Anda di halaman 1dari 8

JUDUL TUJUAN

: Pembuatan Kandang dan Aklimatisasi Mencit (Mus musculus) :

1. Praktikan mengetahui mengenai mencit (Mus musculus) secara umum 2. Praktikan dapat membuat kandang untuk mencit (Mus musculus) sebagai sampel percobaan 3. Praktikan dapat mengetahui proses aklimatisasi yang terjadi pada mencit (Mus musculus) 4. Praktikan dapat mengetahui pengaruh lingkungan yang baru terhadap tingkahlaku mencit (Mus musculus) 5. Praktikan dapat mengetahui apa saja yang menjadi faktor-faktor pembatas bagi kelangsungan hidup mencit (Mus musculus)

TINJAUAN TEORITIS

Imunologi merupakan studi mekanisme yang melindungi individu dari injuri. Injuri atau tantangan dapat berasal dari mikroorganisme eksogenus, zat-zat kimiawi eksogenus atau sel-sel eksogenus. Sistem imun menjalankan tiga fungsi, yaitu pertahanan, homeostatis dan pengawasan. Fungsi pertahanan yang dimaksud adalah pertahanan melawan invasi mikroorganisme. Jika elemen pertahanan seluler berhasil menyebar maka hospes akan muncul sebagai pemenang. Tetapi bila elemen-elemen tersebut hiperaktif maka tanda-tanda tertentu yang tidak diinginkan seperti alergi atau hipersensitivitas timbul. Sebaliknya, jika elemen-elemennya hipoaktif maka kerentanan terhadap infeksi ulang akan bertambah seperti terlihat pada penyakit defisiensi imun. Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang kecil lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari. Hewan ini diduga
1

sebagai mamalia terbanyak kedua di dunia, setelah manusia. Mencit sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibuat manusia, bahkan jumlahnya yang hidup liar di hutan barangkali lebih sedikit daripada yang tinggal di perkotaan. Mencit merupakan hewan yang jinak, lemah, mudah ditangani, takut cahaya dan aktif pada malam hari. Pada umumnya mencit sangat senang berada pada belakang perabotan jika dipelahara atau berkeliaran di rumah. Mencit yang dipelihara sendiri makannya lebih sedikit dan obotnya lebih ringan dibanding yang dipelihara bersama-sama dalam satu kandang, kadang-kadang mempunyai sifat kanibal. Terlebih jika makanan yang dibutuhkannya telah habis sehingga mereka merasa sangat kelaparan (Yuwono dkk, 2009). Air merupakan zat kimiawi anorganik terpenting dalam tubuh hewan, berfungsi sebagai cairan interseluler dan intraseluler pengangkut zat-zat makanan, metabolit dan zat-zat sisa dari dan ke seluruh tubuh, melumas persendian, bantalan bagi sistem syaraf dan banyak lagi manfaat dari air. Berdasarkan jenis fungsi dan kegunaannya, air dapat dianggap sebagai suatu zat makanan yang sangat esensial sehingga air minum untuk mencit harus selalu tersedia (ad libitum), tidak terkontaminasi, tidak kotor dan disterilkan sekurang-kurangnya satu kali setiap dua minggu. Air adalah salah satu zat makanan yang penting bagi hewan dan kebutuhan hewan akan air sangat tinggi karena air berfungsi sebagai media untuk aktivitas metabolik. Kebutuhan air minum seekor mencit setiap hari berkisar antara 4-8 ml. Air minum yang diperlukan seekor mencit berkisar antara 3-6 ml/hari dengan bobot badan antara 20-40 g (Susanna, 2007).

ALAT DAN BAHAN A. Alat Nama Alat Box Plastik Kawat jaring Botol minum Tempat makan Jumlah 1 buah 30x50 cm 2 buah 1 buah B. Bahan Nama Bahan Mencit (Mus Jumlah 10 ekor

musculus) Serbuk kayu Air minum Secukupnya 2 botol

PROSEDUR KERJA: I. PEMBUATAN KANDANG

Pembuatan kandang dilakukan secara bersamaan. Kandang terbuat dari box plastik berukuran sedang, yang beralaskan dengan serbuk kayu gergaji, dan menutupi bagian atas kandang dengan kawat berjaring sebanyak dua lapis. Perlengkapan kandang dilengkapi dengan wadah makanan dan botol minuman sebanyak dua buah.

II.

AKLIMATISASI

Mencit yang digunakan untuk penelitian adalah mencit jantan, sebanyak 10 ekor dengan umur 8-11 minggu, sehat dengan berat badan 25-35 gr. Setiap kelompok hewan percobaan dipersiapkan dalam kandang yang terpisah dan disiapkan untuk beradaptasi selama dua minggu sebelum dilakukan penelitian (proses aklimatisasi ). Sebelum perlakuan setiap mencit ditimbang berat badannya terlebih dahulu dan diamati kesehatan fisiknya (gerakannya, berat badan, makan dan minum). Bila terdapat mencit yang sakit pada saat berdaptasi maka mencit diganti yang baru dengan kriteria yang sama dan diambil secara acak. Selama aklimatisasi, kandang percobaan dibersihkan setiap hari untuk mencegah infeksi yang dapat terjadi akibat kotoran mencit tersebut dan mencit dapat tetap sehat.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Kandang Mencit (Mus musculus) Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kandang mencit yaitu: bak plastik, kawat jaring dan serutan kayu. Pada praktikum ini, kandang mencit dibuat dari bak plastik, dengan tujuan untuk memudahkan dalam pengamatan dan memudahkan dalam perawatan karena praktis untuk untuk dibawa. Bagian atas kandang ditutup dengan kawat jaring, sehingga udara segar dari luar bias masuk ke dalam kandang tersebut. Di bagian dasar kandang dilengkapi dengan serbuk kayu. Kegunaan serbuk kayu ini sangat penting sekali untuk mencit, antara lain sebagai berikut: 1. Sebagai alas tidur. 2. Sebagai media penyerap urin mencit. 3. Sebagai tempat berlindung dari panas dan dingin. 4. Sebagai bahan pembuat sarang. Kandang juga di lengkapi dengan tempat makan dan tempat minum. Tempat minum yang digunakan adalah tempat minum khusus yang memang digunakan khusus untuk mencit. Satu kandang dilengkapi dengan dua tempat minum mengingat jumlah mencit dalam satu kandang ada 10 ekor.

Gambar 1. Model kandang mencit


4

Gambar 2. Botol minum dan serbuk kayu

B. Aklimatisasi Mencit Mencit didapatkan dari penjual mencit yang berada di kawasan Universitas Sumatera Utara, Medan. Mencit yang diperoleh sebanyak 80 ekor, berjenis kelamin jantan, dengan usia 8-11 minggu, dan memiliki bobot sekitar 25-35 gram. Mencit diangkut dari penjual menuju laboratorium Biologi Universitas Negeri Medan dengan menggunakan mobil salah satu praktikan. Kemudian mencit dibagi berdasarkan jumlah kelompok. Masing masing kelompok memiliki 10 ekor mencit. Mencit langsung dimasukkan kedalam kandang yang telah disediakan. Pemeliharaan mencit yang dilakukan meliputi, pemberian makan dan minum, membersihkan kotoran kandang dan mengganti serutan kayu, membersihkan tempat makan dan minum. Makanan yang diberikan pada mencit adalah pelet. Pelet didapatkan dari toko penjual makanan burung. Pemberian pakan diberikan satu hari sekali dengan banyaknya dua genggam tangan. Pemberian minum tidak dikontrol. Jika air dalam botol minuman habis, maka akan langsung diisi. Kemudian mencit diaklimatisasi selama dua minggu dan setiap hari dilakukan kunjungan ke kandang untuk melihat kondisi mencit. Kunjungan ini bertujuan

untuk melihat tingkah laku mencit, melihat apakah ada mencit yang mati atau hilang, serta melihat kondisi makanan dan air minum. Dalam waktu dua minggu tersebut praktikan mengamati tingkah laku mencit yang awalnya cenderung diam akibat stress baik dikarenakan perjalanan pengangkutan maupun adaptasi kandang, sudah mulai terbiasa dengan keadaan kandang baru mereka, namun terdapat satu ekor mencit mati dan dua ekor mencit hilang, sehingga mencit yang tersisa pada kelompok kami adalah sebanyak tujuh ekor mencit. Mencit yang mati langsung segera dibuang ke bak penampungan bangkai.

Gambar 3. Mencit sedang diaklimatisasikan di dalam kandang.

KESIMPULAN 1. Mencit (Mus musculus) adalah hewan yang jinak berwarna putih, dan mudah ditangani, dan sering digunakan sebagai hewan percobaan dan penelitian. 2. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat kandang mencit merupakan bahan yang mudah didapat, diantaranya box plastik, kawat jarring, serbuk kayu, dll. 3. Pakan mencit adalah pellet berbentuk butiran kecil seperti merica, berwarna coklat dan didapat dari toko penjual pakan burung. 4. Mencit yang telah diaklimatisasi selama dua minggu menunjukkan tingkah laku yang lebih tenang dan tidak agresif. 5. Pemberian pakan mencit dilakukan selama satu hari sekali. 6. Air minum mencit adalah air biasa dan akan segera diisi apabila air dalam botol minum tersebut telah habis.

DAFTAR PUSTAKA Aisyah. 2011. Laporan Praktikum Laboratorium Hewan Coba. [Online]. Tersedia: http://bersamabiologikita.wordpress.com/2011/06/19/laporan-

praktikum-laboratorium-hewan-coba/ [28 April 2013] Anonim, 2013. Aklimatisasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Aklimatisasi [24 April 2013] Anonim, 2013. Mencit. http://id.wikipedia.org/wiki/Mencit [24 April 2013] Budhy-Mcn. 2010. Laporan Lengkap Pemeliharaan Mencit. [Online]. Tersedia: http://budhy-mcn.blogspot.com/2010/12/laporan-lengkap-pemeliharaanmencit.html [28 April 2013] Susanna, Dewi. 2007. Pemanfaatan Spirulina platensis Sebagai Suplemen Protein Sel Tunggal (PST) Mencit (Mus musculus). Jurnal Makara Kesehatan, 11(1), 44-49 Yuwono, dkk. 2009. Mencit strain CBR Swiss Derived. Pusat Penelitian Penyakit Menular Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai