Anda di halaman 1dari 22

CASE REPORT (EXAMINATION) PASIEN RAWAT INAP RS.

JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG

Oleh :

Ricky Pebriansyah, S. Ked. (0818011091)

Preceptor :

dr. Woro Pramesti, Sp. KJ

UNIVERSITAS LAMPUNG KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 12 JULI 2012

LAPORAN KASUS PASIEN RAWAT INAP MELATI


Pembimbing : dr. Woro Pramesti, Sp. KJ I. IDENTIFIKASI PENDERITA Nama Umur Jenis kelamin Agama Warganegara Alamat Pendidikan akhir Pekerjaan Status perkawinan Nomor CM Diperiksa oleh Tanggal pemeriksaan Tanggal penyajian II. PEMERIKSAAN FISIK A. STATUS INTERNUS Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Suhu Pernafasan Sistem Respiratorik : Baik : Compos Mentis : 110/70 mmHg : 82 x/menit : 35,8 C : 22 x/menit : dalam batas normal : Ayun Angsuryati : 31 tahun : Perempuan : Islam : Indonesia, suku Sunda (Jawa Barat) : Desa Bumi Ratu Kec Pagelaran Pringsewu : SMK (Akuntansi) : IRT : Sudah menikah : 016149 : Ricky Pebriansyah, S. Ked : 9 Juli 2012 : 12 Juli 2012

Sistem Kardiovaskuler Sistem Gastrointestinal Sistem Urogenital Kelainan Khusus Berat Badan

: dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : tidak ada : 49 kg

B. STATUS NEUROLOGIKUS Rangsang meningeal Urat saraf kepala Sistem motorik Saraf vegetatif Fungsi luhur C. LABORATORIUM Hb Ht LED 1 jam Leukosit GDS Protein total SGPT/SGOT Ureum Kolesterol total Uric acid Trigliserida : 12,1 g/dl ::: 7700/ul ::: 15 U/L / 20 U/L ::::: tidak ada : normal : normal : normal : normal

III. PEMERIKSAAN PSIKIATRI A. ALLOANAMNESA Diperoleh dari : Paman pasien yang selalu memonitor keadaan pasien.

A1. SEBAB DIBAWA KE RSJ LAMPUNG : Pasien ingin bunuh diri, sering mengamuk-ngamuk tiap malam di rumah, marah-marah kepada suaminya, melempar-lempar barang, gelisah, bingung, mondar-mandir sendiri, banyak diam (jarang bicara), terkadang bicara sendiri, sering kabur dan keluyuran dari rumah, serta obat tidak diminum teratur. A2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG DAN STRESSOR: Pada tahun 2006, karena kendala ekonomi keluarganya atas inisiatif dirinya sendiri ia bekerja sebagai TKW di Malaysia selama kurang lebih 1 tahun, suami dan anak-anaknya(saat itu masih memiliki dua orang anak) rela ia tinggalkan. Tiba-tiba tanpa sepengetahuan keluarga pasien, pasien kemudian sudah berada di RSJ Bali selama 8 bulan sehingga pasien dibawa pulang ke Lampung oleh keluarganya. Pasien pernah mengaku bahwa dirinya dibawa oleh tim agent pekerjanya dari Malaysia ke Bali. Pasien pernah berkata ingin Bali (ingin pulang) ketika di Malaysia, tetapi menurut pendengaran tim agent di Malaysia mau pulang ke Bali sehingga pasien dibawa ke Bali, karena disana tidak ada rumah sehingga pasien dibawa ke RSJ Bali. Namun, saat itu pasien mengaku tidak mengalami gangguan jiwa (cuma sakit biasa) sehingga dibawa ke RSJ Bali. Setelah dibawa pulang dari RSJ Bali ke Lampung, di rumahnya pasien sering mengamuk-ngamuk sendiri, marah-marah, dan ingin bunuh diri. Keluarga tidak tahu mengapa setelah kerja di Malaysia kondisi pasien menjadi seperti itu. Pasien tidak pernah menceritakan hal apapun selama kerja di Malaysia bahkan ditanya apakah disana mengalami masalah/trauma atau tidak, pasien menyangkal hal tersebut. Namun, menurut paman pasien, pasien

marah karena curiga suaminya sudah memiliki wanita lain dan ingin menikah lagi. Pasien sering memukuli suami nya. Setelah itu, keluarga langsung membawa pasien ke suatu Yayasan Bakti Sosial waktu itu pasien sempat dirawat inap selama kurang lebih 1 tahun. Atas inisiatif Paman nya, pasien akhirnya dibawa ke RSJ Lampung pada bulan September tahun 2010. Pasien akhirnya dirawat di RSJ Lampung. Pertama kali dirawat pada bulan September tahun 2010, sering dipulangkan rawat jalan sudah sebanyak 4x hingga saat ini karena kondisi pasien membaik, tetapi ketika beberapa hari di rumah pasien kumat lagi dengan keluhan sama seperti sebelumnya, obat pun tidak diminum teratur. Pasien dibawa kembali ke RSJ Lampung pada tanggal 2 Juli 2012 (Post partum kurang lebih 2 bulan) oleh suami dan paman pasien dengan sebab istri nya ingin bunuh diri, sering mengamuk-ngamuk tiap malam di rumah, marah-marah kepada suami, melemparlempar barang, gelisah, mondar-mandir sendiri, banyak diam (jarang bicara), terkadang bicara sendiri, sering kabur dan keluyuran dari rumah, serta obat tidak diminum teratur sejak kurang lebih 3 minggu sebelum dibawa ke RSJ.

A3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Kurang lebih 5 tahun yang lalu pasien sudah pernah dirawat inap di RSJ Bali tanpa sepengetahuan keluarga nya setelah ia bekerja di Malaysia sebagai TKW. Kurang lebih 4 tahun yang lalu pasien sudah pernah dirawat inap di suatu Yayasan Bakti Sosial selama 1 tahun atas inisiatif keluarganya. Kurang lebih 2 tahun yang lalu pasien sudah pernah dirawat inap di RSJ Lampung karena keluhan yang sama. A4. RIWAYAT PENYAKIT FISIK & PEMAKAIAN OBAT

TERLARANG Pasien tidak memiliki riwayat penyakit fisik yang serius, riwayat trauma kepala dan penyakit otak disangkal. Pasien tidak memiliki riwayat kejang dan kejang demam. Pasien tidak memiliki riwayat pemakaian obat terlarang dan alkohol.

A5. TARAF FUNGSI PENYESUAIAN DALAM 1 TAHUN TERAKHIR Dalam satu tahun terakhir ini menurut keterangan suami dan orang tua pasien, pasien lebih sering emosi apabila berkomunikasi dengan keluarga. Pasien lebih suka menyendiri dan diam bahkan pernah mencoba untuk bunuh diri tetapi dihalangi oleh keluarga pasien. Pasien sering marah-marah sama suami dan memukulinya. Pasien masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, makan, dan minum sendiri. A6. RIWAYAT PRAMORBID Riwayat kehamilan dan persalinan Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pasien lahir cukup bulan dengan proses normal dan dibantu oleh seorang bidan. Riwayat bayi dan balita Pertumbuhan dan perkembangan seperti bayi pada umumnya. Makan, minum cukup, bergerak, mulai berbicara, merangkak dan berjalan dapat dilakukan sesuai waktunya. Riwayat anak dan remaja Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai usia, prestasi sekolah biasa-biasa saja, jarang bergaul bersama teman-temannya,

lebih suka di rumah karena dilarang ayah pasien jika sering keluar rumah.

Riwayat pendidikan Pendidikan terakhir pasien sampai dengan lulus SMK (jurusan Akuntansi). Semua jenjang pendidikan diselesaikan pasien sesuai dengan waktunya. Pasien tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

A7. RIWAYAT PEKERJAAN Sejak menikah, pasien hanya sebagai Ibu Rumah Tangga sambil membantu pekerjaan suami sebagai petani. Pada tahun 2006, setelah lahir anak keduanya, pasien pernah bekerja sebagai TKW ke Malaysia atas kemauan sendiri sehingga saat itu kedua anaknya tersebut ditinggal dan dirawat oleh suaminya. A8. RIWAYAT PERKAWINAN Pasien menikah ketika usia 21 tahun bersama M. Abdul Kodir, umur mereka hanya terpaut 2 tahun dimana suami pasien saat menikah itu berusia 23 tahun. Pasien tinggal dalam rumah gubuk bersama suami dan anak-anak nya. Pasien telah memiliki 3 orang anak. Anak pertama seorang laki-laki berusia kurang lebih 9 tahun lahir dengan bantuan bidan. Anak kedua seorang perempuan berusia kurang lebih 7 tahun lahir dengan bantuan dukun. Anak ketiga seorang perempuan berusia kurang lebih 2 bulan lahir dengan bantuan dukun dan bidan. Saat ini anak pertama dan kedua diasuh oleh suami pasien. Sedangkan anak ketiga yang masih berusia 2 bulan diasuh oleh ibu pasien. Saat ini masih dalam status suami-istri (tidak cerai).

A9. RIWAYAT KELUARGA Skema pohon keluarga :

Ket:

: Meninggal dunia (almarhum) : Laki-laki : Perempuan : Pasien : Tinggal dalam satu rumah

Penyakit herediter tidak ada. Tidak ada anggota keluarga pasien yang lain yang mengalami gangguan jiwa atau pernah sakit seperti pasien. Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. A10. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI Suami pasien adalah seorang petani dengan penghasilan kurang. Pasien sebagai IRT dan pernah bekerja sebagai TKW di Malaysia. Memiliki 3 orang anak.

Kesan : Sosial ekonomi kurang.

B. AUTOANAMNESIS Dilakukan pada tanggal 9 Juli 2012, pukul 14.00 WIB bertempat di Bangsal Melati RSJ Lampung. A: Selamat siang Ibu, perkenalkan saya Ricky dokter muda disini, mau ngobrol-ngobrol dengan ibu sebentar, bisa Ibu ? (Sambil bersalaman) B: Iya bisa. A: Nama Ibu siapa ? B: Ayun Suryati (Benar, agak-agak lupa) A: Gimana ibu kabarnya sekarang ? B : Alhamdulillah sedang-sedang saja. Saya lemes, lelah, mikirin anakanak, ada yang minta tolong juga disini, pusing... (Sambil pegang kepala) A: Ibu, alamatnya dimana ? B : Jl. Kebun pisang Talang Padang, duh lupa.. Tempat suami di pringsewu. (Daya ingat jangka menengah cukup) A : Ibu lahir tanggal berapa ? B : 21 November 1980. (Benar, daya ingat jangka panjang baik). A: Jadi sekarang ibu umur berapa ? B: 31 tahun jalan menuju 32 tahun bulan November nanti. A: Waktu itu kesini nya sama siapa ? Tahu ibu mau dibawa kemana ? B: Iya tahu mau dibawa ke RSJ Lampung lagi. Saya pasrah karena sering ngamuk di rumah (Delusion of passivity). Diantar suami saya. A: Sudah berapa lama disini ? B: Berapa ya ? lupa saya.. kayaknya sudah 3 hari. ( Salah, seharusnya sudah 1 minggu) A: Tadi sudah makan siang belum, pake apa ?

B: Iya sudah, pake tempe sama ikan tapi ikannya tidak dimakan, pake wortel juga. (Daya ingat jangka pendek baik). A: Bu, inget-inget nomor telpon ini ya 13597, bisa tolong sebutin ? B: 13597 (Remming, diucapkan lambat). A: Ibu, kalau anak-anaknya sakit parah gimana perasaannya ? B: Ya, sedih.. (Ekspresi murung sedih). A : Kalau dapat uang yang banyak senang ga ? B : Ya, senang.. (Ekspresi tetap murung sedih, afek tumpul) A : Tadi ibu masih inget nomor telpon yang tadi , coba disebutkan lagi ? B : 37, aduh lupa, berapa ya ? 3799 bukan? (Daya ingat jangka sesaat buruk). A: Bagaimana perasaan ibu sekarang ? B : Saya lemes, letih, pusing, sedih, ingin cepat tamat. (Mood Hipotimia dan Delusion of passivity). A: Ingin cepat tamat maksudnya Ibu apa ya ? B : Ingin mati saja, saya pusing, lemas, letih. (Kegawatdaruratan psikiatrik: suicide). A: Ibu letih mikirin apa ? B : Mikirin suami sama anak-anak yang masih kecil-kecil. Suami saya kayaknya direbut orang, sudah ada wanita lain. (Waham cemburu positif). Mikirin orang-orang disini minta tolong semua, kasian.. A: Ibu di rumah dulu masih bisa masak sama merawat anak-anaknya ga ? B: Masih bisa. A: Apa ibu pernah merasa ingin menyerah saja ya ? B: Iya. Ingin ngejauh jauh dari orang, menyendiri. (Delusion of passivity) A: Apa ibu merasa lebih baik jika ibu mati saja ? B: Ga tahu, mati atau ga, antara dua itu, ada yang bilang boleh mati, ada yang bilang ga boleh. A: Berapa sering ibu muncul pikiran mau bunuh diri ? B: Sering muncul, apalagi kalau lagi berantem sama suami atau ada yang ngejengkelin. (Masalah keluarga dengan suami). A: Suami ibu masih cinta ga sama ibu ?

10

B: Ga tahu berapa persen.. A: Bener ibu dulu sering ngamuk marah-marah di rumah sama suami ? B: Iya karena pengen kabur, pengen cari rumah ibu tapi ga diboleh suami. A: Bener ibu dulu suka kabur keluyuran keluar rumah ya ? B: Nggak, suami suka ngusir saya. A: Apa ibu saat ini Cuma mikirin mau mati saja ? B: Bingung, mau curhat sama siapa kalau lagi marah, bingung. A: Dengan cara apa ibu ingin bunuh diri ? B: Gantung diri, sayat di pergelangan tangan, tapi belum bisa dilakukan. A: Ibu merasa ga bahwa ibu bisa sembuh lagi dan membaik, tidak dengan bunuh diri ? B: Nggak, ga bisa sembuh kali.. (Pesimistis) A: Kenapa, apa masa depan ibu sudah suram, tidak ada harapan lagi ? B: Pemerintah ga boleh, jangan kiamat. Saya ingin cari seseorang, hati ini disedot sudah sendiri. Dibuang sayang, diambil orang sayang. (irrelevan positif) A: Ibu sulit tidur ga ? Nafsu makannya lancar ga ? B:Kalau dikasih obat tidur ya saya tidur, sulit tidur karena sering diganggu teman-teman. Makan ya kurang nafsu makan. A: Ibu pernah dengar suara-suara tapi ga ada sumbernya ga ? B: Sudah agak jarang, dulu iya seperti ada suara banyak orang, tapi saya ga pedulikan itu (Halusinasi auditorik positif). A: Ibu merasa ada kelebihan ga yang tidak dimiliki orang lain ? Kayak punya kekuatan, kehebatan tersendiri..?? B : Kelebihan apa ? Tidak ada.. Saya orang ga punya, orang miskin. (waham kebesaran negatif, waham rendah diri positif). A: Ibu ada pemahaman masalah agama yang sering ditentang sama orang lain ga ? B : Ga ada.. (Waham agama negatif). A:Ibu bisa melihat sesuatu yang ga bisa dilihat manusia biasa ga ? atau ada bayangan-bayangan aneh ga ?

11

B : Ada bayangan-bayangan, tapi ga tahu apa..kayak bayangan hantu. (Halusinasi visual positif). A: Ibu pernah mencium bau-bauan yang aneh atau busuk ga yang ga tahu asal nya dari mana ? B : Pernah, tapi ga tahu apa. (Halusinasi olfactoris sulit dinilai). A:Ibu pernah ngerasa seperti ada yang jalan/merayap atau bergetar di tangan/badan ibu nggak? B : Ga pernah. (Halusinasi taktil negatif). A: Pernah tiba-tiba lidahnya merasakan manis atau asem padahal ga lagi makan ? B : Nggak pernah, Cuma pernah ngerasa pahit. (Halusinasi gustatorik negatif). A: Ngerasa ada orang yang menghina atau menuduh mbak ga ? B : Iya ada saya sering dihina, diejek.. (Waham curiga positif) A: Ngerasa seperti dikejar-kejar sesuatu yang membuat mbak jadi takut ? B : Ga ada. Saya Cuma bingung pikiran stres. (waham kejar negatif) A: Mbak merasa takut dan cemas ga sih ? B: Ada rasa takut, tapi ga tahu apa.. Cemas iya ingin mati aja.. A: Mbak ada rasa rendah diri, merasakan paling jelek, paling miskin, tidak punya apa-apa, atau tidak bisa apa-apa ? B : Iya saya memang orang miskin, orang bodoh, memang begitu. (Waham rendah diri positif) A: Ibu pernah ngerasa bersalah atau berdosa ga ? B : Iya merasa bersalah, karena suami sepertinya punya istri baru. (Waham berdosa positif) A: Di badannya ada yang sakit ga ? B: Lemas aja. (Waham hipocondri negatif) A: Sekarang ibu lagi dimana ya ? B :RS Jiwa Provinsi Lampung. (Orientasi tempat baik) A: Tau ga kenapa ibu dibawa kesini ? Ini orang-orang disini siapa ? B : Iya karena saya sering ngamuk di rumah dan suka kabur.. Mereka teman-teman saya ga tahu kenapa dibawa kesini. (Orientasi situasi baik).

12

A: Ibu punya temen ga disini ? B: Ga ada, sendiri saya. Saya ga kenal. (inkoheren positif) A: Sekarang ini pagi, siang, atau sore ya ? B : Apa ya ? tadi saya habis makan siang, berarti siang. A: Siang jam berapa bu ? ohya sekarang tanggal berapa ya bu ? B: Ga tahu. (Orientasi waktu cukup) A:Saya ini siapa ya Bu ? B:Dokter. A:Ibu sendiri siapa ? B:Ya saya wanitalah, IRT, nama saya lupa.aduh lupa.. (Orientasi orang cukup, sambil garuk-garuk kepala) A:Ayun bukan ? B:iya Ayun. A:Ini benda apa ya bu ? Buat apa ? B:Pena untuk nulis. A:Ohya katanya ibu dulu pernah kerja di Malaysia ya ? berapa lama ? B:Iya, 1 tahun. Gimana kabarnya Ani di Malaysia ya? A:Siapa Ani Bu ? B:Bibi saya. A:Kerja apa ibu disana ? setelah disana, ibu kemana ? B:Kerja beres-beres rumah, saya dibawa ke RSJ Bali kerja disana, Cuma sakit biasa, saya nyasar dibawa kesana. A:Kenapa ibu dibawa ke RSJ Bali ? B:Ga tahu, saya Cuma bilang mau Balik, mungkin mereka tangkapnya ingin ke Bali, jadi saya dibawa kesana. Awalnya saya di kantor polisi Bali. A: Majikan ibu baik ga ? B: Iya si Mem baik banget. A:Ibu ngerasa sakit ga sih ? B: ga sakit. A:Kalau jiwanya ngerasa sakit ga ? B:Iya jiwa saya sedang terguncang. (Insight baik) A:Ibu pengen pulang ga ? ingin seperti dulu lagi ga ?

13

B: Iya ingin pulang, ingin seperti dulu lagi, suami kerja, saya di rumah ngerjain pekerjaan rumah tangga sama anak-anak, masak buat mereka. Keterangan : A (Dokter muda). B (Pasien)

C. STATUS PSIKIATRIKUS 1. Kesan Pertama : Seorang perempuan, kurang rapi, kebersihan

cukup, muka murung sedih bingung. 2. Keadaan Umum Kesadaran Sikap Roman Muka Tingkah Laku Pembicaraan : Compos Mentis : kooperatif : Hypothymia : Hipoaktif : kuantitas kurang, kualitas cukup

3. Keadaan Spesifik a. Gangguan Persepsi Halusinasi : Ada (Halusinasi auditorik, visual) Ilusi : tidak ada

b. Gangguan Proses Pikir Bentuk Pikiran Kecepatan Proses pikir Mutu proses pikir Jelas dan tajam Flight of ideas Sirkumstansial : Cukup : tidak ada : tidak ada : Realistic : Kurang

14

retardasi terhambat meloncat-loncat perseverasi verbigerasi asosiasi longgar jawaban irrelevan inkoheren blocking

: ada : ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : ada : ada : tidak ada

isi pikiran pola sentral fobia obsesi waham konfabulasi rasa permusuhan rasa bersalah rasa rendah diri rasa takut ingin bunuh diri pesimistic hipokondri kemiskinan isi pikiran : ada : ada : tidak ada : ada (Waham cemburu, : tidak ada : ada : ada : ada : ada : ada : ada : tidak ada : ada

curiga, rendah diri, berdosa, delusion of passivity)

c. Afek dan Reaksi Emosional afek hidup emosi : tumpul : hypothymia

15

pengendalian stabilitas echt un echt dalam dan dangkal arus emosi empati skala diferensiasi

: cukup : cukup : echt : dalam : cukup : dapat dirasakan : sempit

d. Orientasi waktu tempat orang benda : Cukup : Baik : Cukup : Baik : cukup : cukup

e. Kontak Psikis f. Perhatian g. Gangguan Kecerdasan dan intelektual daya ingat

: jangka panjang baik, jangka menengah cukup, jangka pendek baik, sesaat buruk

daya konsentrasi daya nilai daya pengertian diri

: kurang : cukup : cukup : ada : kurang

h. Kemunduran intelek i. Inisiatif

j. Gangguan insting dan dorongan instingtual hipobulia : ada

16

Raptus impulsilvus Deviasi seksual Stupor

: tidak ada : tidak ada : tidak ada : ada : baik

k. Anxietas l. Insight IV. PEMERIKSAAN TAMBAHAN Belum dilakukan EKG dan EEG. V. FORMULASI DIAGNOSTIK

Pasien bernama Ayun Angsuryati berusia 31 tahun datang dengan kondisi fisik: keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD: 110/70 mmHg, nadi: 80 x/menit, suhu: 35,8 C, pernafasan: 22 x/menit. Pasien dibawa ke RSJ provinsi Lampung oleh suami dan paman pasien dengan sebab pasien ingin bunuh diri, sering mengamuk-ngamuk tiap malam di rumah, marah-marah kepada suami, melempar-lempar barang, gelisah, mondar-mandir sendiri, banyak diam (jarang bicara), terkadang bicara sendiri, sering kabur dan keluyuran dari rumah, serta obat tidak diminum teratur sejak kurang lebih 3 minggu sebelum dibawa ke RSJ. Riwayat perkembangan pramorbid Status internus dan Neurologis Hasil laboratorium Stressor : introvert. : dalam batas normal : dalam batas normal : masalah keluarga dengan suami dan masalah ekonomi. Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan: sikap kooperatif, roman muka hypothymia, tingkah laku hipoaktif, dan kuantitas pembicaraan kurang serta kualitas pembicaraan cukup.

17

Hubungan dengan realitas terganggu dalam hal : a. Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik dan visual. b. Gangguan Proses Pikir Kecepatan Proses pikir Mutu proses pikir retardasi terhambat jawaban irrelevan inkoheren : ada : ada : ada : ada : Kurang

isi pikiran pola sentral fobia waham rasa permusuhan rasa bersalah rasa rendah diri rasa takut ingin bunuh diri pesimistic kemiskinan isi pikiran : ada : ada : ada (Waham cemburu, : ada : ada : ada : ada : ada : ada : ada

curiga, rendah diri, berdosa, delusion of passivity)

c. Afek dan Reaksi Emosional d. Orientasi waktu : Cukup afek hidup emosi skala diferensiasi : tumpul : hypothymia : sempit

18

tempat orang benda

: Baik : Cukup : Baik

e. Gangguan Kecerdasan dan intelektual daya ingat daya konsentrasi : sesaat buruk : kurang : ada : kurang

f. Kemunduran intelek g. Inisiatif h. Gangguan insting dan dorongan instingtual i. Anxietas j. Insight hipobulia

: ada : ada : baik

VI. PSIKODINAMIKA Pada tahun 2006, karena kendala ekonomi keluarganya atas inisiatif dirinya sendiri ia bekerja sebagai TKW di Malaysia selama kurang lebih 1 tahun, suami dan anak-anaknya(saat itu masih memiliki dua orang anak) rela ia tinggalkan. Tiba-tiba tanpa sepengetahuan keluarga pasien, pasien kemudian sudah berada di RSJ Bali selama 8 bulan sehingga pasien dibawa pulang ke Lampung oleh keluarganya. Setelah dibawa pulang dari RSJ Bali ke Lampung, di rumahnya pasien sering mengamuk-ngamuk sendiri, marah-marah, dan ingin bunuh diri. Keluarga tidak tahu mengapa setelah kerja di Malaysia kondisi pasien menjadi seperti itu. Pasien tidak pernah menceritakan hal apapun selama kerja di Malaysia bahkan ditanya apakah disana mengalami masalah/trauma atau tidak, pasien menyangkal hal tersebut. Namun, menurut paman pasien, pasien marah

19

karena curiga suaminya sudah memiliki wanita lain dan ingin menikah lagi. Pasien sering memukuli suami nya. Pasien juga merasa rendah diri, orang miskin, paling bodoh, dan paling jelek. Teori psikologi Freud didasarkan atas keyakinannya bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang amat dinamik, kekal, tidak bisa dihilangkan dan bila dihambat akan mencari saluran lain. Energi psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis energi psikis itu bersumber pada fungsi psikis yang berbeda, yaitu: Id, Ego dan Superego. Id merupakan bagian yang paling primitif dalam kepribadian. Dorongandorongan biologis dasar seperti untuk makan, minum dan seksual adalah bagian dari Id. Dorongan-dorongan dalam Id selalu ingin segera dipuaskan. Id pada pasien ini adalah ingin rasa kasih sayang dari suami dan hidup berkecukupan. Ego adalah bagian eksekutif dari kepribadian. Fungsi Ego ini berguna untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan. Ego dari pasien ini adalah menyayangi suami nya dengan tulus sehingga sangat cemburuan kepada suami serta mencari nafkah sebagai TKW di Malaysia untuk membantu menafkahi keluarganya. Superego, pada bagian ini terdapat nilai-nilai moral, yang memberikan batasan baik dan buruk. Nilai-nilai yang ada dalam Superego mewakili nilai-nilai ideal. Oleh karena itu, Superego selalu berorientasi pada kesempurnaan. Superego pada pasien ini adalah ternyata menurut pemikiran pasien, suami nya telah memiliki wanita lain untuk dinikahi (ingin meninggalkannya dan telah selingkuh) dan pekerjaan nya sebagai TKW di Malaysia tidak selancar sesuai dengan harapan yang diinginkan, hal ini dikarenakan beban jarak yang jauh dari anak-anak dan suaminya ketika ia bekerja di Malaysia serta gaji nya yang kecil.

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

20

Aksis I

Sindroma Klinik : F.25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif. Diagnosis Banding : Gangguan depresif berulang, episode kini berat dengan gejala psikotik. Depresi pasca-skizofrenia. Skizofrenia residual. Episode depresif berat dengan gejala psikotik. Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II Tidak ada (none) Stressor psikososial (+) :

Aksis II Aksis III Aksis IV

Masalah keluarga : Hubungan tidak harmonis bersama suaminya. Masalah ekonomi : Ekonomi keluarga kurang mampu. Aksis V Taraf tertinggi penyesuaian dalam satu tahun terakhir : GAF 60 51; gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.

VIII. TERAPI 1. Psikofarmaka :

Chlorpromazine 100 mg tab 0-0-1/2 Risperidon 2 mg tab 2x1 Trihexipenidil 2 mg tab 2x1 Courage 20 mg tab 2x1

2. Psikoterapi : Terapi kognitif. Terapi interpersonal. Terapi perilaku.

21

Terapi berorientasi psiko-analitik. Terapi keluarga dan terapi pasangan. Terapi kelompok.

3. Rehabilitasi : Rehabilitasi psikososial. Rehabilitasi agama.

IX. USUL_USUL EEG dan EKG. Peningkatan dosis obat sampai dosis optimal. Penggantian golongan obat yang lain. Kombinasi obat. Keterangan : Peningkatan dosis obat sampai dosis optimal, penggantian golongan obat, dan kombinasi obat dilakukan jika pada saat penggunaan obat sebelumnya tidak menunjukkan perubahan atau gejala-gejala gangguan jiwa masih ada seperti halusinasi.

X. PROGNOSA Quo ad vitam Quo ad fungtionam Quo ad sanationam : dubia ad malam : dubia ad bonam : dubia ad malam

22

Anda mungkin juga menyukai