Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH SUHU TERHADAP BUKA TUTUP OPERCULUM IKAN KOI

LATAR BELAKANG Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Insang tersebut ditutupi oleh perisai pelindung yang disebut operculum. Operculum terdapat disisi kanan dan sisi kiri kepala ikan. Membuka serta menutupnya operculum tersebut sangat menarik untuk diamati karena kebanyakan orang masih belum mengetahui apa sebenarnya fungsi dari pada buka tutup operculum ikan koi, padahal buka tutup operculum ikan sebagai pertanda kalau ikan tersebut melakukan respirasi. Serta kami ingin mengetahui pengaruh temperature pada membuka serta menutupnya operculum.

RUMUSAN MASALAH Apakah suhu berpengaruh pada jumlah buka tutup operculum ikan Koi? Apakah ukuran tubuh berpengaruh pada jumlah buka tutup operculum ikan Koi?

TUJUAN Mengetahui pengaruh suhu pada jumlah bukak tutup operculum ikan Koi. Mengetahui berpengaruh ukuran tubuh pada jumlah buka tutup operculum ikan Koi.

DASAR TEORI Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Insang merupakan alat pernafasan ikan. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen yang banyak mengandung lamela (lapisan tipis). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang mengandung kapiler sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2.

Inspirasi : O2 dari air masuk ke dalam insang yang kemudian diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan tubuh.

Ekspirasi : CO2 dari jaringan bersama darah menuju ke insang dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.

AlatPernapasan

a). insang Pada hampir semua ikan, insang merupakan komponen penting dalam pertukaran gas. Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras, dengan beberapa filamen insang di dalamnya. Tiap-tiap filamen insang terdiri atas banyak lamella yang merupakan tempat pertukaran gas. Struktur lamella terdiri atas sel-sel epitel yang tipis pada bagian luar, membran dasar, dan sel-sel tiang sebagai penyangga pada bagian dalam. Pinggiran lamella yang tidak menempel pada lengkung insang sangat tipis, ditutupi oleh epitelium dan mengandung jaringan pembuluh darah kapiler. Jumlah dan ukuran lamella sangat besar variasinya, tergantung tingkah laku ikan.

b) Paru-paru Paru-paru merupakan derivat gelembung renang. Pada ikan paru Australia Neocaratodus, paru-paru terletak di sebelah atas saluran pencernaan tetapi duktus pneumatikusnya terbuka ke arah bagian bawah dinding lambung. Sebaliknya, ikan paru Afrika Protopterus , sepasang paru-parunya terletak di sebelah bawah saluran pencernaan. Baik ikan paru Australia maupun Afrika memiliki keharusan menghirup oksigen dari udara. Karena itu, jenis ikan ini mempunyai kemampuan untuk beradaptasi pada kondisi sangat kering dilingkungannya. Alat pernapasan tambahan Selain insang atau paru-paru, beberapa jenis ikan memiliki alat pernapasan tambahan yang dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara. Contoh alat pernapasan tambahan pada ikan: 1) Arborescent organ pada ikan Lele Clarias sps, merupakan insang tambahan berbentuk pohon di bagian atas lengkung insang kedua dan ketiga, berfungsi mengambil oksigen dari atas permukaan air. 2) Kulit merupakan alat pernapasan tambahan pada ikan Blodok Periopthalmus dan Boleopthalmus, di samping itu penutup insang yang berkembang berlipat-lipat dan bagian dalamnya terdapat banyak pembuluh darah. 3) Labirinth, merupakan alat pernapasan tambahan pada ikan Betok Anabas testudineus Ikanikan yang memiliki alat pernapasan tambahan mampu bertahan hidup dalam kondisi hypoxia, bahkan anoxia. 4) Divertikula, merupakan alat pernapasan tambahan pada ikan gabus.

Kenaikan suhu pada suatu peraiaran menyebabkan kelarutan oksigen (DO) Dissolve Oksigen di peraiaran tersebut akan menurun, sehingga akan kebutuhan organisme air terhadap oksigen semakin bertambah dengan pergerakan operculum yang semakin cepat. Penurunan suhu pada suatu perairan dapat menyebabkan kelarutan oksigen dalam perairan itu meningkat sehingga kebutuhan organisme dalam air terhadap oksigen semakin berkurang, hal ini menyebabkan jarangnya frekuensi membuka serta menutupnya overculum pada ikan tersebut makin lambat.

Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan reproduksi (Fujaya,1999). Ikan bernapas pada insang yang terdapat di sisi kanan dan kiri kepala yang ditutupi oleh tutup insang (operculum). Hanya terdapat pada ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan bertulang rawan, tidak terdapat tutup insang. Operculum berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu bernapas,. Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, insang juga berfungsi sebagai alat ekskresi dan transportasi garam-garam. Oksigen dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang. Darah di dalam pembuluh darah pada insang mengikat oksigen dan membawanya beredar ke seluruh jaringan tubuh, darah akan melepaskan dan mengikat karbondioksida serta membawanya ke insang. Dari insang, karbondioksida keluar dari tubuh ke air secara difusi. Kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemmapuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya. Berkurangnya oksigen terlarut dalam perairan, tentu saja akan mempengaruhi fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan yang memiliki sistem respirasi yang sesuai dapat bertahan hidup (Fujaya, 2004). Kandungan oksigen air (DO/ dissolved oksygen) merupakan oksigen terlarut dalam air. Oksigen merupakan parameter yang sangat penting dalam air. Sebagian besar makhluk hidup dalam air membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidupnya, baik tanaman maupun hewan air bergantung kepada oksigen yang terlarut. Ikan merupakan makhluk air dengan kebutuhan oksigen tertinggi.(George.2005)

Hewan akuatik konsentrasi oksigennya tidak lebih dari 1ml/100 ml air, maka untuk memenuhi kebutuhan oksigen, hewan akuatik harus menyentuhkan insangnya pada aliran air lebih banyak (Kimball, 1988). Oksigen yang terlarut atau tersedia bagi hewan air jauh lebih sedikit daripada hewan darat yang hidup dalam lingkungan dengan 21% oksigen (Ville, et. al, 1988). Ikan dapat hidup di dalam air dan mengkonsumsi oksigen karena ikan mempunyai insang. Insang memberikan permukaan luas yang dibasahi oleh air. Oksigen yang terlarut di dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang ke jaringan ke sebelah dalam dari badan (Kimball, 1988). Menurut Fujaya (2004) Oksigen sebagai bahan pernapasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai metabolisme.

HIPOTESIS Pada suhu 29-30 C jumlah buka tutup operculum lebih banyak dari pada suhu 23-25. ALAT DAN BAHAN 1. Wadah air 2. Termometer 3. Stopwatch 4. Handcounter 5. Air dengan suhu 23 C,25 C, 30 C 6. Ikan Koi VARIABEL Variabel Terikat Variabel Bebas Variabel Kontrol : - Jumlah buka tutup operculum pada ikan koi : - Suhu air : - Volume air - Jenis ikan

LANGKAH KERJA Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

Mengisi wadah A dengan air yang bersuhu 30 derajad celcius, mengisi wadah B dengan air yang bersuhu 25 derajad celcius, mengisi wadah C dengan air yang bersuhu 23 derajad celcius.

Mengukur suhu pada masing-masing wadah.

Memasukkan ikan Koi pada suhu 30 derajad celcius dan menghitung jumlah pernapasannya, mengulangi hal yang sama pada suhu 25 derajad celcius dan 23 derajad celcius.

Membuat tabulasi pengamatan.

Mengulangi langkah ke-3 sebanyak dua kali.

TABEL MENGAMATAN Ikan dengan berat 2,5 g

Menit Ke-

Waktu (menit)

Jumlah buka tutup Operculum T= 23 81 105 74 86 T= 25 116 105 74 98 T= 30 139 97 142 126

1. 2. 3.

1 1 1

RATA-RATA Ikan dengan berat 6,3 g Menit KeWaktu (menit) 1. 2. 3. 1 1 1

Jumlah Buka Tutup Operculum T= 23 74 88 82 81 T= 25 104 86 86 92 T= 30 115 116 109 113

RATA-RATA

PEMBAHASAN Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Actinopterygii : Cypriniformes : Cyprinidae : Cyprinus : Cyprinus caprio

Pada ikan alat pernapsan berupa insang yang terluar berhubungan dengan air dan yang dalam berhubungan dengan kapiler darah. Disetiap lembaran-lembaran insang terdapat filament yang terdiri dari lapisan tipis (lamella). Pada filamen terdapat kapiler darah sehingga memudahkan pertukaran antara oksigen dan karbondioksida. Namun adapula ikan yang bernapas dengan gelembung udara yang menyerupai paru-paru . Perbedaan terletak pada ketahan hidupnya, jika insang dengan ikan hanya bisa bernapas diair, ikan paru dapat bertahan hidup tanpa air, karena kerja insang digantikan oleh gelembung udara yang menyerupai paru-paru. Ada beberapa fungsi ikan, yaitu : 1. Sebagai alat pernapasan 2. Alat ekskresi garam-garam 3. Penyaring makanan 4. Alat pertukaran ion 5. Osmoregulator Proses inspirasi dan ekskresi pada ikan : Proses inspirasi gerakan tutup insang kesamping dan selaput tutup insang, tetap menempel, mulut buka dan tekanan air dalam mulut menurun, hal ini menyebabkan air masuk kedalam rongga mulut. Proses ekspirasi, air yang telah masuk mengakibatkan rongga mulut menutup sementara itu insang kembali kedudukannya sertacelah ikan terbuka. Air mengalir keluar melalui celah insang, pada proses ini saat di insang terjadi pertukaran karbondioksida dari sel-sel darah ke air dan oksigen dari ke sel-sel darah. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan bahwa berat ikan yang berbeda tidak mempengaruhi buka tutup operculum. Berdasarkan sumber yang didapatkan diketahui bahwa kemampuan bertahannya ikan Koi pada suhu 22-30 C. Oleh sebab itu pengamatan ini dilakukan pada kisaran suhu 23 C, 25 C, dan 30 C untuk mengetahui jumlah buka tutup operculum pada ikan Koi yang dipengaruhi suhu dan kadar oksigen yang terlarut didalam air. Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan,didapatkan data yang menunjukan bahwa frekuensi membuka dan menutupnya operculum pada ikan koi terjadi lebih sering pada

setiap kenaikan suhu serta penurunan dan kenaikan dari suhu awal 23 C sampai dengan suhu 30 C akan semakin sering membukadan menutupnya operculum. Dengan adanya hal ini dapt kita artikan bahwa bila suhu naik maka gerakan membuka dan menutupnya operculum pada ikan koi akan lebih cepat, dan sebaliknya jika suhu menurun maka yang terjadi buka tutup operculum akan semakin jarang.Karena kenaikan suhu pada suatu peraiaran menyebabkan kelarutan oksigen (DO) Dissolve Oksigen di peraiaran tersebut akan menurun, sehingga akan kebutuhan organisme air terhadap oksigen semakin bertambah dengan pergerakan operculum yang semakin cepat. Penurunan suhu pada suatu perairan dapat menyebabkan kelarutan oksigen dalam perairan itu meningkat sehingga kebutuhan organisme dalam air terhadap oksigen semakin berkurang, hal ini menyebabkan jarangnya frekuensi membuka serta menutupnya overculum pada ikan tersebut makin lambat.

Pada waktu suhu 23 C maka tingkat frekuensi membuka dan menutup operculum akan semakin lambat, sedangkan pada suhu 30 C membuka dan menutup operculum akan semakin cepat. Dengan adanya penurunan suhu mengakibatkan kebutuhan oksigen menurun sehingga gerakan membuka dan menutupnya operculum melambat. Pada suhu rendah (23 C) kadar oksigen yang terlarut didalam air meningkat sehingga buka tutup operculum semakin lambat. Pada pengamatan ini kita dapat memahami bahwa sebenarnya suhu air 30 C lebih tinggi dari suhu 23 C sehingga pada waktu ikan dipindah dari suhu 30 C ke 25 C dan ke 23 C mengalami stress.

Ukuran ikan yang digunakan dalam pengamatan ini berbeda yaitu 2,5 gram dan 6,3 gram. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh jumlah buka tutup operculum pada ikan koi. Ternyata dari penmgamatan yang dilakukan dengan ukuran ikan yang ada, berat atau ukuran ikan tidak berpengaruh.

KESIMPULAN Dengan adanya pengamatan ini kami dapat menyimpulkan bahwa suhu berpengaruh terhadap membuka dan menutupnya operculum, makin meningkatnya suatu suhu, buka tutup operculum juga semakin cepat dan begitu pula sebaliknya. Dan juga didapatkan bahwa ukuran tubuh ikan tidak berpengaruh pada frekuensi buka tutup operculum.

DAFTAR PUSTAKA Fried, George H,dkk.2006. Biologi edisi 2. Jakarta : Erlangga Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Jakarta:Rineka Cipta,

Kimball, J. W. 1988. Biologi Jilid II. Diterjemahkan oleh Siti Soetarmi Tjitrosomo dan Nawangsari Sugiri., Jakarta: Erlangga Suhaili, Asmawin.1984. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Jakarta: Gramedia

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai