Anda di halaman 1dari 56

(AERODROME CONTROL SERVICE)

By : Kapten Lek M. Mansyur

Salah satu bagian pelayanan dari Air Traffic Control Service yang mengatur Aerodrome Traffic

Salah satu unit kesatuan kerja Air Traffic Control Unit yang mengatur Aerodrome Traffic

Semua lalu lintas di daerah pergerakan (maneuvering area) pada suatu lapangan terbang dan semua pesawat yang sedang terbang di suatu lapangan terbang dan sekitarnya

Stasiun perhubungan di darat yang di tempatkan pada suatu tempat station darat yang dapat bergerak (mobil) yang melayani perhubungan langsung dengan pesawat

Suatu daerah yang telah ditetapkan yang diterbangi oleh pesawat di sekitar lapangan terbang

Suatu daerah yang telah ditetapkan untuk pergerakan pesawat di daerah pergerakan (maneuvering area)

Semua pesawat yang terbang atau sedang bergerak di daerah pergerakan (maneuvering area)

Izin/pengesahan dari Air Traffic Control Unit kepada pesawat yang akan terbang sesuai dengan keadaan dan kondisi yang telah ditetapkan

Dinas pelayanan yang memberikan/ melaporkan badan-badan organisasi tertentu sehubungan dengan kebutuhan pesawat akan alat bantuan Search And Rescue

Situasi dimana diperkirakan keamanan pesawat dan penumpangnya dalam keadaan mengkhawatirkan

Aerodrome yang ditentukan dalam Plan (rencana penerbangan) yang digunakan untuk mendarat, jika dapat melakukan pendaratan aerodrome yang dituju

Flight akan tidak pada

Suatu jarak vertikal dari suatu ketinggian titik atau objek yang ditentukan sebagai titik diukur dari permukaan laut (M.S.L)

Suatu kesatuan unit kerja dari Air Traffic Control Unit dalam pengontrolan pesawat yang berangkat ke dan datang dari satu aerodrome atau lebih

Suatu unit kesatuan kerja dari Air Traffic Control Unit dalam pengontrolan pesawat yang terbang di Control Area

Suatu controlled Airspace, dari suatu ketinggian tertentu melebar ke atas tanpa ada batas ketinggian sampai ada suatu ketentuan sesuai dengan kebutuhan

Fungsi dari Aerodrome Control Tower ialah memberikan informasi dan ijin kepada semua pesawat di bawah pengentrolan agar supaya aman, teratur, lancar dan seefisien mungkin. Adapun tugas-tugas pokok yang harus dilaksanakan sebagai berikut :

a. Mencegah bahaya tubrukan antara pesawat yang sedang terbang di dalam aerodrome traffic circuit dan sekitarnya b. Mencegah bahaya tubrukan antara pesawat yang sedang beroperasi di maneuvering area c. Mencegah bahaya tubrukan antara pesawat yang take-off dan landing d. Mencegah bahaya tubrukan antara pesawat dan kendaraankendaraan yang sedang beroperasi di daerah maneuvering area e. Mencegah bahaya tubrukan antara pesawat dan rintangan-rintangan di maneuvering area

Petugas Aerodrome Control Tower selain melaksanakan tugas pokoknya, juga harus bertanggung jawab untuk membantu apabila ada keadaan pesawat memerlukan bantuan demi keselamatan pesawat tersebut. Jadi dalam hal ini memberikan bantuan kepada organisasi yang bersangkutan mengenai pesawat yang membutuhkan bantuan pencarian dan pertolongan (Search and Rescue) dan membantu organisasi tersebut sesuai kebutuhan

Critical Positions of Aircraft in the Taxi Circuits Seorang petugas Aerodrome Control Tower harus selalu memperhatikan dan mengamati secara visual terus menerus, baik pesawat yang sedang beroperasi di traffic circuite dan sekitarnya maupun pesawat, kendaraan dan orang-orang yang sedang di maneuvering area dan harus diatur menurut peraturan yang berlaku. Apabila ada traffic lain di dalam satu control zone harus dikoordinasikan sehingga traffic itu dapat lancar

pada posisi seperti tertera pada fig : 1; dimana biasanya pesawat mendapatkan ijin dan instruksi dari petugas tower baik diberikan dengan tanda-tanda lampu maupun radio. Apabila keadaan memungkinkan instruksi sebaiknya segera diberikan tanpa menunggu pesawat memintanya. Fig . 1 . Critical Positions of Air craft from an Aerodrome Control Tower

tempat pesawat parkir, dimana biasanya pesawat mulai berkomunikasi ke tower, apabila akan bergerak untuk meminta start engine ; dan oleh tower diberikan temperature

tampat jalan yang dilalui pesawat untuk menuju ke runway atau sebaliknya pada saat pesawat minta taxi, oleh petugas Aerodrome Control Tower diberikan runway in use, arah dan kecepatan angin serta altimeter setting (QNH)

setelah pesawat taxi dan sebelum memasuki runway, harus mendapat ijin lebih dulu utnuk masuk ke runway. Apabila tidak boleh masuk runway, tempat pemberhentian pesawat biasanya membuat running-up engine dan diberikan Air Traffic Control Clearance (A.T.C Clearance)

tempat diujung runway yang dipergunakan pesawat akan memulai take off, pesawat tidak boleh take off apabila belum mendapatkan ijin dari petugas Aerodrome Control Tower untuk take off

Letaknya di apron, dimana pesawat parkir setelah mendarat

posisi ini pesawat pada saat sedang terbang dan akan melaksanakan pendaratan. Pada setiap posisi yang telah ditentukan, pesawat harus melapor ke petugas Aerodrome Control Tower, selanjutnya pesawat akan menuju kemana, sesuai dengan instruksi yang diberikan

Cross wind leg = posisi pada saat setelah take off dan sudah mulai belok

Down wind leg : posisi pesawat sejajar dengan runway yang dipakai take off, tetapi berlawanan arah

Base leg posisi pesawat pada saat nilai membelok menuju arah ujung runway dapat diberikan ijin mendarat apabila petugas ada keyakinan keselatan bisa dijamin

Final arah pesawat saat lurus dengan runway yang akan dipergunakan untuk landing. Final ada 4 posisi : A. Long final B. Final C. Short final D. Short short final

biasanya pesawat difinal harus sudah diberikan instruksi untuk mendarat, tetapi apabila runway belum cleared (bersih) bisa diberikan pada posisi short final atau short short final

Umum yang dimaksud runway ialah daerah empat persegi panjang dipermukaan tanah yang dipergunakan untuk take off dan landing pesawat. Sedangkan Selection of Runway in Use ialah pemilihan runway yang paling cocok pada suatu waktu tertentu utnuk dapat dipergunakan pesawat take off dan landing. Pada umumnya pesawat yang akan take off maupun landing melawan angin (Into the wind atau Headwind) kecuali atas perimbangan keselamatan penerbangan dan faktor lain menghendaki. Faktor-faktor pemilihan runway in use antara lain :

a. b. c. d. e. f. g. h. i.

Arah dan kecepatan angin Panjang runway Kondisi traffic circuit Runway konfigurasi letak nav-aid Type dari pesawat Lay out runway Security Dan lain-lain

Apabila runway in use yang diberikan oleh petugas Aerodrome Control Tower dianggap tidak cocok oleh Captain Pilot, maka Captain Pilot dapat meminta runway lain yang dianggap oleh Captain Pilot cukup aman. Petugas Aerodrome Control Tower akan memberikannya dengan pertimbangan tidak akan mengganggu traffic yang lain dan apabila ternyata terjadi sesuatu yang tidak diinginkan atas permintaan runway tersebut, Captain Pilot yang bertanggung jawab. Alasan pelaksanaan pemilihan runway in use tergantung dari faktor-faktor :

Pesawat akan take off maupun landing harus melawan angin (in to the wind, head wind) dengan tujuan agar mendapatkan daya angkat (lift) sebesar-besarnya dengan kecepatan sekecil mungkin, tetapi pada suatu saat kondisi ini bisa diabaikan apabila masih ada pertimbangan yang lebih baik demi keselamatan penerbangan. Umpama : kecepatan angin tidak akan mempengaruhi pesawat (kecil) dan dapat diabaikan

Apabila pada suatu lapangan terbang terdapat lebih dari satu runway, maka runway yang lebih panjang akan dipakai oleh pesawat yang lebih besar, dan sebaliknya type pesawat kecil dapat mempergunakan runway yang lebih pendek

Pada suatu saat kondisi traffic di circuit padat atau mungkin ada penerjunan pasukan, dan pesawat tidak bisa memakai runway seperti ada persyaratan, maka pesawat dapat mempergunakan runway yang berlawanan ; dengan catatan arah dan kecepatan angin kurang berpengaruh terhadap pemakaian tersebut

d. Dan masih banyak faktor-faktor lain yang dapat dipergunakan untuk pemilihan runway in use, tetapi yang penting kesemuanya itu tidak mengurangi keselamatan penerbangan

Pengaturan Aerodrome Traffic untuk pesawat yang akan mendarat atau pada posisi di final mendapatkan prioritas lebih tinggi dari pada pesawat yang akan berangkat. Untuk pesawat yang akan berangkat diberikan instruksi untuk berangkat (take off) apabila pesawat telah melaporkan siap untuk berangkat.

Pada saat pesawat taxi jarak pandang Pilot di cocpit pesawat terbatas, maka petugas tower memberikan instruksi dan informasi sebaiknya cukup waktu dan sejelas mungkin hal ini utnuk membantu Pilot agar supaya dapat melaksanakannya dengan benar dan dapat menghindari tabrakan dengan pesawat lain maupun benda-benda lain. Untuk mempercepat arus lalu lintas udara, maka pesawat diijinkan taxi di runway yang sedang dipergunakan dengan pertimbangan tidak akan mengakibatkan tertunda pesawat yang lain

Petugas tower controller harus selalu memperhatikan dan mengikuti gerakan pesawat secara visual, apakah instruksi yang telah diberikan sudah dilaksanakan oleh Pilot dengan benar. Hal ini penting karena apabila terjadi penyimpangan antara instruksi dan pelaksaannya akan mengakibatkan keadaan aerodrome traffic tidak teratur bahkan bisa terjadi hal yang tidak diinginkan

Semua pergerakan orang-orang pejalan kaki dan kendaraan di maneuvering area harus mendapatkan ijin lebih dahulu dari petugas tower. Orang-orang termasuk pengemudi dari kendaraan-kendaraan harus berhenti dan menunggu ijin dari petugas tower sebelum menyebrang runway atau taxiway, kecuali apabila di manouvering area tersebut dilengkapi dengan lampu, bendera atau sarana lain

Pada suatu aerodrome yang mendapatkan pengaturan secara penuh dari unit ATC, kendaraan dan orang-orang yang secara terus-menerus berada di daerah maneuvering area harus diberikan sarana alat komunikasi. Guna alat tersebut apabila diperlukan sewaktu-waktu bisa dipanggil dan meninggalkan tempatnya pada saat ada pesawat yang akan take off atau landing kecuali :

a. Dimana ground traffic tersebut dilengkapi dengan lampu dan alat komunikasi b. Jika kendaraan tersebut hanya sekalikali berada di daerah maneuvering area maka : 1) Ditemani/dikawal dengan kendaraan yang ada alat komunikasi atau 2) Ada koordinasi dengan rencana yang sudah ditetapkan oleh petugas aerodrome control tower

ketika ada pesawat yang akan take off atau landing, kendaraan-kendaraan tidak diijinkan berhenti di dekat runway in use dari : a. Taxi holding position dimana posisi tersebut telah disediakan dan diberi tanda secara visual, atau b. Bilamana taxi holding position tidak diberi tanda secara visual maka pada posisi :

1) 50 M dari edge of runway (pinggiran runway) pada runway yang mempunyai panjang 900 M atau lebih 2) 30 M dari edge of runway pada runway mempunyai panjang kurang 900 M

Keterangan :
A. Jarak 50 M untuk RWY 900 M atau lebih Jarak 50 M untuk yg kurang dari 900 M B. Bay number tempat parkir pesawat C. Passing Line

Semua pesawat yang ada di traffic circuit harus diatur agar supaya mendapatkan separasi (jarak) yang cukup, sesuai dgn peraturan yang ada (separation minima), kecuali :

a. Pesawat-pesawat yang terbang formasi, separasi antara pesawat dalam formasi tersebut tidak diberikan b. Pesawat yang terbang di daerah yang berlainan atau dilengkapi peralatan yang cocok dan dapat mengatur pesawat utk take off & landing secara bersama-sama c. Pesawat-pesawat yang sedang menjalankan terbang dalam operasi militer

Apabila dalam keadaan tertentu kondisi traffic circuit padat, maka separation minima tersebut dapat dikurangi dengan syarat sebagai berikut : a. Cuaca dalam keadaan baik (VMC) b. Pesawat dapat dilihat oleh petugas tower c. Setiap pesawat dapat saling melihat, sehingga dapat mengatur sendiri jaraknya d. Atas permintaan penerbang e. Hanya di aerodrome traffic circuit

Cara mengatur pesawat yang akan take off, sebelumnya petugas tower memberikan ijin pesawat untuk take off maka harus yakin benar bahwa kondisi runway sudah cleared (bersih) dari ground traffic. Pesawat diberi ijin utuk take off bilamana :

a. Pesawat pertama yang take off sudah melewati ujung dari runway (crossed the end of runway) b. Pesawat pertama yang take off sudah keluar dari jalur arah pemberangkatan (has started turn) c. Pesawat yang landing sdh keluar runway (cleared of runway in use)

Pengurangan dalam peraturan No. 36 hanya boleh dilaksanakan atas ijin dari pejabat yang berwenang setelah terlebih dahulu konsultasi dengan pihak pemilik pesawat (operator), dan harus mempertimbangkan faktor sebagai berikut :
a. Panjang runway b. Konfigurasi letak runway c. Type (jenis) pesawat

Pengurangan dalam No. 37 tidak boleh dikurangi lagi pada : a. Antara pesawat yang landing dan pesawat take off b. Pada malam hari c. Ada genangan air (es) di runway yang mengakibatkan tidak bekerjanya rem (bracking action) d. Kondisi cuaca Instrument (IMC)

Cara mengatur pesawat yang akan landing pada prinsipnya sama dengan cara mengatur pesawat yang akan take off ; pada No. 36 pesawat diberikan ijin untuk landing bilamana :

a. Pesawat pertama yang landing sudah keluar runway (cleared of the runway in use) b. Pesawat pertama yang take off sudah melewati ujung dari runway (crossed the end of runway) c. Pesawat pertama yang take off sudah keluar dari jalur arah pemberangkatan (has started turn)

Pengurangan dalam peraturan No. 36 hanya boleh dilaksanakan atas ijin dari pejabat yang berwenang setelah terlebih dahulu konsultasi dengan pihak pemilik pesawat (operators), dan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
a. Panjang runway b. Konfigurasi/letak runway c. Type (jenis) pesawat

Pengurangan dalam No. 39 tidak boleh dikurangi lagi pada : a. Malam hari (between sunset and sunrise) b. Ada genangan air (es) yang mengakibatkan tidak bekerjanya rem (breaking action) c. Kondisi Cuaca Instrument (IMC)

Anda mungkin juga menyukai