Anda di halaman 1dari 8

Dalam kehidupan sehari hari, korosi dikenal sebagai suatu peristiwa perkaratan.

. Karat adalah sebutan bagi korosi pada logam, padahal korosi itu sendiri merupakan degradasi bahan (umumnya logam) atau sifatnya karena bereaksi dengan lingkungannya. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa : a. Yang terdegradasi adalah bahan logam dan non logam, b. Yang terdegradasi adalah bahan atau sifatnya (fisik, mekanik, kimia), dan c. Lingkungan (disekitar bahan) : kimia, fisik, mekanik, dan biologis. Metode pengendalian korosi : 1. Up-grading material, 2. Modifikasi material, 3. Permakaian surface coating, 4. Penggunaan proteksi katodik dan proteksi anodik, dan 5. Modifikasi desain. Jenis korosi dapat dibagi menjadi : a. Korosi Seragam (General Corrosion) Korosi yang terjadi secara merata pada permukaan bahan dan mengalami penipisan seragam sampai terjadi failure. Karena sifatnya seragam, maka laju korosi dapat ditentukan sehingga failure yang disebabkan oleh korosi jenis ini jarang terjadi (dapat di minimalisir). Penanggulangan korosi jenis ini adalah : - Mengganti dengan logam yang tepat, - Dilapisi dengan lapisan pelindung, - Proteksi katodik, dan - Inhibitor. b. Korosi sumuran (Pitting Corrosion) Korosi Sumuran adalah korosi lokal yang membentuk kawah atau lubang. Korosi ini lebih berbahaya dari korosi seragam karena sukar dideteksi, dan diprediksi. Korosi jenis ini terjadi karena suatu serangan yang intensif setempat. Sumur sumur tadi dapat berdekatan atau terpisah jauh. Korosi tipe ini biasanya terjadi dalam lingkungan tertentu, misalnya, air yang mengandung klorida, larutan yang mengandung ion ion Fe3+ dan Cu2+, klorida, dan bakteri pereduksi sulfat. Korosi sumuran yang terjadi bukan hanya mengurangi tebal dinding, juga mengakibatkan adanya konsentrasi tegangan. Penanggulangan korosi sumuran di antaranya dengan cara : - Penggunaan logam tahan korosi, misalnya dalam lingkungan air laut baja 316 lebih tahan dari pada 304, karena ada kandungan Mo. Juga paduan aluminium dengan Mn dan Mg mengurangi korosi sumur, - Permukaan yang halus cenderung mengurangi korosi sumur, - Dengan inhibitor, tetapi harus berhati-hati karena kalau konsentrasinya tidak tepat, justru mempercepat korosi.

c. Korosi Celah (Crevice Corrosion) Korosi celah adalah korosi yang terjadi pada celah celah. Pada dasarnya korosi ini terjadi karena perbedaan konsentrasi oksigen antara daerah daerah yang berbeda dalam atau mengandung elektrolit. Seperti kita ketahui, adanya kandungan oksigen akan memungkinkan reaksi katodik : O2 + 2H2O + 4e 4OH-. Pada suatu celah, bagian yang langsung berhubungan dengan udara akan mempunyai konsentrasi oksigen yang lebih tinggi dan daerah ini bersifat katodik. Bagian sebelah dalam yang bersifat lebih anodik akan terkorosi. Penanggulangan terhadap korosi tipe ini terutama adalah menghindarkan terbentuknya celah-celah dalam suatu konstruksi. Cara lain adalah penggunaan gasket yang baik, pembersihan karat basah, dan desain yang tepat. d. Korosi Galvanik (Bimetallic Corrosion) Korosi galvanik terjadi jika dua jenis material yang berbeda berkontak dalam lingkungan elektrolit. Hal ini disebabkan oleh perbedaan potensial antara dua material tersebut. Korosi galvanis ini dapat diperkirakan dengan mengetahui perbedaan potensial antara dua logam yang saling berhubungan tersebut. Biasanya kalau perbedaan potensial kurang dari 0,05 V, korosi galvanis diabaikan. Penanggulangan korosi galvanis adalah sebagai berikut : - Menghindarkan penggunaan dua macam logam yang berkontak sedapat mungkin, - Memasang insulasi antara dua logam tersebut, - Inhibitor yang tepat, dan - Melapisi seluruh permukaan dengan lapisan pelindung. e. Korosi Erosi (Erosion Corrosion) Korosi erosi adalah kerusakan kumulatif akibat adanya lingkungan korosif dan gerak relatif antara lingkungan dengan material. Korosi jenis ini terjadi karena material mengalami abrasi secara mekanik dan lingkungan korosif pada waktu yang sama. Gas atau cairan yang mengalir dengan kecepatan tinggi dalam pipa bisa menyebabkan terjadinya korosi erosi. Korosi erosi ini dapat terjadi pada sebagian besar logam. Penanggulangan korosi erosi adalah sebagai berikut : - Pemilihan material yang tepat, - Desain yang tepat : 1. Untuk menghasilkan aliran laminar dan mengurangi kecepatan, 2. Mengurangi kekasaran permukaan, dan 3. Tebal bagian yang menerima tumbukan harus ditambah. - Modifikasi lingkungan : 1. Filter untuk menghindarkan masuknya partikel,

2. Inhibitor, dan 3. Proteksi katodik.

f. Korosi Selektif (Dealloying Corrosion) Korosi tipe ini terjadi karena terlarutnya logam pemadu yang bersifat lebih anodik dari suatu paduan. Misalnya seng akan terlarut dari paduan kuningan, Si dan Al terlarut dari perunggu, atau Fe dari besi tuang. Logam yang lebih mulia tetap dalam bentuk logam dan objek yang terkorosi tetap tinggal dalam bentuk asalnya, tetapi kekuatan mekaniknya hilang. Cara penanggulangan yang tepat adalah mengganti bahan dengan paduan yang tahan korosi selektif misalnya dengan paduan yang mengandung unsur inhibitor, misalnya paduan kuningan yang mengandung As, Sb atau P. g. Stress Corrosion Cracking (SCC) SCC terjadi karena suatu material berada di lingkungan korosif yang bersifat spesifik dan terdapat tegangan statis. Tegangan ini dapat berupa tegangan dalam (sisa) atau tegangan dari luar. Awal retakan di permukaan dapat dimulai dari suatu korosi sumur yang kemudian berkembang. Karakteristik dari retakannya adalah berawal dari satu titik kemudian makin ke dalam makin bercabang. Sifat lain dari korosi tipe ini adalah bahwa suatu paduan logam tertentu terkorosi dalam lingkungan tertentu yang spesifik. Misalnya paduan tembaga terkorosi tipe ini dalam lingkungan amonia, baja karbon dalam larutan alkalis, baja tahan karat dan paduan aluminium dalam air laut atau yang mengandung klorida. Penanggulangan SCC adalah sebagai berikut : - Pemilihan material yang tahan dan/atau imun terhadap SCC, - Modifikasi lingkungan dengan inhibitor, dan - Mengurangi tensile stress. h. Korosi Antar Butir (Intergranular Corrosion) Korosi ini terjadi karena daerah batas butir sangat sensitf, dimana di daerah tersebut bersifat sangat anodik dibanding daerah tengah butir. Penanggulangan korosi ini adalah sebagai berikut : - Proses heat treatment untuk menghindari terjadinya sensitisasi pada baja tahan karat, - Pemilihan material yang tahan terhadap korosi antar butir, dan - Pelapisan permukaan dapat juga menghindarkan terjadinya IC. i. Corrosion Fatigue Corrosion fatigue adalah tipe korosi yang disebabkan oleh aksi gabungan antara lingkungan korosif dan tegangan siklis. Logam akan mengalami failure karena lelah, tetapi bila ia berada dalam lingkungan korosif, kegagalan akan dipercepat. Korosi tipe ini dipengaruhi oleh suhu, pH, kandungan oksigen, dan komposisi dari lingkungan. Retakannya biasanya transbutir dan tidak bercabang. Penanggulangan korosi tipe ini dapat dilakukan dengan penanggulangan korosi pada umumnya, misalnya dengan lapis lindung, proteksi katodik, dengan inhibitor, atau dengan menurunkan tegangan kerja.

Korosi terjadi di lingkungan yang berbeda : a. Korosi di udara Temperatur, kelembaban relatif, partikel partikel abrasif dan ion ion agresif yang terkandung dalam udara sekitar, sangat mempengaruhi laju korosi. Dalam udara yang murni, baja tahan karat akan sangat tahan terhadap korosi. Namun apabila udara mulai tercemari maka serangan korosi dapat mudah terjadi. Salah satu polusi udara yang menimbulkan korosi adalah NOX dari pabrik asam nitrat, Cl2 dari pabrik soda, dan NaCl dari air laut. b. Korosi di air (fresh water dan sea water) Struktur yang terendam di dalam air sering dibuat dari bahan metal. Terdapat 2 tipe pokok air, yaitu air tawar dan air laut. Serangan korosi dalam air bergantung pada suhu, nilai pH, dan oksigen dan kandungan garam dalam air. - Air Tawar Di dalam area di bumi ini dimana terdapat air yang layak di minum adalah termasuk dalam air lunak (air yang tidak sadah), dengan kandungan kalsium yang rendah, air tersebut bersifat korosif. Di sejumlah upaya pengairan telah dilakukan untuk mengurangi korosi internal dari sistem perpipaan air. Upaya tersebut termasuk meningkatkan kadar kalsium dan pH air. Air yang terlalu banyak kapurnya (air sadah) bersifat tidak korosif daripada air lunak (air yang tidak sadah). Ini dikarenakan terdapat kandungan kalsium dan garam magnesium di dalam air. Jika kandungan garam tersebut cukup tinggi, akan tersimpan, contohnya kalsium karbonat, yang menurunkan tingkat korosi. - Air Laut Dibandingkan dengan ini, air laut murni yang ada di lautan memiliki komposisi yang konstan dan korosifitas. Kandungan garam sekitar 3.5% dan pH 8.1. Dari kandungan klorin pada air laut, tingkat korosi yang relatif tinggi untuk baja dapat diperkirakan. Tetapi pada beberapa bagian luas, kandungan kalsium dan garam magnesium menurunkan korosi. Lapisan garam tersebut memiliki efek proteksi. Ini terutama pada kasus yang behubungan dengan proteksi katodik dimana hasil dari formasi hidroksida pada saat meningkatkan nilai pH dan kalsium dan garam magnesium yang tersimpan pada permukaan. Korosi tergantung pada oksigen dan akan sangat berat pada zona percikan karena air terus menerus diperkaya dengan oksigen. Pada waktu yang sama simpanan garam di bersihkan dan efek dari lapisan garam yang disimpan menurun. Juga kecepatan aliran mungkin penting untuk serangan pada beberapa paduan. Kecepatan aliran yang tinggi menyebabkan lapisan protektif bahan korosif akan aus. Pada kasus yang ekstrim juga bagian bagian material yang sebenarnya dapat tercabik. Terutama paduan tembaga rentan terhadap korosi jenis ini, yang dinamakan korosi erosi. Pada baja tahan karat, resiko terhadap

serangan tersebut sangat kecil. Pada kecepatan rendah atau pada genangan air, korosi celahan dapat terjadi. c. Korosi di dalam tanah Struktur yang terpendam sepenuhnya atau sebagian di dalam tanah akan terkena korosi. Serangan korosi dalam tanah akan mencapai luasan yang sangat besar tergantung pada jenis tanah dan kelembaban, kandungan garam dan oksigen, pH, dan sebagainya, dan mungkin lebih luas. Untuk mengurangi luas daerah yang terkorosi, penting bahwa tanah di sekitar struktur yang terpendam ter-drain dengan baik. Ini adalah kasus kerikil, pasir, dan moraine. Pada tipe seperti tanah, kandungan oksigen akan tinggi. Pada campuran tanah liat, Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling awal menimbulkan korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan. Oleh karena itu, dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi percobaan kali ini difokuskan oleh masalah tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi. Faktor yang mempengaruhi laju korosi : Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. - Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) DO berperan dalam sebagian proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik. - Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) konsentrasi TDS sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus listrik yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik. - pH dan Alkalinitas mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik. Temperatur makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi. Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa logam yang mudah memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi.

Aliran listrik Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam logam yang berbeda, sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan yang tidak menggunakan aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.

B a k t e r i tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa putaran hidupnya. CO2 akan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42) oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandung besi.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi, satu sama lain dengan material pipa. Kombinasi faktor-faktor dan pengaruhnya terhadap reaksi-reaksi korosi akan membantu menentukan berapa besarnya kecepatan jalannya korosi. Bila faktor berubah, maka kecepatan korosi pun berubah.

Pencegahan korosi : Banyak cara sudah ditemukan untuk pencegahan terjadinya korosi diantaranya adalah dengan cara proteksi katodik, coating, dan pengg chemical inhibitor. Proteksi Katodik Untuk mencegah terjadinya proses korosi atau setidak-tidaknya untuk memperlambat proses korosi tersebut, maka dipasanglah suatu anoda buatan di luar logam yang akan diproteksi. Daerah anoda adalah suatu bagian logam yang kehilangan elektron. Ion positifnya meninggalkan logam tersebut dan masuk ke dalam larutan yang ada sehingga logaml tersebut berkarat. Terlihat disini karena perbedaan potensial maka arus elektron akan mengalir dari anoda yang dipasang dan akan menahan melawan arus elektron dari logam yang didekatnya, sehingga logam tersebut berubah menjadi daerah katoda. Inilah yang disebut Cathodic Protection.

Dalam hal diatas elektron disuplai kepada logam yang diproteksi oleh anoda buatan sehingga elektron yang hilang dari daerah anoda tersebut selalu diganti, sehingga akan mengurangi proses korosi dari logam yang diproteksi. Anoda buatan tersebut ditanam dalam suatu elektrolit yang sama (dalam hal ini tanah lembab) dengan logam (dalam hal ini pipa) yang akan diprotekasi dan antara dan pipa dihubungkan dengan kabel yang sesuai agar proses listrik diantara anoda dan pipa tersebut dapat mengalir terus menerus. Coating Cara ini sering dilakukan dengan melapisi logam (coating) dengan suatu bahan agar logam tersebut terhindar dari korosi. Pembuatan Logam Homogen Pada pembuatan logam dalam industri diusahakan agar zat-zat tercampur sehomogen mungkin dalam logam tersebut. Hal ini untuk menghindari tertumpuknya campuran tersebut di satu bagian, sehingga tidak terjadi perbedaan potensial listrik antarzat yang dapat memicu terjadinya korosi. -

Pelapisan dengan Logam Lain Jika logam besi dilapisi Cu (tembaga), Sn (timah), besi akan terlindungi dari korosi karena potensial reduksi Cu dan Sn lebih positif (E Cu2+ | Cu = +0,34 Volt dan E Sn2+ | Sn = -0,14 Volt) daripada potensial reduksi besi (E Fe2+ | Fe = -0,44 Volt). Namun bila lapisan ini bocor sehingga lapisan Cu dan Sn terbuka, besi akan mengalami korosi dengan cepat. Selain Cu dan Sn, logam lain yang dapat digunakan adalah perak (Ag), emas (Au), nikel (Ni), dan platina (Pt).

Pemakaian bahan bahan kimia (Chemical Inhibitor) Untuk memperlambat reaksi korosi digunakan bahan kimia yang disebut inhibitor corrosion yang bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung pada permukaan metal. Lapisan molekul pertama yang tebentuk mempunyai ikatan yang sangat kuat yang disebut chemis option. Corrosion inhibitor umumnya berbentuk fluid atau cairan yang diinjeksikan pada production line. Karena inhibitor tersebut merupakan masalah yang penting dalam menangani kororsi t

maka perlu dilakukan pemilihan inhibitor yang sesuai dengan kondisinya. Material corrosion inhibitor terbagi 2, yaitu : a. Organic Inhibitor Inhibitor yang diperoleh dari hewan dan tumbuhan yang mengandung unsur karbon dalam senyawanya. Material dasar dari organik inhibitor antara lain: Turunan asam lemak alifatik, yaitu: monoamine, diamine, amida, asetat, oleat, senyawa-senyawa amfoter. Imdazolines dan derivativnya. b. Inorganic Inhibitor Inhibitor yang diperoleh dari mineral-mineral yang tidak mengandung unsur karbon dalam senyawanya. Material dasar dari inorganik inhibitor antara lain kromat, nitrit, silikat, dan pospat.

Jenis coating : - Painting Lining

Anda mungkin juga menyukai