Anda di halaman 1dari 4

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt atas segala rahmat dan hidayah- Nya

yang diberikan kepada kita, sehingga dalam kesempatan ini kita masih diberikan iman dan Islam untuk tetap mengabdi kepada-Nya dengan penuh keikhlasan. Dan marilah bersama-sama kita tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SwT. karena hanya dengan iman dan takwa itulah kita akan hidup bahagia di dunia sampai di akhirat. Maasyiral Muslimin rahimakumullah. Khutbah Jumat kita hari ini berjudul : ANTARA KEBENARAN DAN PEMBENARAN dasarnya, kita semua selalu menginginkan terjadinya hal-hal yang benar, kita selalu ingin perilaku dan tindak tanduk kita dinilai benar, selalu berharap orang lain memberikan kepada kita hal-hal yang benar. Tetapi ternyata.. hal-hal yang dianggap benar atau dinilai benar itu tidak semuanya berdasarkan pada Kebenaran. Terkadang hal-hal yang terlihat atau tampak benar sebenarnya hanyalah berdasarkan pembenaran semata. Pembenaran adalah perihal membenarkan atau membuat keadaan atau sesuatu menjadi cocok dengan keadaan atau hal yang sesungguhnya, seolah-olah mendapat legalitas (keabsahan) secara hukum, bahkan seolah-olah benar menurut al-Quran dan al-Hadits. Pembenaran adalah keadaan yang belum tentu benar yang di paksakan menjadi benar. Dalam prosesnya, pembenaran dapat disusun dan dikemas, diperlukan izin, persetujuan, dan perkenan dari pihak yang memberikan legalitas (keabsahan). Pembenaran biasanya dilakukan oleh pihak yang lebih memiliki kekuasaan dan wewenang. Sehingga mereka yang tidak memiliki kekuasaan dan wewenang sebesar pihak lain harus menelan bulat-bulat pembenaran sebagai kebenaran.

Pada

Oleh karena itu, proses ini sudah pasti membutuhkan konspirasi (kerjasama terselubung) oleh sekelompok orang terkait sehingga pada saat muncul ke permukaan, keadaan ini tampak sebagai sebuah kebenaran. Sehingga apa yang sebenarnya tidak sesuai dengan prinsip kehidupan, bergeser menjadi hal yang lazim. Sehingga apa yang sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan menjadi masuk akal. Maasyira al-Muslimin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah. Dalam praktiknya, hal-hal yang biasa mendapat perlakuan pembenaran adalah hal-hal yang salah dan bertentangan tetapi dianggap menguntungkan bagi yang melakukan upaya pembenaran tersebut. Namun, tidak semua kesalahan dapat dibungkus dengan kemasan pembenaran. Tidak semua hawa nafsu dapat diberi pakaian pembenaran. Tidak semua kepalsuan terlihat apa adanya. Ada jarak yang jauh antara kebenaran dengan (yang sekedar) pembenaran. Alasannya: 1. Kebenaran bersumber dari Allah, sedangkan pembenaran bersumber dari hati yang sakit. Allah berfirman tentang kebenaran:

2.

3.

Kebenaran menenteramkan hati, sementara pembenaran hanyalah membuat hati guncang dan ragu. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits diriwayatkan dari Wabishoh bin Mabad: Engkau bertanya kepadaku tentang kebaikan dan dosa. Wabishoh menjawab, Iya wahai Rasulullah. Lalu Rasulullah menghimpunkan tiga jarinya dan menempelkannya ke dada Wabishoh, dan bersabda, Wahai Wabishoh, tanyalah hatimu. Kebaikan adalah sesuatu yang membuat hatimu tenang dan jiwamu tenteram. Sedangkan dosa adalah sesuatu yang mengganjal di hatimu dan mengguncang dadamu, meskipun orang-orang sudah memberimu jawaban. (HR Ahmad juz 37 hal. 438 no. 17315) Kebenaran bertahan lama, sementara pembenaran cepat atau lambat akan tersingkap kepalsuannya. Mengenai hal ini Allah telah menjelaskannya dalam Al-Quran Surah Ar-Radu : 17. Dalam ayat ini Allah mengumpamakan yang benar dan yang bathil dengan air dan buih atau dengan logam yang mencair dan buihnya. yang benar sama dengan air atau logam murni yang bathil sama dengan buih air atau tahi logam yang akan lenyap dan tidak ada gunanya bagi manusia.


"kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu Termasuk orang-orang yang ragu. (al-Baqarah: 147)" Sementara tentang pembenaran Allah berfirman: "dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. mereka menjawab: Sesungguhnya Kami orang-orang yang mengadakan perbaikan. (alBaqarah: 10-11) 4.

Kebenaran melahirkan kebaikan, pembenaran melahirkan kerusakan.

sedangkan

Tentang akibat masyarakat yang menegakkan kebenaran Allah berfirman, Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka

berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (al-Araf: 96) Tentang masyarakat yang didominasi oleh dosa Allah berfirman, Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (ar-Rum: 41) Maasyira al-Muslimin Rahimani Rahimakumullah Alasan yang ke -5 adalah Kebenaran terkadang kurang populer, sedangkan pembenaran selalu mengandalkan popularitas. Allah berfirman: Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah menduga-duga. (al-Anam: 116) Sedangkan tentang orang-orang munafiq Allah menceritakan bagaimana mereka memakai sumpah palsu untuk mendapatkan popularitas, Allah berfirman, "Mereka (orang-orang munafik) bersumpah kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, Padahal Allah dan Rasul-Nya itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah orang-orang yang mukmin." (at-Taubah: 62)

6.

Kebenaran adalah sesuatu yang diperjuangkan orang mukmin, sementara pembenaran adalah hal yang selalu dipakai oleh orang munafik. Nabi Syuaib a.s. mengatakan : Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. (Hud: 88) Nabi Syuaib ketika mengatakan kebaikan, dia dalam posisi memperjuangkan kebenaran yang kadang tidak mendatangkan keuntungan untuknya. Sedangkan pengguna topeng pembenaran menggunakan kemasan untuk membela kepentingan dan mempertahankan kedudukan selalu tetap aman.

7.

Pencari kebenaran selalu mengintrospeksi dirinya, sedangkan pengguna pembenaran selalu menutupi cacatnya. Rasulullah bersabda, Orang yang pandai adalah yang mengekang jiwanya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang lemah adalah yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan banyak berangan-angan terhadap Allah. (HR at-Turmudzi dan Ibnu Majah)

8. Allah juga berfirman Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras. (Al-Baqarah: 204)

Kebenaran terkadang pahit dan tidak sesuai dengan hawa nafsu sedangkan pembenaran selalu mengikuti hawa nafsu. Rasulullah SAW bersabda

Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai, sedangkan neraka dikelilingi oleh syahwat. (HR al-Bukhari dan Muslim) 9. Kebenaranlah yang pada akhirnya bermanfaat di akhirat, sedangkan pembenaran hanya akan mempersulit hisab seseorang. pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya, bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun Dia mengemukakan alasan-alasannya. (alQiyamah: 13-15) Maasyira al-Muslimin Rahimani Rahimakumullah Penting bagi kita semua untuk mengetahui dan mengikuti kebenaran di mana pun dan kapan pun. Mari kita perhatikan uraian berikut ini. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. : Rasulullah Saw pernah bersabda, ada tiga jenis manusia yang sama sekali tidak akan dilihat Allah pada hari kiamat, tidak akan disucikan dosanya dan akan menerima azab yang pedih. mereka adalah : 1. Seorang lelaki yang memiliki kelebihan air di suatu jalan lalu menyembunyikannya dari ibn al sabill (para musafir atau peziarah di Jalan Allah) 2. Seorang lelaki yang memberikan baiat (ikrar kesetiaan) kepada seorang penguasa dengan tujuan semata-mata memperoleh keuntungan duniawi. apabila penguasa itu memberinya sesuatu, ia gembira, dan jika ia tidak memberinya apa-apa, ia benci. 3. Seseorang yang memamerkan barang-barangnya untuk dijual selepas asar (dan mengangkat sumpah palsu) dengan berkata, demi Allah ! kecuali Dia, tidak ada yang patut disembah. barang-barangku telah ditawar sekian dan sekian. sehingga orang mempercayai bualannya (dan membeli barang-barang yang ditawarkannya). Allah berfirman :


Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih. (QS Ali Imran [3] : 77)

Anda mungkin juga menyukai