dan Lf/h = 4.................................. 52
4.2 Plot vektor kecepatan rata-rata melalui PIV........................................................... 54
4.2.1 Plot Vektor kecepatan pada injeksi udara lingkungan.................................. 54
4.2.1.1 Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi suhu
lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 0,49 m/s)................................. 55
4.2.1.2 Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi suhu
lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 0,49 m/s)................................. 56
4.2.1.3 Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi suhu
lingkungan (kecepatan supply = 1,8 m/s dan injeksi = 0,78 m/s)................................. 56
4.2.1.4 Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi suhu
lingkungan (kecepatan supply = 1,8 m/s dan injeksi = 0,78 m/s)................................. 57
4.2.1.5 Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi suhu
lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 1,09 m/s)................................. 58
4.2.1.6 Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi suhu
lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 1,09 m/s)................................. 58
4.2.1.7 Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi suhu
lingkungan (kecepatan supply = 2,5 m/s dan injeksi = 2,43 m/s)................................. 59
4.2.1.8 Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi suhu
lingkungan (kecepatan supply = 2,5 m/s dan injeksi = 2,43 m/s)................................. 60
4.2.1.9 Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi suhu
lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 0,49 m/s)................................. 61

xii

4.2.1.10 Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 0,49 m/s)....................... 61
4.2.1.11 Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,8 m/s dan injeksi = 0,78 m/s)....................... 62
4.2.1.12 Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,8 m/s dan injeksi = 0,78 m/s)....................... 63
4.2.1.13 Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 1,09 m/s)....................... 63
4.2.1.14 Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 1,09 m/s)....................... 64
4.2.1.15 Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 2,5 m/s dan injeksi = 2,43 m/s)....................... 65
4.2.1.16 Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 2,5 m/s dan injeksi = 2,43 m/s)....................... 65
4.2.2 Plot vektor kecepatan rata-rata dengan injeksi gas panas melalui PIV...... 66
4.2.2.1

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 100oC.................................................................................................................... 67
4.2.2.2

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 100oC.................................................................................................................... 67
4.2.2.3

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 100oC.................................................................................................................... 68
4.2.2.4

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 100oC.................................................................................................................... 69
4.2.2.5

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 300oC.................................................................................................................... 69
4.2.2.6

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 300oC.................................................................................................................... 70
xiii

4.2.2.7

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 300oC.................................................................................................................... 71
4.2.2.8

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 300oC.................................................................................................................... 71
4.2.2.9

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 100oC.................................................................................................................... 72
4.2.2.10

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 100oC.................................................................................................................... 73
4.2.2.11

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 100oC.................................................................................................................... 73
4.2.2.12

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 100oC.................................................................................................................... 74
4.2.2.13

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 300oC.................................................................................................................... 75
4.2.2.14

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 300oC.................................................................................................................... 75
4.2.2.15

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 300oC.................................................................................................................... 76
4.2.2.16

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 300oC.................................................................................................................... 76
4.3 Karakteristik intensitas turbulensi melalui PIV............................................. 76
4.3.1 Karakteristik intensitas turbulensi pada injeksi udara lingkungan............. 77
4.3.1.1 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 0,49 m/s)....................... 78
4.3.1.2 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,8 m/s dan injeksi = 0,78 m/s)....................... 79

xiv

4.3.1.3 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 1,09 m/s)....................... 79
4.3.1.4 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 2,5 m/s dan injeksi = 2,43 m/s)....................... 80
4.3.1.5 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 0,49 m/s)....................... 81
4.3.1.6 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,8 m/s dan injeksi = 0,78 m/s)....................... 81
4.3.1.7 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 1,09 m/s)....................... 82
4.3.1.8 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu lingkungan (kecepatan supply = 2,5 m/s dan injeksi = 2,43 m/s)....................... 83
4.3.2 Karakteristik intensitas turbulensi pada injeksi udara panas...................... 83
4.3.2.1 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi
suhu 1000C................................................................................................................... 83
4.3.2.2 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi
suhu 1000C................................................................................................................... 83
4.3.2.3 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi
suhu 3000C................................................................................................................... 84
4.3.2.4 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi
suhu 3000C................................................................................................................... 85
4.3.2.5 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu 1000C................................................................................................................... 85
4.3.2.6 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu 1000C................................................................................................................... 86
4.3.2.7 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu 3000C................................................................................................................... 87
xv

4.3.2.8 Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi
suhu 3000C................................................................................................................... 87

5. PENUTUP................................................................................................................ 89
5.1 Kesimpulan...................................................................................................... 89
5.2 Saran................................................................................................................ 89
DAFTAR REFERENSI.............................................................................................. 90

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pola aliran backward-facing step.......................................................


1
Gambar 2.1 Aliran yang terseparasi dibelakang sayap yang divisualisasi dengan
peralatan modern......................................................................................................
6
Gambar 2.2 Volume Atur .....................................................................................
9
Gambar 2.3 Ilustrasi visualisasi aliran dengan PIV ..............................................
11
Gambar 2.4 Medan Vektor Kecepatan..................................................................
11
Gambar 2.5 Pola partikel saat perekaman.............................................................
12
Gambar 2.6 Tempat kedudukan partikel yang dinyatakan dengan vektor posisi. .
13
Gambar 2.7 Tempat Aliran melalui pelat miring...................................................
14

xvii

Gambar 3.1 Skema Alat ........................................................................................


15
Gambar 3.2 Blower Sentrifugal.............................................................................
16
Gambar 3.3 Wind Tunnel.......................................................................................
18
Gambar 3.4 Test Section .......................................................................................
18
Gambar 3.5 Prinsip kerja nebulizer ......................................................................
19
Gambar 3.6 Nebulizer............................................................................................
19
Gambar 3.7 Voltage Regulator..............................................................................
21
Gambar 3.8 Double-cavity Nd:YAG laser.............................................................
22
Gambar 3.9 progressive-scan interline CCD chips...............................................
22
Gambar 3.10 personal computer.............................................................................
23
Gambar 4.1 Stream lines pada momentum rasio 0,1 (suplai udara lingkungan
1,4 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,49 m/s) dan Lf/h = 4.................................
29
Gambar 4.2 Stream lines pada momentum rasio 0,1 (suplai udara lingkungan
1,4 m/s dan injeksi udara panas 0,49 m/s , 1000C) dan Lf/h = 4.............................
30

xviii

Gambar 4.3 Stream lines pada momentum rasio 0,1 (suplai udara lingkungan
1,8 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s) dan Lf/h = 4.................................
30
Gambar 4.4 Stream lines pada momentum rasio 0,1 (suplai udara lingkungan
1,8 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s, 3000C) dan Lf/h = 4.....................
30 ............................................................................................................
Gambar 4.5 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,1 (suplai udara
lingkungan 1,4 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,49 m/s) dan Lf/h = 4.............
31
Gambar 4.6 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,1 (suplai udara
lingkungan 1,4 m/s dan injeksi udara panas 0,49 m/s , 1000C) dan Lf/h = 4.........
31
Gambar 4.7 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,1 (suplai udara
lingkungan 1,8 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s) dan Lf/h = 4.............
32
Gambar 4.8 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,1 (suplai udara
lingkungan 1,8 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s, 3000C) dan Lf/h = 4.
32
Gambar 4.9 Vortisitas pada momentum rasio 0,1 (suplai udara lingkungan 1,4
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,49 m/s) dan Lf/h = 4.......................................
33
Gambar 4.10 Vortisitas pada momentum rasio 0,1 (suplai udara lingkungan 1,4
m/s dan injeksi udara panas 0,49 m/s , 1000C) dan Lf/h = 4...................................
33
Gambar 4.11 Vortisitas pada momentum rasio 0,1 (suplai udara lingkungan 1,8
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s) dan Lf/h = 4.......................................
34

xix

Gambar 4.12 Vortisitas pada momentum rasio 0,5(suplai udara lingkungan 1,8
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s, 3000C) dan Lf/h = 4...........................
34
Gambar 4.13 Stream lines pada momentum rasio 0,5 (suplai udara lingkungan
1,4 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,49 m/s) dan Lf/h = 4.................................
36
Gambar 4.14 Stream lines pada momentum rasio 0,5(suplai udara lingkungan 1,4
m/s dan injeksi udara panas 0,49 m/s , 1000C) dan Lf/h = 4...................................
36
Gambar 4.15 Stream lines pada momentum rasio 0,5(suplai udara lingkungan 1,8
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s) dan Lf/h = 4.......................................
36
Gambar 4.16 Stream lines pada momentum rasio 0,5(suplai udara lingkungan 1,8
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s, 3000C) dan Lf/h = 4...........................
37 ............................................................................................................
Gambar 4.17 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,5(suplai udara
lingkungan 1,4 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,49 m/s) dan Lf/h = 4.............
38
Gambar 4.18 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,5(suplai udara
lingkungan 1,4 m/s dan injeksi udara panas 0,49 m/s , 1000C) dan Lf/h = 4.........
38
Gambar 4.19 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,5(suplai udara
lingkungan 1,8 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s) dan Lf/h = 4.............
38
Gambar 4.20 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,5(suplai udara
lingkungan 1,8 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s, 3000C) dan Lf/h = 4.
39

xx

Gambar 4.21 Vortisitas pada momentum rasio 0,5(suplai udara lingkungan 1,4
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,49 m/s) dan Lf/h = 4.......................................
39
Gambar 4.22 Vortisitas pada momentum rasio 0,5(suplai udara lingkungan 1,4
m/s dan injeksi udara panas 0,49 m/s , 1000C) dan Lf/h = 4...................................
40
Gambar 4.23 Vortisitas pada momentum rasio 0,5(suplai udara lingkungan 1,8
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s) dan Lf/h = 4.......................................
40
Gambar 4.24 Vortisitas pada momentum rasio 0,5(suplai udara lingkungan 1,8
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s, 3000C) dan Lf/h = 4...........................
41
Gambar 4.25 Stream lines pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,4
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,49 m/s) dan Lf/h = 2.......................................
42
Gambar 4.26 Stream lines pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,4
m/s dan injeksi udara panas 0,49 m/s , 1000C) dan Lf/h = 2...................................
42
Gambar 4.27 Stream lines pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,8
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s) dan Lf/h = 2.......................................
43
Gambar 4.28 Stream lines pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,8
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s, 3000C) dan Lf/h = 2...........................
43 ............................................................................................................
Gambar 4.29 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,1(suplai udara
lingkungan 1,4 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,49 m/s) dan Lf/h = 2.............
44

xxi

Gambar 4.30 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,1(suplai udara


lingkungan 1,4 m/s dan injeksi udara panas 0,49 m/s , 1000C) dan Lf/h = 2.........
44
Gambar 4.31 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,1(suplai udara
lingkungan 1,8 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s) dan Lf/h = 2.............
45
Gambar 4.32 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,1(suplai udara
lingkungan 1,8 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s, 3000C) dan Lf/h = 2.
45
Gambar 4.33 Vortisitas pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,4
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,49 m/s) dan Lf/h = 2.......................................
46
Gambar 4.34 Vortisitas pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,4
m/s dan injeksi udara panas 0,49 m/s , 1000C) dan Lf/h = 2...................................
46
Gambar 4.35 Vortisitas pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,8
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s) dan Lf/h = 2.......................................
47
Gambar 4.36 Vortisitas pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,8
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s, 3000C) dan Lf/h = 2...........................
47
Gambar 4.37 Stream lines pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,4
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,49 m/s) dan Lf/h = 2.......................................
48
Gambar 4.38 Stream lines pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,4
m/s dan injeksi udara panas 0,49 m/s , 1000C) dan Lf/h = 2...................................
49

xxii

Gambar 4.39 Stream lines pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,8
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s) dan Lf/h = 2.......................................
49
Gambar 4.40 Stream lines pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,8
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s, 3000C) dan Lf/h = 2...........................
49 ............................................................................................................
Gambar 4.41 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,1(suplai udara
lingkungan 1,4 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,49 m/s) dan Lf/h = 2.............
50
Gambar 4.42 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,1(suplai udara
lingkungan 1,4 m/s dan injeksi udara panas 0,49 m/s , 1000C) dan Lf/h = 2.........
51
Gambar 4.43 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,1(suplai udara
lingkungan 1,8 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s) dan Lf/h = 2.............
51
Gambar 4.44 Medan kecepatan pada momentum rasio 0,1(suplai udara
lingkungan 1,8 m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s, 3000C) dan Lf/h = 2.
51
Gambar 4.45 Vortisitas pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,4
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,49 m/s) dan Lf/h = 2.......................................
52
Gambar 4.46 Vortisitas pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,4
m/s dan injeksi udara panas 0,49 m/s , 1000C) dan Lf/h = 2...................................
53
Gambar 4.47 Vortisitas pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,8
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s) dan Lf/h = 2.......................................
53

xxiii

Gambar 4.48 Vortisitas pada momentum rasio 0,1(suplai udara lingkungan 1,8
m/s dan injeksi udara lingkungan 0,78 m/s, 3000C) dan Lf/h = 2...........................
54

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Spesifikasi dari nebulizer...................................................................

20
Tabel 3.2

Kondisi percobaan menggunakan injeksi udara lingkungan.............

26
Tabel 3.3

Kondisi percobaan menggunakan injeksi udara panas......................

27
Tabel 3.4

Massa jenis udara pada berbagai suhu...............................................

27

xxiv

DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 0,49 m/s)...................
55
Grafik 4.2

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 0,49 m/s)...................
56
Grafik 4.3

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,8 m/s dan injeksi = 0,78 m/s)...................
56

xxv

Grafik 4.4

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,8 m/s dan injeksi = 0,78 m/s)...................
57
Grafik 4.5

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 1,09 m/s)...................
58
Grafik 4.6

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 1,09 m/s)...................
58
Grafik 4.7

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 2,5 m/s dan injeksi = 2,43 m/s)...................
59
Grafik 4.8

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 2,5 m/s dan injeksi = 2,43 m/s)...................
60
Grafik 4.9

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 0,49 m/s)...................
61
Grafik 4.10

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 0,49 m/s)...................
61
Grafik 4.11

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,8 m/s dan injeksi = 0,78 m/s)...................
62
Grafik 4.12

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,8 m/s dan injeksi = 0,78 m/s)...................
63

xxvi

Grafik 4.13

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 1,09 m/s)...................
63
Grafik 4.14

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 1,09 m/s)...................
64
Grafik 4.15

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 2,5 m/s dan injeksi = 2,43 m/s)...................
65
Grafik 4.16

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu lingkungan (kecepatan supply = 2,5 m/s dan injeksi = 2,43 m/s)...................
65
Grafik 4.17

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 100oC

...........................................................................................................

66
Grafik 4.18

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 100oC

...........................................................................................................

67
Grafik 4.19

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 100oC

...........................................................................................................

67
Grafik 4.20

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 100oC

...........................................................................................................

68
Grafik 4.21

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 300oC

...........................................................................................................

69

xxvii

Grafik 4.22

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 300oC

...........................................................................................................

69
Grafik 4.23

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 300oC

...........................................................................................................

70
Grafik 4.24

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan injeksi

suhu 300oC

...........................................................................................................

71
Grafik 4.25

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 100oC

...........................................................................................................

71
Grafik 4.26

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 100oC

...........................................................................................................

72
Grafik 4.27

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 100oC

...........................................................................................................

73
Grafik 4.28

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 100oC

...........................................................................................................

73
Grafik 4.29

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 300oC

...........................................................................................................

74
Grafik 4.30

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 300oC

...........................................................................................................

75

xxviii

Grafik 4.31

Kecepatan U pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 300oC

...........................................................................................................

75
Grafik 4.32

Kecepatan V pada Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan injeksi

suhu 300oC

...........................................................................................................

76
Grafik 4.33

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan

injeksi suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 0,49 m/s).......
77
Grafik 4.34

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan

injeksi suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,8 m/s dan injeksi = 0,78 m/s).......
78
Grafik 4.35

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan

injeksi suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 1,09 m/s).......
79
Grafik 4.36

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan

injeksi suhu lingkungan (kecepatan supply = 2,5 m/s dan injeksi = 2,43m/s).......
79
Grafik 4.37

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan

injeksi suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 0,49 m/s).......
80
Grafik 4.38

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan

injeksi suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,8 m/s dan injeksi = 0,78 m/s).......
81
Grafik 4.39

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan

injeksi suhu lingkungan (kecepatan supply = 1,4 m/s dan injeksi = 1,09 m/s).......
81

xxix

Grafik 4.40

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan

injeksi suhu lingkungan (kecepatan supply = 2,5 m/s dan injeksi = 2,43m/s).......
82
Grafik 4.41

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan

injeksi suhu 1000C...................................................................................................


83
Grafik 4.42

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan

injeksi suhu 1000C...................................................................................................


83
Grafik 4.43

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=4 dengan

injeksi suhu 3000C...................................................................................................


84
Grafik 4.44

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan

injeksi suhu 3000C...................................................................................................


85
Grafik 4.45

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan

injeksi suhu 1000C...................................................................................................


85
Grafik 4.46

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=2 dengan

injeksi suhu 1000C...................................................................................................


86
Grafik 4.47

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,1 pada Lf/h=2 dengan

injeksi suhu 3000C...................................................................................................


87
Grafik 4.48

Intensitas Turbulensi Rasio momentum 0,5 pada Lf/h=4 dengan

injeksi suhu 3000C...................................................................................................


87

xxx

Anda mungkin juga menyukai