Anda di halaman 1dari 6

1. Metode Analisis Tafsir.

Perlu ditegaskan lebih awal di sini, bahwa secara umum data yang dikumpulkan dalam penelitian harus dianalisis. Patton, seperti dikutip oleh Lexy J. Moleong misalnya telah memberikan pengertian analisis data dengan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.1 Dalam tradisi penelitian tafsir, terdapat beberapa metode analisis data yang bisa digunakan seperti : 1. Analisis Isi (Content Analysis) Pada penelitian kualitatif, teknik analisis data ini dianggap sebagai teknik analisis data yang sering digunakan. 2 Content analysis ini menurut Noeng Muhajir awalnya berangkat dari anggapan dasar dari ilmu-ilmu sosial bahwa studi tentang proses dan isi komunikasi adalah dasar dari studi-studi ilmu sosial.3 Secara teknik, content analysis kemudian mencakup upaya-upaya; klasifikasi lambanglambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi.4 Penggunaan metode ini menurut H.Abd.Muin Salim berdasarkan kenyataan bahwa data yang dihadapi bersifat deskriptif berupa pernyataan verbal, bukan data kuantitatif. 5 Sebagai suatu metode penelitian, ia bertujuan untuk memberikan pengetahuan,
1

membuka

wawasan

baru,

menyajikan

fakta

dan

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 280
2

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta : PT.Raja Grapindo Persada, 2003), h. 84.
3

68
4 5

Noeng Muhajir, Metode Peneiitian Kualitatif (Yogyakarta : Rake Sarasin, 2000), h. h. Ibid.

H.Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah : Konsepsi Kekuasaan Politik dalam al-Quran (Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2002), h. 21-22

panduan praktis pelaksanaannya. Secara intuitif, analisis isi dapat dikarakterisasikan sebagai metode penelitian makna simbolik pesanpesan, dan karenanya perlu memperhatikan bahwa (1) pesan mempunyai makna ganda yang bersifat terbuka, dan (2) makna tidak harus tersebar.6 2. Analisis Domain (Domain Analysis). Analisis domain ini digunakan untuk menganalisis gambaran obyek penelitian secara umum, namun relatif utuh tentang obyek tersebut. Metode analisis ini amat terkenal sebagai teknik yang dipakai dalam penelitian yang bertujuan eksplorasi. Artinya, analisis hasil penelitian ini hanya ditargetkan untuk memperoleh gambaran secara seutuhnya dari obyek yang diteliti, tanpa harus diperincikan detail unsur-unsur yang ada dalam keutuhan

obyek penelitian

tersebut. Misalnya lembaga pendidikan pesantren, domain pesantren dapat terdiri dari Kyai, santri, guru, juru masak, petugas kebersihan, dan sebagainya.7 Model analisis ini mempunyai kemiripan yang dikemukakan oleh H.Abd. Muin Salim dengan nama analisis struktural, yakni menganalisis obyek yang dibahas kedalam rincian berdasarkan unsur-unsur yang terkait dengannya. Beliau mencontohkan misalnya ketika membahas konsep Islam, yang didalamnya mencakup unsur-unsur syahadat, shalat, zakat puasa, dan haji.8 3. Analisis Semantik. Semantik, merupakan cabang linguistik general. Linguistik general itu sendiri adalah konsep umum yang diberikan pada teori
6

Klaus Krippendorff, Analisis Isi : Pengantar Teori dan Metodologi , terj. Farid Wajdi (Jakarta : Rajawali Press, 1991), h. 15-17
7 8

Burhan Bungin, op cit., h. 86 H.Abd.Muin Salim, Penulisan Karya Tafsir, Makalah, Ujungpandang, 1991, h. 4

dasar, konsep dasar, model dan, metode penyelidikan bahasa. 9 Semantik adalah suatu studi dan analisis tentang makna-makna linguistik.10 Konkritnya menurut Moh. Sahlan adalah telaah makna, lambang-lambang hubungan makna atau yang tanda-tanda satu yang menyatakan yang lain. 11 makna, Fatimah dengan

Djayasudarma menambahkan bahwa makna adalah obyek kajian semantik, sebab ia berada dalam satuan-satuan dari bahasa berupa kata, frase, klausa, kalimat, paragrap, dan wacana. Dalam penelitian tafsir, data pokoknya adalah ayat-ayat alQuran. Secara struktural data tersebut terdiri dari sebuah atau serangkaian kalimat-kalimat sederhana atau kalimat luas. Yang terakhir ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat atau klausa. Pada tingkat lebih bawah terdapat unsur frase dan kata. Gabungan empat unsur itu membentuk sebuat ayat : kalimat, klausa, frase dan kata. Sebagai simbol, setiap unsur atau satuan tersebut mengandung arti sebagai aspek semantiknya. Secara teoritis aspek semantik meliputi kalimat.12 Sebagai contoh dikemukakan ayat al-Quran yang menjadi obyek penelitian tafsir, misalnya QS. al-Nahl (16) : 78 dalam obyek-obyek telaah sebagai berikut : 1. misalnya :
9

semantik

leksikal,

semantik

gramatikal,

dan

semantik

dapat dianalisis ke

Kosa

kata

qurani,

-1 -2

10

Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta : Gramedia, 1993), h. 131 Parera, Teori Semantik (Jakarta : Erlangga, 1991), h. 14 M.Al-Fatih Suryadilaga, Metodologi Ilmu

11

Moh. Sahlan, Teknik Analisis Tafsir dalam Tafsir (Yogyakarta : Teras, 2005), h. 79
12

H.Abd.Muin Salim, Piqh Siyasah, loc cit.

2. misalnya : 3. misalnya :

Frase

Klausa

-3 -4 -5 qurani, -1 -2 -3 qurani, -1 -2 -3 -4
secara utuh dibahas dengan memperhatikan

4.

Ayat

tersebut

hubungan frase-frase dan klausa-klausa yang ada. 5. Ayat tersebut dihubungkan dengan ayat sebelum dan sesudahnya. 13 4. Analisis Filologis. Analisis ini menunjuk kepada arti pengkajian teks, berupa pembacaan, perbandingan antar berbagai teks, atau versi dari teks yang sama, berbagai jenis kritik teks atau perkembangan asal usul teks.14 Teks-teks al-Quran sebenarnya dapat pula dikaji lewat teknik analisis ini. Artinya data-data al-Quran dapat dianalisis dengan teks alQuran sendiri atau dengan hadis Nabi Muhammad saw. Hal ini telah pernah dilakukan oleh Nabi, misalnya menafsirkan lafaz al-zulm pada QS. al-Anam (6) : 82 dengan syirk pada QS. Luqman (31) : 13.15 5. Analisis Taksonomik.
13

H. Abd. Muin Salim, Metode Penelitian Tafsir (Ujungpandang : IAIN Alauddin, 1994), h. 5-6
14 15

Moh. Salhan, op cit., h. 77-78

H.Abd. Muin Salim, Piqh Siyasah, op cit.,h. 23

Kalau teknik analisis domain masih memberikan hasil analisis yang luas dan umum serta belum terinci, maka teknik analisis taksonomik ini akan memberikan analisis yang lebih terperinci. Teknik ini akan memusatkan perhatian pada domain tertentu, kemudian memilih sub-sub domain serta bagian-bagian yang lebih khusus dan terperinci yang umumnya merupakan rumpun yang memiliki kesamaan.16 Model analisis ini dapat dilihat misalnya pada Rukun Islam yang kelima yaitu Haji : Syarat Haji Islam Aqil Merdeka Istithaah Baligh Jasmani Rohani Ekonomi

Rukun

Wajib

Ihram Wukuf di Arafah Tawaf Ifadhah Sai Cukur Tertib Ihram, niat haji dari miqat Mabit di Musdalaifah Mabit di Mina Melontar jumrah Thawaf Wada

Model lain dari metode analisis ini adalah outline yang dapat digambarkan sebagai berikut : I A.

1. 2.

a.

16

Lihat Burhan Bungin, op. cit., h. 89-90

b. c.

a) b) c)

II dsb III dsb.17

(1) (2)

Selain yang dikemukakan di atas masih terdapat beberapa metode analisis lain yang dapat digunakan dalam penelitian tafsir, misalnya seperti yang dirumuskan oleh H. Abd. Muin Salim, 18 yaitu : a. Analisis historis, yakni menganalisis obyek berdasarkan hubungan kesejarahan dari sudut kronologis dan kausalitas. Misalnya konsep jihad yang secara kesejarahan dianalisis atas konsep jihad di Makkah dan konsep jihad pada masa Madinah. Begitu pula konsep jihad masa sahabat dan tabiin. Perlu diperhatikan bahwa dalam analisis ini diperhatikan hubungan kausalitas masing-masing item. b. Analisis proses, yakni menganalisis suatu obyek dengan memperhatikan proses kejadiannya. Misalnya konsep kejadian manusia yang meliputi fase-fase nutfah, alaqah, mudgah, dan seterusnya. c. Analisis varian, yakni menganalisis suatu obyek dengan memperhatikan unsur jenisnya.

17 18

Ibid., h. 93

H.Abd.Muin Salim, Penulisan Karya Tafsir, op. cit., h. 4-5

Anda mungkin juga menyukai