Anda di halaman 1dari 13

Hotel - Hotel Terapung di Pelabuhan Belawan

Belajar dari 25 Tahun Perjalanan BICT

Belawan Tomorrow BICT Gelar Donor Darah

Gema
MAJALAH BULANAN

Pelabuhan

MEDIA KOMUNIKASI & INFORMASI PELABUHAN

GEMA PELABUHAN Edisi Maret 2012

DAFTAR ISI

PANDU >>

Tren Kontainer
Pembaca Gema yang Budiman

SALAM REDAKSI

Belajar dari 25 Tahun Perjalanan BICT


MENARA >>

Perkembangan transportasi menggunakan kontainer dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan fenomena arus kargo yang terus meningkat. Proyeksi ini menunjukkan tren lalu lintas kontainer terus meningkat. Bahkan pada tahun 2020 diperkirakan lalu lintas kontainer di dunia mencapai 371 juta TEUs, suatu peningkatan lebih dari dua kali lipat dari tahun 2008. Karakteristik lain dari lalu lintas kontainer modern adalah globalisasi pasar. Dinamika perkembangan transportasi kontainer juga memerlukan perubahan dalam alur kerja penataan dan reorganisasi terminal kontainer. Semakin berkembangnya penggunaan kontainer, Pelindo I dituntut untuk mampu menjawab trend tersebut tentunya dengan meningkatkan produktivitas pelayanan Terminal Kontainer. Sejak tahun 2010, Pelindo I memang sudah terlihat menggeliat memoles Terminal Kontainer terbesarnya yaitu Belawan International Container Terminal (BICT). Untuk mendorong kinerja pelayanan, Pelindo I telah menambah Container Crane (CC) dari 4 unit menjadi 11 unit pada tahun 2012. Selain CC, Pelindo I juga terus menambah Rubber Tyred Gantrycrane (RTG) menjadi 25 unit. Dengan investasi yang berkelanjutan, Pelindo I harus mampu menjawab tantangan pasar yang semakin kompetitif. Pembaca Gema yang Budiman Pada edisi kali ini, Gema mengulas tentang sejarah Belawan InternationPembina/Penasehat : PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Corporate Secretary Redaktur Pelaksana: M. Taufik F Staff Redaksi: Gunawan, Lailatul Qomariyah, Fiona Sari Utami Percetakan dan Fotografer: Nova Indrawan, Admnistrasi: Ennyke Sandra P, Design Layout: Lailatul Qomariyah Bagi pembaca yang ingin menyampaikan saran, tanggapan baik redaksi ataupun kepada perusahaan, dapat dikirim via email gemaredaksi@yahoo.co.id dan pos serta ke no HP 085640424725 yang ditujukan pada Bung Gema pada Redaksi. Apabila tanggapan Bung Gema belum memuaskan harap dimaklumi, lebih lanjut diharapkan bidang terkait dapat menanggapi secara profesional, terimakasih.
GEMA PELABUHAN Maret 2012 1 GEMA PELABUHAN Maret 2012 2

Belawan Tomorrow
SANDAR >>

BICT Gelar Donor Darah


LABUH >>

Hotel - Hotel Terapung di Pelabuhan Belawan

al Container Terminal (BICT) dan peluang kedepannya serta kegiatankegiatan perusahaan. Selamat membaca

PANDU

PANDU

Belajar dari 25 Tahun Perjalanan BICT


pada 17 Maret 1987 oleh Soeharto yang merupakan Presiden RI saat itu. Pembangunannya dimulai pada tahun sekitar 1983 untuk menjawab trend kontainerisasi pengiriman barang pada tahun tersebut. BICT merupakan Terminal Kontainer kedua di Indonesia setelah Tanjung Priok, dan merupakan yang pertama kali di luar Pulau Jawa. Hal ini diungkapkan Iman A. Sulaiman, Direktur Operasi dan Teknik PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) pada saat menyampaikan presentasinya dalam acara Seminar Sehari dalam rangka menyambut 25 tahun BICT, Jumat (16/03). Iman merupakan salah satu saksi hidup sejarah perjalanan BICT dari awal pembangunan sampai pengembangannya saat ini. Iman mengawali presentasinya dengan mengemukakan sejarah pemakaian kontainer. Kontainer ditemukan pertama kali oleh Malcom McLean pada tahun 1956. McLean punya ide bagus yang akhirnya merevolusi ekonomi global, daripada bongkar muat kapal dengan peti, dia pikir itu akan jauh lebih efisien jika Crane di dermaga itu untuk mengambil trailer dari truk yang kemudian diletakkan ke kapal. Ide ini menghilangkan kegiatan pemuatan yang mahal dan memakan waktu,

menjadi lebih murah dan cepat. Penemuan kontainer oleh McLean ini kemudian menjadi pengiriman standar di dunia dan McLean disebut sebagai Bapak Kontainer. Di Indonesia sendiri, kontainer mulai masuk pada tahun 1978-an. Terminal Kontainer pertama adalah Tanjung Priok, kemudian BICT yang pada saat itu bernama Unit Terminal Petikemas (UTPK) Gabion. BICT mempunyai lokasi yang sangat strategis yaitu berada di Selat Malaka yang merupakan Selat tersibuk kedua di dunia setelah Selat Dover. Di Selat Malaka juga terdapat Terminal Kontainer tersibuk di dunia yaitu PSA Singapura dan juga World Port 20 Top Rangking Terminal Kontainer milik Malaysia yaitu Port Klang dan Tanjung Pelepas yang dibangun jauh hari setelah BICT. Namun ternyata, letak strategis di Selat Malaka belum dimaksimalkan oleh Pelindo I. Sehingga, kemajuan BICT dari mulai pendiriannya sampai sekarang belum signifikan. Padahal perkembangan kontainer di dunia sudah sedemikian pesatnya, kata Iman. Iman menjelaskan, walaupun BICT
GEMA PELABUHAN Maret 2012 4

elawan International Container Terminal (BICT) merupakan Terminal Kontainer terbesar di Sumatera. BICT diresmikan pengoperasiannya

GEMA PELABUHAN Maret 2012 3

PANDU

PANDU

dan Pelabuhan Tanjung Pelepas (PTP) maupun Port Klang sama-sama berada di jalur Selat Malaka, namun Pelabuhan Tanjung Pelepas dan Port Klang masuk dalam World Port 20 Top Rangking 2010. Troughput Port Klang mencapai 8,90 juta TEUs berada pada urutan ke-13 dan Troughput Pelabuhan Tanjung Pelepas mencapai 6,53 juta TEUs, berada pada urutan-17. Sedangkan rangking pertama diduduki oleh Pelabuhan Shanghai dengan pertumbuhan ekonomi Cina yang pesat dan diikuti PSA Singapura pada urutan kedua. Pendirian PTP dan Port Klang jauh setelah didirikannya BICT, namun karena kebijakan pemerintah Malaysia yang mendukung total pembangunan tersebut, semakin mendorong produktivitas pelabuhan dan akhirnya menarik customer untuk datang. Selain pemerintah, kerjasama dengan perusahaan pelayaran seperti Maerks Line menjadi kunci pertumbuhan pelabuhan ini, kata Iman. Bila seluruh pelabuhan di Malaysia digabungkan seperti PTP, Westport, Northport, Johor Port, Penang Port, dll, troughput seluruhnya mencapai 18,4 juta TEUs dan berada pada urutan ke-6 World Port 20 Top Rangking 2010. Dan pada tahun tersebut troughput BICT belum mencapai 1 juta TEUs. Betapa kita masih sangat tertinggal jauh, kata Iman. Proyek Pengembangan Phase-I Belawan BICT terletak di daerah Gabion, berdekatan dengan Pelabuhan Belawan. Letak BICT menjorok ke laut karena merupakan hasil dari reklamasi. Sehingga, bila ada kapal akan masuk BICT, maka akan melalui alur yang sama juga dengan alur menuju Pelabuhan Belawan. Pada fase awal pembangunan, Iman menjelaskan pendanaannya bersumber dari pinjaman luar negeri dan dana
GEMA PELABUHAN Maret 2012 5

dalam negeri. Pinjaman luar negeri berasal dari Asian Development Bank, KFW Jerman Barat, Kredit Export, Netherland dan dana dalam negeri bersumber dari APBN Tahun 1978/1979 s/d 1988/1989 dan investasi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I. Ruang lingkup proyek yang terbagi dalam beberapa kontrak mencakup Dredging Reclamation & Embankment, Quay Construction, Paving of Road and Port Area & Provision of Services, Port Sheds & Building, Pengerukan antara Dermaga dan Alur, Two Tug Boat, Three Pilot Boats, Cargo Handling Equipment, Supervision of Construction, Technical Expert, Study Tahap II dan Improvement Study. Dalam pelaksanaan proyek, panjang dermaga direvisi dari 5 dermaga, masing-masing sepanjang 170 meter, menjadi 2 dermaga General Cargo, masing-masing sepanjang 170 meter dan 2 dermaga petikemas dengan masing-masing sepanjang 250 meter. Biaya pelaksanaan pembangunan mengalami kenaikan dari yang direncanakan dan waktu pelaksanaan pembangunan juga diperpanjang, jelas Iman. Iman menjelaskan bahwa pada proyek pembangunan fase I, BICT mempunyai fasilitas yang meliputi dermaga, container yard, gudang dan container freight station, bangunan gedung dan utility, jalan dan peralatan yang meliputi container crane (2 unit), Travellift kapasitas 40 ton (4 unit), Top Loader kapasitas 40 ton (5 unit), Forklift 2,5-3 ton (8 unit), Head Truck 40 ton (8 unit), Spreader 40/20 ft (3 unit), Chasis Combo 40 ft (17 unit), dan Chasis Combo 20 ft (4 unit). Manajemen dan Operasi Terminal Pada awal pengoperasian BICT, Iman menjelaskan bahwa Manajemen Pengoperasian Terminal dibawah tanggung jawab

GEMA PELABUHAN Maret 2012 6

PANDU

PANDU

divisi Terminal Petikemas dibawah Cabang Pelabuhan Belawan sampai dengan tahun 1998. Pada tahun 1998 sampai sekarang, merupakan unit mandiri setingkat Cabang Kelas I. Iman menyayangkan bahwa selama periode tahun 1987 sampai sekitar tahun 2000-an tidak dilakukan investasi pengembangan yang signifikan. Sehingga baru pada tahun 2002, dilakukan upaya peningkatan operasional dan pelayanan fasilitas yaitu pembongkaran gudang cargo I dan II, perkuatan dermaga konvensional (2003), pembongkaran Gudang Api (2005), perluasan Container Yard (2007), pembongkaran gudang CFS I dan II dan perkerasan (2008), perkerasan Container Yard Ex Gedung Bea Cukai dan perluasan Container Yard Internasional (2009), Levelling Container Yard Antar Pulau dan Container Yard Ex Gudang Api (2011), penambahan panjang Dermaga 100 meter (2011). Selain fasilitas, upaya peningkatan pelayanan dan operasional juga dilakukann dengan menambah fasilitas peralatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1997, menambah Head Truck (2 unit), 1 unit Container Crane (1998), 4 unit RTG (1998), 3 unit RTG (2001), 8 unit Head Truck (2001), 1 unit Container Crane (2003), 4 unit Head Truck (2006), 6 unit Head Truck (2008), 4 unit RTG (2008), 2 unit Container Crane (2008), 7 unit Head Truck (2009), 1 unit Reachstacker (2009), 1 unit Reachstacker (2010), 10 unit Head Truck (2010), 18 unit Head Truck (2011), 2 unit Container Crane (2011), 5 unit RTG (2011), 2 unit Mobile Harbour Crane (2011), 8 unit Reachstacker (2011), dan 1 unit Side Loader (2011). Terkait dengan trafik di BICT, Iman menjelaskan bahwa pada awal berdirinya BICT, troughputnya berada dibawah 100.000 TEUs. Baru pada tahun 1991, troughput BICT mencapai 100.000.
GEMA PELABUHAN Maret 2012 7

Rata-rata setiap tahun troughput meningkat sejalan dengan kontainerisasi di dunia pengiriman barang. Dan pada tahun 2011 kemarin telah mencapai lebih dari 1 juta TEUs. Rencana Pengembangan Terminal Iman menjelaskan betapa Pelabuhan Belawan mempunyai fungsi yang sanggat penting dalam perekonomian Sumatera khususnya dan seluruh Indonesia tentu saja, yaitu sebagai Gateway, Interface dan Link. Pelabuhan Belawan juga merupakan pelabuhan ketiga terbesar di Indonesia setelah Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Sebagai pintu gerbang perekonomian daerah Sumatera Utara, Pelabuhan Belawan harus siap mengantisipasi tuntutan kebutuhan operasional. Agro industri merupakan potensi hinterland yang sangat potensial, Secara geografis, Pelabuhan Belawan sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran Internasional Selat Melaka sehingga berhubungan langsung dengan aktifitas bisnis antar negara ASEAN, kata Iman. Iman melanjutkan bahwa sesuai konsep Master Plan Pelabuhan Belawan pada periode 2008-2012, di BICT perlu dilakukan penambahan dermaga sepanjang 700 m. Apalagi saat ini, kapasitas terminal petikemas existing telah mencapai kapasitas maksimal sehingga perlu penambahan fasilitas dermaga. Hal ini mengakibatkan rendahnya pertumbuhan throughput petikemas eksisting karena terbatasnya kapasitas, sekaligus untuk mengantisipasi persaingan pasca UU No. 17 Tahun 2008 perlu penguatan pada core business diantaranya Pelayanan Terminal Petikemas, maka perlu dilakukan pengemabang BICT yang lebih agresif, kata Iman. Iman menjelaskan bahwa dalam waktu dekat di BICT akan dibangun dermaga 700 meter yang menjorok ke laut. Tahap I
GEMA PELABUHAN Maret 2012 8

PANDU

MENARA

akan mulai diibangun 350 meter dulu dengan pendanaan dari IDB (Islamic Development Bank), kemudian dilanjutkan Tahap II dengan pembangunan dermaga 350 meter dengan pendanaan dari internal Pelindo I, jelas Iman. Saat ini, dermaga eksisting sepanjang 850 meter dengan kapasitas 850.000 TEUs. Setelah pembangunan Tahap I, kapasitas menjadi 1.2 juta TEUs. Dan setelah Tahap II, kapasitas menjadi 1,6 juta TEUs. Dengan kapasitas yang meningkat, tentunya troughput akan meningkat dan siap menyambut persaingan di Selat Malaka, ujar Iman optimis. Kesimpulan Belajar dari perjalanan 25 tahun BICT, Iman menarik sebuah kesimpulan bahwa banyak hal yang harus dilibatkan dan dilakukan dalam pengembangan BICT. Lokasi strategis saja tidak dapat menjamin suksesnya pelabuhan. Political will merupakan key success factor dalam pembangunan maupun pengembangan pelabuhan. Faktor yang tidak kalah penting adalah, dukungan baik dari industri dan hinterland, dukungan dari lingkungan pelabuhan seperti waktu kerja dan disiplin buruh. Perjalanan 25 tahun BICT harus menjadi lesson learn yang baik bagi semua pihak terkait dengan pengembangan BICT yang lebih baik, tegas Iman menutup presentasinya yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. (Red)

Belawan Tomorrow
alam pertumbuhan ekonomi dunia, perdagangan melalui pelayaran terus berkembang. Hampir 90% barang perdagangan di dunia dikirim melalui pengangkutan jalur laut. Hal ini karena biaya pengangkutan moda transportasi laut ini lebih murah dan semakin kompetitif. Kondisi ini semakin mendorong tumbuhnya industri maritim di seluruh dunia dan berakibat pada kompetisi secara global. Hal ini diungkapkan oleh Sumardi, founder BICT sekaligus orang yang yang cukup berpengalaman dalam industri pelayaran dan kepelabuhanan, dalam presentasinya di Seminar Sehari BICT, Jumat (16/03). Industri pelayaran internasional bertanggung jawab dalam pengangkutan perdagangan dunia dan mempunyai peran yang sangat penting dalam ekonomi global. Perdagangan antar benua, transportasi massal bahan baku dan impor /ekspor makanan dan barang tidak mungkin terjadi tanpa pengiriman melalui laut. Dengan biaya rendah dan efisien, transportasi maritim memungkinkan perubahan besar terhadap produksi industri di dunia terutama di Asia. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi penurunan ekonomi di beberapa negara besar di dunia, namun ekonomi dunia diperkirakan akan terus tumbuh dan
GEMA PELABUHAN Maret 2012 10

GEMA PELABUHAN Maret 2012 9

MENARA

MENARA

pengiriman melalui moda transportasi laut tentu saja harus menanggapi permintaan layanan tersebut. Bermunculannya industri maritim ini, juga mendorong kompetisi penerapan Teknologi modern dalam industri maritim, untuk menciptakan kinerja dan produktivitas yang tinggi. Tentu saja ini menjadi tantangan dan peluang bagi industri pelabuhan untuk mereformasi sistem menjadi World Class Port. Hal ini menjadi tantangan bagi sektor industri maritim dalam negeri terutama pelabuhan dalam menyediakan pelayanan jasa yang memenuhi tuntutan pesatnya pertumbuhan perdagangan dunia. Sekaligus tantangan penerapan UU no 17 tahun 2008 yang membuka peluang kompetisi bisnis pelabuhan, setelah sebelumnya mereka monopoli.

kata pria yang saat ini menjabat Ketua Umum HAPI (Himpunan Ahli Pelabuhan Indonesia). Selat Malaka

Peta di atas merupakan kepadatan rute pengiriman untuk sistem transportasi laut secara global serta bagian-bagian strategis utama dalam konvergensi rute pelayaran pada lokasi tertentu. Rute ini mendukung sejumlah besar lalu lintas, tetapi sejumlah rute lain masih ada (yaitu untuk pengiriman pantai), tergantung pada asal dan tujuan pengiriman maritim. Lalu lintas trans-Atlantik dan trans-Pasifik menghubungkan berbagai macam pelabuhan, jadi ada banyak rute, kebanyakan dari mereka terhubung dengan jalur utama. Lalu lintas laut trans-India dominan sebagai perantara lalu lintas antara Asia Pasifik dan Eropa, yang menyiratkan serangkaian rute lebih jelas, yaitu antara Selat Malaka dan Bab el-Mandab. Dalam percaturan lalu lintas jalur laut dunia, Selat Malaka mempunyai peran yang sangat strategis yaitu menghubungkan Eropa, Asia dan Pasifik,

Selat Malaka adalah salah satu selat yang strategis dan paling penting di dunia karena mendukung sebagian besar perdagangan maritim antara Eropa dan Asia Pasifik, yang dilalui lebih dari 50.000 kapal per tahun. Sekitar 30% dari perdagangan dunia, 80% dari impor minyak Jepang, Korea Selatan dan Taiwan transit melalui Selat Malaka. Selat ini adalah bagian utama antara lautan Pasifik dan India dengan Selat Sunda (Indonesia) yang menjadi alternatif terdekat. Selat ini mempunyai panjang sekitar 800 km dan memiliki lebar antara 50 dan 320 km (2,5 km pada titik tersempit) dan kedalaman saluran minimal 23 meter (sekitar 70 kaki). Ini merupakan selat terpanjang di dunia digunakan untuk pelayaran internasional dan dapat melaluinya sekitar 20 jam. Secara tradisional, Selat itu merupakan titik bagian penting antara Cina dan India dan dulu dikontrol oleh kerajaan Jawa dan Malaysia. Dari abad ke-14, wilayah ini berada di bawah kendali pedagang Arab yang mendirikan beberapa kota perdagangan, Selat Malaka menjadi pusat komersial yang paling penting di Asia Tenggara. Sekali lagi, kontrol dari rute perdagangan bergeser ketika era ekspansi Eropa yang dimulai pada abad ke-16. Pada tahun 1511, Malaka jatuh ke tangan Portugis dan peristiwa ini menandai awal kontrol Eropa atas Selat tersebut. Pada tahun 1867, Inggris mengambil alih bagian ini dengan Sin-

GEMA PELABUHAN Maret 2012 11

GEMA PELABUHAN Maret 2012 12

MENARA MENARA

gapura sebagai pelabuhan utama dan pusat-pusat penting lainnya seperti Malaka dan Penang, membentuk Pemukiman Selat. Kontrol ini berlangsung sampai Perang Dunia Kedua dan kemerdekaan Malaysia pada 1957. Sampai saat ini, perdagangan Pasifik meningkat pesat setelah Perang Dunia II, begitu pula pentingnya selat tersebut. Singapura, terletak di ujung selatan Selat Malaka adalah salah satu pelabuhan paling penting di dunia dan menjadi pusat utama penyulingan minyak. Salah satu masalah utama Selat Malaka adalah bahwa pada beberapa titik tertentu membutuhkan pengerukan, karena hampir tidak cukup dalam untuk menampung kapal sekitar 300.000 ton bobot mati. Selat antara Malaysia, Indonesia dan Singapura, sulit mencapai kesepakatan tentang bagaimana biaya pengerukan harus dibagi dan berapa biaya untuk penggunaannya harus dikenakan. Stabilitas politik dan pembajakan di sepanjang selat ini juga isu-isu utama untuk keselamatan maritim. Selat Malaka berakhir di Laut China Selatan, satu lagi jalur pelayaran yang sangat penting dan sebuah daerah rawan pertikaian karena keberadaan sumber daya minyak dan gas alam. Kelompok Spartly dan Paracel di pulaupulau sekitarnya telah diklaim seluruhnya atau sebagian oleh China, Vietnam, Malaysia, Indonesia, Brunei dan Filipina. Wilayah ini memiliki cadangan minyak diperkirakan sekitar 7,0 Bb dengan perhitungan produksi minyak selama 2,5 Mb/d. Dengan pertumbuhan ekonomi yang besar terjadi di wilayah jalur minyak, gas alam cair dan bahan baku lainnya (seperti bijih besi, batubara) yang transit menuju Asia Timur. Sekitar 25% dari armada pelayaran global transit melalui wilayah ini setiap tahun, perlu digarisbawahi pentingnya Laut Cina Selatan sebagai perpanjangan dari chokepoint (titik kemacetan) Malaka. Capacity of Key Strategic Passages Sementara sebagian besar perdagangan maritim global

terjadi di laut lepas, konfigurasi massa benua dan pola pasar, produksi serta ekstraksi sumberdaya memaksa konvergensi perdagangan maritim di tiga hambatan utama yaitu Terusan Panama, Terusan Suez dan Selat Malaka. Ciri fisik menentukan volume dan kapasitas kapal transit yang melaluinya. Kapasitas dalam satuan ton bobot mati/deadweight tons (DWT) tidak berhubungan secara efektif dengan kapasitas dalam saruan TEU. Sebagai contoh, sebuah kapal kontainer dengan berat 220.000 DWT akan memiliki kapasitas sekitar 20.000 TEUs dan draft 16,5 meter sedangkan kapal tanker yang sama akan memiliki dratf kedalaman mencapai 21 meter.

World Trade & Seaborne Transport Transportasi melalui jalur laut (Maritim) dibagi menjadi tiga kelompok kargo yaitu pertama, Kargo Curah Cair, untuk pengangkutan produk minyak mentah dan cairan lainnya. Kedua, Kargo Curah Kering, untuk pengangkutan mineral dan terutama yang paling dibutuhkan dunia, seperti gandum dan biji-bijian lainnya, penting karena untuk memberi makan seluruh umat manusia. Ketiga, adalah Kargo Umum (General Cargo), yang terdiri dari produk manufaktur. Pengiriman melalui kontainer semakin mendominasi pengiriman melalui jalur laut, ucap Sumardi.

GEMA PELABUHAN Maret 2012 13

GEMA PELABUHAN Maret 2012 14

MENARA

MENARA

International Containerized Trade Growth Selama tahun 1980-an, sebagian perdagangan dengan menggunakan kontainer mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, tercatat setiap tahun meningkat rata-rata 7,8 persen, dapat dikaitkan dengan peningkatan penggunaan kontainer (kontainerisasi). Pada periode ini, banyak kargo yang sebelumnya melakukan perjalanan dalam bentuk konvensional dikonversi menjadi petikemas. Pada saat yang sama, pelabuhan mengembangkan infrastruktur dan menambah peralatan untuk kontainer. Diperkirakan dunia perdagangan yg yang melalui jalur laut akan mencapai volume untuk 77% dari total perdagangan dunia, 16 persen perdagangan dunia melewati darat, 6,7% melalui pipa dan hanya 0,3% melalui udara, kata Sumardi. Perkembangan dan Fakta Sumardi menjelaskan teknolgi kapal terus berkembang. Saat ini desain kapal berbentuk kapal container, Bulk dan Khusus. Dalam hal ukuran kapal, kapasitas semakin besar, semakin panjang s/d 400 meter, semakin dalam dengan draft 16-21. Pembatasan ukuran disesuaikan dengan Terusan Panama, Terusan Suez, dan Selat Malaka. Dalam volume bisnis, tren yang muncul adalah terjadinya aliansi, merger & acquisition diantara Shipping Line raksasa dan diantara Worldwide Terminal Operator. Antar Shipping Line, yaitu antara Maersk Sea Land (1999), P & O Medlloyd (1996), Maersk Sea Land & - P&O Nedlloyd (2005) dan Nol APL Hapag Lloyd (2010). Antara Worldwide Terminal Operator, PSA - P&O Port, HPH Eurogate, SSA - APM/Maersk Sea Land dan Dubai Port Intl - P&O Port (2006). Dalam perkembangan pelabuhan, trend yang muncul adalah tumbuhnya sistem Hub Spoke, Global & Regional. Pelabuhanpelabuhan dengan lokasi di jalur Internasional mengembangkan diri seperti Klang, Tanjung Pelepas, Singapore, Laem Chabang, Ho Chi Minh Port, Shenzhen, Yang Shan, Shanghai, Guangzhao, Busan, Kaohsiung, dll. Challenge & Opportunity to Port Dalam pertumbuhan ekonomi dunia yang terus menerus, tentu
GEMA PELABUHAN Maret 2012 15

saja memberi tantangan baru pada pelabuhan-pelabuhan internasional. Dalam menjawabnya, Shipping Line berkonsolidasi antar perusahaan dengan melakukan merger, akuisisi, dan aliansi. Mereka semakin kecil, namun menjadi customer yang lebih besar. Tentu saja mereka membutuhkan pelabuhan yang mampu mendukung kinerja mereka. Strategi bagi Hub Port Transhipment dan pengembangan hub adalah dengan memberikan banyak keuntungan kepada para pelaku bisnis dan tentu saja resiko yang lebih besar bagi pelabuhan dan terminal yang terkena dampak pasar. Bagi World Wide Terminal Operator, munculnya pelabuhan dan terminal operator global mendorong perkembangan tempat pasar global untuk manajemen dan operasi pelabuhan dan enterrpreneurship (kewirausahaan) penyedia layanan pelabuhan. Terkait dengan kepedulian terhadap lingkungan, adalah dengan pembatasan kemungkinan perluasan pelabuhan. Sehingga hal ini harus menjadi perhatian dalam strategi pengembangan hub port. Tren yang lain adalah, berkembangnya partispasi sektor swasta di pelabuhan (Private Sector Participation in Port) yang dipelopori oleh Inggris pada tahun 1982. Di Malaysia, berdiri KCT Klang pada tahun 1990, West Port Klang pada tahun 1995, Tanjung Pelepas pada tahun 1996. Di Thailand, beridir Laem Chabang (Lease & Kowcesion) pada tahun 1996. Di Singapura, berdiri PSA (Government) yang didukungPSA Corp. menjadi PSA Internasional (Temasek Holding, SOE). Saat ini Sistem Mata Rantai Logistik semakin terintegrasi (Integrated logistic Supply Chain). Sehingga, transportasi terintegrasi dalam sistem logistik perdagangan dan industri. Mata rantai layanan dari titik ke titik, adalah dalam lingkup dunia (global). Misalnya, sebuah produk industri dirakit dari komponen-komponen yang dibuat di beberapa tempat berbeda lokasi industrinya dan mengandalkan transportasi dan logistik untuk menjamin sukses penyelesaiannya dengan sempurna. Belawan Development Melihat kondisi Pelabuhan Belawan dan BICT saat ini, Sumardi
GEMA PELABUHAN Maret 2012 16

MENARA

MENARA

yang juga merupaka founder BICT dan mpernah menjadat Direktur Operasi Pelindo I, memberikan beberapa ide untuk langkahlangkag strategis pengembangan, diantaranya: 1. Memperdalam dan memperluas alur yang sesuai dengan rancangan kedalaman terminal. 2. Peningkatan pengelolaan terminal dengan melakukan: Menata kembali dan re-lokasi peralatan di terminal. Peningkatan produktivitas setiap slot tanah, susunan kontainer yang lebih tinggi, dll. Memperbaiki pelacakan dan sistem informasi terminal. Memperbaiki produktivitas untuk melayani ukuran kapal kontainer yang lebih besar. (Berth throughput, Yard, Throughput, Kotak Jam crane, dll) 3. Menjalin kerja sama bisnis dengan shipping line utama untuk menata kembali tujuan kargo. Perdagangan nasional akan mencapai dan mencakup tujuan yang lebih panjang sehingga akan mengurangi biaya logistik dan pengiriman. Ketiga langkah tersebut diatas harus selesai pada 2015, seperti yang kita harapkan kapasitas terminal akan meningkat sebesar 25% sampai 30%, tegas Sumardi. 4. Mempercepat program pembangunan untuk tahap berikutnya (terminal baru dengan pembiayaan oleh IDB atau dengan sumber daya perusahaan). Program ini mendesak untuk diselesaikan pada 2017, dengan memulai sedini mungkin. Terminal tersebut juga akan dibangun di atas tanah reklamasi baru seperti terminal yang ada saat ini. Ini berarti bahwa hal itu akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk konstruksi. Mengingat bahwa konstruksi bekerja harus selesai tepat waktu adalah bijaksana untuk kembali berpikir bahwa pembangunan untuk tahap ini harus ukuran lebih besar dari rancangan aslinya. Berdasarkan efektivitas biaya, ukuran proyek minimum adalah untuk mengakomodasi dua kapal. Ini berarti bahwa ukuran tanah reklamasi untuk ukuran dua dermaga (600800 meter), sedangkan konstruksi dapat dieksekusi dalam dua sub-tahap. Bila proyek ini selesai, maka BICT akan bisa menambah troughputnya sekitar 1 juta teus, papar Sumardi panjang lebar.
GEMA PELABUHAN Maret 2012 17

Terkait dengan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung dan Batu Ampar, Sumardi menyarankan agar pengembangannya diintegrasikan dengan Pelabuhan Belawan. Skenario pengembangan harus dipertimbangkan pada pengadaan fasilitas baru di setiap lokasi harus saling melengkapi satu sama lain baik dalam dedikasi fungsional atau ukuran kapasitas disesuaikan dengan strategi besar untuk meningkatkan perdagangan logistik, jelas Sumardi. Dalam melakukan tranformasi Pelabuhan Belawan, mau lambat atau cepat? Tergantung pada Manajemen, SDM, dan kemapuan kepemimpinan (Leadership) dan tentu saja visi untuk komitment terhadap keputusan, Sumardi mengakhiri presentasinya. (red)

GEMA PELABUHAN Maret 2012 18

SANDAR

LABUH

BICT GELAR DONOR DARAH


Donor Darah yang dilakukan pada tanggal 15 Maret 2012 di ruang rapat Spreader BICT pukul 09.00 wib s/d 12.00 wib, berlangsung lancar dengan dipenuhi oleh para partisipan yang mendaftar dengan total 84 peserta yang terdiri dari 71 pendonor dan 13 peserta yang batal mendonor darahnya karena HB dan Tensinya yang rendah. Kegiatan sosial tersebut dipimpin oleh General Manager BICT Akhmad Hidayat Alcaff dan Ketua DPC Serikat Pekerja BICT beserta Para Tim Dokter dari Palang Merah Indonesia (PMI). Dalam sambutannya, General Manager BICT Akhmad Hidayat Alcaff mengharapkan kegiatan ini tetap dapat dilakukan secara berkelanjutan, karena dengan setetes darah kita adalah nyawa bagi orang lain. Selain itu, mendonor darah dapat memperlancar sirkulasi darah dalam tubuh sehingga cepat terbentuknya sel darah merah yang baru nantinya. Adapun peserta dalam kegiatan tersebut bukan hanya dari pegawai BICT saja, tetapi juga pegawai Kantor Pusat Pelindo I, koperasi BICT, Cabang Belawan, dan juga para pengguna jasa. Banyaknya participant yang ingin melakukan donor darah, membuat tim dari PMI kehabisan kantung darah, walaupun demikian masih dapat terlayani dalam melakukan donor darah, terlihat para panitia dan peserta merasa puas dalam pelaksanaan donor darah dimaksud dalam rangka HUT 25 tahun BICT, semoga kedepan labih sukses, ungkap PMI pada panitia.(Humas BICT).
GEMA PELABUHAN Maret 2012 19

Hotel - Hotel Terapung di Pelabuhan Belawan

hamas, Amerika pada pukul 08.00 Wib Sabtu (25/2. Kapal ini membawa turis mancanegara sebanyak 203 orang dari 17 negara asal Australia, Belgia, Kanada, Swiss, China, Jerman, Denmark, Ekuator, Prancis, Inggris, Jepang, Belanda, Norwegia, Pilipina, Swedia, Thailand dan Amerika. Kedatangan Kapal Pesiar MV Seabourn Pride dengan panjang 133,40 meter, draft 5,4 meter dan bobot mati 824,5 DWT ini, merupakan kunjungan kapal pesiar pertama di tahun 2012 di Pelabuhan Belawan. Selang kurang dari satu minggu kemudian dari Singapore Kapal Pesiar Seabourn Legend berbendera Bahamas Amerika bersandar di Terminal Penumpang Pelabuhan Internasional Belawan tepatnya pukul 08.15. WIB, Kamis (1/3). Dengan panjang 134 m dan draft 5,5 meter, Kapal Pesiar Seabourn Legend ini mengangkut sebanyak 210 tuGEMA PELABUHAN Maret 2012 20

ermaga Ujung Baru Terminal Penumpang Pelabuhan Internasional Belawan Medan kedatangan Kapal Pesiar MV Seabourn Pride berbendera Ba-

LABUH

LABUH

ris mancanegara dan 173 kru sandar, dimana wisman tersebut lebih banyak berasal dari negara Amerika, Inggris, Australia dan negara lain di Asia. Kedatangan para wisman ini disambut oleh Disbudpar Kota Medan, petugas Pelabuhan Belawan dan pihak terkait dengan berbagai tari-tarian tradisional. Penyambutan yang dilakukan dengan menampilkan tarian tradisional Tepak Sirih dari Sumatera Etnich. Usai menyaksikan tarian, para turis memanfaatkan waktu menikmati city tour yang dipersiapkan oleh agen pariwisata Pacto Ltd. Agen wisata Pacto Ltd memberikan program Medan City Highlight dan Medan Ring Of Diversity untuk penumpang Kapal Pesiar MV Seabourn Pride sedangkan penumpang Kapal Seabourn Legend dengan program Medan City Highlight dan berkunjung ke lokasi Orang Utan Rehabilitation Center di Bahorok. Dalam menyambut kedatangan kapal pesiar ini, berbagai pihak seperti Pelabuhan Belawan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan, Otoritas Pelabuhan, Bea Cukai, PT Pelni, Polres Pelabuhan Belawan, Imigrasi, Syahbandar Pelabuhan Belawan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dan pihak-pihak yang terkait telah mempersiapkan berbagai keperluan dalam menyambut kedatangan kapal pesiar yang mengangkut penumpang mancanegara ini. Pihak Pelabuhan Belawan sendiri telah menyiapkan fasilitas sebagai komitmen pelayanan prima PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Beberapa hari sebelum kedatangan kapal pesiar, terminal penumpang telah disterilkan Hal ini untuk menjamin keamanan dan kenyamanan para penumpang kapal pesiar, menurut Asmen Humas dan Hukum Pelabuhan Belawan Azmi Jauhari. Kapal Seaboun Pride sebelum mengunjungi Pelabuhan Belawan telah berlabuh di Sabang, usai dari Sabang Kapal Pesiar Seaboun Pride langsung menuju Pelabuhan Belawan dan kemudian pukul
GEMA PELABUHAN Maret 2012 21

18.00 WIB langsung bertolak ke Port Klang, Malaysia. Sedangkan Kapal Pesiar Seabourn Legend yang merupakan kapal kedua yang berkunjung ke Pelabuhan Belawan, meninggalkan Pelabuhan Belawan pada malam hari pukul 23.00 WIB. Sebelumnya kapal ini telah berkunjung ke Bali, Padang Bay, Lombok, Kupang, Flores, Sumba, Komodo Island, Surabaya dan Singapura. Setelah dari Belawan, Kapal Seabourn bertolak ke Sabang, India, Arab, Mesir dan Turki. Menurut data di www.cruisetimetables.com tercatat ada 5 kapal yang akan bersandar di Pelabuhan Belawan pada tahun 2012 ini, yakni Seabourn Pride tanggal 25 Februari, Seabourn Legend tanggal 1 Maret, Seabourn Pride tanggal 30 Maret, Silver Shadow tanggal 1 April dan Seabourn Pride 21 Desember 2012. Namun pihak PPSA (Pusat Pelayanan Satu Atap) Pelabuhan Belawan mengatakan informasi yang masuk kepada PPSA baru 3 kapal hingga 30 Maret yaitu Kapal Seabourn Pride. Tercatat kunjungan kapal Pesiar ke Pelabuhan Belawan Tahun 2011, ada dua kapal yaitu Kapal Clipper Odyssey tanggal 7 Januari 2011 dengan membawa penumpang sebanyak 120 orang dan MV Minerva tanggal 13 Januari 2011 sebanyak 350 orang. Melihat hal ini, dapat diindikasikan bahwa kunjungan kapal pesiar pada tahun 2012 meningkat dari tahun sebelumnya, hingga Bulan Maret saja sudah ada 3 kapal pesiar yang singgah di Pelabuhan Belawan berarti melebihi tahun sebelumnya yang hanya 2 kapal pesiar, tambah Azmi. Meningkatnya kunjungan kapal Pesiar di Pelabuhan Belawan, tentunya menunjukkan semakin meningkatnya kepercayaan pengguna jasa terhadap pelayanan Pelabuhan Belawan khususnya di terminal penumpang. Hal ini tentunya akan semakin optimal, jika terminal penumpang yang saat ini berlokasi di Dermaga Ujung Baru dipindahkan ke Belawan Lama yang merupakan lokasi Terminal Penumpang Baru sehingga lebih meningkatkan kenyamanan dan ketertiban penumpang karena tidak bercampur lagi dengan cargo. (fio)

GEMA PELABUHAN Maret 2012 22

Jadilah berani dan berbeda. Jadilah apa pun yang akan menegaskan integritas tujuan dan visi imajinatif yang berlawananan dari bermain aman, tidak seperti kebanyakan orang umum dan para budak biasa. (Cecil Beaton)

fitnessplus-uk.com

Anda mungkin juga menyukai