Anda di halaman 1dari 29

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual

di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Penelitian dengan Judul :


TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA-SISWI SMA KELAS X,XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA KECAMATAN AIR PUTIH KABUPATEN BATU BARU 2013 OLEH:
PRALISTIA LEONI ANANDA MHD RAMADHAN HISWORO M FAHMY H ROCKY J SIMATUPANG SHOLAHUDDIN ADLAN M. HAFIZA SALMAN MAAL ABROR UMMI DIAN S ANDI HARIS NST HENRY S SITINDAON 070100032 070100069 070100185 070100204 070100207 070100474 070100374 070100341 070100233 070100203

Medan, 27 April 2013 Disetujui Oleh Pembimbing

(dr. Zulkifli, Msi) NIP: 194711021978021001

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Persetujuan ................................................................................... i Daftar isi......................................................................................................... ii Dafrat Tabel................................................................................................... iii BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1.Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2.Rumusan Masalah ......................................................................... 4 1.3.Tujuan Penelitian .......................................................................... 4 1.4.Manfaat Penelitian ........................................................................ 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penyakit Menular Seksual ............................................................. 6 2.1.1.Definisi Penyakit Menular Seksual ...................................... 6 2.1.2.Etiologi Penyakit Menular Seksual ...................................... 6 2.1.3.Penularan Penyakit Menular Seksual ................................... 7 2.1.4.Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual ................................. 7 2.1.5.Gejala-Gejala Umum Penyakit Menular Seksual ................ 8 2.1.6.Pencegahan Penyakit Menular Seksual ................................ 8 2.1.7.Penatalaksanaan Penyakit Menular Seksual ........................ 9 2.1.8.Komplikasi Penyakit Menular Seksual ................................ 10 2.2.Pengetahuan .................................................................................. 10 2.3.Sikap.............................................................................................. 11 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ......... 13 3.1.Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 13 3.2.Definisi Operasinal........................................................................ 13 3.2.1.Cara Ukur ............................................................................. 13 3.2.1.1.Pengetahuan ............................................................. 13 3.2.1.2.Sikap......................................................................... 15

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................. 18 4.1.Jenis Penelitian .............................................................................. 18 4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 18 4.2.1.Lokasi Penelitian .................................................................. 18 4.2.2.Waktu Penelitian .................................................................. 18 4.3.Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 18 4.3.1.Populasi Penelitian ............................................................... 18 4.3.2.Sampel Penelitian ................................................................. 19 4.4.Metode Pengumpulan Data ........................................................... 20 4.5.Metode Pengolahan Data .............................................................. 21 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 36 LAMPIRAN

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

Daftar Tabel TABEL Halaman


Table 3.2. Definisi Operasional ........................................................................................... 12 Table 3.2.1.1. Table Pengukuran Pengetahuan ................................................................... 13 Table 3.2.1.2. Table Pengukuran Sikap ............................................................................... 15 Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Pertanyaan .................................. 19

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Menurut Santoso (1993), remaja merupakan individu yang sedang

mengalami perkembangan menuju kedewasaan. Mereka adalah anak-anak yang telah meninggalkan usia 11 tahun dan menuju usia 21 tahun. Batasan ini tentunya tidak bersifat absolut, sebab sering terjadi perbedaan angka usia yang dapat disebabkan oleh terjadinya perbedaan proses pematangan yang diperoleh. Masa remaja adalah suatu bagian dari proses tubuh kembang yang berkesinambungan, yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa muda. Nelson (2000), menambahkan bahwa pada masa perkembangannya, remaja mengalami perubahan-perubahan baik secara fisik, psikologis maupun sosial. Pada masa remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dalam aspek fisik, emosi, kognitif dan sosial. Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang melepaskan ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Keberhasilan remaja melalui masa transisi ini dipengaruhi baik oleh faktor individu (biologis, kognitif, dan psikologis) maupun lingkungan (keluarga, teman sebaya (peer group) dan masyarakat). Cuningham et.al. (2004), menjelaskan bahwa pengetahuan remaja Indonesia mengenai masalah kesehatan reproduksi memang masih minim. Banyak remaja tidak mengindahkan bahkan tidak tahu dampak dari prilaku seksual mereka terhadap kesehatan reproduksi baik dalam waktu yang cepat maupun dalam waktu yang lebih panjang (Notoadmodjo, 2007). Hal itu disebabkan kurangnya informasi kesehatan reproduksi, baik dari sekolah, maupun lingkungan keluarganya. Minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi ini, tidak sedikit remaja yang menjadi korban kejahatan seksual, seperti pemerkosaan, hubungan luar nikah, dan kehamilan di usia dini.

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

Pendapat diatas diperkuat oleh pendapat Achjar, (2006), minimnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi membuat remaja tidak memiliki kendali untuk menolak perilaku seks. Remaja harus membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan terutama pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, agar mereka dapat mencegah hal-hal yang negatif, mengendalikan diri, mengembangkan diri dan berperilaku positif. Menurut Moeliono (2004), Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan reproduksi remaja adalah faktor internal antara lain pengetahuan, sikap, kepribadian remaja itu sendiri dan faktor eksternal yaitu lingkungan dimana remaja berada mempengaruhi kegiatan seksual remaja yang beresiko terhadap masalah kesehatan reproduksi. Sumber informasi eksternal yang mudah mereka jangkau adalah teman-teman sebaya (peer group), bacaan-bacaan popular, VCD porno, akses internet, dan lain-lain. Sumber informasi eksternal ini tidak selalu benar, terbaik dan bermutu. Ini membuat para remaja tidak tahu akan akibatnya jika mereka melakukan hubungan seksual yang bebas. Mereka bisa saja hamil di luar nikah dan terkena penyakit menular seksual. Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan suatu penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari prilaku seksual yang tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit anak muda atau remaja, karena remaja atau anak muda adalah kelompok terbanyak yang menderita penyakit menular seksual (PMS) dibandingkan kelompok umur yang lain. Menurut Duarsa (2004) dalam Soetjiningsih (2004) PMS adalah golongan penyakit yang terbesar jumlahnya. Di Medan, kejadian sifilis terus meningkat setiap tahun. Peningkatan penyakit ini terbukti sejak tahun 2003 meningkat 15,4% sedangkan pada tahun 2004 terus menunjukkan peningkatan menjadi 18,9%, sementara pada tahun 2005 meningkat menjadi 22.1%. setiap orang bisa tertular penyakit menular seksual. Kecenderungan kian meningkatnya penyebaran penyakit ini disebabkan perilaku seksual yang bergonta-ganti pasangan, dan adanya hubungan seksual pranikah dan diluar nikah cukup tinggi. Kebanyakan penderita penyakit menular seksual adalah

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

remaja usia 15-29 tahun, tetapi ada juga bayi yang tertular karena tertular dari ibunya (Lestari,2008). Remaja sering kali melakukan hubungan seks yang tidak aman, adanya kebiasaan bergani-ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia. Cara melakukan hubungan kelamin pada remaja tidak hanya sebatas pada genital-genital saja bisa juga orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas pada daerah genital, tetapi juga pada daerahdaerah ekstra genital (Notoatmodjo, 2007). Kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat disembuhkan. Secara global 40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun. Perkiraan terakhir adalah, setiap hari ada 7.000 remaja terinfeksi HIV (PATH, 1998). Oleh karena itu penyebaran informasi kesehatan dikalangan remaja, perlu diupayakan secara tepat guna agar dapat memberi informasi yang benar dan tidak terjerumus terutama di institusi pendidikan sekolah. Oleh sebab itu, penelitian ini di lakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA tentang penyakit menular seksual supaya diketahui apakah perlu tambahan pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja untuk mengurangi insiden penyakit menular seksual tersebut di kalangan remaja.

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

1.2. Rumusan Masalah Bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA kelas X, XI Kecamatan Air Putih tentang bahayanya Penyakit Menular Seksual(PMS)? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA kelas X, XI Kecamatan Air Putih tentang Penyakit Menular Seksual(PMS). 1.3.2 Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk memperoleh informasi tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA kelas X, XI Kecamatan Air Putih tentang Penyakit Menular Seksual(PMS). 2..Untuk memperoleh informasi tenang sikap siswa-siswi SMA kelas X, XI Kecamatan Air Putih tentang Penyakit Menular Seksual(PMS) 3. Untuk memperoleh informasi kelas mana yang memiliki tingkat pengetahuan dan sikap dalam kategori baik. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk Peneliti Menambah pengetahuan peneliti tentang tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual(PMS).

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

2. Untuk Responden Untuk menambah pengetahuan dan sikap yang benar bagi responden tentang Penyakit Menular Seksual(PMS). 3. Untuk Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya, tentang upaya pencegahan Penyakit Menular Seksual di kalangan siswa-siswi SMA. 4. Untuk Institusi(SMA di Kabupaten Air Putih ) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan penyuluhan kepada siswa-siswi SMA Air Putih tentang bahayanya Penyakit Menular Seksual(PMS)

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Menular Seksual 2.1.1. Definisi Penyakit Menular Seksual Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis. (Aprilianingrum, 2002). Terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba(bakteri, virus, dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea, chlamydia, syphilis,trichomoniasis, chancroid, herpes genital, infeksi human immunodeficiensy virus (HIV) dan hepatitis B. HIV dan syphilis juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan dan kelahiran, dan juga melalui darah serta jaringan tubuh (WHO,2009).

2.1.2. Etiologi Penyakit Menular Seksual Menurut Handsfield(2001) dalam Chiuman (2009), Penyakit menular seksual dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya, yakni: a. Dari golongan bakteri, yakni Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum, Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum,

Mycoplasma hominis, Gardnerella vaginalis, Salmonella sp, Shigella sp, Campylobacter sp, Streptococcus group B, Mobiluncus sp. b. Dari golongan protozoa, yakni Trichomonas vaginalis, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, c. Dari golongan virus, yakni Human Immunodeficiency Virus(tipe 1 dan 2), Herpes Simplex Virus (tipe 1 dan 2), Human papiloma Virus, Cytomegalovirus, Epstein-barr virus, Molluscum contagiosum virus, d. Dari golongan ektoparasit, yakni Phthirus pubis dan Sarcoptes scabei

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

2.1.3. Penularan Penyakit Menular Seksual Menurut Karang Taruna(2001), sesuai dengan sebutannya cara penularan Penyakit Menular Seksual ini terutama melalui hubungan seksual yang tidak terlindungi, baik pervaginal, anal, maupun oral. Cara penularan lainnya secara perinatal, yaitu dari ibu ke bayinya, baik selama kehamilan, saat kelahiran ataupun setelah lahir. Bisa melalui transfuse darah atau kontak langsung dengan cairan darah atau produk darah. Dan juga bisa melalui penggunaan pakaian dalam atau handuk yang telah dipakai penderita Penyakit Menular Seksual(PMS). Perilaku seks yang dapat mempermudah penularan PMS adalah : 1. Berhubungan seks yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom). 2. Gonta-ganti pasangan seks. 3. Prostitusi. 4. Melakukan hubungan seks anal (dubur), perilaku ini akan menimbulkan luka atau radang karena epitel mukosa anus relative tipis dan lebih mudah terluka dibanding epitel dinding vagina. 5. Penggunaan pakaian dalam atau handuk yang telah dipakai penderita PMS (Hutagalung, 2002).

2.1.4. Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual Secara garis besar Penyakit Menular Seksual dapat dibedakan menjadi empat kelompok, antara lain: a. PMS yang menunjukkan gejala klinis berupa keluarnya cairan yang keluar dari alat kelamin, yaitu penyakit Gonore dan Uretritis Non Spesifik(UNS) b. PMS yang menunjukkan adanya luka pada alat kelamin misalnya penyakit Chanroid(Ulkus mole), Sifilis, LGV, dan Herpes simpleks. c. PMS yang menunjukkan adanya benjolan atau tumor, terdapat pada penyakit Kondiloma akuminata. d. PMS yang memberi gejala pada tahap permulaan, misalnya penyakit Hepatitis B (Daili, 2007).

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

2.1.5. Gejala-Gejala Umum Penyakit Menular Seksual. Pada anak perempuan gejalanya berupa: a. Cairan yang tidak biasa keluar dari alat kelamin perempuan warnanya kekuningan-kuningan, berbau tidak sedap. b. Menstruasi atau haid tidak teratur. c. Rasa sakit di perut bagian bawah. d. Rasa gatal yang berkepanjangan di sekitar kelamin. Pada anak laki-laki gejalanya berupa: a. Rasa sakit atau panas saat kencing. b. Keluarnya darah saat kencing. c. Keluarnya nanah dari penis. d. Adanya luka pada alat kelamin. e. Rasa gatal pada penis atau dubur (Hutagalung, 2002).

2.1.6. Pencegahan Penyakit Menular Seksual Adapun upaya pencegahan Penyakit Menular Seksual yang dapat dilakukan adalah: a. Tidak melakukan hubungan seks. b. Menjaga perilaku seksual (seperti: penggunaan kondom). c. Bila sudah berperilaku seks yang aktif tetaplah setia pada pasngannya. d. Hindari penggunaan pakaian dalam serta handuk dari penderita PMS. e. Tawakal pada Tuhan Yang Maha Esa. f. Bila Nampak gejala-gejala PMS segera ke dokter atau petugas kesehatan setempat (Ningsih,1998).

2.1.7. Penatalaksanaan Penyakit Menular Seksual Menurut WHO(2003), penanganan pasien infeksi menular seksual terdiri dari dua cara, bisa dengan penaganan berdasarkan kasus(case management) ataupun penanganan berdasarkan sindrom (syndrome management). Penanganan berdasarkan kasus yang efektif tidak hanya berupa pemberian terapi antimikroba untuk menyembuhkan dan mengurangi infektifitas mikroba, tetapi juga diberikan

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

perawatan kesehatan reproduksi yang komprehensif. Sedangkan penanganan berdasarkan sindrom didasarkan pada identifikasi dari sekelompok tanda dan gejala yang konsisten, dan penyediaan pengobatan untuk mikroba tertentu yang menimbulkan sindrom. Penanganan infeksi menular seksual yang ideal adalah penanganan berdasarkan mikrooganisme penyebnya. Namun, dalam kenyataannya penderita infeksi menular seksual selalu diberi pengobatan secara empiris (Murtiastutik, 2008). Antibiotika untuk pengobatan IMS adalah: 1. Pengobatan gonore: penisilin, ampisilin, amoksisilin, seftriakson,

spektinomisin, kuinolon, tiamfenikol, dan kanamisin (Daili, 2007). 2. Pengobatan sifilis: penisilin, sefalosporin, termasuk sefaloridin, tetrasiklin, eritromisin, dan kloramfenikol (Hutapea, 2001). 3. Pengobatan herpes genital: asiklovir, famsiklovir, valasiklovir (Wells et al, 2003). 4. Pengobatan klamidia: azithromisin, doksisiklin, eritromisin (Wells et al., 2003). 5. Pengobatan trikomoniasis: metronidazole (Wells et al., 2003). Resisten adalah suatu fenomena kompleks yang terjadi dengan pengaruh dari mikroba, obat antimikroba, lingkungan dan penderita. Menurut Warsa (2004), resisten antibiotika menyebabkan penyakit makin berat, makin lama menderita, lebih lama di rumah sakit, dan biaya lebih mahal.

2.1.8. Komplikasi Penyakit Menular Seksual Suatu studi epidemiologi menggambarkan bahwa pasien dengan infeksi menular seksual lebih rentan terhadan HIV. Infeksi menular seksual

diimplikasikan sebagai faktor yang memfasilitasi penyebaran HIV (WHO,2004).

2.2. Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan

pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

tertentu. Pengetahuan tau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seeorang terhadap suatu

rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yakni: a. Tahu (know) Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkatan pengalaman yang paling rendah. b. Memahami (comprehension) Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui. Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (application) Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. d. Analisis (analysis) Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut. e. Sintesis (synthesis) Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (evaluation) Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2005).

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

2.3. Sikap Merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak langsung dilihat akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang tertutup. Menurut Allport (1954) seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005), sikap mempunyai tiga komponen pokok, yakni: a. b. c. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu konsep Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, antara lain : a. Menerima (receiving) Mau dan memperhatikan stimulus atau objek yang diberikan. b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan masalah. d. Bertanggung jawab (responsible) Mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan dapat juga tidak. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan respon terhadap suatu objek. Orang lain berperilaku bertentangan dengan sikapnya, dan bisa juga merubah sikapnya sesudah yang bersangkutan merubah tindakannya. Namun secara tidak mutlak dapat dikatakan bahwa perubahan sikap merupakan loncatan untuk terjadinya perubahan perilaku.

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Kosep Penelitian Pengetahuan PMS Sikap

3.2. Definisi Operasional Table 3.2. Definisi Operasional No . 1. Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner diketahui responden mengenai PMS 2. Sikap Tanggapan reaksi atau Kuesioner 1: Baik 2: Sedang 3: Kurang 1: Baik 2: Sedang 3: Kurang Ordinal Variabel Definisi operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Ordinal

responden

mengenai PMS

3.2.1 Cara Ukur 3.2.1.1. Pengetahuan Pengukuran tingkat pengetahuan mengenai penyakit menular seksual dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Instrument yang digunakan berupa angket. Responden boleh menjawab lebih dari satu jawaban, kecuali responden sudah memilih opsi (a). Dengan jumlah

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

pertanyaan sebanyak 9 pertanyaan. Nilai tertinggi adalah 36 dan nilai terendah adalah 0. Pengukuran dengan skala ordinal sebagai berikut: a. Baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari nilai tertinggi, yaitu >27 b. Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-75% dari nilai tertinggi, yaitu skor 14-27 c. Kurang, apabila jawaban responden benar < 40% dari nilai tertinggi, yaitu skor < 14 Table 3.2.1.1. Table Pengukuran Pengetahuan No Pertanyaan Kode jawaban 1 Pengertian PMS a,b,c,d,e Kategori jawaban 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 2 Jenis-jenis PMS a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 3 Etiologi PMS a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 4 Cara penularan PMS a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 5 Gejala PMS a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila jawabanya(b),(c),(d),(e) Pengukuran jawaban

pada laki-laki

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

dan bisa di jumlahkan 6 Gejala pada Perempuan PMS a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 7 Pencegahan PMS a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 8 Komplikasi PMS a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 9 Pengurangan resiko terjangkit PMS a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan

3.2.1.2 Sikap Sikap adalah tanggapan atau responden remaja terhadap hal-hal yang berhubungan dengan penyakit menular seksual. Pengukuran ini mengenai penyakit menular seksual dilakuakn berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Intrumen yang digunakan berupa angket dengan jumlah pertanyaan sebanyak 4 pertanyaan. Poin tertinggi adalah 4 dan poin terendah adalah 0 Pengukuran sikap responden dilakukan dengan menggunakan sistem skoring dengan skala ordinal sebagai berikut: A. Baik, apabila skor yang diperoleh responden > 75% dari skor maksimum, yaitu >3

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

B. Sedang, apabila skor yang diperoleh responden antara 40%-75% dari skor maksimum, yaitu 1-3 C. Kurang, apabila skor yang diperoleh responden < 40% dari skor maksimum, yaitu <1 Table 3.2.1.2. Table Pengukuran Sikap No Pertanyaan Kode jawaban 1 Sikap terhadap seks bebas a,b Kategori Jawaban 0,1 0.jika responden Pengukuran jawaban

menjawab (a) 1.jika responden

menjawab (b) 2 Menjauhi orang terkena PMS a,b 0,1 0.jika responden

menjawab (a) 1. jika responden

menjawab (b) 3 Timbul gejala a,b PMS 0,1 0.jika responden

menjawab (a) 1. jika responden

menjawab (b) 4 Berbagi barang dengan penderita PMS a,b 0,1 0.jika responden

menjawab (b) 1. jika responden

menjawab (a)

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA Kecamatan Air Putih terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS). Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana dikumpulkan pada satu waktu tertentu

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kecamatan Air Putih, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi ini dipilih karena belum ada yang melakukan penelitian tentang PMS di daerah tersebut. 4.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2013.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA kelas X, XI yang berada di SMA Kecamatan Air Putih.

4.3.2. Sampel Penelitian Sampel pada penelitian ini adalah sebagian siswa-siswi SMA Kecamatan Air Putih. Dalam menentukan besarnya sampel, dilakukan dengan mengunakan cara Total Sampling. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling dengan studi deskriptif.

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer Pada penelitian ini, digunakan data primer yang didapat langsung dari responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Pertanyaan pertanyaan di dalam kuesioner telah diuji validitas dan reabilitasnya Tabel 4.1 dengan menggunakan SPSS. Tabel 4.1. hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner pertanyaan Variabel Nomor Pertanyaan Total Pearson Correlation pengetahuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sikap 1 2 3 4 0,879 0,746 0,956 0,884 0,788 0,879 0,956 0,794 0,906 0,974 0,948 0,776 0,937 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,481 0,790 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Status Alpha Status

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

4.4.2. Data Sekunder data yang didapatkan dari pihak sekolah yang berhubungan dengan jumlah siswa-siswi SMA kelas X,XI di SMA Kecamatan Air Putih 4.5. Metode Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, tahap pertama editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 (statistical product and service solution), tahap ke empat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA Kecamatan Air Putih dilakukan perhitungan frekuensi dan persentase. Hasil penelitian akan di tampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.H. 2006. Pengaruh Penyampaian Pendidikan Kesehatan Reproduksi oleh Kelompok Sebaya (Peer Group) Terhadap Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja di Kelurahan Kemiri Muka Depok. Tesis UI. Aprilianingrum, F., 2002, Survei Penyakit Sifilis dan Infeksi HIV pada Pekerja Seks Komersial Resosialisasi Argorejo Kelurahan Kalibanteng Kulon Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang Tahun 2002, Laporan Penelitian, Semarang. Asfriyati, Sanusi,Sri Rahayu., Siregar, Fazidah A., 2004. PrilakuSeksual Remaja Santri di Pesantren Purba Baru Tapanuli Selatan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. [Laporan Penelitian Dosen Muda] Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Chiuman, Linda., 2009. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja SMA Wiyata Dharma Medan Terhadap Infeksi Menular Seksual. [skripsi] Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Daili,S,F.,2007. Tinjauan penyakit menular seksual (PMS). Dalam: Djuanda,A., Hamzah,M., Aisah, S. (eds). 2007. Ilmu Penyakit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Handsfield, H. H., 2001. Color Atlas and Synopsis of Sexually Transmitted Diseases. 2nd ed. USA: Mc Graw-Hill. Hanifah, Laily, 2007. Gender dan HIV/AIDS.

http://www.kesrepro.info/?q=node/217. [Diakses 15 April 2013] Hutagalung, Ellisma., 2002. Hubungan Karakteristik Anak Jalanan Terhadap Perilaku Seksualnya dan Kemungkinan Terjadinya Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS) di Kawasan Terminal Terpadu Pinang Baris Medan Tahun 2002. [skripsi] Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Kanda,Koji., Obayashi,Yoshi., Ditangco, Rossana A., Matibag, Gino C., Yamashina, Hiroko., Okumura, Shoko., Silva, K. Tudor., Tamashiro, Hiko. Knowledge, attitude and practice assessment of construction workers for

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

HIV/AIDS

in

Sri

Lanka.

http://www.jidc.org/index.php/journal/articles/viewFile/19801804/288 [diakses pada 15 April 2013] Karang Taruna, 2001. Bahaya & Akibat Penyakit Menular Seksual. Diperoleh dari : http://ceria.bkkbn.go.id/referensi/substansi/download/1-bahaya.pdf

[diakses 13 april 2013] Lestari,C. L, 2008. Penyakit Menular Seksual. Diperoleh dari:

http://cintalestari.wordpreess.com/2008/09/06/penyakit-menular-seksual/ [Diakses pada 16 April 2013] Moeliono. L, 2004. Seksualitas Remaja: Belajar dari Remaja yang Tak Terlayani (Underserved Youth) di Kota Jakarta. I.M.Hidayana, seksualitas Teori dan Realitas. Program Gender dan Seksualitas FISIP UI bekerjasama dengan Fotd Foundation. Nisma, Hayatun., 2008. Pengaruh Penyampaian Pendidikan Kesehatan Reproduksi oleh Kelompok Sebaya (peer group) Terhadap Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja di SMP Negeri 2 Kasihan Banyul Yogyakarta. [skripsi] Yogyakarta: Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Notoatmodjo, Prof.Dr.S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta. 116-133. Notoatmodjo,s.,2007. Konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Dalam: Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.rineka Cipta, Jakarta Prihyugiarto,T.Y.,2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap terhadap Perilaku Seks Pranikah pada Remaja di Indonesia. Dalam : Jurnal Ilmiah Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi II (2).

www.bkkbn.go.id/webs/detailJurnalLitbang.php. [Diakses 17 April 2013] Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

Warsa,

U.C.,

2004,

Superbugs

Mikroba

Yang

Kebal

Antibiotika,

http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/kes2.html [Diakses pada 17 April 2013] Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Hamilton, C.W., 2003,
th

Pharmacotherapy Handbook, 5 Publishing Division: 435-450.

edition. USA: Mc Graw Hill Medical

World Health Organization, 2003. Guidelines for Management of Sexually Transmitted Infections.[pdf] Swizerland: World Health Organization. Available at: http://www.who.int/hiv/pub/sti/en/STIGuidelines2003.pdf

[accessed 17 April 2013] , 2009. Sexually Transmitted Infection. Available at:

http://www.who.int/topics/sexually_transmitted_infections/en/ [accessed 15 April 2013] ,2004. Sexually Transmitted Infection : Issue in adolescent Health and Development. [pdf] Geneva: World Health Organization. Availabel at: http://www.who.int/reproductivehealth/publications/stis_among_adolescents/sti_adolescent_health_discussio n_paper.pdf [accessed 15 April 2013]

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

Lampiran 1 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Jenis Kelamin Umur Kelas : : : :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian, Judul Penelitian Instansi Penelitian :Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subyek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan.

Medan, .................................... 2013

( ___________________________ ) Nama dan Tanda Tangan

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

Lampiran 2 KUESIONER PENELITIAN Nama :

Jenis kelamin : Umur Kelas I.Pengetahuan 1. Apa yang di maksud dengan Penyakit Menular Seksual ? (boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu b. Sekelompok penyakit yang bisa diderita akibat ganti-ganti pasangan c. Sekelompok penyakit yang bisa diderita orang-orang yang mempunyai perilaku seks menyimpang d. Sekelompok penyakit yang ditularkan/menular melalui hubungan seksual dengan penderita penyakit menular seksual e. Sekelompok penyakit yang bisa di tularkan ibu ke bayinya melalui proses kelahiran, jika ibu tersebut menderita penyakit menular seksual 2. Penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin ? (boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu b. Sifilis c. Chlamydia d. Gonore e. HIV 3. Penyakit menular seksual(PMS) bisa di sebabkan oleh ? (boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu b. Bakteri c. Virus d. Parasit e. Jamur 4. Penyakit menular seksual dapat ditularkan melalui ? (boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu : :

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

5.

6.

7.

8.

9.

b. Berhubungan seksual dengan penderita penyakit kelamin c. Memakai handuk atau celana dalam penderita penyakit kelamin d. Tindakan aborsi yang tidak steril e. Melakuakan oral seks(hubungan seksual dengan kelamin ke mulut) Gejala yang timbul akibat penyakit menular seksual pada laki-laki adalah ? (boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu b. Rasa sakit atau panas saat kencing c. Keluar darah saat kencing d. Keluar nanah saat kencing e. Ada luka pada penis/dubur Gejala yang timbul akibat penyakit menular seksual pada perempuan adalah ? (boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu b. Gatal berkepanjangan pada sekitar kelamin c. Rasa sakit di perut bagian bawah d. Menstruasi atau haid tidak teratur e. Keluar nanah dari kemaluan perempuan Bagaimana cara mencegah penyakit menular seksual ? (boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu b. Tidak melakukan hubungan seksual c. Jika sudah berperilaku seks yang aktif, tetaplah setia pada pasangannya d. Menggunakan pakaian pribadi sendiri e. Tingkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa Komplikasi dari penyakit menular seksual adalah (boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu b. Kemandulan (Infertilitas) c. Meningkatkan risiko penularan HIV d. Keguguran tiba-tiba (Abortus spontan) e. Radang panggul pada wanita Resiko penyakit menular seksual dapat dikurangi dengan ? (boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu b. Berhubungan seksual dengan satu pasang saja seumur hidup c. Jika timbul gejala langsung ke dokter tanpa berhubungan seksual terlebih dahulu

Proposal Penelitian UPT-PTC Indrapura Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Kelas X, XI tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara 2013

d. Membersihkan peralatan pribadi dengan diterjen sebelum meminjamkan barang tersebut ke penderita PMS e. Mencuci kemaluan wanita dengan air sabun saja tidak dengan produk hygiene wanita II.Sikap 1. Apakah anda setuju dengan seks bebas? a. Setuju b. Tidak setuju 2. Saya akan menjauhi orang yang terkena Penyakit Menular Seksual a. Setuju b. Tidak setuju 3. Jika keluar nanah dari kemaluan saya, saya akan: a. Membersihkan alat kelamin saya dengan air dan sabun b. Langsung berobat ke dokter 4. Jika seorang penderita Penyakit Menular Seksual ingin berbagi barang kebutuhan sehari-hari dengan saya, saya akan: a. Tetap berbagi barang kebutuhan sehari-hari tersebut setelah dicuci bersih dengan deterjen b. Tidak akan berbagi barang apapun dengan penderita Penyakit Menular Seksual

Anda mungkin juga menyukai