Batuan
Batuan
Minyak bumi (Crude Oil) dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut. Berdasarkan model OWEM (OPEC World Energy Model), permintaan minyak dunia pada periode jangka menengah (2002-2010) diperkirakan meningkat sebesar 12 juta barel per hari (bph) menjadi 89 juta bph atau tumbuh rata-rata 1,8% per tahun. Sedangkan pada periode berikutnya (20102020), permintaan naik menjadi 106 juta bph dengan pertumbuhan sebesar 17 juta bph. (Sumber data: http://dtwh2.esdm.go.id/dw2007/) Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus ), dijuluki juga sebagai emas hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan gas. Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan. Dewasa ini terdapat dua teori utama yang berkembang mengenai asal usul terjadinya minyak bumi, antara lain:
b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef) Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak bumi yang kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya tidak cukup banyak karbida di alam.
- Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb. - Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar. - Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral sedimentasi. - Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan. - Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
Proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat, yaitu: 1. Pembentukan sendiri, terdiri dari: - pengumpulan zat organik dalam sedimen - pengawetan zat organik dalam sedimen - transformasi zat organik menjadi minyak bumi. 2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisansedimen terperangkap. 3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil menjadi akumulasi komersial. Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan dengan percobaan di laboratorium, namun berbagai faktor geologi mengenai cara terdapatnya minyak bumi serta penyebarannya didalam sedimen harus pula ditinjau. Fakta ini disimpulkan oleh Cox yang kemudian di kenal sebagai pagar Cox diantaranya adalah: Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada sedimen marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di sekitar pantai. Minyak bumi memeng merupakan campuran kompleks hidrokarbon. Temperatur reservior rata-rata 107C dan minyak bumi masih dapat bertahan sampai 200C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan. Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang. Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi. Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi. Ada beberapa hal yang mempengaruhi peristiwa diatas, diantaranya:
1. Degradasi thermal Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul perubahan tekanan dan suhu. Perubahan suhu adalah faktor yang sangat penting. 2. Reaksi katalis Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia. 3. Radioaktivasi Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk hidrokarbon parafin. Ini menunjukan pengaruh radioaktif terhadap zat organik. 4. Aktifitas bakteri. Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon minyak bumi dan memegang peranan dari sejak matinya senyawa organik sampai pada waktu diagnosa, serta menyiapkan kondisi yang memungkinkan terbentuknya minyak bumi. Zat organik sebagai bahan sumber Jenis zat oragink yang dijadikan sumber minyak bumi menurut para ahli dap[at disimpulkan bahwa jenis zat organik yang merupakan zat pembentuk utama minyak bumi adalah lipidzat organik dapat terbentuk dalamkehidupan laut ataupun darat dan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: yang berasal dari nabati dan hewani.
Jenis lain dari batuan sedimen adalah batuan sedimen karbonan (carbonaceous). Batuan sedimen ini terbentuk oleh organisme. Batuan ini banyak mengandung material organik. Material organik tersebut berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang mengalami dekomposisi, diendapkan pada lingkungan darat tanpa proses transportasi yang berarti. Batugamping dan serpih yang kaya material organik disebut batuan sapropelitik Kandungan organisme berasal dari rombakan baik tumbuhan maupun binatang yang berasal dari daratan dan lautan. Proses pembentukan batuan sedimen diawali oleh pengangkatan batuan yang sudah ada, termasuk batuan sedimen, ke permukaan bumi. Selanjutnya batuan tersebut mengalami proses pelapukan, erosi dan pengendapan pada cekungan-cekungan di permukaan bumi. Endapan sdimen tersebut kemudian mengalami pembebanan dari endapan yang berikutnya sehingga mengalami diagenesis. Proses diagenesis ini merubah endapan sedimen menjadi batuan sedimen. Apabila batuan sedimen yang terbentuk mengalami pengangkatan kembali maka batuan tersebut akan muncul lagi ke permukaan bumi. Selanjutnya proses pembentukan batuan sedimen berulang kembali. Proses tersebut disebut siklus sedimentasi. Batuan Sedimen Siklus sedimentasi atau sering juga disebut siklus pengendapan merupakan bagian dari siklus geologi, dan merupakan awal proses pembentukan batuan sedimen. Siklus ini diawali dari tersingkapnya batuan yang sudah ada di permukaan bumi. Selanjutnya batuan yang tersingkap mengalami proses pelapukan, pengikisan, pengangkutan material hasil pengikisan, dan akhirnya proses pengendapan pada cekungan-cekungan di permukaan bumi. Jadi siklus pengendapan merupakan proses yang kompleks, dan merupakan siklus yang tidak ada hentinya. Proses-proses yang terjadi pada suatu siklus tersebut tidak selalu lengkap. Artinya semua proses tersebut tidak selalu ada pada pembentukan batuan sedimen. Tidak semua batuan sedimen mengalami pendauran di daratan, ada pula semua proses yang membentuk batuan sedimen berada di lautan. Dengan berkembangnya teori tektonik lempeng, tempat dan proses pembentukan batuan sedimen dapat juga diuraikan dengan teori tersebut. Cekungan-cekungan pengendapan akan mempunyai karakteristik sendiri-sendiri sesuai dengan letaknya pada tatanan tektonik kerak bumi. Masing-masing tempat tersebut akan menghasilkan batuan sedimen yang berbeda bentuk dan komponen penyusunnya. Aktivitas tektonik merupakan bagian yang sangat penting pada siklus sedimentasi, karena aktivitas tektonik mengakibatkan batuan mengalami pengangkatan hingga muncul ke permukaan bumi. Selanjutnya batuan yang tersingkap di permukaan bumi mengalami proses pelapukan dan proses lainnya pada siklus sedimentasi .
Diagenesis
Dalam geologi dan oseanografi , diagenesis adalah setiap perubahan kimiawi, fisik, atau biologis menjalani oleh sedimen setelah deposisi awal dan selama dan setelah lithification nya, eksklusif perubahan permukaan ( pelapukan ) dan metamorfisme . Perubahan ini terjadi pada suhu relatif rendah dan tekanan dan mengakibatkan perubahan asli rock mineralogi dan tekstur. Tidak ada batas yang tajam antara diagenesis dan metamorfosis, tetapi yang terakhir terjadi pada tinggi suhu dan tekanan dari mantan.
Setelah deposisi, sedimen yang dipadatkan karena mereka terkubur di bawah lapisan berturutturut sedimen dan disemen oleh endapan mineral yang dari solusi . Butir sedimen, batuan dan fragmen fosil bisa digantikan oleh mineral lainnya selama diagenesis. Porositas biasanya menurun selama diagenesis, kecuali dalam kasus langka seperti pembubaran mineral dan dolomitization . Studi tentang diagenesis dalam batuan digunakan untuk memahami sejarah tektonik mereka telah menjalani, sifat dan jenis cairan yang beredar melalui mereka. Dari sudut pandang komersial, seperti bantuan penelitian dalam menilai kemungkinan menemukan berbagai mineral ekonomis dan hidrokarbon deposito.
Setelah seseorang telah dikebumikan, serangan mikroba, mekanisme yang paling umum dari kerusakan tulang, terjadi dengan cepat. Selama fase ini, kolagen yang paling tulang hilang dan porositas meningkat. Pembubaran fase mineral yang disebabkan oleh rendahnya pH memungkinkan akses ke kolagen oleh enzim ekstraselular mikroba sehingga mikroba menyerang.