Anda di halaman 1dari 2

I.

TEORI DASAR Titrasi asam basa adalah metode analisis kuantitatif yan g didasarkan kep ada penentuan jumlah reagen yang diperlukan untuk bereaksi sempurna d e n g a n a n a l i t (sehingga dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu zat). Titrasi asam basa jugadapat digunakan untuk menentukan kadar garam dari asam atau basa lemah. Titrasi inid a p a t d i a m a t i b i l a d i g u n a k a n i n d i k a t o r y a n g p e r u b a h a n w a r n a n y a e k s t r i m p a d a t i t i k ekivalen (suatu titik dalam titrasi dimana jumlah reagen standar yang ditambahkan secarakimia sama jumlahnya dengan jumlah analit).
Ion karbonat dan bikarbonat merupakan salah satu bagian dari golongan basa. Umumnya ion-ion ini banyak ditemukan pada batu kapur atau batu tulis yang digunakan sebagai campuran bahan-bahan bangunan. Dalam penentuan kadar ion karbonat dan ion bikarbonat dalam suatu cuplikan digunakan metode asidimetri. Titrasi asidimetri merupakan salah satu bagian analisis volumetri kuantitatif yang berdasarkan reaksi netralisasi. Titrasi asidimetri adalah titrasi netralisasi dengan menggunakan asam sebagai larutan standar.(Untuk percobaan ini diperlukan indikator yang berubah warna

pada interval-interval titik ekivalen. Salah satu contoh indikator yang sering digunakan dalam titrasiasam basa adalah indikator Phenoftalein trayek pHnya berkisar 8-9,6 (tak berwarna-merah), indikator Metil Jingga trayek pHnya 3,14,4 (merah-kuning), dan beberapai n d i k a t o r l a i n n y a . P e m i l i h a n i n d i k a t o r i n i d i d a s a r k a n p a d a h a rga ka menurut reaksi: H2CO3 + asam karbonatmenurut reaksi: Dengan melihat reaksi di atas, indikator yang baik adalah indikator yang trayek pH-nya berada di sekitar titik ekivalen sehingga titik akhir titrasi tidak berbeda jauh dengan titik ekivalen. Namun pH indikator juga dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya: konsentrasi,suhu, kekuatan ion medium, keberadaan pelarut organik, keberadaan partikel koloid Sehingga pemilihan indikator dalam titrasi asam basa juga harus memperhatikan hal ini.A p a b i l a t i d a k a d a i n d i k a t o r v i s u a l y a n g t e p a t u n t u k m e n g e t a h u i t i t i k ekivalen titrasi

dapat digunakan metode titrasi potensiometrik dengan cara mengukur pH larutan padasetiap penambahan sejumlah volume titran tertentu dengan pH meter. Kemudian dibuatgrafik dengan mengalurkan nilai pH terhadap volume titran. Metode potensiometrik jugadapat digunakan untuk titrasi sampel yang berwarna.A s a m k a r b o n a t a d a l a h a s a m d i p r o t i k y a n g d a p a t m e l e p a s 2 i o n h i d r o g e n menghasilkan garam basa. Sehingga dengan memakai indikator yang sesuai pada masing-masing tahap titrasi, kandungan/kadar masing-masing garam dapat dihitung. Garamk a r b o n a t d a n h i d r o g e n k a r b o n a t b e r s i f a t b a s a s e h i n g g a b i s a d i n e t r a l k a n d e n g a n a s a m kuat. Jumlah asam kuat yang digunakan/diperlukan dalam titrasi menjadi indikator kadar kedua garam tersebut.

Day, R.A.Jr, and Underwood, A.L. 2001.Quantitative Analysis, sixth edition. Prentice-Hall International, Inc. hal 2-5, 44-62, 168-192 Harvey, David. 2000.ModernAnalyticalChemistry 1 st ed . USA: McGraw-Hill. hal 274-311

Anda mungkin juga menyukai