Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

Fraktur dinding orbital adalah terputusnya kontinuitas antara jaringan pada dinding orbital dengan atau tanpa keterlibatan tulang-tulang di daerah sekitarnya. Tujuan utama untuk merekonstruksi fraktur orbital adalah untuk mereposisi dinding inferior orbital, mendukung isi orbital dan mencegah terjadinya fibrosis pada jaringan lunak untuk mencegah isi orbital bergerak masuk ke dalam sinus maksila atau sinus ethmoidal yang dapat mengakibatkan atrofi pada jaringan orbital dan merubah pergerakan dan enophthalmus. Perawatan bagi fraktur ini adalah untuk mencegah gangguan fungsional serta anatomis. 1,2 Reduksi sederhana pada dinding orbital untuk mengembalikan isi orbital dengan melepaskan elemen orbital serta preorbital biasanya tidak cukup karena fraktur seperti ini biasanya bersifat multiple, dan reposisi sederhana pada fraktur tersebut ke posisi anatomis yang asli adalah tidak mungkin. Dalam hal ini, implan untuk merekonstruksi dinding inferior orbital dibutuhkan. Pemilihan bahan graf tergantung pada karakteristiknya dan pengalaman ahli bedah. Kini, pasien lebih memilih bahan autogenous untuk memperbaiki fraktur seperti pada orbita. 3 Graf autogenous yang sering digunakan untuk rekonstruksi adalah bagian luar calvaria, crest iliac, tulang rusuk, mandibula, serta tulang rawan. Dalam penggunaan
7

Universitas Sumatera Utara

graf autogenous, graf tulang sering mengalami resorbsi serta reduksi, dimana menyukarkan perawatan enophthalmus. Walaupun adanya kekurangan pada graf autogenous serta operasi tambahan harus dilakukan untuk memperoleh graf tersebut, graf autogenous ini lebih sesuai dan mempunyai morbiditas yang lebih rendah terhadap infeksi berbanding graf aloplastik. Efek samping seperti herniasi, dan pergerakan graf yang biasa berlaku pada graf aloplastik jarang, atau tidak terjadi pada graf autogenous.4-6 Di antara graf-graf autogenous, tulang rawan mempunyai vaskularitas yang paling rendah, maka resorpsi lebih rendah daripada graf tulang. Septum nasal merupakan substan yang durable untuk memperbaiki fraktur dinding inferior orbital dan bisa diperoleh dengan waktu yang sedikit tanpa merubah posisi pasien ketika pembedahan. Tambahan pula, tidak terjadinya efek samping estetis serta biayanya lebih murah. Studi menunjukkan bahwa eksperimen menggunakan septum nasal untuk memperbaiki fraktur kurang dari 20 mm pada dinding inferior orbital berhasil.1,4-6 Tulisan ini membahas lebih lanjut mengenai etiologi, klasifikasi, penegakan diagnosa yang berdasarkan pemeriksaan klinis sehingga dapat dilakukan perawatan pada fraktur dinding inferior orbital ini.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai