Anda di halaman 1dari 7

Rokok Ketentuan dalam PP No.

81/1999 pasal 1, rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus cerutu ataubentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicitina tabacum, Nicotina rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Yuniar, 2006). Asap rokok yang diisap melalui mulut disebut moinstream smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke, asap sidestream smoke mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif (Bagun, 2003). Asap rokok yang diisap mengandung 4000 jenis bahan kimia dengan berbagai jenis daya kerja terhadap tubuh. Beberapa bahan kimia yang terdapat didalam rokok dan mampu memberikan efek yang mengganggu kesehatan antara lain : nikotin, tar, gas karbon monoksida (CO) dan berbagai logam berat. Oleh karena itu, seseorang akan terganggu kesehatannya bila merokok secara terus menerus. Hal ini disebabkan adanya nikotin di dalam asap rokok yang diisap. Nikotin bersifat adiktif sehingga seseorang yang merokok sudah merupakan gangguan kesehatan (Murti, 2005). Bahan-bahan kimia asap rokok dan pengaruhnya terhadap tubuh atau kesehatan antara lain (dalam Sitepoe, 2002) : 1). Nikotin Nikotin bersifat toksis terhadap jaringan saraf, juga menyebabkan tekanan sistolik dan diastolik mengalami peningkatan, denyut jantung bertambah, konstraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian Oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh darah koroner bertambah. Nikotin

meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas, kolesterol, LDL dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah. Nikotin memegang peranan penting dalam ketagihan merokok. 2). Tar Sumber tar adalah tembakau, cengkeh, pembalut rokok dan bahan organik lainnya yang dibakar. Tar hanya dijumpai pada rokok yang dibakar. Di dalam tar dijumpai kanserogenik yaitu polisiklik hidrokarbon aromatis yang memicu kanker paru, selain itu juga dijumpai N nitrosoamine nikotin di dalam rokok yang berpotensi besar sebagai kanserogenik terhadap jaringan paru-paru. Bahan ini terdapat didalam tembakau, tetapi tidak dijumpai di dalam cengkeh sebab nikotin hanya ada dalam tembakau. 3). Gas Karbon monoksida (CO) Dalam rokok terdapat 2-6% gas CO pada saat merokok, sedangkan gas CO yang diisap oleh perokok paling rendah 400 ppm (part per million) sudah dapat meningkatkan karboksi-hemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%. Kadar normal karboksi-hemoglobin hanya 1% pada bukan perokok. Apabila keadaan terus menerus maka akan mempngaruhi saraf pusat. 4). Eugenol Eugenol dapat ditemukan di dalam cengkeh atau dalam minyak cengkeh yang dapat memberikan bintik minyak pada rokok kretek. Eugenol serupa halnya dengan nikotin, yaitu dapat dijumpai da dalam rokok yang dirokok (tembakau). Eugenol atau minyak cengkeh adalah cairan yang tidak berwarna sampai warna kekuning-kuningan dan tidak larut dalam air. Eugenol digunakan sebagai antisepsis, anestetik dan juga sebagai anti piretik.

Merokok adalah aktifitas menghisap asap bakaran berbagai jenis produk tembakau dengan sengaja setiap hari atau kadang-kadang walaupun hanya 1 batang rokok (WHO, 2006).

DAFTAR PUSTAKA Achmadi,U.F., 2005, Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, Kompas, Jakarta Aditama,T.Y., 2002, Rokok dan Tuberkulosis paru, http://www.republika.co.id/koran, Diakses pada Tanggal 11 April 2008, Yogyakarta. Adkhawati,L.N., 2006, Faktor-faktor YangBerhubungan Dengan Konversi Dahak Pada Penderita Tuberkulosis Di Puskesmas Wilayah Kota Yogyakarta, Skripi, FKM-UAD, Yogyakarta. Anonim, 2008, Minuman Keras/Alkohol, http://www.kapanlagi.com/a/0000002188.html. Diakses pada tanggal 20 April 2008, Yogyakarta. Bangun,P.A., 2003, Panduan Untuk Perokok, Milenia Populer, Jakarta. Baratawidjaja,K.G., 2006, Imunologi Dasar, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Budiarto,E., 2003, Metodologi Penelitian Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta. Crofton,J.,Horne,N.,Miller, F., 2002, Tuberkulosis Klinik (Terjemahan),Widya Medika, Jakarta. Depkes RI., 2002, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis , Cetakan ke 7, Depkes RI, Jakarta. Depkes RI., 2003, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Depkes RI, Jakarta. Fadlul,M., 2000, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan Penderita Tuberkulosis Setelah Pengobatan Jangka Pendek di Kabupaten Sumba Timur NTT, Tesis, Fakultas Kedokteran-UGM, Yogyakarta. Febriyanti., 2006, Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidaksembuhan Penderita Tuberkulosis BTA (+) di BP4 Kota Yogyakarta, Skripsi, FKM-UAD, Yogyakarta. Frank,C.Lu., 2006, Toksikologi Dasar, Universitas Indonesia, Jakarta.

Girsang,M., 2002, Pengobatan Standar Penderita Tuberkulosis, Cermin Dunia Kedokteran, No.137:5-7, Penerbit Grup PT.Kalbe Farma, Jakarta. Murti, 2005, Dampak Merokok Pada Tubuh Kita, Hal 15, Tabloid Nova, 20 Oktober 2005. Mukty,A., 1990, Terapi Rasional Tuberkulosis Paru, Cermin Dunia Kedokteran, 63:20-24. Rosianti,B., 2003, Pengaruh Suplementasi Vitamin A dan Seng Pada Pengobatan Tahap Intensif Terhadap Konversi Sputum Penderita Tuberkulosis Paru Di BP4 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Tesis, Fakultas Kedokteran-UGM, Yogyakarta. Sastroasmoro,S., Ismael,S., 2002, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, ed.2., Sagung Seto, Jakarta. Siregar,L.H., 1999, Pedoman Pengobatan Tuberkulosis, Universitas Indonesia, Jakarta. Sitepoe,M., 2002, Kekhususan Rokok Indonesia, PT. Grasindu, Jakarta. Suryatenggara, W., 1996, Pengobatan Tuberkulosis Yang Dianjurkan WHO, Jurnal Respirologi Indonesia, No.1: 18-21, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Jakarta. Susilawati, 2005, Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Fixed Dose Combination (OAT-FDC) Terhadap Angka Konversi Program Penanggulangan Tuberkulosis Di Kota Yogakarta, Skripsi, FKMUAD, Yogyakarta. Tabrani,Z., 2003, Directly Observed Treatment Short Course, Jurnal Respirologi Indonesia, 23: 64-66, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Jakarta Umaternate,A., 2006, Keterkaitan Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Dengan Frekuensi Merokok Pada Remaja Di RW 06 Kelurahan Pakuncen Kecamatan Kotamadya Yogyakarta Tahun 2006, Skripsi, FKM-UAD, Yogyakarta. WHO, 1994, Lexican of Alcohol and Drug Terms, WHO, Geneve : 7. WHO, 2006, New WHO Report on the Global Tobacco Epidemic , http://www.who.int/tobacco/en/index.html, Diakses pada tanggal 14 April 2008, Yogyakarta.

Yuniar,B., 2006, Serba-serbi Rokok, Hal 21, Tabloid Nova, 2 Januari 2001.

1.

Merokok

Merokok sebagai faktor risiko yang dapat berdiri sendiri untuk terjadinya stroke, akhir-akhir ini telah dapat diterima. Jumlah banyaknya rokok yang dihisap nampaknya mempunyai kaitan yang nyata dengan terjadinya stroke (Sacco & Boden, 2001). Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Rokok tidak bisa lepas dari aktivitas setiap orang yang telah tergantung pada kebiasaan ini. Padahal rokok tergolong karsinogenik yang didalamnya terdapat bahan-bahan berbahaya yang dapat menyebabkan kesehatan menjadi terganggu sehingga timbul berbagai penyakit seperti stroke. Dalam rokok dan asap rokok mengandung berbagai bahan kimia yang berbahaya terutama nikotin, tar, hidrokarbon, karbon monoksida, dan logam berat. Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Hal ini dapat terjadi pada pembuluh darah koroner yang bertugas membawa oksigen kejantung (Indriasari, 2006). Menurut Hembing (2001), nikotin dalam rokok menyebabkan ketagihan dalam merokok akan merangsang jantung, syaraf otak dan bagian tubuh lainnya bekerja tidak normal, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan darah, denyut nadi, dan tekanan kontraksi otot jantung. Merokok menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri diseluruh tubuh (termasuk yang ada di otak, jantung, dan tungkai), sehingga merokok mendorong terjadinya aterosklerosis, mengurangi aliran darah, dan menyebabkan darah mudah menggumpal. Merokok juga meningkatkan pembentukan dan pertumbuhan aneurisma intrakranium (Feigin, 2006). Faktor utama yaitu merokok dapat meningkat dapat meningkat kadar kolestrol darah dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Karena merokok dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, memekatkan darah sehingga darah mudah menggumpal, mengganggu irama jantung dan kekurangan oksigen karena karbon monoksida. Orang yang tidak merokok tetapi menghisap asap rokok

(passive smoker) akan menyebabkan risiko yang sama dengan perokok aktif. Jenis rokok juga bisa mempengaruhi, seperti rokok kretek mempunyai kadar tar dan nikotin tinggi 3-5 kali dibandingkan dengan rokok filter (Indriasari, 2006). Efek nikotin dalam rokok dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah, selain itu juga dapat menyebabkan pengapuran pada pembuluh darah dan juga dapat menaikan tekanan darah (Purwanti,dkk, 2005). Nadesul (2006) mengatakan dampak langsung dari rokok antara lain : banyak air mata yang keluar, badan dan mulut berbau, denyut nadi dan tekanan darah meningkat. Bekas perokok kurang mendapat serangan stroke dibanding dengan masih merokok, walaupun lebih banyak serangan stroke (1,9 kali) dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.perokok ringan yang telah berhenti merokok sangat kecil mendapat serangan stroke, sama dengan orang yang tidak merokok (risiko relative = 1,1). Berhenti merokok mengurangi risiko mendapatkan stroke sampai 40 persen (Lamsudin, 1999). Risiko terjadinya stroke menjadi dua kali lipat pada perokok yang menghabiskan rokok 40 batang tiap hari dibandingkan dengan perokok yang menghabiskan rokok 10 batang tiap hari pada perempuan, pengaruh rokok lebih besar dibandingkan dengan laki-laki dengan perbandingan 3:2 (Sacco & Boden, 2001). a. Kebiasaan merokok 1) Definisi Kebiasaan merokok adalah kebiasaan yang dilakukan penderita dalam kehidupan sehari-hari baik setiap hari atau saat-saat tertentu saja (kadangkadang). a) Merokok : bila pasien menghisap kurang dari satu batang rokok per hari dikatakan mempunyai kebiasaan merokok.

b) Tidak merokok : bila pasien tidak menghisap rokok sama sekali per hari dikatakan tidak mempunyai kebiasaan merokok. 2) Cara pengukuran : wawancara terbuka dengan kuisioner 3) Skala pengukuran : Nominal dikotomi 1 : Merokok

2 : Tidak merokok 1. Pada masa lalu apakah menghisap rokok (cerutu, cangklong dan produk terbakar lainnya)? a. Ya b. Tidak

(jika tidak, lanjutkan ke kuisioner D) 2. Kapan anda berhenti merokok terakhir kali? 1 minggu yang lalu 2 bulan yang lalu 3 tahun yang lalu

3. Rata-rata berapa banyak (batang) anda merokok setiap hari? a. > 2 batang perhari b. < 2 batang perhari

Anda mungkin juga menyukai