Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

Islam bersifat universal, ketika Islam dijadikan sebagai paradigma ilmu pendidikan
paling tidak berpijak pada tiga alasan. Pertama, ilmu pendidikan sebagai ilmu tergolong
ilmu normatif. Kedua, dalam menganalisis masalah masalah pendidikan, para ahli selama
ini cenderung mengambil teori-teori dan falsafah pendidikan barat yang lebih bercorak
sekuler, sedangkan masyarakat Indonesia lebih bersifat religius. Atas dasar tersebut, nilai-
nilai ideal Islam bisa dijadikan acuan dalam mengkaji fenomena kependidikan. Ketiga,
dengan menjadikan Islam sebagai paradigma, maka keberadaan ilmu pendidikan memiliki
ruh yang dapat menggerakkan kehidupan spiritual dan kehidupan yang hakiki.
A. Pengertian Etimologi Pendidikan Islam
Pemahaman tentang pendidikan Islam dapat diawali dari penelusuran pengertian
pendidikan Islam, sebab dalam pengertian itu terkandung indikator-indikator esensial dalam
pendidikan. Pendidikan dalam wacana keislaman lebih populer dengan istilah tarbiyah,
talim, tadib, riyadhah
1
. Masing-masing istilah tersebut memiliki keunikan makna
tersendiri ketika sebagian atau semuanya disebut secara bersamaan.
Tarbiyah dalam leksikologi Al-Quran dan As Sunnah diambil dari fiil madhin-nya
(rabbayani) memiliki arti memproduksi, mengasuh, menanggung, memberi makan,
menumbuhkan, mengembangkan, memelihara, membesarkan, menjinakkan.
2
Pemahaman
tersebut diambil dari tiga ayat dalam al-Qur.an sebagaimana di bawah ini :
;*gu=-4 E_ EE4LE_
]e~.- =}g` gOE;OO- ~4
pO E_uEOO- EE
O)+4O+4O -LOO= ^gj
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendi dik Aku waktu kecil".
(al Isra;24)

1
Mujib Mudzakkir Jusuf, Il mu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana,2006), hal 10
2
Muhammad al-Naquib al Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam, (Bandung: Mizan,1988),hal 66
Istilah rabbayani tidak hanya mencakup ranah kognitif, tapi juga afektif. Menurut
Syed Quthub menafsirkan bahwa istilah tarbiyah mencakup pemeliharaan jasmani anak dan
menumbuhkan kematangan mentalnya.
3

Talim merupakan kata benda buatan (mashdar) yang berasal dari akar kata
allama,
4
yang bermakna proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu
tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.
5
Pengertian ini berdasarkan firman Allah
SWT dalam OS al-Baqarah ayat 31
=^U44 4E1-47 47.E;--
E_^U7 gE)=O47 O>4N
gOj^UE^- 4 O)+O7*):^
g7.Ec) g7^E- p) +L7
4-g~g= ^@
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya
kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang
benar orang-orang yang benar!"

Tadib lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun tata karma, adab,
budi pekerti, dan etika.
6
Artinya orang yang berpendidikan adalah orang yang
berperadaban, sebaliknya, peradaban yang berkualitas dapat diraih melalui pendidikan.
Riyadhah secara bahasa diartikan dengan pengajaran dan pelatihan.
7
Menurut al-
Ghazali, kata riyadhah memiliki arti pelatihan atau pendidikan kepada anak.
8
Pelatihan
memiliki arti pembiasaan dan masa kanak-kanak adalah masa yang paling cocok dengan
metode pembiasaan itu. Anak kecil yang terbiasa melakukan aktifitas positif, maka ketika
dewasa kepribadiannya akan menjadi saleh.
Dari beberapa istilah pendidikan Islam di atas kesemuanya memiliki arti yang sama
dan dapat diterima menurut perspektif masing- masing. Dalam khasanah literature

3
Syed Quthub, Tafsir fi Dhilal Al-Quran, juz XV, hal 15
4
Mujib Mudzakkir Jusuf, Il mu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana,2006), hal 18
5
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, juz I, hal 262
6
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,(Jakarta: YP3A), hal 37
7
Mahmud Yunus, Op.cit., hal 149
8
Al-Ghazali, dalam Mujib Mudzakkir Jusuf, Il mu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana,2006), hal 21
keislaman, istilah tarbiyah ternyata lebih populer dan sering disebutkan dalam penyebutan
dunia pendidikan Islam.



B. Pengertian Terminologi Pendidikan Islam
Berdasarkan beberapa pengertian dan pemahaman yang diturunkan dari beberapa
istilah dalam pendidikan Islam, seperti tarbiyah, talim, tadib, dan riyadhah, maka
pendidikan Islam dapat dirumuskan sebagai berikut : Proses transinternalisasi pengetahuan
dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan,
pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensinya, guna mencapai keselarasan dan
kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.
9
Definisi ini memiliki lima unsur pokok
pendidikan Islam, yaitu:
1. Proses transinternalisasi
2. Pengetahuan dan nilai Islam
3. Kepada peserta didik
4. upaya pengajaran, pembiasaan, pengawasan, dan pengembangan potensi
5. mencapai keselarasan dan kesempurnaan
C. Sumber Pendidikan Islam
Sumber pendidikan Islam yang dimaksud ialah semua acuan atau rujukan yang
darinya memancarkan ilmu pengetahuan dan nilai- nilai yang akan ditransinternalisasikan
dalam pendidikan Islam. Sumber ini tentunnya telah diyakini kebenaran dan kekuatannya
dalam menghantarkan aktivitas pendidikan.
Menurut Said Ismail Ali,
10
sumber pendidikan Islam terdiri atas enam macam yaitu
Al-Quran, As-Sunnah, kata-kata sahabat. Kemaslahatan umat, tradisi/adat, Ijtihad.
Kekenam sumber pendidikan Islam tersebut digunakan secara hierarkis. Artinya, rujukan
pendidikan Islam diawali dari sumber yang pertam yaitu Al- Quran dan dilanjutkan
sumber berikutnya secara berurutan.
D. Kegunaan Sejarah Pendidikan Islam

9
Mujib Mudzakkir Jusuf, Il mu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana,2006), hal 28
10
Said Ismail Ali, dalam Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: al-
maarif, 1980), hal 35
Secara umum sejarah mengandung kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan
umat manusia karena sejarah menyimpan, mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan
dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta perkembangan
kehidupan umat manusia. Sumber utama ajaran Islam adalah al- Quran yang mengandung
nilai kesejarahan yang langsung maupun tidak langsung dan mengandung makna besar,
pelajaran yang sangat tinggi dan pimpinan utama khususnya bagi umat Islam. Tarikh dan
ilmu tarikh dalam Islam menduduki arti penting. Oleh karena itu kegunaan sejarah
pendidikan Islam meliputi dua aspek yaitu kegunaan yang bersifat umum dan kegunaan
yang bersifat akademis.
Kegunaan yang bersifat umum berarti sejarah pendidikan Islam mempunyai
kegunaan sebagai faktor keteladanan. Sejalan dengan makna yang tersurat dan tersirat
dalam firman Allah:

;- 4p~E 7 O) Oc4O *.-
NE4Ocq O4L=OEO }Eg 4p~E
W-ON_O4C -.- 4O4O^-4
4O=E- 4OEO4 -.- -LOOgVE
^g

Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat ) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.


~ E_GC^4C LEL- O)E+)
NOc4O *.- :O) 1g-
Og~-.- +O CCUN` g4OEOO-
^O-4 W 4O) ) 4O-
^ONC eOgNC4 W W-ON4g`4*
*.) g).Oc4O4 +]/E4-
^]Oj-1- Og~-.- ;g`uNC
*.) gOg-E)U4
+ON)lE>-4 :^UE
]4-;_> ^)g
Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang
mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang
menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang
beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu
mendapat petunjuk"

Berpedoman pada dua ayat di atas, maka umat Islam dapat meneladani proses
pendidikan Islam semenjak zaman nabi Nabi Muhammad SAW, zaman khulafaur
Rosyidin, zaman ulama besar dan para pemuka gerakan pendidikan Islam, karena secara
global bahwa proses pendidikan Islam pada hakekatnya merupakan manifestasi daripada
pemikiran mereka tentang konsepsi Islam di bidang pendidikan baik teoritik maupun
pelaksanaannya. Sedangkan kegunaan sejarah pendidikan Islam secara dinamis berarti
sejarah pendidikan Islam selain memberikan perbendaraan perkembangan ilmu
pengetahuan (teoritik atau praktek) menumbuhkan perspektif baru dalam rangka mencari
relevansi pendidikan Islam terhadap bentuk perubahan dan perkembangan ilmu dan
teknologi.
Kegunaan studi sejarah pendidikan Islam:
a. Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam
sejak zaman lahirnya sampai sekarang.
b. Mengambil manfaat dari proses pendidikan Islam guna memecahkan problematika
pendidikan zaman sekarang.
c. Memiliki sikap positif terhadap perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan
Islam.
Selain itu sejarah pendidikan Islam akan mempunyai kegunaan dalam rangka
pembangunan dan pengembangan pendidikan Islam. Dalam hal ini memberikan arah
kemajuan yang pernah dialami dan dinamismenya dalam kerangka pandangan yang utuh
dan mendasar
E. Periodisasi Sejarah Pendidikan Islam
Sejarah pendidikan Islam pada hakekatnya tidak terlepas dari sejarah Islam. Oleh
sebab itu periodesasi sejarah pendidikan Islam dapat dikatakan dalam periode- periode
sejarah Islam itu sendiri. Secara garis besar Dr. Nasution membagi sejarah ke dalam tiga
periode, yaitu periode klasik, pertengahan dan modern.
11

Kemudian perinciannya dapat dibagi menjadi 5 masa, yaitu:
1. Masa hidupnya Muhammad SAW ( 571- 632 M)

11
Dr. Nasution, dalam Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta, PrenadaMedia, 2005 hal 2
2. Masa khulafaur Rosyidin (632- 661 M)
3. Masa kekuasaan Muawiyah di Damsyik ( 661- 750 M)
4. Masa kekuasaan Abbasiyah di Bagdad (750- 1250 M)
5. Masa dari jatuhnya kekholifahan di Bagdad tahun 1250 M sampai sekarang.

Pembagian 5 masa di atas dalam kaitannya dengan periodesasi sejarah pendidikan
Islam berkaitan dengan sejarah Islam di Indonesia dengan fase sebagai berikut:
1. Fase datangnya Islam ke Indonesia
2. Fase pengembangandengan melalui proses adaptasi
3. Fase berdirinya kerajaan- kerajaan Islam ( proses politik)
4. Fase datangnya orang barat ( zaman penjajahan Belanda)
5. Fase penjajahan Jepang
6. Fase Indonesia merdeka
7. Fase pembangunan (Masa OrdeBaru)
Dengan demikian periodisasi tentang sejarah pendidikan Islam mencakup periode
sejarah Islam yang terjadi dalam kawasan dunia Islam dan kawasan Indonesia yang erat
kaitannya dengan kepentingan studi atau kajian Islam di Indonesia.





















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Menurut ajaran Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling
dimuliakan oleh-Nya. Kelebihan manusia di antara makhluk lainnya ialah mempunyai akal
dan daya kehidupan yang dapat membentuk peradaban. Manusia adalah makhluk yang
selalu meninginkan kesempurnaan baik secara lahir maupun batin. Dan untuk mencapai
kesempurnaan manusia dituntut untuk bergaul dengan orang lain dan bisa beradaptasi
dengan lingkungannya. Usaha-usaha untuk menemukan jati diri inilah yang dinamakan
dengan belajar.
Proses Interaksi dalam belajar itu, sudah dibangun dari masa lalu, bahkan dalam al-
Quran disebutkan beberapa kisah nabi yang berkaitan dengan pembelajaran dari Kisah
Nabi Adam, yang pertama kali merintis proses pengajaran kepada anak cucunya dengan
pengenalan nama-nama benda (QS al Baqarah :30-31). Sejarah Islam menjelaskan bahwa
pendidik di zaman Rasulullah dan para sahabat bukan merupakan profesi atau pekerjaan
untuk menhasilkan uang, melainkan mengajar karena panggilan agama dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengharapkan Ridho-Nya
Sekiranya, kita dapat mengambil hikmah dari pola pendidikan yang telah beliau
ajarkan. Karena persepsi pendidik dalam islam memiliki kepribadian yang baik, mulia,
lengkap dengan kesadaran mengemban amanat mendidik adalah tugas yang luas, suci dan
mulia.











DAFTAR PUSTAKA

Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: al-
maarif, 1980)
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,(Jakarta: YP3A)
Muhammad al-Naquib al Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam, (Bandung:
Mizan,1988)
Mujib Mudzakkir Jusuf, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana,2006)
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam,( Jakarta: PrenadaMedia, 2005)

Anda mungkin juga menyukai