Anda di halaman 1dari 26

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Secara garis besar, dunia hewan dibagi menjadi dua, vertebrata dan invertebrata. Vertebrata adalah istilah yang digunakan untuk menyebut hewan yang bertulang belakang, sedangkan invertebrata adalah istilah untuk menyebut hewan yang tidak bertulang belakang, invertebrata dibagi menjadi dua yaitu, Protozoa dan Matozoa, adapun kita hanya membahas tentang protozoa atau juga sering disebut hewan bersel satu, meskipun hewan bersel satu, protozoa adalah organisme yang lengkap, dalam arti dapat melakukan kegiatan hidup seperti organisme bersel banyak. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah ciri-ciri umum Protozoa ? 2. Bagaimanakah klasifikasi kelas filum Protozoa ? 3. Bagaimanakah klasifikasi setiap kelas filum Protozoa ? 4. Apa sajakah Protozoa yang dapat menginfeksi manusia ? 5. Apa sajakah hospes dan vektor dari penyakit yang ditimbulkan Protozoa ? 1.3 Tujuan Pembuatan Makalah Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1.Untuk mengetahui ciri-ciri umum Protozoa. 2.Untuk mengetahui klasifikasi kelas filum Protozoa. 3.Untuk mengetahui klasifikasi setiap kelas filum Protozoa. 4.Untuk mengetahui Protozoa yang dapat menginfeksi manusia. 5.Untuk mengetahui hospes dan vektor dari penyakit yang ditimbulkan Protozoa.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ciri-ciri umum Protozoa Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata protos yang artinya pertama dan zoos yang artinya hewan, jadi Protozoa artinya hewan pertama.Semua anggota yang termasuk dalam fila ini tubuhnya hanya terdiri dari satu sel, karena hanya terdiri dari satu sel, maka semua aktivitas hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri. Pada umumnya mereka berukuran mikroskopis, namun mereka juga dapat berkoloni membentuk ukuran sel dengan bentuk tertentu. Protozoa yang hidup soliter atau sebagai koloni sebagian dapat bergerak bebas atau dapat menempel. Kita dapat menemukan protozoa dimana-mana karena termasuk hewan yang kosmopolit artinya dapat ditemukan diberbagai habitat, misalnya kita dapat menemukanya dalam air kolam, air laut, pada tubuh tumbuhan dan hewan,semua hewan Protozoa bersifat akuatik artinya memerlukan air atau kelembapan dalam melakukan aktivitas hidupnya. Ukuran Protozoa bervariasi,yaitu kurang dari 10 mikron dan ada yang mencapai 6 mm,meskipun jarang. Di perairan, Protozoa adalah menyusun zooplankton. Makanan Protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organic dan organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, Protozoa membungkus diri membentuk sista untuk mempertahankan diri. Bila dapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit dan hidup bebas. a. Struktur tubuh Ukuran dan bentuk sel Protozoa sangat beraneka ragam. Bentuknya ada yang seperti bola, memanjang dan adapula yang polimorfik (mempunyai bentuk yang berbeda-beda pada tingkat yang berbeda dari daur hidupnya). Ukuran Protozoa juga sangat bervariasi. Beberapa Protozoa juga hanya berdiameter 1 mm sedangkan yang lainnya seperti amoeba proteus dapat berukuran 6 mm atau lebih.

Protozoa bersel tunggal dan mempunyai organisasi sel yang sederhana. Semua kegiatan dilakukan oleh sel itu sendiri. Organel-organel untuk melakukan kegiatan hidup antara lain, membran plasma, sitoplasma dan mitrokondria. Beberapa jenis Protozoa memiliki inti lebih dari satu. b. Alat gerak Alat gerak Protozoa berupa bulu cambuk (flagella),bulu getar (cilia), dan kaki semu (pseudopodia) c. Reproduksi Protozoa dapat melakukan pembiakan baik secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual (vegetatif) pada kebanyakan protozoa adalah dengan membelah diri. Namun adapula jenis Protozoa tertentu yang bereproduksi secara seksual konjugasi, yaitu perpaduan dua individu yang belum dapat dibedakan jenis kelaminnya. Dalam proses konjugasi ini terjadi pertukaran inti, sehingga terjadi perpaduan sifat yang dibawa oleh individu yanga satu dengan individu lainnya. Dengan demikian dari proses ini akan terjadi individu baru dengan sifat yang beberbeda dibandingkan dengan yang semula. 2.2 Klasifikasi Sekurang-kurangnya ada 15.000-20.000 jenis Protozoa. Jenis-jenis tersebut termasuk fosil-fosil yang berasal dari zaman kambrium (600 juta tahun yang lalu) yang belum di klasifikasikan secara memadai. Akan tetapi, berdasarkan alat geraknya Protozoa dapat dibagi menjadi 5 kelas, yaitu sebagai berikut. 1. Rhizopoda atau Sarcodina ; alat geraknya berupa kaki semu atau psudopodiaum. 2. Flagellata atau Mastigophora ; alat geraknya berupa bulu cambuk atau flagella. 3. Ciliata ; alat geraknya berupa rambut getar atau silia. 4. Sporozoa ; hewan ini tidak memiliki alat gerak. 5. Suctoria ; hewan ini hanya memiliki bulu getar hanya pada tahap awal hidupnya. 3

Oleh karena itu sering dikelompokan dalam Ciliata. Sedangkan pada saat dewasa, Suctoria bersifat sessil (melekat pada suatu tenpat). Contohnya: Podophirs dan Sphenophyra hidup sebagai parasit pada Paramecium dan Stensor. Oleh karena anggota kelas Suctoria sering dimasukan kedalam kelas Ciliata, berikut ini akan kita bahas 4 kelas Protozoa (Gambar 1.1) secara terperinci, yaitu Rhizopoda, Flagelata,Ciliata, dan Sporozoa.

2.2.1

Rhizopoda

Habitat hewan ini di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian kecil hidup didalam tubuh hewan atau manusia. Struktur tubuhnya terdiri dari protoplasma yang dibatasi oleh membran. Ciri khusus hewan ini adalah alat geraknya yang berupa kaki semu. Kaki semu merupakan penjuluran protoplasma sel. Proses penjuluran plasma in berlangsung sebagai berikut. Bagian protoplasma yaitu endoplasma yang kental (plasmogel), mencair sementara menjadi plasmol sehinga mudah bergerak membentuk penjuluran. Kaki semu ada 2 tipe sebagai berikut : 1. Tipe lobodia Tipe ini berbentuk agak lebar dengan ujung penjuluran berbentuk tabung. Protoplasma tersusun atas ektoplasma dan endoplasma. 2. Tipe flobodia Tipe ini memiliki tipe penjuluran yang runcing dan biasanya bercabang. Protoplasma biasanya tersusun ektoplasma saja. 4

Rhizopoda yang paling mudah diamati adalah amoeba. Ciri amoeba antara lain, bentuk selalu berubah-ubah dan habitat di air tawar. Ukuran tubuh amoeba sangat besar untuk ukuran Protozoa, yaitu berkisar 200-300 mikron. a. Struktur tubuh Sel amoeba dilindungi oleh membrane sel. Di dalam sel terdapat organel organel antara lain inti sel, vakuola kontraktil, dan vakuola makanan. 1. Membran sel dan membrane plasma Membran sel (plasmalema) berfungsi melindungi protoplasma. Sitoplasma dibedakan atas ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma merupakan lapisan luar sitoplasma yang letaknya berdekatan dengan membran plasma dan umumnya jernih (tidak bergranula). Endoplasma merupakan bagian dalam plasma, umumnya bergranula. Di dalam endoplasma terdapat satu inti, satu vakuola kontraktil, dan beberapa vakuola makanan. 2. Inti sel (nukleus) Inti sel berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan yang berlangsung di dalam sel. 3. Vakuola Kontraktil(rongga berdenyut) Organ ini berfungsi sebagai alat pencernaan. Makanan yang tidak dicerna akan dikeluarkan melalui vakuola kontraktil.

b.

Tempat hidup

Berdasarkan tempat hidupnya , amoeba dibedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut. 1. Ektoamoeba Ektoamaeba hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas). Misalnya, Amoeba proteus, (gambar 1.3) dan amoeba raksasa Chaos carolinense (dapat mencapai ukuran 100 mikron).

Amoeba proteus
Amoeba mempunyai ukuran 200 mikro mili sampai 300 mikro mili, bentuk hewan ini adalah asimetri (tidak mempunyai simetri tubuh), dan selalu berubah-ubah bentuk selama pergerakanya, sitoplasma terbagi menjadi ektoplasma dibagian luar dan endoplasma dibagian dalam,sedangkan intinya hanya satu berbentuk bola memipih.

2. Entamoeba Entamoeba ini hidup di dalam tubuh organisme. Contoh entamoeba antara lain sebagai berikut.

Entamoeba histolitica
Hewan ini sering dikenal sebagai penyebab penyakit disentri amoeba,ukuran tubuh antara 20-30 mikron mili dan hidup pada usus manusia. Dari sekian banyak amoeba intestinal, hanya Entamoeba histolytica yang bersifat patogen, sedangkan yang lainnya non patogen. 6

Entamoeba histolytica Morfologi Amoeba ini memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoitnya memiliki ciri-ciri morfologi: 1. ukuran 10-60 m 2. sitoplasma bergranular dan mengandung eritrosit, yang merupakan penanda penting untuk diagnosisnya 3. terdapat satu buah inti entamoeba, ditandai dengan karyosom padat yang terletak di tengah inti, serta kromatin yang tersebar di pinggiran inti 4. bergerak progresif dengan alat gerak ektoplasma yang lebar, disebut Pseudopodia. Kista Entamoeba histolytica memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut: 1. bentuk memadat mendekati bulat, ukuran 10-20 m 2. kista matang memiliki 4 buah inti entamoeba 3. tidak dijumpai lagi eritrosit di dalam sitoplasma 4. kista yang belum matang memiliki glikogen (chromatoidal bodies) berbentuk seperti cerutu, namun biasanya menghilang setelah kista matang. Dalam peralihan bentuk trofozoit menjadi kista, ektoplasma memendek dan di dalam sitoplasma tidak dijumpai lagi eritrosit. Bentuk ini dikenal dengan istilah prekista (dulu disebut minuta). Bentuk prekista dari Entamoeba histolytica sangat mirip dengan bentuk trofozoit dari Entamoeba coli, spesies lainnya dari ameba usus.

Siklus Hidup Siklus hidup dari seluruh amoeba usus hampir sama. Bentuk yang infektif adalah kista. Setelah tertelan, kista akan mengalami eksistasi di ileum bagian bawah menjadi trofozoit kembali. Trofozoit kemudian memperbanyak diri dengan cara belah pasang. Trofozoit kerap mengalami eksistasi (merubah diri menjadi bentuk kista). Kista akan dikeluarkan bersama tinja. Bentuk trofozoit dan kista dapat dijumpai di dalam tinja, namun trofozoit biasanya dijumpai pada tinja yang cair. Entamoeba histolytica bersifat invasif, sehingga trofozoit dapat menembus dinding usus dan kemudian beredar di dalam sirkulasi darah (hematogen). Penularan Entamoeba histolytica tersebar sangat luas di dunia. Penularan umumnya terjadi karena makanan atau minuman yang tercemar oleh kista ameba. Penularan tidak terjadi melalui bentuk trofozoit, sebab bentuk ini akan rusak oleh asam lambung. Kista Entamoeba histolytica mampu bertahan di tanah yang lembab selama 8-12 hari, di air 9-30 hari, dan di air dingin (4C) dapat bertahan hingga 3 bulan. Kista akan cepat rusak oleh pengeringan dan pemanasan 50C. Makanan dan minuman dapat terkontaminasi oleh kista melalui cara-cara berikut ini: 1. persediaan air yang terpolusi 2. tangan infected food handler yang terkontaminasi 3. kontaminasi oleh lalat dan kecoa 4. penggunaan pupuk tinja untuk tanaman 5. higiene yang buruk, terutama di tempat-tempat dengan populasi tinggi, seperti asrama, rumah sakit, penjara, dan lingkungan perumahan Penularan yang berlangsung melalui hubungan seksual baisanya terjadi di kalangan pria homoseksual.

Patogenesis dan Patologi Masa inkubasi dapat terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa bulan. Amebiasis dapat berlangsung tanpa gejala (asimtomatis). Penderita kronis mungkin memiliki toleransi terhadap parasit, sehingga tidak menderita gejala penyakit lagi. Dari hal ini berkembang istilah symptomless carrier. Gejala dapat bervariasi, mulai rasa tidak enak di perut (abdominal discomfort) hingga diare. Gejala yang khas adalah sindroma disentri, yakni kumpulan gejala gangguan pencernaan yang meliputi diare berlendir dan berdarah disertai tenesmus. Lesi yang tipikal terjadi di usus besar, yakni adanya ulkus dikarenakan kemampuan ameba ini untuk menginvasi dinding usus. Lesi primer biasanya terjadi di sekum, apendiks, dan bagian-bagian di sekitar kolon asendens. Gambaran ulkusnya seperti gaung botol (flaskshaped ulcer), dengan hanya satu atau beberapa titik penetrasi di mukosa usus. Ulkus terjadi di submukosa hingga lamina muskularis dari usus. Ulkus yang lebih dalam dapat melibatkan lamina serosa, sehingga dapat terjadi perforasi hingga rongga peritoneum. Dari ulkus primer tersebut dapat berkembang lesi sekunder di bagian usus yang lain serta organ dan jaringan ekstraintestinal. Kadang-kadang terbentuk massa tumor granulomatosa (ameboma) di usus besar sebagai lanjutan dari ulkus. Gambaran rontgen dan endoskopi menyerupai karsinoma. Insiden tertinggi untuk terjadinya lesi ekstraintestinal berlangsung di hati melalui vena porta, dan mayoritas berkembang di lobus kanan, menimbulkan abses hati ameba (iamebc liver abscess). Amebiasis di paru biasanya merupakan akibat dari perforasi abses hepatik melalui diafrgama. Sedangkan amebiasis kulit terjadi akibat penjalaran abses hingga ke kulit. Penjalaran dapat pula terjadi melalui jalan aliran darah (hematogen). Dengan jalan ini penjalaran dapat berlangsung hingga ke organ-organ yang jauh, seperti limpa dan otak, sehingga menimbulkan abses di tempat-tempat tersebut. Abses ameba dapat terjadi di serviks, vulva, vagina, dan penis melalui penularan secara hubungan seksual, yakni seks anal.

Diagnosis Selain menilai gejala dan tanda, diagnosis amebiasis yang akurat membutuhkan pemeriksaan tinja untuk mengidentifikasi bentuk trofozoit dan kista. Metode yang paling disukai adalah teknik konsentrasi dan pembuatan sediaan permanen dengan trichrom stain. Namun yang paling sederhana dan berguna untuk skrining adalah pembuatan sediaan basah dengan menggunakan bahan saline. Sediaan basah yang sederhana ini dapat diwarnai dengan pewarnaan Lugol (menggunakan iodin encer) agar terlihat lebih jelas. Untuk menemukan bentuk trofozoit, tinja sebaiknya segera diperiksa. Waktu yang paling baik adalah di bawah 30 menit. Pada tinja encer dengan gejala klinis yang nyata dapat dijumpai bentuk trofozoit, sedangkan pada symptomless carrier dengan tinja yang padat akan dijumpai bentuk kista. Selain tinja, spesimen lain yang dapat diperiksa berasal dari enema, aspirat, dan biopsi. Pada aspirasi abses hati adakan diperoleh cairan berwarna coklat, dan bentuk trofozoit dapat ditemukan pada akhir aspirasi atau di tepi ulkus. Pemeriksaan yang lebih maju adalah dengan prosedur serologis. Namun dipastikan bahwa pemeriksaan ini jauh lebih mahal. Jenis-jenis pemeriksaan serologis adalah indirect hemagglutination assay (IHA), enzyme-linked imunosorbent assay (ELISA), dan indirect immunofluorescent (IFA). Pengobatan Penderita amebiasis harus diobati, dengan atau tanpa gejala. Obat-obat amebisidal dibagi atas dua grup, yakni luminal amebicides dan tissue amebicides. Termasuk golongan yang pertama adalah iodoquinol dan diloxadine furoat, dan termasuk golongan kedua adalah metronidazol, klorokuin, dan dehidroemetin. Belum pernah dilaporkan resistensi terhadap obat-obatan ini.

10

Pencegahan Banyak cara dalam penularan parasit ini, dan banyak pula cara untuk menanggulanginya. 1. Setiap penderita harus diobati, termasuk symptomless carrier 2. Karena media air sangat penting peranannya dalam penularan, maka perlu diperhatikan kebersihan suplai air minum. Hal ini akan berhubungan dengan jarak jamba dari sumur

Entamoeba coli
Hidup di dalam kolon (usus besar) manusia. Amaeba ini tidak bersifat parasit, tetapi kadang kadang dapat menyebabkan buang air besar terus menerus (diare). Morfologi E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran 15-50 m 2. sitoplasma mengandung banyak vakuola yang berisi bakteri, jamur dan debris (tanpa eritrosit) 3. nukleus dengan karyosom sentral dan kromatin mengelilingi pinggirannya 4. pseudopodia kurang lebar, sehingga tidak progresif dalam bergerak Dengan morfologi demikian, maka trofozoit E. coli sangat mirip dengan bentuk prekista dari E. histolytica. Kista E. coli memiliki ciri-ciri berikut: 1. bentuk membulat dengan ukuran 10-35 m 2. kista matang berisi 8-16 inti 11

3. chromatoidal bodies berupa batang-batang langsing yang menyerupai jarum

Siklus hidup dan Patogenesis Siklus hidup E. coli menyerupai E. histolytica, namun tanpa adanya penjalaran ekstraintestinal. Penularan terjadi karena termakan bentuk kista malalui jalan yang sama dengan penularan E. histolytica. Infeksi E. coli bersifat asimtomatis dan non patogen. Namun parasit E. coli sering dijumpai bersamaan dengan infeksi E. histolytica pada penderita amebiasis. Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan tinja. Bentuk trofozoit E. coli agak sukar dibedakan dengan bentuk prekista E. histolytica. Kista mudah dibedakan bila telah memiliki lebih dari 4 inti. Pengobatan tidak diperlukan karena protozoa ini non patogen.

Entamoeba gingivalis
Hidup di dalam rongga mulut dan menguraikan sisa sisa makanan, sehingga merusak gigi dan gusi dan non patogen. Dan diketahui sebagai amoeba pertama dalam manusia yang dideskripsikan. Entamoeba gingavalis merupakan parasit pada gigi dan gusi pada manusia.

2.2.2

Flagellata (Mastigophora) Flagellata dicirikan dengan adanya satu hingga beberapa filament panjang

yang terdapat pada ujung anterior tubuh dan berfungsi sebagai alat gerak. Selain dipakai untuk berenang, flagella juga dimanfaatkan untuk timbulnya arus yang dapat membawa makanan masuk kedalam mulutnya. Flagela juga berfungsi sebagai alat yang peka untuk mengetahui keadaan lingkunganya. Sebagian besar Flagellata ada yang hidup bebas dan adapula yang parasit pada manusia dan hewan atau, saprofit pada organisme mati. Flagellata dibedakan menjadi 2 yaitu:

12

1. Fitoflagellata Adalah flagellata yang mampu melakukan kegiatan fotosintesis karena memiliki klorofil. Fitoflagellata mencernakan makanannya dengan berbagai cara seperti menelan lalu mencernakan didalam tubuhnya (holozoik), membuat sendiri makannya (holofilik), atau mencernakan organisme yang sudah mati (saprofilik). Habitat fitoflagellata adalah di perairan basah dan di perairan kotor. a. Struktur Tubuh Ada fitoflagellata yang tubuhnya diselubungi oleh membran selulosa, misalnya Volvox. Ada pula fitoflagellata yang memiliki lapisan pelikel, misalnya Euglena. Pelikel adalah lapisan luar yang terbentuk dari selaput plasma yang mengandung protein. b. Reproduksi Fitoflagellata bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara seksual dengan konjugasi dan aseksual dengan membelah diri. c. Klasifikasi Fitoflagellata terbagi menjadi 3 kelas, yaitu Euglenoida, Dinoflagellata, dan Volvocida. 2. Zooflagellata Zooflagellata adalah flagellata yang tidak berkloroplas dan menyerupai hewan. Hewan ini ada yang hidup bebas tetapi kebanyakan ada yang bersifat parasit. a. Struktur Tubuh Bentuk tubuh zooflagellata mirip dengan sel leher Porifera dan mempunyai flagella yang berfungsi untuk menghasilkan aliran air dengan menggoyang flagella. Selain itu flagella berfungsi sebagai alat gerak. b. Reproduksi Reproduksi terjadi secara aseksual dengan pembelahan biner.

Trypanosoma dan Leishmania merupakan zooflagellata yang paling terkenal bersifat parasit pada tubuh manusia dan hewan.

13

1) Trypanosama Hewan ini bercirikan bentuk tubuh yang pipih panjang seperti daun, dan tidak membentuk kista. Sebagian dari siklus hidupnya melekat di sel lambung atau mengisap darah manusia. Trypanosoma ini hidup di dalam sel darah merah atau sel darah putih serta sel-sel hati pada tubuh vertebrata inangnya. Infeksi karena Trypanosoma disebut trypanosomiasis. Hospes perantara Trypanosama adalah hewan-hewan pengisap darah. Jenis-jenis Trypanosama antara lain sebagai berikut: a) Trypanosoma lewisi, hidup pada tikus ; hospes perantaranya adalah kutu tikus. b) Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak ; hospes perantaranya adalah lalat tabanus. c) Trypanosoma brucei, penyebab penyakit nagano pada ternak ; hospes perantaranya adalah lalat tse-tse. d) Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiense. Hewan penyebab penyakit tidur pada manusia ini mulanya terdapat di Afrika, Kemudian menyebar ke Asia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse, yaitu Glossina palpalis untuk T.gambiense dan Glossina mursitans untuk T.rhodesiense. e) Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit cagas (anemia pada anak-anak). T.cruz ditemukan di Amerika Tengah. 2) Leishmania Leishmaniasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa yang termasuk genus Leishmania dan ditularkan oleh gigitan dari spesies tertentu dari lalat pasir (subfamili Phlebotominae). Mengirimkan dua generasi Leishmania untuk manusia:Lutzomyia di Dunia Baru dan Phlebotomus di dunia lama. Sebagian besar bentuk penyakit ini menular hanya dari hewan (zoonosis), tetapi beberapa dapat menyebar antar manusia. Infeksi pada manusia disebabkan oleh sekitar 21 dari 30 spesies yang menginfeksi mamalia. Ini termasuk L.donovani kompleks dengan tiga spesies (L. donovani, L. infantum, dan L. chagasi); L. mexicana kompleks dengan 3 spesies utama (L. mexicana, 14

L.amazonensis, dan L.venezuelensis);L. tropica, L. utama; L. aethiopica; dan subgenus Viannia dengan empat spesies utama (L. (V.) braziliensis, L. (V.) guyanensis, L. (V.) panamensis , dan L. (V.) peruvian). Spesies yang berbeda morfologis dibedakan, tetapi mereka dapat dibedakan dengan analisis isoenzyme, analisis urutan DNA, atau antibodi monoklonal. Leishmaniasis kulit adalah bentuk paling umum dari leishmaniasis. Visceral leishmaniasis adalah bentuk parah di mana parasit telah bermigrasi ke organ vital. Klasifikasi Leishmaniasis Leishmaniasis dapat dibagi ke dalam jenis berikut: Cutaneous leishmaniasis Leishmaniasis mukokutan Visceral leishmaniasis Pasca-kala-azar dermal leishmaniasis Viscerotropic leishmaniasis

Gejala Leishmaniasis Gejala-gejala Leishmaniasis adalah kulit luka yang meletus minggu untuk bulan setelah orang yang terkena digigit oleh lalat pasir. Konsekuensi lainnya, yang bisa menjadi nyata di mana saja dari beberapa bulan sampai tahun setelah infeksi, termasuk demam, kerusakan pada limpa dan hati, dan anemia. Di bidang medis, Leishmaniasis merupakan salah satu penyebab yang terkenal dari nyata limpa membesar, yang mungkin menjadi lebih besar bahkan dari hati. Ada empat bentuk utama leishmaniasis: Visceral leishmaniasis - bentuk yang paling serius dan berpotensi fatal jika tidak diobati. 15

Cutaneous leishmaniasis - bentuk yang paling umum yang menyebabkan sakit di lokasi gigitan, yang menyembuhkan dalam beberapa bulan sampai satu tahun, meninggalkan bekas luka tampak tidak menyenangkan. Formulir ini dapat berkembang menjadi salah satu dari tiga bentuk lain.

Diffuse leishmaniasis kulit - formulir ini menghasilkan lesi kulit yang menyerupai kusta luas dan sangat sulit untuk mengobati. Leishmaniasis mukokutan - dimulai dengan borok kulit yang menyebar menyebabkan kerusakan jaringan untuk (terutama) hidung dan mulut

Mekanisme Leishmaniasis Leishmaniasis ditularkan oleh gigitan Sandflies phlebotomine perempuan. Para sandflies menyuntikkan tahap infektif, Promastigotes metacyclic, saat makan darah. Promastigotes metacyclic yang mencapai luka tusukan yang phagocytized oleh makrofag dan berubah menjadi amastigotes. Amastigotes berkembang biak di dalam sel yang terinfeksi dan mempengaruhi jaringan yang berbeda, tergantung pada bagian yang Leishmania spesies yang terlibat. Kekhususan ini jaringan yang berbeda menyebabkan manifestasi klinis yang berbeda dari berbagai bentuk leishmaniasis. Sandflies menjadi terinfeksi selama makanan darah pada host terinfeksi ketika mereka menelan makrofag terinfeksi amastigotes. Dalam midgut para agas itu, parasit berdiferensiasi menjadi promastigotes, yang berkembang biak, berdiferensiasi menjadi promastigotes metacyclic dan bermigrasi ke belalai. Leishmaniasis adalah disebabkan oleh infeksi dengan patogen

Leishmania. Genom dari tiga spesies Leishmania (L. besar,L. Infantum dan braziliensis L.) telah diurutkan dan ini telah memberikan banyak informasi tentang biologi parasit . Misalnya sekarang dipahami bahwa dalam Leishmania gen penyandi protein diatur sebagai unit polisistronik besar dalam kepala-kepala ke-atau ekor-ke-ekor dengan cara; RNA polimerase II mentranskripsi pesan polisistronik panjang dalam ketiadaan didefinisikan RNA pol II promotor, dan Leishmania memiliki fitur unik sehubungan dengan regulasi ekspresi gen sebagai respon terhadap perubahan lingkungan. Pengetahuan baru dari studi ini dapat 16

membantu mengidentifikasi sasaran baru bagi obat yang sangat dibutuhkan, dan membantu pengembangan vaksin.

2.2.3

Ciliata Ciliata berasal dari bahasa asing yaitu cilium yang artinya kelopak mata,

dan bahasa yunanai pherein yang artinya bergerak sambil melayang. Ciliata banyak terdapat di laut dan perairan air tawar, dan ada beberapa spesies Ciliata yang hidup bersimbiosis komensalisme di dalam usus vertebrata. Sebagian besar Ciliata berukuran mikroskopis, tetapi spesies terbesar berukuran 3 mm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Anggota Ciliata ditandai dengan adanya organ silia (bulu getar) pada suatu tahap dalam hidupnya. Silia digunakan untuk bergerak dan mencari makan. a. Struktur tubuh 1. Kebanyakan Ciliata berbentuk Asimetris, kecuali Ciliata primitive, simetrinya radial. 2. Tubuhnya diperkuat oleh pelikel, yaitu lapisan luar yang tersusun oleh sitoplasma padat. 3. Tubuhnya diselimuti oleh silia. Silia yang menyelubungi seluruh permukaan tubuh utama disebut silia somatic. Silia pada sejumlah spesies di ubah menjadi gelang, bulu kejut, dan jambul tetatapi ada pula yang semua silianya hilang. 4. Ciliata mempunyai dua tipe inti sel (nucleus), yaitu makronukleus (inti besar) diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangbiakan dan fungsi seluler mikronukleus (inti kecil) merupakan bahan inti yang dipertukarkan selama konjugasi. 5. Ciliata tidak memiliki struktur khusus untuk pertukaran udara dan ekresi. Tetapi mempunyai organela yang berfungsi menjaga keseimbangan air didalam tubuhnya, yaitu vakuola kontraktil.

17

b.

Nutrisi dan Cara Makan Ciliata memiliki mulut atau sitosom yang terbuka menjadi saluran pendek

di sitofaring. Pada hewan primitive, mulut terletak di u jung anterior tetapi pada kebanyakan ciliate, bagian tersebut digantikan oleh bagian posterior.

Salah satu contoh ciliata yang menyebabkan infeksi pada manusia yaitu Balantidium coli, habitatnya pada kolon manusia dan dapat menimbulkan balantidiosis (gangguan pada perut). Balantidium coli Balantidium coli merupakan satu-satunya ciliata usus yang patogen. Ciliata ini adalah protozoa usus yang terbesar yang menimbulkan gastroenteritis pada manusia. B. coli berasal dari filum Ciliophora dan klas Kinetomastigophorea.

18

Morfologi B. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Bentuk trofozoitnya memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. bentuk oval, panjang 30-100 m, lebar 30-80 m, seluruh permukaan tubuh ditumbuhi rambut (cilia) 2. terdapat cytostome (mulut sel) pada bagian anterior dan cytopyge (alat pembuangan) pada bagian posterior 3. memiliki dua buah inti, makronukleus berbentuk seperti ginjal dan mikronukleus berbentuk bulat, keduanya berdekatan 4. terdapat vakuola kontraktil pada sitoplasma Bentuk kistanya memiliki morfologi sebagai berikut: bentuk bulat hingga elips dengan ukuran 45-65 m dinding dua lapis, di antara keduanya terdapat cilia, namun dapat menghilang pada kista yang matang memiliki makro dan mikronukleus terdapat vakuola

Siklus hidup Infeksi B. coli terjadi dengan memakan bentuk kista melalui makanan atau minuman yang tercemar. Di dalam usus halus kista akan mengalami eksistasi menjadi bentuk trofozoit. Bentuk trofozoit ini akan bermultiplikasi dengan cara belah pasang di dalam lumen ileum dan cekum. Di dalam kolon bentuk trofozoit akan mengalami enkistasi menjadi kista yang akan dikeluarkan bersama tinja.

19

Patogenesis B. coli menimbulkan gastroenteritis yang disebut balantidiasis, ditandai dengan gejala nyeri abdomen dan diare yang berdarah, mirip dengan infeksi oleh Entamoeba histolytica. Pada infeksi berat dapat timbul abses dan ulkus di mukosa dan submukosa usus besar dengan gambaran seperti disentri ameba. Infeksi kronis dapat timbul tanpa terlihat gejala. Komplikasi ekstraintestinal bisa terjadi di hati, paru, dan organ lainnya, tetapi hal ini jarang terjadi. Insiden balantidiasis cukup rendah, walaupun organisme ini tersebar di seluruh dunia. Hospes reservoir yang penting adalah babi. Diagnosis dan Terapi Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan tinja, didukung oleh klinis yang sesuai. Terapi dapat diberikan dengan obat-obatan antimikroba seperti metronodazol, tetrasiklin, dan iodoquinol. Karena penularan terjadi dengan jalan fecal-oral route, maka pencegahan yang terbaik adalah menjaga higiene pribadi maupun lingkungan. Penularan dapat terjadi dari babi, sehingga penting untuk mencegah kontak dengan kotoran hewan tersebut.

2.2.4

Sporozoa (Apicomplexa) Sporozoa merupakan golongan Protista yang menyerupai jamur, karena

Sporozoa dapat membentuk spora yang dapat menginfeksi inangnya. Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga geraknya dilakukan dengan mengubah-ngubah kedudukan tubuhnya. Sporozoa hidup secara parasit pada hewan maupun manusia dan mengambil makanan dengan menyerap dari tubuh inangnya. Respirasi dan ekskresi terjadi secara difusi. a. Struktur tubuh 1. Tubuhnya terbentuk bulat panjang. 2.Ukuran tubuhnya hanya beberapa micron, tetapi didalam usus manusia atau hewan dapat mencapai 10 mm.

20

3.Tubuh dari kelompok tropozoit bebentuk memanjang dan dibagian anterior terkadang-kadang terdapat kait, pengisap atau filament sederhana untuk meletakan diri pada inangnya. b. Reproduksi Reproduksi secara aseksual dengan skizogoni, yaitu pembelahan diri yang berlangsung didalam tubuh yang tetap, dan sporogoni yaitu pembentukan spora pada inang perantara(hospes intermediet). Reproduksi secara aseksual melalui persatuan gamet jantan (mikrogamet) dan gamet betina (makrogamet) yang berlangsung didalam tubuh nyamuk. Salah satu contoh sporozoa adalah Plasmodium. Siklus hidup Plasmodium didalam tubuh inang berhasil diungkapkan oleh Charles Laverans dan Giovanni Grassi, yaitu sebagai berikut. Bila seekor nyamuk Anopheles betina mengisap darah, dikeluarkanlah zat anti pembekuan darah untuk menjaga agar darah korban tidak membeku. Zat ini disebut zat antikoagulan. Bersamaan dengan zat antikoagulan tersebut keluarlah sporozoit dari mulut nyamuk dan masuk kedalam luka gigitan di tubuh korban. Sporozoit kemudian bersembunyi di dalam sel-sel parenkima hati. Keadaan ini disebut fase eksoeritrositair. Setelah tiga hari, sporozoit keluar dari hati, kemudian menyerang dan masuk ke sel-sel darah merah. Fase ini disebut fase eritrositair. Sporozoit didalam sel darah merah disebut tropozoit. Setiap satu tropozoit akan membelah(skizogoni) menjadi enam sampai tigapuluh enam merozoit, tergantung pada macam spesiesnya. Setelah sel darah merah pecah, merozoit keluar dan mencari sel darah merah yang baru, kejadian demikian berulang beberapa kali. Dalam sepuluh hari, tubuh penderita sudah banyak terdapat merozoit. Bersamaan dengan pecahnya sel-sel darah merah itu penderita merasa demam. Demam ini tergantung pada macam spesies Plasmodium yang menginfeksinya. Setelah beberapa waktu mengalami skizogoni, merozoit berubah menjadi gametosit yaitu persiapan untuk menjadi gamet jantan dan gamet betina. Hal ini disebut gamegoni, yang berlangsung didalam tubuh manusia. Jika saat itu darah manusia di hisap oleh nyamuk Anopheles betina, darah yang mengandung

21

gametosit akan masuk ke dalam tubuh nyamuk. Didalam tubuh nyamuk, gametosit akan berubah menjadi gamet jantan dan gamet betina. Dua gamet ini kemudian melebur menjadi satu membentuk zigot. Zigot ini akan menjadi ookinet, bentuknya seperti cacing dan menerobos dinding usus atau perut nyamuk dan mengisap makanan dari tubuh nyamuk. Ookinet kemudian membesar menjadi ookista. Dari satu ookista ini akan dihasilkan beribu-ribu sporozoit dengan cara sporogoni. Dari tahap ini kemudian sporozoit akan sampai pada kelenjar liur nyamuk yang akan ditularkan lagi. Jenis-jenis Plasmodium adalah sebagai berikut. 1. Plasmodium falciparum; masa sporolasinya setiap 1 2 x 24 jam, penyebab penyakit malaria tropika. Vektornya Anophles gambiae. 2. Plasmodium vivax; masa sporolasinya setiap 2 x 24 jam, penyebab penyakit malaria tertiana. 3. Plasmodium malariae; masa sporulasinya setiap 3 x 24 jam, penyebab penyakit malaria kuartana. 4. Plasmodium ovale; penyebab penyakit limpa, masa sporalisinya setiap 48 jam. Plasmodium ini tidak terdapat di Indonesia.

22

Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang menyerang sel darah merah. Terdapat empat jenis plasmodium yang mampu menginfeksi manusia yaitu plasmodium vivax, malariae, ovale dan falciparum. Plasmodium falciparum paling berbahaya dan dapat mengancam nyawa. Saat menyerang manusia, parasit plasmodium malaria berbentuk sporozit, yang selanjutnya akan menuju hati melalui peredaran darah dan menjadi dewasa di tempat itu. Setelah dewasa, parasit itu akan menyerang sel darah merah. Pada saat itu gejala malaria mulai muncul. Bila orang tersebut digigit oleh nyamuk anopheles lagi, parasit yang ada dalam sel darah merah orang itu akan masuk kembali ke tubuh nyamuk dan berkembang biak di sana. Begitulah siklus tersebut terjadi berulang ulang. Gejala penyakit itu antara lain demam tinggi, perasaan dingin atau kaku pada seluruh tubuh, gemetar, keluar kringat berlebihan, lemas, lelah, sakit kepala, mual dan muntah. Jika tidak di obati penyakit malaria dapat menyababkan kematian. Malaria dapat di cegah dan dapat di obati. Pencegahan malaria dpat di lakukan dengan menghindari gigitan nyamuk, misalnya tidut dengan klambu. Hindari keluar rumah pada malam hari tanpa menggunakan pelindung karena pada malam hari nyamuk biasanya bersifat lebih aktif. Jika akan bepergian ke daerah yang sedang terjadi kasus malaria, sebaiknya meminta obat antimalaria dari dokter untuk mencegah penularan. Untuk pengobatan malaria, pemerintah mengeluarkan kebijakan, penggunakan obat kombuinasi yang dapat di peroleh di Dinas Kesehatan dan peskesmas secara gratis. Tidak lagi menggunakan obat tunggal seperti klorokuin tapi harus kombinasi untuk mengobati malaria. Obat yang digunakan adalah `Artemisinin Combination Therapy (ACT), kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan Drg. Tritarayati. Tritarayati mengatakan, sejak 2008 kebijakan program pengobatan malaria tidak menggunakan obat tunggal seperti klorokuin tetapi menggunakan obat kombinasi ACT untuk semua jenis plasmodium sesuai dengan keputusan Menkes. Perubahan kebijakan penatalaksanaan kasus malaria itu dilakukan karena pada 1973 ditemukan kasus resistensi klorokuin terhadap plasmodium falciparum" di Kalimantan Timur.

23

Tanda dan Gejala Penyakit malaria Masa tunas / inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat / anemis, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh / pekat karena mengandung Hemoglobin (Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan. Namun demikian, tanda yang klasik ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala. Pada usia anak-anak serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya menunjukkan gerakan / postur tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak. Bahkan lebih serius lagi dapat menyebabkan kerusakan otak A. Penggolongan Manifestasi Penyakit Malaria Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga. Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat. Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak. Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat. 24

B. Menegakkan Diagnosa Penyakit Malaria Dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak oleh Tim kesehatan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium (khususnya pemeriksaan darah) untuk memastikan penyebabnya dan diagnosa yang akan diberikan kepada penderita. C. Pengobatan Penyakit Malaria Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratium maka dokter akan memberikan beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan demam seperti paracetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu kesembuhan. Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria di dunia. Namun ada beberapa penderita yang resisten dengan pemberian Chloroquine, maka beberapa dokter akan memberikan antimalaria lainnya seperti Artesunate-Sulfadoxine / pyrimethamine, Artesunate-amodiaquine, Artesunat-piperquine,

Artemether lumefantrine, dan Dihidroartemisinin piperquine. D. Pencegahan Penyakit Malaria Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria.

25

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata protos yang artinya pertama dan zoos yang artinya hewan, jadi Protozoa artinya hewan pertama. Ukuran dan bentuk sel Protozoa sangat beragam, bentuknya ada yang seperti bola, memanjang, dan ada pula yang polimorfik (mempunyai bentuk yang berbeda-beda pada tingkat yang berbeda dari daur hidupnya). Protozoa diklasifikasikan menjadi lima, yaitu Rhizopoda, Flagellata(Mastigophora), Ciliata, dan Sporozoa(Apicomplexa). Masing masing protozoa tersebut mempunyai ciri tersendiri, dan dapat menginfeksi manusia dengan vektor dan hospesnya masing-masing. 3.2 Saran Semua orang tentunya tidak ada yang ingin terkena suatu penyakit. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan sekitar. Seperti penyakit malaria misalnya, dapat dicegah dengan cara mencegah terjadinya genangan air.

26

Anda mungkin juga menyukai