Renstra 2012-2016
Renstra 2012-2016
1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan yang diwujudkan dalam bentuk dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur adalah dokumen perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur, disusun sesuai tugas & fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur serta berpedoman kepada RPJMD dan merupakan dokumen publik yang mempunyai peran strategis untuk menjabarkan secara operasional visi dan misi Kepala Daerah Kabupaten Flores Timur periode 2012-2016. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur (Flotim) disusun berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 01 Tahun 2012. Selain menjabarkan visi, misi dan program Kepala Daerah, juga mengacu pada Renstra sebelumnya (2005-2010), serta Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, serta memperhatikan hasil evaluasi pencapaian SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur sebelumnya sesuai peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008. Bagan alur kedudukan Renstra dapat dilihat pada gambar 1.1. dibawah ini.
RPJM NASIONAL
DIJABARKAN
RKP
DIPERHATIKAN
RPJP DAERAH
20 TAHUN
PEDOMAN
RPJM DAERAH
5 TAHUN
DIJABARKAN
RKPD
1 TAHUN DIACU
PEDOMAN
RENSTRA SKPD
PEDOMAN 5 TAHUN
RENJA SKPD
1 TAHUN
Dokumen ini menjadi penting karena dalam masa lima tahun tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai dengan dokumen perencanaan ini. Selain Itu Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur dapat digunakan sebagai: 1. Acuan penyusunan Rencana kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur. 2. Dasar penilaian kinerja Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur 3. Menjadi acuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur 1.2 Landasan Hukum Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur, didasarkan pada landasan hukum sebagai berikut: 1. 2. 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan derivatnya khususnya Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang memberi ruang bagi partisipasi para pemangku kepentingan; 4. 5. 6. 7. 8. 9. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional; Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor Pembantuan; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan daerah; 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; | 2 | Renstra Dinas Kesehatan Flotim 2012-2016 7 Tahun 2008 tentang Dana Dekon dan Tugas
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; 14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kemenrian Kesehatan 2010 -2014; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008b Tentang Tahapan, Tatacara Penyususnan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 16. Peraturan Gubernur Provinsi NTT nomor 42 tahun 2009 tentang Revolusi KIA di Provinsi NTT; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 14 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Flores Timur Tahun 2005-2025; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 13 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Flores Timur Tahun 2007-2027; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 9 Tahun 2011 tentang Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (KIBBLA); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Timur Nomor 01 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Timur Tahun 2012-2016; 21. Peraturan Bupati Flores Tmur Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Uraian tugas Dinasdinas Daerah; 22. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1202 / MENKES / SK / VIII / 2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat; 23. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; 24. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN); 1.3 Maksud dan Tujuan 1. Maksud penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur ini adalah tersedianya dokumen perencanaan kesehatan lima tahunan. 2. Tujuan : a. Tersedianya suatu dokumen perencanaan strategis dan komprehensif yang menjamin adanya konsistensi perumusan masalah daerah. b. Tersedianya perencanaan arah kebijakan dan strategi. c. Tersedianya pemilihan program strategis yang sesuai dengan kebutuhan daerah di bidang kesehatan.
d. Menjadi acuan dan pegangan Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur serta penyelenggara Pemerintah Daerah dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan. 1.4 Sistematika Penulisan Rencana Strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur tahun 2012-2016 ini disusun dalam sitematika sebagai berikut : Bab I memuat tentang Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Landasan Hukum serta Sistematika Penulisan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur, BAB II memuat tentang Gambaran Pelayanan Kesehatan yang meliputi Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD, dan Bab III berisikan tentang Isu-isu Strategis berdasarkan Tugas dan Fungsi yang meliputi Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra Kabupaten, Telaahan Rencana tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup strategis, serta Penentuan Isu-isu strategis. Pada Bab IV memuat tentang Visi, Misi, tujuan dan sasaran Strategi dan Kebijakan yang meliputi Visi dan Misi SKPD, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD, serta Strategi dan Kebijakan, Bab V memuat Rencana Program dan Kegiatan, Indikatif Kinerja, Kelompok sasaran dan Pendanaan Indikatif, Bab VI memuat tentang Indikator SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD DINAS KESEHATAN 2.1. Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Bupati Flores Timur Nomor 10 tahun 2008 tentang Uraian Tugas Dinas - Dinas Daerah, Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan. Adapun fungsinya adalah perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan Perumusan kebijakan terknis dalam bidang kesehatan yang meliputi upaya peningkatan derajat kesehatan (promotive) upaya pencegahan (preventive), pengobatan (curative), pemulihan kesehatan (rehabilitatif), penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan, pembinaan dan pelaksananan tugas di bidangn kesehatan, pengaturan pengawasan dan pemberian perijinan di bidang kesehatan, penyelenggaraan monotoring evaluasi di bidang kesehatan, pelasakaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati. Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur mempunyai struktur organisasi pada gambar 2.1. dan mempunyai uraian tugas sebagai berikut : a. Kepala Dinas Kesehatan b. Sekretaris 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 1) 2) 3) Kepala Sub bagian umum dan kepegawaian Kepala Sub bagian keuangan Kepala Sub bagian penyusunan program dan pelaporan Kepala Seksi Pembina Tenaga dan Akreditasi Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Jaminan Kesehatan Masyarakat. Kepala Seksi Prasarana dan sarana Kesehatan Kepala Seksi Kesehatan Ibu, Lansia dan Pelayanan Keluarga Berencana Kepala Seksi Kesehatan Anak dan Remaja Kepala Seksi Usaha Perbaikan Gizi Masyarakat Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Kepala Seksi Survailance KLB dan Bencana Kepala Seksi Peran serta Masyarakat Kepala Seksi Penyebarluasan Informasi Kesehatan Kepala Seksi Usaha Kesehatan Institusi
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur
KEPALA DINAS KESEHATAN
SEKRETARIS
KASUBAG KEUANGAN
KASI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KASIE YANKESDA & JAMINAN KES. PENYAKIT
Berdasarkan Peraturan Bupati Flores Timur Nomor 10 tahun 2008 Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah Bidang Kesehatan yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Adapun Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : 1. Kepala Dinas Kesehatan: a. Tugas pokok Melaksanakan kewenangan pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi dibidang kesehatan. b. Fungsi 1) Mengkoordinasikan Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang meliputi : - Penyusunan Rencana Strategis(RENSTRA) - Penyusunan Rencana kinerja Tahunan (RKT) - Penyusunan Penetapan Kinerja (PK) Tahunan. - Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahunan. - Penyusunan Evaluasi Kinerja Dinas. 2) Mengkoordinasikan Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) DAN Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), Pengawasan Melekat, Budaya Kerja, Kinerja Keuangan berdasarkan rencana kerja untuk mewujudkan Pemerintahan yang baik dan bersih. 3) Merumuskan dan menetapkan kebijakan kesehatan meliputi Kesekretariatan, Bidang Pelayanan Kesehatan, Bidang Pencegahan dan Penaggulangan Masalah Kesehatan, Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pengembangan SDM berdasarkan ketentuan dan prosedur untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. 4) Menyelenggarakan bimbingan dan pengendalian Sekretariat, Bidang Pelayanan Kesehatan, Bidang Pencegahan dan Penaggulangan Masalah Kesehatan, Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pengembangan SDM, UPTD melalui sosialisasi, supervisi, lokakarya, sarasehan, seminar, konsultasi, pendidikan dan pelatihan demi terwujudnya efektifitas dan efisienpenyelenggaraan bidang kesehatan. 5) Membina dan memotivasi Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala UPTD dan bawahan lain melalui pendekatan, pelatihan teknis, bimbingan dan arahan untuk meningkatkan produktivitas kerja, pengembangan karier serta menjadi teladan dan motivator bagi masyarakat.
6)
Menyelenggarakan pemberian ijin sarana kesehatan bagi Rumah Sakit Pemerintah, Swasta sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku untuk legalitas sarana kesehatan.
7)
Menyelenggarakan pemberian ijin rekomendasi tenaga kesehatan asing sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku untuk menjamin legalitas tenaga kesehatan asing
8)
Melakukan pembinaan pengelolaan survey kesehatan, sistem informasi kesehatan, layanan rujukan sekunder dan tersier tertentu untuk efektivitas pelayanan kesehatan.
9)
Menyelenggarakan surveilans epidemiologi, penyelidikan Wabah, pencegahan dan penanggulangan percemaran lingkungan, surveilans gizi buruk, penelitian dan pengembangan kesehatan, yang mendukung perumusan kebijakan.
10) Memantau penanggulangan gizi buruk melalui monitoring dan evaluasi dalam rangka efektivitas dan efisien pelayanan. 11) Melaksanakan pengembangan, perencanaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan untuk meningkatkan optimalisasi pemanfaatan tenaga kesehatan. 12) Memantau pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan melalui monitoring untuk optimalisasi penyelenggaraan urusan bidang kesehatan. 13) Mengkoordinasikan program/kegiatan dinas dengan instansi terkait, pihak terkait agar tercipatnya sinkronisasi dan harmonisasi pelakasanaan program/kegiatan. 14) Mengendalikan penyusunan rumusan dan penetapan laporan budaya kerja, pengawasan melekat, laporan keuangan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk dipergunakan sebagai bahan pertanggung jawaban pelaksanaan kinerja. 15) Memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak diminta guna pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah kesehatan. 16) Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksaan tugas dinas berdasarkan rencana kerja, untuk mengetahui keberhasilan dan permasalahan serta menetapkan alternatif pemecahan. 17) Mengelola dan memelihara sarana dan prasarana kesehatan sebagai inventaris dinas. 18) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2. Sekretaris a. Tugas pokok Melaksanakan pengurusan surat menyurat, kearsipan, perawatan rumah tangga, hubungan kemasyarakatan, protokoler, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan peralatan.
b. Fungsi 1) Merencanakan operasional kegiatan Kesekretariatan yang meliputi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Keuangan serta Penyusunan Program dan Pelaporan. 2) Memberi Petunjuk penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang meliputi: a) Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA). b) Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT). c) Penyusunan Penetapan Kinerja (PK) Tahunan. d) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahunan. e) Penyusunan Evaluasi Kinerja Dinas. 3) Memberi petunjuk Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), Pengawasan Melekat, Budaya Kerja, Kinerja Keuangan berdasarkan rencana kerja untuk mewujudkan Pemerintahan yang baik dan bersih. 4) Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis sesuai dengan permasalahan dan bidang tugas masing-masing agar tercapai efektivitas dalam pelaksanaan tugas. 5) Mengoreksi hasil kerja bawahan berdasarkan rencana kerja untuk penyempurnaan lebih lanjut. 6) Mengkoordinir rencana program kegiatan dinas berdasarkan masukan data dari bidang di lingkungan dinas agar tersedia program kerja yang partisipatif. 7) Menyelia pelaksanaan tugas bawahan berdasarkan rencana kerja agar tercapai hasil yang efektif. 8) Memberikan usul dan saran kepada atasan melalui telaahan staf yang rinci sebagai bahan pertimbangan penyelesaian suatu masalah dan pengambilan keputusan. 9) Mengkoordinir penelitian dan pengkajian anggaran penerimaan dan pendapatan sesuai Renstra Dinas. 10) Mengatur alokasi sarana dan prasarana Dinas untuk mendapatkan pelayanan yang maksimal. 11) Melakukan pembinaan terhadap pegawai sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku agar terwujud aparatur yang handal dan memiliki kompetensi. 12) Mengendalikan layanan administrasi umum kepada semua unsur yang ada pada dinas agar tercipta pelayanan administrasi yang cepat, tepat, dan lancar. 13) Mengendalikan pengelolaan kegiatan Kesekretariatan yang meliputi Program, Data, Evaluasi, Keuangan, Umum, dan Kepegawaian agar pelaksaan tugas dinas berjalan dengan baik dan lancar. 14) Melakukan konsultasi pelaksanaan kegiatan dengan instansi terkait agar terjalin kerja sama yang baik. | 9 | Renstra Dinas Kesehatan Flotim 2012-2016
15) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan untuk dipergunakan sebagai bahan tindak lanjut. 16) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sekertariat membawahi 3 (tiga)sub bagian. 3. Bidang Kesehatan Keluarga, Ibu, Anak dan Gizi a) Tugas pokok Mengembangkan kemitraan antar unit pelaksana pemerintah diberbagai sarana guna meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan, memberi bimbingan,pengendalian jaga mutu, pelayanan keluarga, ibu dan anak KB dan Gizi serta institusi kesehatan. b) Fungsi 1) Menyusun rencana langkah-langkah operasional kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, upaya perbaikan gizi keluarga berdasarkan langkah-langkah operasional bidang dan sumber data-data yang ada untuk kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas. 2) Membagi tugas dan memberikan petunjuk kepada bawahan melalui bimbingan dan arahan sesuai dengan permasalahan dan bidang tugas masing-masing agar tercapai efektifitas pelaksanaan tugas. 3) 4) Memeriksa hasil kerja bawahan berdasarkan rencana kerja untuk menemukan kesalahan-kesalahan guna penyempurnaan lebih lanjut. Melakukan pembinaan dalam upaya peningkatan kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga berencana berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku melalui monitoring dan evaluasi untuk mendapatkan pelayanan yang optimal serta peningkatan pengawasan dan akuntabilitas. 5) Melakukan pembinaan dalam upaya Perbaikan Gizi Masayarakat berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku melalui monitoring dan evaluasi untuk mendapatkan pelayanan yang optimal serta peningkatan pengawasan dan akuntabilitas. 6) 7) 8) 9) Melakukan pengendalian program perbaikan gizi masyarakat. Melakukan pengendalian program penanggulangan masalah kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana. Melaksanakan dukungan dan kerja sama dengan organisasi profesi kesehatan melalui pertemuan, fasilitasi kegiatan untuk menjamin peningkatan kinerja. Melakukan koordinasi dan konsultasi pelaksanaan kegiatan dengan instansi terkait agar terjalin kerja sama yang baik.
10) Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kesehatan ibu anak, promosi kesehatan dan peran serta masyarakat serta perbaikan gizi masyarakat. 11) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan untuk dijadikan sebagai bahan tindak lanjut. 12) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan. 4. Bidang Pelayanan Kesehatan a. Tugas pokok Membina pengembangan pelayanan kesehatan dan pelayanan medis sarana dan prasarana. b. Fungsi 1) Merencanakan langkah-langkah operasional Bidang Kesehatan Masyarakat berdasarkan rencana Kerja Dinas Kesehatan dan kegiatan tahun sebelumnya serta sumber daya yang ada untuk digunakan sebagai pedoman pelaksanaan tugas. 2) Membagi tugas dan memberikan petunjuk kepada bawahan melalui bimbingan dan arahan sesuai dengan permasalahan dan bidang tugas masing-masing agar tercapai efektifitas pelaksanaan tugas. 3) 4) Menyelia pelaksanaan tugas bawahan berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan agar pelaksanaannya tepat waktu dan tepat sasaran. Mengembangkan strategi penyiapan perumusan kebijakan upaya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan , pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan kesehatan khusus, dan pelayanan darah, pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan untuk menjamin peningkatan optimalisasi pelayanan di Bidang Kesehatan masyarakat. 5) 6) Melaksanakan upaya peningkatan kinerja dan kemampuan pelayanan Kesehatan Masyarakat. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria pada upaya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan kesehatan khusus, pelayanan darah, dan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan; 7) Penyiapan pemberian bimbingan teknis pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan kesehatan khusus, usia lanjut dan pelayanan darah, dan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan. 8) 9) Melakukan koordinasi dan konsultasi pelaksanaan kegiatan dengan instansi terkait agar terjalin kerja sama yang baik. Mengevaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan kesehatan | 11 | Renstra Dinas Kesehatan Flotim 2012-2016
khusus, pelayanan darah, dan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan. 10) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan dan penggunaan tenaga kerja berdasarkan data masukan di lapangan untuk mengetahui permasalahan guna menyusun bahan alternatif pemecahan masalah. 11) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan untuk dipergunakan sebagai bahan tindak lanjut. 12) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. 5. Bidang Pencegahan, Pemberantasan, Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman a. Tugas pokok Mengembangkan kemitraan antara unit pelaksana pemerintah dan non pemerintah di berbagai sarana guna meningkatkan kinerja pelayanan pencegahan dan pemberantasan penyakit berupa pemberantasan penyakit bersumber binatang; penyakit menular langsung maupun penyakit bukan menular, pencegahan penyakit melalui imunisasi serta melakukan pengamatan penyakit (surveilans) dan penggulangan bantuan kesehatan yang berhubungan dengan kejadian luar biasa dan masalah kesehatan lainnya yang diakibatkan oleh bencana melalui sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit menular. b. Fungsi 1. Merencanakan langkah-langkah operasional Bidang Pencegahan dan Penaggulangan masalah Kesehatan berdasarkan rencana Kerja Dinas Kesehatan dan kegiatan tahun sebelumnya serta sumber daya yang ada untuk digunakan sebagai pedoman pelaksanaan tugas. 2. Membagi tugas dan memberikan petunjuk kepada bawahan melalui bimbingan dan arahan sesuai dengan permasalahan dan bidang tugas masing-masing agar tercapai efektifitas pelaksanaan tugas. 3. Menyelia pelaksanaan tugas bawahan berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan agar pelaksanaannya tepat waktu dan tepat sasaran. 4. Mengembangkan strategi peningkatan kinerja dan kemampuan institusi pencegahan dan penaggulangan masalah kesehatan dalam memberikan pelayanan Kesehatan Masyarakat untuk menjamin optimalisasi dalam pelaksanaan pelayanan. 5. Memberi petunjuk teknis terkait dengan pembinaan terhadap tata cara Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Penyehatan Lingkungan dan Penaggulangan Wabah dan bencana.
6. Melakukan
pengawasan
dan
pengendalian
terhadap
Pencegahan
dan
Pemberantasan Penyakit Menular, Penyehatan Lingkungan dan Penanggulangan Wabah dan bencana. 7. Melakukan pengawasan air bersih agar tidak terkontaminasi dengan zat kimia lain yang membahayakan kehidupan. 8. Melakukan Pengawasan kesehatan dan kebersihan Tempat-Tempat Umum (TTU) dan industri serta usaha meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan pemukiman dengan melakukan koordinasi dengan instansi terkait. 9. Melakukan Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka memonitoring dan pembinaan kegiatan terhadap pengamatan, pencegahan, pemberantasan penyakit dan pengendalian penyakit tidak menular serta wabah penyakit menular. 10. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan untuk dipergunakan sebagai bahan tindak lanjut. 11. Memberikan usul dan saran kepada atasan melalui telaahan staf yang rinci sebagai bahan pertimbangan penyelesaian suatu masalah dan pengambilan keputusan. 12. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas. 6. Bidang Promosi Kesehatan a. Tugas pokok Melaksanakan kegiatan Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat berdasarkan langkah-langkah operasional bidang dan sumber data-data yang ada untuk kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas. b. Fungsi 1) Merencanakan langkah-langkah operasional Bidang Promosi Kesehatan berdasarkan rencana Kerja Dinas Kesehatan dan kegiatan tahun sebelumnya serta sumber daya yang ada untuk digunakan sebagai pedoman pelaksanaan tugas. 2) Membagi tugas dan memberikan petunjuk kepada bawahan melalui bimbingan dan arahan sesuai dengan permasalahan dan bidang tugas masing-masing agar tercapai efektifitas pelaksanaan tugas. 3) 4) Memeriksa hasil kerja bawahan berdasarkan rencana kerja untuk menemukan kesalahan-kesalahan guna penyempurnaan lebih lanjut. Melakukan pembinaan dalam upaya peningkatan Promosi kesehatan dan Peran Serta Masayarakat berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku melalui monitoring dan evaluasi untuk mendapatkan pelayanan yang optimal serta peningkatan pengawasan dan akuntabilitas. 5) Melakukan pengendalian program peningkatan promosi kesehatan dan peran serta masyarakat. | 13 | Renstra Dinas Kesehatan Flotim 2012-2016
6) 7) 8) 9)
Melakukan koordinasi dan konsultasi pelaksanaan kegiatan dengan instansi terkait agar terjalin kerja sama yang baik. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan untuk dijadikan sebagai bahan tindak lanjut. Memberikan usul dan saran kepada atasan melalui telaahan staf yang rinci sebagai bahan pertimbangan penyelesaian suatu masalah dan pengambilan keputusan. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan
7. Kepala UPTD Puskesmas a. Tugas : Melaksanakan b. Fungsi : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Melaksanakan kebijakan teknis bidang kesehatan Mengatur dan memberi petunjuk teknis penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan kesehatan Membina penyelenggaraan ketatausahaan pada UPTD Puskesmas Merencanakan pengembangan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Mengkordinasikan tenaga teknis dan fungsional UPTD dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Membina kerja sama dengan pihak lain dalam rangka peningkatan pelayanan di bidang kesehatan Mengendalikan dan mengevaluasi palaksanaan kegiatan pada UPTD Membagi tugas dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan Melaporkan pelaksanaan tugas secara periodik kepada atasan tugas teknis pelayanan kesehatan di kecamatan sesuai petunjuk/pedoman/data informasi/Peraturan perundang-undangan
8. Kelompok Jabatan Fungsional a. Tugas : Melakukan kegiatan teknis dibidang masing-masing b. Fungsi : 1) Jabatan fungsional dipimpin langsung oleh tenaga fungsional senior selaku ketua kelompok yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada dinas 2) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis dan beban kerja. 3) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.2. Sumber Daya Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur dalam menjalankan tugas dan fungsinya didukung oleh berbagai sumber daya seperti sumber daya tenaga, keuangan, sarana dan prasarana, obat dan perbekalan kesehatan. Berikut ini akan disampaikan uraian terkait sumber daya-sumber daya sebagai Input dalam pelaksanaan tugasnya. 1. Tenaga Kesehatan Jumlah tenaga Kesehatan di Kabupaten Flores Timur sampai tahun 2010 adalah sebanyak 579 orang yang tersebar di Puskesmas, Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah Larantuka. Di Kabupaten Flores Timur masih kekurangan tenaga kesehatan, hal ini dapat di lihat dari adanya permintaan akan tenaga kesehatan yang masih terus meningkat. Untuk membantu peningkatan pelayanan kesehatan dan pendekatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Pemerintah Pusat telah mengangkat dokter dan bidan sebagai pegawai tidak tetap dengan masa bakti 1 Tahun. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Jumlah dan Jenis Tenaga Kesehatan Tahun 2010 No Jenis Tenaga Ratio Tenaga (Standar Nasional) Per 100.000 pddk 6 40 11 117 100 30 10 30 40 40 22 4 15 Jumlah Tenaga sesuai Ratio 14 91 25 273 230 63 23 63 91 91 51 9 45 Jumlah Tenaga yg ada saat ini 4 2 138 177 24 5 30 43 49 26 7 60 579 GAP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Bidan Perawat Gigi Apoteker Akademi Farmasi Sarjana Kesehatan Masyarakat Sanitarian Gizi Keterapian Fisik Keteknisan Medis Tenaga Umum Jumlah Keseluruhan
14 87 23 135 53 39 18 33 48 42 25 2
Jenis tenaga kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur antara lain: Tenaga medis ( dokter umum 4 .orang, Dokter Gigi 2 orang, Tenaga Keperawatan (Perawat lulusan D III dan S1, 138 orang dan Bidan lulusan D III dan D IV 177 orang), Tenaga Kefarmasian ( Apoteker 5 orang, D III 30 orang.), Tenaga Gizi termasuk lulusan D1 and D III 26 orang.), Tenaga Teknis Medis (Analis Kesehatan 7 orang, Penata elektro medik 3 orang,
Penata Rontgen 6 orang, Rekam Medik dan manajemen Rumah sakit 1 orang) Penata Fisoterapi 7 orang), Tenaga Sanitasi termasuk lulusan SPH, D III 40 orang, Tenaga Kesehatan Masyarakat 43 orang. Tenaga kesehatan ini bila di kelompokan dalam jenis kelamin maka didominasi oleh jenis kelamin perempuan sebanyak 459 orang dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 120 orang. 2. Sarana Kesehatan Sampai dengan Tahun 2010 di kabupaten Flores Timur terdapat sarana kesehatan antara lain : Jumlah Rumah Sakit Pemerintah sebanyak 1 buah, Puskesmas sebanyak 20 puskesmas yang tersebar di setiap wilayah kecamatan. Dari 20 Puskesmas tersebut 8 diantaranya adalah Puskesmas Rawat Inap yakni Puskesmas Waiwerang, Puskesmas Oka, Puskesmas Boru, Puskesmas Waiwadan, Puskesmas Ritaebang, Puskesmas Menanga, Puskesmas Waiklibang, Puskesmas Lambunga., serta 12 buah Puskesmas Rawat Jalan. Dari 20 buah Puskesmas tersebut Puskesmas yang mampu Penanganan Obstetri Neonatus Emergency Dasar (PONED) sebanyak 5 buah, antara lain Puskesmas Waiwadan, Waiklibang, Waiwerang, Ritaebang dan Boru. Adapun jumlah Puskesmas Pembantu yang mendukung pelayanan sebanyak 41 buah, dengan rasio Puskesmas Pembantu dan Puskesmas adalah 1 : 2,3 artinya setiap 1 Puskesmas didukung 2 - 3 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan Kesehatan kepada masyarakat di Kecamatan. Puskesmas yang didukung dengan rumah tunggu untuk mendukung revolusi KIA sebanyak 6 buah. Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berbagai upaya yang dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan yang bersumber daya masyarakat adalah Posyandu, Polindes dan Poskesdes. Jumlah Posyandu yang ada di Kabupaten Flores Timur menurut hasil kompilasi data dari Puskesmas pada tahun 2010 berjumlah 523 buah. Polindes dan Poskesdes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk keluarga berencana. Sampai pada tahun 2010, jumlah Polindes yang ada di Kabupaten Flores Timur berjumlah 93 buah dan jumlah poskesdes 20 buah sedangkan puskesmas keliling roda empat berjumlah 14 buah dan kendaraan roda dua berjumlah 165 buah. 3. Obat Dan Perbekalan Kesehatan Ketersediaan dan pengadaan obat yang sesuai dengan kebutuhan obat untuk penduduk merupakan prasyarat terlaksananya penggunaan obat yang rasional dimana pada gilirannya akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dengan indikator ini akan dapat dilihat komitmen dalam penyediaan anggaran pengadaan obat sesuai dengan kebutuhan. Penyediaan | 16 | Renstra Dinas Kesehatan Flotim 2012-2016
anggaran pengadaan obat di Kabupaten Flores Timur dalam 5 Tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2. Anggaran Pengadaan Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur Tahun 2006 - Tahun 2010
Tahun 2006 (Rp) Pelayanan Kesehatan 1.066.019.000 Dasar Bantuan Pusat Buffer Stock BMPH Uraian Tahun 2007 (Rp) 1.943.573.500 Tahun 2008 (Rp) 2.065.364.269 105.575.296 384.874.614 Tahun 2009 (Rp) 1.250.979.560 Tahun 2010 (Rp) 1.109.851.236
384.874.614 200.000.000
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur Pembangunan bidang kesehatan telah membawa perubahan yang positif namun perkembangan derajat kesehatan sebagai tolok ukur dari keberhasilan bidang ini belum menunjukkan hasil yang signifikan. Berbagai persoalan seperti rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil (K4), Cakupan Desa UCI, kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), masih tingginya angka kesakitan (morbiditas) akibat penyakit-penyakit menular atau infeksi, tingginya angka kematian ibu dan bayi. Hasil pencapaian kinerja pelayanan kesehatan berdasarkan indikator Sistem Pelayanan Minimal (SPM) dapat dilihat pada tabel 2.3. Pada sisi input dapat ditemukan beberapa persoalan. Pertama, persoalan SDM kesehatan baik jumlah dan spesifikasi rasio masih kecil terhadap jumlah penduduk maupun sarana/fasilitas. Kedua, persoalan pembiayaan yaitu kecilnya kapasitas fiscal daerah. Ketiga, persoalan infrastruktur kesehatan yakni rasio sarana prasarana kesehatan terhadap penduduk yang masih kecil. Kecilnya anggara biaya yang untuk urusan kesehatan di Kabupaten Flores Timur tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk melaksanakan kegiatan atau program kesehatan, sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.2. Kecilnya anggaran ini membutukan bantuan dari pusat, provinsi dan Lembaga Swadaya Masyarakat demi mencapai target SPM. Alokasi anggaran untuk pelayanan kesehatan dapat dilihat pada tabel 2.4. Gambar 2.2. Grafik Rasio Kebutuhan Dana dan Realisasi
45%
35%
28%
38%
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD NO 2 1 Cakupan Kunjungan ibu Hamil ( K4) 1 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan memiliki Kompetensi Kebidanan Cakupan Pelayanan Nifas Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan Kunjungan bayi Cakupan desa UCI Cakupan Pelayanan anak balita Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak 6 -24 bulan dari keluarga miskin Cakupan Penjaringan kesehatn siswa SD dan setingkat Cakupan peserta KB aktif Cakupan Desa Siaga Aktif
Target SPM ( %) 95
Rasio Capaian pada Tahun ke2007 2008 2009 2010 2011 17 20 16 18 19 77% 74% 69% 93% 86%
100
16
20
35
100
100
16%
20%
35%
100%
100%
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
74 94 100 83 92 83 26
91 86 100 86 50 83 59
69 97 100 62 96 82 99
91 90 100 70 98 54 100
100% 100% 100% 82% 98% 54% 100% 0% 95% 89% 65%
52
60 51
95 62 52
0% 74% 0%
14 15 16 17 18 19
Cak. Penemuan pasien baru TB BTA (+) Cak. Penderita DBD yang ditangani Cak. Penemuan penderita diare Cak. Pelayanan kesehatan rujukan Cak. Pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin Cak. Desa / Kel yang mengalami KLB yang ditangani < 24 jam
Tabel 2.4. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur Rasio antara Realisasi dan Anggaran Rata-rata Tahun ke2007 12 2008 13 2009 2010 14 15 2011 16 Pertumbuhan Anggaran Realisasi (%) 17 (%) 18
2008 3
2009 4
20010 2011 5 6
2007 7
2008 8
2009 9
2010 10
2011 11
20.095.578.225
20.284.412.000
37.575.356.413
29.401.678.254
32.986.656.345
15.861.495.160
13.172.647.701
12.608.159.110
9.013.530.845
8.336.974.337
APBD II
38 %
45%
78%
35%
28%
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehaatan Adapun peluang yang mendukung pelayanan Dinas Kesehatan antara lain : biaya pelayanan terjangkau; adanya dukungan keuangan dan kebijakan serta ketenagaan dari pemerintah daerah; adanya dukungan pengembangan sumber daya manusia dari pemerintah daerah; adanya posyandu dan desa siaga yang aktif disemua desa, adanya regulasi yang mendukung upaya kesehatan baik di tingkat kabupaten, propinsi dan pusat; adanya kerja sama infestasi dan operasional dengan lembaga donoR; adanya kerja sama toma dan toga dalam konsep 2H2; adanya klinik / dokter praktek swasta; adanya laboratorium swasta; adanya dana BOK, JAMPERSAL dan JAMKESMAS. Sedangkan ancaman dalam pelayanan kesehatan antara lain : rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan; dukungan keuangan dari pemerintah daerah masih kurang; infranstruktur transportasi yang memadai; kondisi geografis yang memungkinkan terjadinya KLB dan bencana; banyaknya tempat perkembangbiakan vektor penular penyakit; dinamika epidemiologi penyakit yang cepat berubah dan mobilisasi penduduk yang tinggi; kurangnya kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan masyarakat; rendahnya ekonomi masyarakat dan sosial budaya yang menghambat PHBS. Dengan ancaman ini menghambat pelayanan kesehatan yang menghambat derajat kesehatan. Pertama kematian ibu dan bayi masih merupakan masalah yang dominan di Kabupaten Flores Timur. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus kematian ibu antara lain; faktor ekonomi, sosial, budaya, geografis, transportasi dan faktor kesehatan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut secara implisit adalah 3 Terlambat (Terlambat mengambil keputusan merujuk ke fasilitas kesehatan, Terlambat menjangkau fasilitas kesehatan dan Terlambat mendapat pelayanan Tenaga kesehatan). Kedua gizi memiliki hubungan langsung dan mendasar dengan HDI ( Human Development Indeks), sebab gizi merupakan elemen dasar pembentukan otak yang menjadi ukuran dalam menentukan kualitas SDM. Pemenuhan gizi merupakan salah satu indikator yang dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Ketiga Usia Harapan Hidup (UHH) Kabupaten flores Timur pada tahun 2010 sekitar 69 tahun, dibandingkan dengan UHH penduduk Indonesia sekitar 72 tahun, pertanda UHH penduduk di Kabupaten Flores Timur berada dibawah taraf nasional, meskipun demikian dengan adanya kecenderungan meningkatnya. UHH penduduk Kabupaten Flores Timur, setidaknya telah mencerminkan ada perbaikan gizi dan peningkatan pelayanan kesehatan yang memungkinkan tendensi tersebut. Untuk melihat dinamika peluang dan tantangan global, nasional dan regional dapat dilihat pada tabel 2.5
Tabel 2.5. Peluang dan Tantangan Global, Nasional, Regional dalam Pelayanan Kesehatan
DINAMIKA INTERNASIONAL -Menurunkan proporsi penduduk menderita kelaparan (Gizi) -Menurunkan angka kematian ibu melahirkan (AKI) -Menurunkan angka kematian balita -Menurunkan angka kesakitan DINAMIKA NASIONAL DINAMIKA REGIONAL/LOKAL
yang Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan Derajat kesehatan masyarakat NTT pada umumnya masih rendah dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan berbagai lingkungan strategis masih kurang mendukung pembangunan melalui kerjasama nasional dan global. kesehatan. Angka kematian bayi dan ibu serta prevalensi gizi kurang dan buruk pada Balita masih tinggi. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, Pembangunan kesehatan secara keseluruhan, pemerataan dan terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal. nasional. penyakit Meningkatkan pelayanan kesehatan yang Pelayanan kesehatan terutama didaerah perbatasan masih kurang mendapat perhatian. merata, Sistem perencanaan dan penganggaran Dinas Kesehatan Provinsi NTT yang memadai, keterpaduan dan kemampuan dari unsur-unsur perencanaan masih terbatas. Sistem pengendalian, pengawasan, dan pertanggung jawaban (dan pertanggung-gugatan) kinerja Dinas Kesehatan Provinsi NTT belum optimal. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM Meningkatnya kembali beberapa penyakit menular (re-emerging kesehatan yang merata dan bermutu diseases) seperti Malaria, TB Paru, HIV/AIDS, Rabies, ISPA, Diare. Penyakit tidak menular menunjukkan kecenderungan meningkat seperti hipertensi, diabetes, kanker dan penyakit degenaratif lainnya. Disamping itu telah timbul pula berbagai penyakit baru (new-emerging diseases) seperti Flu Burung dan SARS
terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti; belum optimal, penyebabnya adalah kurangnya dukungan informasi dengan pengutamaan pada upaya promotif preventif.
Meningkatkan
ketersediaan,
pemerataan,
dan Ketersediaan tenaga kesehatan, baik jumlah, jenis, maupun mutu kurang memadai dan penyebarannya tidak merata.
keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin masih farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
keamanan/khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan Pemberdayaan tenaga kurang optimal dan tidak sesuai dengan tupoksi. Masih terbatasnya pengangkatan tenaga kesehatan di provinsi dan kabupaten/kota Standar dan pedoman pelaksanaan pembangunan kesehatan yang spesifik dengan masalah kesehatan di NTT masih kurang, baik jumlah maupun mutunya. Penelitian dan pengembangan kesehatan belum banyak dilakukan. Pengembangan pemberdayaan masyarakat dan sumberdaya kesehatan masih belum merata dan belum sesuai seperti yang diharapkan Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, Dukungan dan perhatian sektor terkait dalam pembangunan Kesehatan transparan, memantapkan bertanggungjawab. berdayaguna dan berhasilguna kesehatan untuk di Provinsi NTT belum optimal. yang desentralisasi
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan : A. Permasalahan Internal : Bila dibandingkan dengan SPM masih ditemukan beberapa permasalahan kinerja pelayanan yang belum mencapai target. Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat dilihat pada tabel 3.1. Dari beberapa masalah tersebut ada beberapa masalah yang menjadi prioritas yang perlu di lakukan sekarang sebagai berikut : 1. Tingginya angka kematian ibu Angka kematian ibu di Kabupaten Flores Timur pada tahun 2011 sebesar 154/100.000 KH dengan jumlah kasus kematian 7 dari 4.545 KH. Angka ini mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun 2010 sebesar 234/100.000KH. Angka tersebut masih tinggi jika dibandingkan dengan target nasional yaitu 125/100.000 KH, namun sudah dibawah dari target Provinsi NTT yaitu 197/100.000 KH. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan. 2. Tingginya angka kesakitan penyakit menular Dari tahun ke tahun selama lima tahun terakhir profil kesehatan masyarakat di Kabupaten Flores Timur angka kesakitan atau morbiditas masih didominasi oleh penyakit infeksi yang lama seperti ISPA, Malaria, Diare, TBC, Kusta, dan penyakit infeksi baru seperti HIV/AIDs dan Rabies. Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (comunitty based data) menunjukkan infeksi masih merupakan yang terbanyak pada pasien rawat jalan di Puskesmas dan Rumah Sakit. 3. Kuantitas dan kualitas SDM kesehatan berdasarkan spesifikasi profesi masih kurang Dari aspek kualitas, jenis dan kuantitas tenaga kesehatan masih sangat kurang bila dibandingkan dengan standar tenaga kesehatan yang seharusnya bila dihitung berdasarkan jumlah penduduk, beban kerja dan jumlah fasilitas kesehatan yang ada. Dengan tingginya tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan yang meningkat, bila hal ini ini kurang diantisipasi oleh tenaga kesehatan maka akan berakibat buruk dari berbagai aspek kehidupan khususnya untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
Pendidikan formal dan non formal dirasakan sangat kurang, sehingga diperlukan untuk ditingkatkan sesuai dengan jenjang dan profesi yang dimiliki. 4. Alokasi anggaran tidak mecukupi biaya kebutuhan Dengan otonomi daerah, terjadi perubahan sistem administrasi dan pembiayaan pembangunan daerah termasuk untuk pembangunan kesehatan. Tiap sektor harus mampu bersaing untuk mendapatkan kuota anggaran yang terbatas di daerah, untuk membiayai pembangunan dengan memiliki perencanaan yang baik dan kemampuan meyakinkan pembuat keputusan anggaran tentang pentingnya suatu program. Bila dihubungkan dengan Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang menetapkan alokasi kesehatan minimal 10 % dari Dana APBD, tetapi faktanya anggaran kesehatan hanya 6 %. 5. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang untuk pelayanan kesehatan masyarakat Adanya sarana dan prasarana yang memadai merupakan salah satu indikator yang menunjang keberhasilan program dalm bidang kesehatan. Rasio sarana dan prasarana puskesmas, puskesmas pembantu dibandingkan penduduk diharapkan 10: 100.000 penduduk. Kondisi sarana prasarana kesehatan di Kabupaten Flores Timur adalah sebesar 7,7: 100.000 penduduk, fakta ini menyulitkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kegawatdaruratan dan membutuhkan layanan segera dalam menjangkau layanan kesehatan terdekat. B. Permasalahan Eksternal 1. Kurangnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi masyarakat Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat adalah salah satu masalah mendasar dalam pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Flores Timur Cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih sehat tahun 2011 adalah 54 % dari target nasional 80 %. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) belum dipahami dan dilaksanakan dengan baik sehingga menimbulkan masalah-masalah kesehatan masyarakat yang berbasis lingkungan (penyakit menular) masih tinggi. 2. Kondisi geografis yang memungkinkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) dan terhambatnya akses pelayanan kesehatan kondisi geografi dan topografi Kabupaten Flores Timur yang terdiri dari kepulauan, perbukitan dan pegunungan menyebabkan rawan terjadinya Kejadian Luar Biasa. Disamping itu keadaan lingkungan yang menjadi tempat perindukan vektor penular penyakit. Keadaan geografis ini menghambat akses pelayanan kesehatan oleh masyarakat. | 25 | Renstra Dinas Kesehatan Flotim 2012-2016
3. Dinamika epidemiologi penyakit yang cepat berubah Mobilitas penduduk yang cepat memungkinkan terjadinya perubahan dinamika penularan penyakit yang terjadi di masyarakat. Adanya kasus demam berdarah, HIV/AIDS, rabies merupakan kasus import dari penduduk yang berpergian ke luar dan masuk ke wilayah Kabupaten Flores Timur. 4. Infrastruktur transportasi yang tidak memadai Infrastruktur transportasi yang tidak memadai, akan menghambat proses rujukan dan akses masyarakat secara cepat dalam mencari pertolongan medis ke sarana kesehatan tingkat lanjut. Hal ini terkait dengan Terlambat ke dua yaitu terlambat menjangkau fasilitas kesehatan
Tabel 3.1. Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Kesehatan Kabupaten Flores Timur
CAPAIAN/ ASPEK KAJIAN
(1)
Masih rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil (K4) Masih rendahnya Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan memiliki Kompetensi Kebidanan Masih rendahnya cakupan kunjungan bayi Cakupan pelayanan anak balita
82 %
95 %
- Rendahnya Kunjungan rumah oleh bidan - Kurang optimalnya penyuluhan ibu hamil di posyandu
91 %
100
70 %
100 %
-Kualitas dan kuantitas serta jenis tenaga kesehatan yang kurang -Belum semua desa memiliki tenaga bidan di desa -Belum optimalnya kemitraan bidan dan dukun -Rendahnya kunjungan rumah oleh bidan -Keterbatasan jumlah tenaga kesehatan di desa -Rendahnya kunjungan rumah oleh bidan -Keterbatasan jumlah tenaga kesehatan di desa -Kurangnya pembinaan posyandu oleh petugas
54 %
100
-Masih rendahnya kesadaran ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan ulangan ke 4 -Rendahnya keterlibatan suami dan keluarga -Belum semua desa telah memiliki kesepakatan desa/perdes tentang persalinan di fasilitas memadai dan ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten -Belum semua desa telah menjadi desa siaga -Kurangnya kesadaran ibu dan keluarga untuk memeriksakan kesehatan bayinya -Akses ke sarana kesehatan sulit terjangkau karena kondisi wilayah -Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam mengelola posyandu -Masih rendahnya kesadaran orang tua tentang manfaat posyandu
-Pelayanan berkualitas
Kesehatan
dasar
belum
-Ante natal care belum berkualitas -Keterjangkauan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan ke masyarakat belum optimal; -Kualitas, Kuantitas serta jenis tenaga kesehatan masih kurang;
98,7%
100%
-Ketersediaan vaksin masih terbatas di kabupaten -Kendala biaya dalam penganfrakan di provinsi sehingga pada waktu-waktu tertentu stok vaksin kosong -Terlambatnya penemuan kasus -Belum optimalnya penanganan kasus di wilayah -Keterlambatan merujuk ke RS -Rendahnya monitoring dan evaluasi
100 %
100
62 %
70
-Belum semua tenaga teknis (dokter, bidan dan perawat) mendapat pelatihan CTU -Konseling pra tindakan dan pasca tindakan oleh petugas belum optimal -Penanganan efek samping pemasangan alat kontrasepsi belum terkordinir dengan baik
-Kurangnya Partisipasi masyarakat -Rendahnya dukungan tokoh masyarakat dan tokoh agama -Faktor budaya sebagian kecil masyarakat yang tidak mengimunisasikan bayinya -Rendahnya pengetahuan orang tua dalam menemukan tanda-tanda gizi buruk -Kurangnya kepatuhan orang tua dalam mengikuti proses perawatan -Kurang pengetahuan ibu dalam mengolah makanan bayi dalam rangka proses pemulihan -Masih rendahnya kesadaran PUS untuk mengikuti KB -Kebijakan nasional Jampersal tidak mendukung masyarakat untuk menikuti KB karena tiadak alada lagi kendala biaya persalinan -Kerjasama lintas sektor BPM & KB belum optimal
Penemuan dini kasus dan penanganan lanjutan kasus gizi buruk belum optimal
3.2.
Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih adalah : TERWUJUDNYA MANUSIA DAN MASYARAKAT FLORES TIMUR YANG MAJU, SEJAHTERA, BERMARTABAT DAN BERDAYA SAING. Dari visi ini dijabarkan dalam beberapaa misi sebagai berikut : 1. Mengembangkan dan mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang pada prinsip Good Governance dan Clean Government . 2. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat Flores Timur. 3. Meningkatkan pengembangan infrastruktur strategis penunjang aktivitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat serta pelaksanaan pembangunan yang berbasis tata ruang dan mitigasi bencana alam. 4. Mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan manusia dan masyarakat Flores Timur melalui gerakan pemberdayaan ekonomi rakyat . 5. Meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan serta meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak. Tugas dan fungsi Dinas kesehatan yang berkaitan dengan visi dan misi (khususnya misi 2) Kepala Daerah tersebut adalah : Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat Flores Timur melalui berbagai upaya kesehatan demi terwujudnya masyarakat Flores Timur yang sehat dan sejahtera. Faktor-faktor penghambat dan pendorong dalam pelayanan SKPD Dinas Kesehatan terhadap pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih dapat terlihat pada tabel 3.2 dibawah ini. berdasarkan
Tabel 3.2. Faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD terhadap pencapaian visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah VISI : No MISI & PROGRAM KDH & WAKIL KDH TERPILIH Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat Flores Timur PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD PENGHAMBAT FAKTOR PENDORONG -Pemantauan ketat melalui 2 H 2 centre dinas kesehatan -Adanya jampersal, jamkesmas, jamkesda 2. Tingginya angka kesakitan -Rendahnya menular -Rendahnya penemuan dini kasus -Rendahnya dukungan alat penunjang diagnostik 3. Kuantitas dan kualitas SDM -kuota penerimaan PNS dari tenaga -Regulasi pemerintah pusat untuk penerimaan kesehatan berdasarkan kesehatan masih terbatas pada jenis dan penempatan Bidan dan dokter PTT -program pemerintah daerah untuk -kualitas rekrutmen yang belum maksimal peningkatan jenjang pendidikan Diploma I menjadi Diploma III pada program khusus D III spesifikasi profesi masih kurang profesi tertentu pemahaman masyarakat -Tersedianya tenaga terlatih untuk penemuan -Tersedinya penyakit tatalaksana penanggulangan akibat penyakit menular dan tentang penyakit menular dan tidak dini kasus penyakit penyakit tidak menular
1. Tingginya angka kematian ibu -Masih ada persalinan oleh dukun dan -Digalakkannya Kemitraan bidan dan dukun hamil, melahirkan, dan nifas/ dirumah penduduk Maternal Mortality Rate (MMR) -Faktor 3 terlambat dan 4 terlalu
Kebidanan
dan
Keperawatan
kerjasama
dengan POLTEKES Kemkes Kupang -minat SDM kesehatan tinggi dalam mengikuti pendidikan berkelanjutan 4. Alokasi anggaran tidak -penetapan PAGU anggaran tidak Adanya suport dana BOK Puskesmas,
5. Kurangnya sarana dan prasarana Kurangnya biaya untuk penyediaan sarana tersedianya penunjang untuk pelayanan dan sarana penunjang kesehatan Khusus(DAK) kesehatan masyarakat
3.3.
Telaahan Renstra Kementerian dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota a. Sasaran Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 adalah : 1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat 2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular 3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender. 4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk terutama penduduk miskin. 5. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga 6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategi di daerah tertingggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK) 7. Seluruh Provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular. 8. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM). b. Sasaran Renstra Dinas Kesehatan Provinsi NTT Tahun 2009-2013 adalah : 1. Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 65,1 tahun menjadi 68,5 tahun. 2. Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dari 57/1000 KH pada tahun 2007 menjadi 45/1000 KH. 3. Menurunnya Angka Kematian Balita (AKABA) dari 82/1000 Balita menjadi 65/1000 Balita. 4. Menurunya Angka Kematian Ibu (AKI) dari 306/100.000 KH pada tahun 2007 menjadi 153/100.000 KH. 5. Menurunnya status gizi buruk Balita dari 6,7 % menjadi 4,1% dan gizi kurang Balita dari 30,10% menjadi 25,80%. 6. Menurunnya angka kesakitan Malaria dari 24/1000 penduduk menjadi 15/1000 penduduk, prevalensi Tuberkulosis dari 125/100.000 penduduk, prevalensi penduduk. 7. Menurunnya Total Fertility Rate (TFR) dari 4,2 menjadi 2,4. Dengan sasaran rencana strategis Kementrian Kesehatan RI dan dibandingkan dengan Kusta 210/100.000 dan penduduk menjadi Filariasis menjadi 1/1000
permasalahan capaian kinerja palayananan Dinas Kesehatan sebagaiman dalam tabel 3.3, akan menjadi isu penting dalam pencapaian kinerja di tahun yang akan datang.
Tabel 3.4. Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Beserta Faktor Penghambat Dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya NO SASARAN JANGKA MENENGAH RENSTRA KEMENTERIAN 1. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (berlaku untuk 18 indikator ) PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD KABUPATEN Dari 18 indikator SPM, yang telah mencapai standar sebanyak 10 indikator, sedangkan yang belum mencapai standar sebanyak 8 indikator FAKTOR PENDORONG -Adanya pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan -Suport dana BOK dan NGO lainnya
PENGHAMBAT -Masih rendahnya kualitas pendidikan tenaga kesehatan -Terbatasnya jumlah dan jenis tenaga kesehatan -Penyebaran yang belum merata -kurangnya pembiayqan di bidang kesehatan -Kurangnya pemenuhan alat dan perbekalan kesehatan 2. Menurunnya disparitas status Masih tingginya angka kematian -Faktor 3 terlambat kesehatan dan status gizi antar ibu(MMR), prevalensi gizi kurang dan -Kurangnya Keterampilan bidan dalam wilayah dan antar tingkat sosial gizi buruk, cakupan pertolongan penanganan bayi baru lahir yang ekonomi serta gender. persalinan masih rendah. bermasalah -Terlambat penemuan kasus -Penanganan kasus belum adekuat -Orangtua kurang kooperatif
-Digalakkannya Kemitraan bidan dan dukun -Pemantauan ketat melalui 2 H 2 centre dinas kesehatan -Adanya jampersal -Tingginya rujukan ke RSUD Larantuka -Sister hospital perinatal dengan berlakunya NICU -Adanya PMT bagi gizi buruk -Pelaksanaan posyandu yang maksimal -Adanya program keluaga sadar gizi -Pelaksanaan sistem kewaspadaan pangan dan gizi
3.4.
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis terlihat bahwa pola penggunaan tanah di Kabupaten Flores Timur dititik beratkan pada perumahan permukiman, pusat-pusat kehidupan masyarakat, sosial, kebudayaan dan kesejahteraan lainnya dengan azas : AMAN, TERTIB, LANCAR dan SEHAT (ATLAS). Berdasarkan asas tersebut salah satu sasaran penataan ruang wilayah adala terwujunya kesehatan jasmani (fisik) melalui Pembangunan : a. b. c. d. Penciptaan lapangan kerja, perumahan, menarik PMA dan PMDN (Formal dan Informal) Hiburan (Taman publik dan non publik dan taman hiburan rakyat) Latihan (Gelangang remaja, stadion, lapangan olah raga) Membangun, Menambah dan memelihara (Tempat sampah, rumah sakit, puskesmas, panti jompo/ cacat). Dari hasil penelaahan terhadap rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis dapat dikemukakan faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan Dinas Kesehatan adalah : Faktor penghambat : 1. Dikarenakan belum luasnya lapangan kerja bagi putra-putri daerah, menyebabkan banyak sumber daya manusia (termasuk yang putra daerah yang terbaik) berpindah (merantau) ke kabupaten ataupun provinsi lain. Hal ini menyebabkan SDM yang ada di kabupaten masih rendah, khususnya SDM kesehatan. 2. Belum tersedianya tempat hiburan dan latihan olahraga bagi rakyat sehingga sarana penunjang bagi kesehatan fisik dan juga mental masih sangat minim 3. Minimnya dana bagi pembangunan, penambahan dan juga pemeliharaan sarana dan prasarana puskesmas dan juga sarana dan prasarana penunjang kesehatan. 4. Tidak adanya tempat pembuangan sampah akhir dan tidak teraturnya tempat pembuangan samapah sementara yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit Faktor pendorong: 1. Dinas Kesehatan dan jajaran sudah mempromosikan kepada masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, di dalamnya adalah melakukan aktivitas fisik setiap hari demi terpeliharanya kesehatan individu. 2. Walaupun dalam jumlah yang terbatas dan beberapa puskesmas masih dalam kondisi yang memprihatinkan, keberadaan sarana puskesmas sudah dapat menjangkau masyarakat sekitarnya dan juga adanya unit kesehatan berbasis masyarakat yang membantu pencapaian kerja dari puskesmas. 3. Adanya dukungan dana dari pihak NGO/LSM seperti PNPM, P2DTK, WVI untuk pembangunan sarana penunjang pelayanan kesehatan (Poskesdes dan Posyandu). | 34 | Renstra Dinas Kesehatan Flotim 2012-2016
3.5
Penentuan Isu-isu Strategis Adanya permasalah dalam pelayanan kesehatan dan memperhatikan telaan Visi, Misi Kepala Daerah, rencana strategis Kementrian Kesehatan RI, kajian tata ruang wilayah dan lingkungan hidup maka dilakukan identifikasi analisa SWOT. Hasil evaluasi strategi dengan analisis SWOT didapat peta kekuatan Dinas kesehatan pada Kuardan I, yang berarti memiliki keunggulan kompetitif atau keunggulan daya saing. Strategi yang digunakan adalah mengoptimalkan kekuatan untuk menangkap peluang. Kunci keberhasilan yang diperoleh yaitu Berdasarkan hasil penilaian faktor nilai ketekaitan, bobot faktor, nilai dukungan, nilai keterkaitan didapatkan beberapa faktor kunci keberhasilan yang menjadi tujuan pada Dinas Kesehatan sebagaimana pada tabel 4.5 Tabel 3.5. Faktor Kekuatan dan Peluang Kunci FAKTOR KEKUATAN DAN PELUANG KUNCI Kekuatan Kunci Peluang Kunci dan jamkesmas Alternatif Tujuan Puskesmas untuk meningkatkan kekuatan (strengths) , Kelemahan (weaknessness), peluang (opportunities), dan tantangan (threats) kemudian dianalisis dengan
Adanya standar pelayanan Adanya dana BOK, jampersal, Mengoptimalkan dana BOK, jampersal minimal kesehatan standar oprasional tindakan medis dan non medis di unit pelayanan kesehatan pencapaian SPM
Komitmen kesehatan
bersama
untuk Adanya posyandu dan desa Meningkatkan derajat siaga yang aktif di semua desa kesehatan
komitmen dalam
SDM
meningkatkan
memberikan
pelayanan dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
antar
lintas serta
dinkes, puskesmas dan RS dan lintas sektor dalam konsep program 4 Tersedianya SDM dalam Adanya
Adapun isu-isu strategis dari hasil analisis SWOT dan dengan melihat hasil telaahan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Flores Timur, dan Renstra Kementerian Kesehatan serta Dinas Kesehatan Provinsi NTT, maka isu-isu strategis yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur pada saat ini sampai pada lima tahun mendatang adalah : 1. Derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Flores Timur masih rendah. Kasus kematian Ibu (7 kasus), Bayi (73) dan Balita (109). Angka kematian ibu ini masih tinggi bila dibandingkan dengan standar nasional. Meningkatnya beberapa penyakit menular seperti malaria, TB paru, ISPA, Diare dan HIV-AIDS. Selain itu juga penyakit tidak menular menunjukan kecenderungan meningkat seperti hipertensi dan Diabetes. 2. Terbatasnya kuantitas dan kualitas kinerja tenaga kesehatan yang di miliki serta pemanfaatannya melalui pendidikan formal dan non formal dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pemerataan serta keterjangkauan pelayanan kesehatan masyarakat. 3. Dampak Desentralisasi terhadap anggaran Pembangunan kesehatan Dengan desentralisasi terjadi perubahan sistem administrasi dan pembiayaan pembangunan daerah. Tiap sektor harus bersaing mendapatkan kuota anggaran yang terbatas untuk membiayai pembangunan termasuk kesehatan. Prioritas SKPD tidak lagi menjadi pertimbangan dalam pengalokasian anggaran. 4. Peran serta masyarakat Meningkatkan peran masyarakat untuk berpartisipasi aktif untuk berperilaku hidup bersih sehat dan mampu menolong dirinya sendiri khususnya pada kasus-kasus darurat. Peran serta masyarakat termasuk sektor swasta dan LSM/NGO akan semakin penting karena sangat dibutuhkan sebagai mitra dalam melaksanakan pelayanan dan pembiayaan pembangunan kesehatan, tidak saja pada tahap pengobatan dan rehabilitasi tetapi lebih berperan pada tahap promotif dan preventif.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 . Visi dan Misi a. Visi Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 150 ayat (3) huruf b bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu lima tahun merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah yang pengesahannya berpedoman kepada RPJP Daerah dan dengan memperhatikan RPJM Kabupaten Flores Timur. Visi Kepala daerah lima tahun ke depan yaitu TERWUJUDNYA MANUSIA DAN MASYARAKAT FLORES TIMUR YANG MAJU,SEJAHTERA, BERMARTABAT DAN BERDAYA SAING. Berdasarkan rumusan di atas maka visi pembangunan Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur : MASYARAKAT FLORES TIMUR YANG SEHAT DAN SEJAHTERA Makna utama dari Visi Pembangunan Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur: Masyarakat Flores Timur Sehat : Masyarakat Flores Timur dengan Keadaan Sehat baik secara fisik, mental, spiritual mauapun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi Masyarakat Flores Timur Sejahtera : Merupakan suatu kondisi masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, baik lahir maupun batin secara adil, merata, rukun, damai, toleransi, berdisiplin, kreatif, produktif dan professional. b. Misi Untuk mencapai Visi yang telah digambarkan diatas maka ditetapkan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur sebagai berikut : a. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. b. Mewujudkan mutu pelayanan kesehatan rehabilitatif yang komprehensif c. Mewujudkan kuantitas dan kualitas sumber daya kesehatan yang profesional, merata dan sejahtera. d. Mewujudkan ketersediaan sarana prasarana kesehatan yang memadai dan merata e. Mewujudkan peran serta masyarakat untuk hidup sehat dan mandiri 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menenga SKPD a. Tujuan Berdasarkan Visi dan Misi tersebut di atas, maka tujuan pembangunan kesehatan dalam lima tahun ke depan adalah : 1. Mengoptimalkan dana BOK, Jamkesmas, Jampersal untuk meningkatkan pencapaian SPM melalui upaya promotif ,preventif, kuratif,
2. Meningkatkan komitmen SDM kesehatan dalam memberikan perlayanan dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan 3. Mewujudkan sumber daya kesehatan yang profesional, merata dan sejahtera b. Sasaran Untuk mewujudkan sasaran tersebut diatas maka diharapkan pada tahun 2016 tercapai sasaran sebagai berikut: Tujuan 1 : Mengoptimalkan dana BOK, Jamkesmas, Jampersal, jamkesda untuk meningkatkan pencapaian SPM. Sasaran : a. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata b. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular sebesar 50% dari data tahun 2010 Tujuan 2 : Meningkatkan komitmen SDM kesehatan dalam memberikan perlayanan dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan. Sasaran : a. Meningkatnya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebesar 25% b. Menurunnya angka kematian Ibu dari 154/ 100.000 Kelahiran Hidup (KLH) menjadi 45/100.000 KLH dan Menurunnya Kematian Bayi dari 16/1000 KLH menjadi 8/1000 KLH. c. Meningkatnya cakupan kunjungan bayi dan cakupan pelayanan anak balita menjadi 100% d. Tercapainya Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI ) sebesar 100% e. Meningkatnya Cakupan peserta KB aktif sebesar 70 % Tujuan 3 : Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya kesehatan yang profesional dan merata. Sasaran : a. Meningkatnya rasio sarana pelayanan kesehatan terhadap penduduk yang dilengkapi dengan fasilitas kesehatan yang memadai. b. Meningkatnya kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan yang profesional dan sejahtera 4.3 Strategi dan Kebijakan Strategi dan kebijakan dapat dilihat pada tabel 4.1. Hubungan antara Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Arah kebijakan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Flores Timur dengan Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Arah kebijakan Dinas Kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.1. di bawah ini.
Tabel 4.1. Hubungan Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Arah kebijakan Kepala Daerah Kabupaten Flores Timur dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur TUJUAN RPJMD BUPATI SASARAN RPJMD BUPATI KEBIJAKAN RPJMD BUPATI MISI DINAS KESEHATAN a. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. b. Mewujudkan mutu pelayanan kesehatan melalui upaya promotif ,preventif, kuratif, rehabilitatif yang komprehensif c. Mewujudkan kuantitas dan kualitas sumber daya kesehatan yang profesional, merata dan sejahtera. d. Mewujudkan ketersediaan sarana prasarana kesehatan yang memadai dan merata e. Mewujudkan peran serta masyarakat untuk hidup sehat dan mandiri ARAH KEBIJAKAN Meningkatkan kuantitas dan kualitas serta fungsi sarana prasarana pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya Meningkatkan upaya pencegahan, pemberantasan dan pengendalian penyakit menular serta tidak menular. Meningkatkan kualitas lingkungan sehat dengan pemenuhan sanitasi dasar Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama kesehatan Ibu dan Anak dengan mengefektifkan Perda KIBBLA Mengembangkan sistem kesehatan. Mengembangkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 1. Meningkatkan derajat kesehatan 2.1. Meningkatnya proporsi penduduk a. masyarakat Flores Timur yang memperoleh pelayanan kesehatan (Indikator Derajat Kesehatan yaitu : UHH, AKI, AKB, Status 2.2. Menurunnya proporsi Ibu Hamil dan b. Gizi Masyarakat) Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama kesehatan Ibu dan Anak. Mengembangkan sistem kesehatan. anak yang meninggal saat c. Meningkatkan upaya melahirkan. pencegahan, pemberantasan 2.3. Menurunnya proporsi Balita berstatus dan pengendalian penyakit gizi buruk dan gizi kurang menular serta tidak menular. d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. DINAS KESEHATAN 2012-2016 SASARAN STRATEGI a. Meningkatnya akses pelayanan a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan kesehatan bagi masyarakat merata melalui Penguatan Puskesmas di b. Menurunnya angka kesakitan akibat setiap kecamatan dengan penyakit menular sebesar 50% dari memanfaatkan dana BOK, data tahun 2010 jamkesmas dan jamkesda serta jampersal a. Meningkatnya Sanitasi Total Berbasis a. Meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat (STBM) sebesar 25% masyarakat melalui kerjasama b. Menurunnya angka kematian Ibu dari kemitraan baik melalui external 154/ 100.000 Kelahiran Hidup (KLH) agency (NGO, LSM) maupun menjadi 45/100.000 KLH dan dengan tokoh masyarakat dan
TUJUAN 1. Mengoptimalkan dana BOK, Jamkesmas, Jampersal, jamkesda untuk meningkatkan pencapaian SPM
a.
b. c. a.
2. Meningkatkan komitmen SDM kesehatan dalam memberikan perlayanan dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan derajat
b. c.
kesehatan. c.
d.
e. f. 3. Meningkatkan kuantitas dan a. kualitas sumber daya kesehatan yang profesional dan merata b.
Menurunnya Kematian Bayi dari kerjasama lintas sektor. (STBM) 16/1000 KLH menjadi 8/1000 KLH. b. Meningkatkan derajat kesehatan d. Mengembangkan Desa Siaga Meningkatnya cakupan kunjungan masyarakat melalui bayi dan cakupan pelayanan anak pemberdayaan masyarakat. balita menjadi 100% c. Meningkatkan pelayanan Tercapainya Desa/Kelurahan kesehatan masyarakat melalui Universal Child Immunization kerjasama dengan tokoh agama, (UCI ) sebesar 100% masyarakat, lintas sektor dan Meningkatnya Cakupan peserta KB LSM/NGO aktif sebesar 70 % Menginkatkan Cakupan desa Siaga sebesar 80 % Meningkatnya rasio sarana a. Peningkatan kapasitas sumber a. Meningkatkan pembiayaan persentase APBD untuk pelayanan kesehatan terhadap daya kesehatan melalui pembiayaan kesehatan penduduk yang dilengkapi fasilitas pemanfaatan berbagai peluang b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. kesehatan yang memadai kerjasama baik dengan Meningkatnya kuantitas dan kualitas pemerintah pusat, Propinsi tenaga kesehatan yang profesional maupun melalui kerjasama dan sejahtera kemitraan dengan pihak luar (NGO/LSM) b. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kesehatan melalui pendidikan/pelatihan dengan memanfaatkan sumber pembiayaan dari Pemerintah pusat, propinsi maupun daerah.
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Dalam rangka mewujudkan sasaran organisasi dengan indikator sasaran sebagai tolak ukur keberhasilannya, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur menetapkan Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif untuk pelaksanaan program Kesehatan kurun waktu 2012-2016 seperti pada tabel 5.1.
TABEL 5.1
RENCANA PROGRAM KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN KABUPATEN FLORES TIMUR
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Tahun-1 Rp 9 target 10
Tahun-2 Rp 11 target 12
Tahun-3 Rp 13 target 14
Tahun-4 Rp 15 target 16
Tahun-5 Rp 17
Lokasi
6 Jumlah aparat yang memiliki kompetensi sesuai bidang tugasnya terkirimnya surat surat penting dan laporan tersedianya sarana komuniksi, sumber daya air dan listrik terwujudnya kendaraan dinas operasional yang siap pakai tersedianya tenaga pengelola administrasi keuangan terlaksananya kegiatan - kegiata operasional di dinas terlaksananya kegiatan di kantor terlaksananya kegiatan di kantor terlaksananya kegiatan penerangan kantor terlaksananya kegiatan - kegiatan rapat rutin dan lainnya terlaksananya rapat koordinasi keluar daerah terlaksananya konsultasi dalam daerah terlaksananya kegiatan pembiayaan untuk tenaga non PNS
21
1.02.01
603.195.800
650.000.000
671.536.364
727.273.882
754.183.016
829.601.318
Larantuka
1.02.01.01.01 1. Terpenuhinya prasarana yang menunjang pelayanan kesehatan 1.02.01.01.02 yang memadai di fasilitas kesehatan sebesar 95 % 1.02.01.01.06
5.897.511
Larantuka
28.800.000 12 bulan
31.680.000 12 bulan
31.680.000 12 bulan
32.327.190 12 bulan
33.159.931 12 bulan
36.475.924
Larantuka
29.895.000 16 unit
32.884.500 16 unit
32.884.500 18 unit
33.989.895 18 unit
35.988.885 20 Unitt
39.587.773
Larantuka
1.02.01.01.07 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Meningkatnya anggaran daerah yang diperuntukan bidang kesehatan (10% APBD II) 1.02.01.01.08 Penyediaan jasa kebersihan kantor 1.02.01.01.10 1.02.01.01.11 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 1.02.01.01.12 Penyediaan komponen Instalasi/Penerangan bangunan kantor 1.02.01.01.14 2. Meningkatkan kemitraan dengan swasta dan dunis usaha 1.02.01.01.18 serta kerjasama pusat dan Propins 1.02.01.01.19 Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi dalam daerah 1.02.01.01.21 Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung dan Teknik Perkantoran Penyediaan Makan dan Minuman Penyediaan alat tulis kantor
35.400.000 8 orang
38.940.000 8 orang
42.834.000 8 orang
43.117.400 8 orang
43.117.400 8 orang
47.429.140
Larantuka
949.000 12 bulan
1.043.900 12 bulan
1.100.495 12 bulan
1.210.545 12 bulan
1.331.599 12 bulan
1.464.759
Larantuka
24.443.000 12 bulan 110.122 23.232.100 lembar & 132 buku 2.642.700 12 bulan
26.887.300 12 bulan 110.122 25.555.310 lembar & 132 buku 2.906.970 12 bulan
26.887.300 12 bulan 110.122 26.469.158 lembar & 132 buku 3.593.765 12 bulan
28.425.679 12 bulan 110.122 27.116.074 lembar & 132 buku 4.053.142 12 bulan
30.068.247 12 bulan 110.122 29.127.681 lembar & 132 buku 5.558.456 12 bulan
33.075.072 32.040.449
Larantuka Larantuka
6.114.301
Larantuka
6.000.000 16 kali
6.600.000 16 kali
7.616.000 16 kali
8.777.600 16 kali
9.055.360 16 kali
9.960.896
Larantuka
195.736.000 54 kali
215.309.600 54 kali
229.208.600 54 kali
271.855.982 54 kali
274.942.406 54 kali
302.436.647
Larantuka
158.376.440
Larantuka
115.200.000 12 orang
126.720.000 12 orang
126.720.000 12 orang
128.331.200 12 orang
142.493.096 12 orang
156.742.406
Larantuka
Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya kesehatan yang profesional dan merata
1.02.01.02
1.02.01.02.10
Pengadaan Meubelair
1.02.01.02.22 Rasio sarana pelayanan kesehatan per satuan penduduk/100.000 pddk Pemeliharaan Rutin Berkala Gedung Kantor Pemeliharaan Rutin / Berkala Mobil Jabatan 1.02.01.02.23 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan dinas/operasional 1.02.01.02.24 Pemeliharaan Rutin Berkala Perlengkapan Gedung Kantor 1.02.01.02.26
Rasio ketersediaan ruangan dan perlengkapan gedung terhadap jumlah Pegawai kesehatan tersedianya meubelair tersedianya kegiatan pemeliharaan gedung kantor tersedianya mobil jabatan yang layak pakai tersedianya kendaraan dinas operasional yang siap pakai tersedianya kegiatan pemeliharaan komputer
54.500.000
90%
150.000.000
95%
75.000.000
100%
76.000.000
100%
329.470.000
100%
269.617.000
Larantuka
21.375.000
6 Unit
125.000.000
137.500.000
Larantuka
15.000.000 5.000.000 1 pkt 6.000.000 1 pkt 6.000.000 1 pkt 6.000.000 1 pkt 98.000.000 1 pkt 19.800.000 1 unit 54.630.000 12.320.000 12.320.000 1 unit 18.000.000 75.867.000 41.500.000 6 unit 45.650.000 6 unit 42.000.000 6 unit 42.000.000 6 unit 68.970.000 13.200.000 8.000.000 12.345.000 30 unit komputer 9.680.000 30 unit komputer 10.680.000 30 unit komputer 12.000.000
Larantuka
Larantuka
Larantuka
Larantuka
Rasio sarana pelayanan kesehatan per satuan penduduk/100.000 pddk Tujuan Sasaran
Tersedianya prasarana yang menunjang pelayanan kesehatandari 80% menjadi 100% Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Tahun-1 Rp 9 target 10
Tahun-2 Rp 11 target 12
Tahun-3 Rp 13 target 14
Tahun-4 Rp 15 target 16
Tahun-5 Rp 17
Lokasi
4 1.02.01.02.28
6 tersedianya peralatan gedung kantor tersedianya gedung kantor yang layak pakai Meningkatnya kesehjateraan PNS Jumlah aparatur terhadap kebutuhan aparatur tersedianya tenaga bidan dan perawat yang profesional tersedianya tenaga fungsional yang profesional meningkatnya mutu dokumen Dinas Kesehatan Tersedianya laporan tahunan
21 Larantuka
10.000.000
5.000.000
5.000.000
7.500.000 Larantuka
1.02.01.04
100.000.000
org
103.000.000
org
106.090.000
org
109.272.700 org
210.234.512
Tersebar
1.02.01.05 1.02.01.05.06 Tersedianya lulusan yang berkualitas sebesar 220 orang 1.02.01.05.05
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan Program Khusus D3 Keperawatan dan D3 Kebidanan
Larantuka 1.456.514.000 50% 1.500.000.000 82% 1.650.000.000 82% 1.815.000.000 100% 1.996.500.000 100% 2.196.150.000
Larantuka 1.433.414.000 1.474.590.000 180org 1.622.049.000 1.784.253.900 220 org 1.962.679.290 2.158.947.219 37.202.781 23.100.000 252 orang 25.410.000 252 orang 27.951.000 252 orang 30.746.100 252 orang 33.820.710 252 orang Larantuka
Meningkatnya anggaran daerah yang diperuntukan bidang kesehatan (10% APBD II)
1.02.01.06 Tercapainya peningkatan kinerja aparatur kesehatan dari 80 % 1.02.01.06.01 menjadi 100% 1.02.01.06.04
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capain Kinerja Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan iktisar Relisasi Kinerja SKPD Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
Larantuka 20.644.000 20.644.000 85% 25.000.000 17.347.000 7.653.000 90% 36.250.000 19.081.700 17.168.300 95% 37.337.500 20.000.000 17.337.500 100% 38.457.625 22.000.000 16.457.625 100% 42.303.388 24.200.000 18.103.388 Larantuka Larantuka
1.02.01.15
1.02.01.15.01 1.02.01.15.02 1.02.01.15.03 Meningkatkan 1.02.01.15.04 komitmen SDM Menurunnya angka 1. Meningkatnya Usia Harapan kesehatan dalam kematian Ibu dari Hidup dari 69 thn menjadi 72 thn 1.02.01.15.05 memberikan 154/ 100.000 perlayanan dengan Kelahiran Hidup (KLH) 2. Menurunnya prevalensi 1.02.01.15.06 melibatkan peran menjadi 45/100.000 penyakit menular dan tidak serta masyarakat KLH meular untuk meningkatkan derajat kesehatan. 1.02.01.15.07
Pengadaan Obat dan perbekalan Kesehatan Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Kesehatan Peningkatan Keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama penduduk miskin Peningkatan Mutu Pelayanan Farmasi Komunitas dan Rumah Sakit Peningkatn Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat Ketersediaan Obat dan perbekalan kes sesuai kebutuhan
1.332.316.000
75%
1.451.023.260
80%
1.581.615.353
90%
1.723.960.735
95%
1.879.117.201
95%
7.968.032.550
1.332.316.000
100%
1.451.023.260
80%
1.581.615.353
90%
1.723.960.735
95%
1.879.117.201
95%
7.966.930.550
Pengadaan Obat Bufer Stock Distribusi Obat dan perbekalan Kesehatan dari kabupaten ke Puskesmas dan jaringannya pelatihan tenaga Pengelola Obat tingkat Puskesmas Pelatihan penggunaan obat secara rasional
Persentase Pusk dengan managemen Monev obat dan Pengelolaan obat perbekalan Kesehatan secara baik dan benar Tersedianya sejumlah Obat Bufer stock tkt kab Ketersediaan Obat dan perbekalan kes sesuai kebutuhan 20 Tenaga terlatih ttg Pengelola Obat Persentase Pusk menggunakan Obat secara Rasional Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat Jumlah maskin terlayani jamkesmas, jampersal Pusk RRI Pusk Non RRI Pusk Poned Cak. UCI Cak. Penanganan Peny. Menular
1.02.01.16
4.470.144.500
70%
4.892.700.005
75%
5.386.032.430
75%
5.950.259.487
85%
6.485.782.671
90%
27.184.919.093
Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Pusk dan jaringan Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan Pengadaan penigkatan dan perbaikan sarana prasarana Pusk dan jaringan
4.176.384.500
70%
4.595.366.155
75%
5.061.668.230
75%
5.598.864.937
85%
6.107.357.771
90%
26.768.651.703
1.02.01.16.04
8 12 6 100% 100%
9 13 8 100%
10 13 10 100%
10 13 10 100%
13 13 10 100%
1.02.01.16.05
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan Sasaran Indikator Sasaran 1. Meningkatnya usia harapan hidup dari 69 thn menjadi 72 thn 3 Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Tahun-1 Rp 9 target 10
Tahun-2 Rp 11 target 12
Tahun-3 Rp 13 target 14
Tahun-4 Rp 15 target 16
Tahun-5 Rp 17
Lokasi
4 1.02.01.16.06 1.02.01.16.07 1.02.01.16.08 Revitalisasi sistem kesehatan Pelayanan kefarmasian alat kesehatan
21
Pengadaan Peralatan dan Perbekalan Kesehatan termasuk Obat generik Peningkatan Kesehatan Masyarakat Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi Pengungsi Korban Bencana Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Tersedianya biaya operasional untuk mendkng pelayanan kesehatan Cak. Air Bersih Cak. Rumah Sehat Cak. Jamban Keluarga Cak. IS
1.02.01.16.13
293.760.000
70%
297.333.850
75%
324.364.200
80%
351.394.550
85%
378.424.900
90%
416.267.390
1.02.01.16.14 Mengoptimalkan dana BOK, Jamkesmas, Jampersal, jamkesda untuk meningkatkan pencapaian SPM
85 80 80 100
85 80 80 100
1.02.01.16.15 1.02.01.16.16
Monev dan pelaporan Pertemuan Validasi dan Pemuktahiran Data Kesehatan Tersedianya data yang akurat 55.319.000 100% 55.319.000 100% 62.000.000 100% 65.000.000 100% 70.000.000 100% 72.000.000
1.02.01.17 1.02.01.17.01 Meningkatnya Usia harapan hidup dari 69 thn menjadi 72 thn 1.02.01.17.02 1.02.01.17.03 1.02.01.17.04 1.02.01.17.05
Pengawasan Obat dan Makanan Peningkatan Pemberdayaan Konsumen/Masyarakat di bidang obat dan Makanan Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya Peningkatan Kapasitas Laboratorium Pengawasan Obat dan Makanan Peningkatan Penyidikan dan Penegakan Hukum di Bidang Obat dan Makanan Monev dan Pelaporan
Meningkatnya mutu pangan Meningkatnya mutu pangan Meningkatnya keamanan pangan Meningkatnya keamanan pangan Meningkatnya keamanan pangan Meningkatnya keamanan pangan
1.02.01.19 1. Cakupan Desa siaga aktif 2. Menurunya AKI Persentase Desa siaga aktif dari 3. Meningkatnya 51% menjadi 80 % dan kualitas Kesling Penjaringan Siswa SD dan 4. Menurunnya angka setingkatnya dari 0% menjadi kesakitan penyakit 80% menular dan tidak menular
29.675.500
71%
32.346.295
72%
29.111.666
73%
26.200.499
75%
23.580.449
75%
140.914.409
Pengembangan media promosi an informasi sadar hidup sehat Penyuluhan masyarakat PHBS Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan Monev dan Pelaporan Pengembangan dan pembinaan DESI
Cak. PHBS Cak. PHBS Persentase tenaga penyuluh dan guru UKS terlatih
60%
11.000.000
65%
14.000.000
70%
75%
80%
21.346.295
20
15.111.666
10
26.200.499
15
23.580.449
10
140.914.409
29.675.500 52% -
1.02.01.20
67.500.000
0,49%
60.750.000
0,49%
54.675.000
0,48%
49.207.500
0,45%
44.286.750
0,45%
276.419.250
1.02.01.20.01 1.02.01.20.02
Penyusunan Peta Informasi Masyarakat Kurang Gizi Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin
Angka gizi buruk Persentase Bumil, dpt PMT Persentase Balita dpt PMT Persentase penurunan angka kesakitan karena KEP/KEK/GAKI/KVA /Anemia gizi besi
1. Menurunkan prevalensi balita 1.02.01.20.03 gizi buruk 0.6 % menjadi 0,45 % dan gizi kurang dari 9 % menjadi 1.02.01.20.04 4% Meningkatkan komitmen SDM kesehatan dalam memberikan perlayanan dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan.
67.500.000 0.64
60.750.000 0.49
54.675.000 0.48
49.207.500 0.45
44.286.750 0.45
276.419.250
2. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak 6 -24 bulan dari keluarga miskin dari 0 % menjadi 100%
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan Sasaran Indikator Sasaran 1. Menurunkan prevalensi balita gizi buruk 0.6 % menjadi 0,45 % dan gizi kurang dari 9 % menjadi 43 % Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Tahun-1 Rp 9 target 10
Tahun-2 Rp 11 target 12
Tahun-3 Rp 13 target 14
Tahun-4 Rp 15 target 16
Tahun-5 Rp 17
Lokasi
1 Meningkatkan komitmen SDM kesehatan dalam memberikan perlayanan dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan.
21
2. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak 6 -24 1.02.01.20.06 bulan dari keluarga miskin dari 0 % menjadi 100% 1.02.01.20.07 1.02.01.20.08 1.02.01.20.09
Persentase peningkatan pemahanan petugas thdp program Persentase Bayi dpt ASI Ekslusif Persentase petugas terlatih konselor ASI Persentase RT gunakan garam iodium Persentase pusk melaksanakan surveilans gizi Persentase petugas terlatih penatalaksanaan gibur Persentase msyarakat (kader) terlatih ttg motivator ASI Persentase Balita gakin 6-24 bln dpt MP-ASI Persentase Rumah Sehat Persentase Rumah Sehat Persentse penyuluhan ttg lingk sehat Cak. STBM Cak. STBM
75%
80%
85%
90%
90%
Peningkatan penggunaan Asi Eksklusif Pelatihan konselor ASI utk petugas Survey garam yodium
3. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan dari 99% menjadi 100%
1.02.01.20.10
Survailans Gizi
100%
100%
100%
100%
100%
1.02.01.20.11
0%
10%
20%
25%
30%
1.02.01.20.12
25%
40%
50%
65%
70%
1.02.01.20.13
27%
23%
20%
10%
5%
Mengoptimalkan dana BOK, Meningkatnya Jamkesmas, Sanitasi Total Jampersal, jamkesda Berbasis Masyarakat untuk meningkatkan (STBM) sebesar 25% pencapaian SPM
1. Jumlah Desa yang 1.02.01.21 melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 1.02.01.21.01 sebesar 25 % 2. Menurunnya angka kesakitan 1.02.01.21.02 penyakit menular dan tidak menular 1.02.01.21.03 1.02.01.21.04
PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT pengkajian pengembangan lingkungan sehat penyuluhan menciptakan lingkungan sehat sosialisasi kebijakan lingkungn sehat Monev dan Pelaporan
11.814.000 64 11.814.000 69
12.888.000 12.888.000 75
13.962.000 13.962.000 80
15.036.000 15.036.000 80
16.539.600 16.539.600
10
15
20
25
25
1.02.01.22
Jumlah Penyakit menular yang tertangani Cak. Desa di fogging Persentase ketersediaan alat foging di pusk Persentase ketersediaan vaksin di pusk dan Dinas Cak. Imunisasi Balita dan Anak sekolah Persentase penangan peny menular Persentase penanganan penyakit endemik Persentase HPR tertangani/Eliminasi Cakupan UCI Persentase KLB dan Bencana dapat tertangani Persentase KIE PPP di Pusk
724.692.500
100% 100%
652.223.250
100% 100%
587.000.925
100% 100%
528.300.833
100% 100%
475.470.749
100% 100%
2.917.688.257
1.02.01.22.01 1.02.01.22.02
1.02.01.22.03 Meningkatkan 1. Meningkatkan cakupan Desa komitmen SDM UCI dari 96 % menjadi 100% 1. Menurunnya angka kesehatan dalam 1.02.01.22.04 kesakitan akibat memberikan 2. Meningkatkan cakupan penyakit menular perlayanan dengan penemuan dan penanganan sebesar 50% 2.2. 2. melibatkan peran penderita penyakit sebesar 100% 1.02.01.22.05 Tercapainya serta masyarakat Desa/Kelurahan untuk meningkatkan 3. Tertanganinya kasus KLB dan Universal Child derajat kesehatan. bencana sebesar 100 % 1.02.01.22.06 Immunization (UCI ) sebesar 100% 1.02.01.22.07 1.02.01.22.08 1.02.01.22.09 1.02.01.22.10 1.02.01.22.11
608.916.000
100%
453.446.750
100%
486.500.925
100%
486.500.925
100%
433.670.841
100%
1.270.888.257
789.000.000
55.776.500
1,00
100%
100%
100%
100%
650.000.000
100%
55.776.500
100%
20.500.000
100%
100%
100%
50.000.000
Pemusnahan/karantina sumber penyebab peny. Menular Peningkatan imunisasi Peningkatan surveilans epidemiolgi dan penaggulangna wabah Peningkatan KIE PPP Monev
27.500.000 88.000.000
100.000.000 57.800.000
100%
27.500.000
100%
100%
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Tahun-1 Rp 9 target 10
Tahun-2 Rp 11 target 12
Tahun-3 Rp 13 target 14
Tahun-4 Rp 15 target 16
Tahun-5 Rp 17
Lokasi
6 Persentase ketersediaan cold chain di pusk Tersedianya Standar pelayanan puskesmas yang memenuhi syarat
21
1.02.01.23 1.02.01.23.'01 1.02.01.23.'02 1.02.01.23.'03 1. Meningkatnya Usia Harapan Mengoptimalkan Hidup dari 69 thn menjadi 72 thn dana BOK, Meningkatkan akses Cak. Jamkesmas, pelayanan kesehatan 2. Pelayanan kesehatan dasar Jampersal, jamkesda yang bermutu, adil pasien masyarakat miskin 100 % untuk meningkatkan dan merata pencapaian SPM 3. Cak. Pelayanan kesehatan rujukan 100% 1.02.01.23.'04 1.02.01.23.'05 1.02.01.23.'06 1.02.01.23.'07 1.02.01.23.'08 1.02.01.23.'09 1.02.01.23.'12 1.02.01.23.'11 1.02.01.23.'10
STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN Penyusunan standar pelayanan kesehatan Evaluasi dan pengembangan pelayanan kesehatan Pembangunan dan Pemuktahiran data dasar standar pelayanan kesehatan Penyusunan Naskah Akademis Stndar Pelayanan Kesehatan Penyusunan Standar Analisis Belanja Pelayanan Kesehatan Monev Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan Pertemuan Evaluasi Penilaian Kinerja Puskesmas Peningkatan Sistim Informasi Kesehatan Rapat Koordinasi Kesehatan Pendidikan dan pelatihan nakes Penilaian sarana kesehatan dan tenaga kesehatan teladan Bersih berselera Sarana yankes swasta dan pemerintah
138.903.500
70%
181.234.300
80%
197.545.387
85%
215.324.472
90%
234.703.674
100%
72.698.421 58.908.500 Meningkatnya kualitas data SIKDA 79.995.000 64.799.350 65.340.000 71.874.000 79.061.400 100% 105.580.874 50.061.400 186.967.540 106.143.077 134.473.902 186.967.540
95%
1.02.01.25
Tersedianya sarana prasarana yang memenuhi standar Tersedianya sarana Puskesmas yang memenuhi standar Tersedianya sarana Puskesmas pembantu yang memenuhi standar Tersedianya Pusling Perairan Tersedianya pusling untuk menunjang pelayanan Tersedianya sarana prasarana untuk menunjang pelayanan Tersedianya sarana prasarana untuk menunjang pelayanan Tersedianya sarana prasarana untuk menunjang pelayanan Tersedianya sarana Puskesmas yang memenuhi standar Tersedianya sarana Puskesmas yang layak Tersedianya sarana Puskesmas rawat inap yang layak
3.259.274.810
8,8
3.165.039.569
9,3
3.449.893.130
9,8
3.760.383.512
10
4.098.818.028
10
17.733.390.239
1.02.01.25.01
Pembangunan Puskesmas
1.02.01.25.02
Pembangunan Pustu
1.02.01.25.03 1.02.01.25.04
2 Unit
700.000.000
2 unit
789.457.188
2 unit
847.000.000
2 Unit
931.700.000
102.487.000
1.02.01.25.07
1 Pkt
1 Pkt
1 Pkt
1 Pkt
460.711.382
1 Pkt
465.850.000
1.02.01.25.08
1.02.01.25.09
1.02.01.25.20
106.221.736
1 unit
Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya kesehatan yang profesional dan merata
1.02.01.25.21 Peningkatan Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk dari 7.7 /100.000 1.02.01.25.19 pddk menjadi 10/100.000 pddk
Rehabilitasi Pustu
770.991.500
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1.227.867.465
10 unit
12 unit
14 unit
16 unit
19 unit
1.588.548.500
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Meningkatkan Tujuan kuantitas dan kualitas sumber daya kesehatan yang profesional dan 1 merata Sasaran Meningkatnya akses pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata 2 Indikator Sasaran Peningkatan Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk dari 7.7 /100.000 pddk menjadi 10/100.000 pddk 3 Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Tahun-1 Rp 9 target 10
Tahun-2 Rp 11 target 12
Tahun-5 Rp 17
Lokasi
1.02.01.25.33
1.02.01.25.40
5 6 Tersedianya sarana Rehabilitasi sedang/berat/Total puskesmas, puskesmas pembantu dan jaringannya. Puskesmas dan jaringan yang layak Tersedianya Rumah Pembangunan Rumah Dinas Dokter dan Paramedis Puskesmas dinas yang layak Terehabnya rumah Rehabilitasi Rumah Dinas Dokter dan Paramedis Puskesmas dinas Tersedianya sarana Pembangunan Rumah Tunggu Rumah tunggu yang memenuhi standar Perluasan Puskesmas/Pustu Tersedianya sarana Pembangunan Poskesdes Poskesdes yang memenuhi standar Tersedianya alkes Pengadaan Alat Kesehatan yang menunjang pelayanan Tersedianya alat non kes yang menunjang Pengadaan Alat Non Kesehatan pelayanan Peningkatan Puskesmas RRI menjadi puskesmas PONED Pengadaan Pusling multi fungsi Tersedianya puskesmas poned Tersedianya pusling multi fungsi
21
1.248.513.158 1nunit
1 unit
424.060.240
1.566.466.264
1 unit 1.009.367.886 3 unit 1.110.304.674,60 2 unit 1 Pkt 1 pkt 1 Pkt 1 Pkt 1 Pkt 282.000.000 1 Pkt 1 Pkt 1 unit 633.320.531 2 unit 759.984.637 5 unit 1 Pkt 949.980.796,50 7 unit 5 unit 1.246.644.903 7.235.618.518 653.750.937 2 unit 642.697.954 3 1.332.365.609,52 3 1.461.902.474 728.057.000
1.02.01.25.41 1.02.01.25.42
1 Pkt
1.02.01.26
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata Pembangunan Rumah Sakit Adonara Tersedianya rumah sakit adonara
9.217.331.660 9.217.331.660
1.02.01.29 1.02.01.29.08 Meningkatkan 1.02.01.29.09 komitmen SDM kesehatan dalam Meningkatnya memberikan cakupan kunjungan Peningkatan persentase cakupan perlayanan dengan bayi dan cakupan pelayanan kesehatan anak balita melibatkan peran pelayanan anak balita dari 82 % menjadi 90 % 1.02.01.29.04 serta masyarakat menjadi 100% untuk meningkatkan derajat kesehatan.
PENINGKATAN YANKES ANAK BALITA Yankes bayi (0-24 bln) Yankes anak balita
Meningkatkan Pelayanan kepada balita meningkatnya cak. Yankes bayi meningkatnya cak. Yankes anak balita Jumlah tenaga kesh, guru TK/PAUD terlatih DDTK, Nakes MTBS/MTBM, Manajemen Asfiksia dan BBLR Meningkatkan pemahaman pengelola program KIA
3,3/1000 KLH 85 83
2,5/1000 KLH 87 84
2/1000 KLH 90 85
1,5/1000 KLH 92 90
1/1000 KLH 95 95
60
486.816.000
80
54.450.000
100
59.895.000
120
79.807.825
140
1.087.788.608
1.02.01.29.07
80%
27.500.000
100%
30.250.000
100%
33.275.000
100%
36.602.500
100%
140.262.750
PENINGKATAN PELAYANAN LANSIA Pelayanan pemeliharaan kesehatan Diklat pelayanan perawatan kesehatan lansia Pelayanan Kesehatan Monev dan Pelaporan 136/100. 000 KLH 114/100.00 0 KLH 438.112.420 13/1000 KLH 11/1000 KLH 95 90 569.546.146 10/1000 KLH 97 91 33.275.000 91/100.0 00 KLH 554.255.299 9/1000 KLH 100 92 36.602.500 68/100.00 0 KLH 603.472.776 8/1000 KLH 100 95 101.996.838 45/100.0 00 KLH 1.426.554.141 meningkatnya cak. Yankes lansia jumlah tenaga perawat terlatih yankes lansia 60% 10 tenaga 70% 20 tenaga 75% 25 tenaga 80% 30 tenaga 85% 35 tenaga
1.02.01.32
AKI
401.938.000
1.02.01.32.04
Pelayanan ANC
90 89
1. Menurunkan angka kematian ibu dari 233/100.000 kelahiran hidup menjadi 45/100.000 kelahiran hidup 1. Menurunkan angka 2. Menurunkan angka kematian kematian ibu Bayi dari 14,4/1000 kelahiran hidup menjadi 8 /1000 kelahiran 2. Meningkatnya
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Tahun-5 Rp 17
Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra SKPD target 18 100 100 95 36.602.500 100 41.262.750 Rp 19
Lokasi
1. Menurunkan angka kematian ibu dari 233/100.000 kelahiran Meningkatkan hidup menjadi 45/100.000 komitmen SDM kelahiran hidup 1. Menurunkan angka kesehatan dalam 2. Menurunkan angka kematian kematian ibu memberikan Bayi dari 14,4/1000 kelahiran perlayanan dengan hidup menjadi 8 /1000 kelahiran 2. Meningkatnya melibatkan peran hidup. Cakupan peserta KB serta masyarakat 3. Meningkatnya Cakupan aktif sebesar 70 % untuk meningkatkan pelayanan nifas dari 97 % derajat kesehatan. menjadi 100% 4. Meningkatnya cakupan K4 dari 88 % menjadi 95%
1.02.01.32.05
1.02.01.32.06 1.02.01.32.07
Pengadaan Baju Kanguru Pekan Keselamatan Ibu dan Anak Perdes mendukung KIBBLA
1.02.01.32.14
1.02.01.32.15
Pertemuan Rutin Pengelola KIA/Bidan Pusk ke Kab. Supervisi Fasilitatip Kab ke Pusk, Pusk ke jaringannya Monev KIA ke Pusk
6 Meningkatnya cak. komplik obst Meningkatnya cak. Salin nakes dgn kompetensi Persentase Salin di Faskes memadai Meningkatnya cak. Kunjungan Neo Lengkap Meningkatnya cak. peanganan neo komplik Meningkatnya KF, Persentase dokter,perawat,bida n terlatih poned Persentase Pusk dilengkapi baju kanguru Persentase pusk melaksanakan P4K Jumlah Desa dengan Perdes Meningkatkan cak. Prog KIA (K1,K4,KF,KN,Kob,K oN Menurunkan kasus kesakitan/kematian KIA Terlaksananya pertemuan bidan triwulan
21
40 282.953.000 250 desa 10 desa 20 pusk/100 % 100% 282.953.000 250 desa 50 desa 20 pusk/100%
15.730.000 346.998.960 250 desa 100 desa 20 30.250.000 pusk/100 % 30.250.000 100%
19.033.300 208.048.648 250 desa 36.602.500 250 desa 20 36.602.500 pusk/100 % 36.602.500 100%
30.250.000
140.262.750
100%
140.262.750
29.282.000 29.282.000
32.210.200 32.210.200
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Penetapan indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur bertujuan untuk memberikan gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur untuk periode 2012 2016 sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan kesehatan. Indikator kinerja Dinas Kesehatan tersebut dirumuskan berdasarkan analisis terhadap SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur. Perumusan indikator kinerja SKPD tersebut disusun berdasarkan SPM dan beberapa indikator kesehatan lainnya sebagaimana pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Tahun 0
3
Indikator NO
1 2
Tahun 4 Tahun 5
7 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Angka Kematian Ibu (per 100.000 KH) Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan memiliki Kompetensi Kebidanan Cakupan Pelayanan Nifas Cakupan Ibu Hamil dengan komplikasi yang ditangani Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) % Posyandu Purnama + Mandiri Usia Harapan Hidup Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan Kunjungan bayi Cakupan desa UCI Cakupan Pelayanan anak balita Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
136 100 90
114 100 92
91 100 95
68 100 97
45 100 100
45 100 100
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak 6 -24 bulan dari keluarga miskin Cakupan Penjaringan kesehatn siswa SD dan setingkat Cakupan peserta KB aktif Cakupan Desa Siaga Aktif Cak Rumah Tangga Ber PHBS Cak. Penemuan pasien baru TB BTA (+) Cak. Penderita DBD yang ditangani Cak. Penemuan penderita diare Cak. Pelayanan kesehatan rujukan Cak. Pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
100
100
100
100
100
24 25 26 27 28
Cak. Desa / Kel yang mengalami KLB yang ditangani < 24 jam Cak. Persalinan di Fasilitas Kesehatan Memadai Cak. Puskesmas Poned API STBM
100 100 64 12,5 18 0 70 38 15,4 5 100 75 75 12,8 10 100 80 100 10,2 15 100 85 100 7,6 20 100 90 100 5 25
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Angka Kematian Bayi (per 1.000 KH) Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan Kunjungan bayi Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan memiliki Kompetensi Kebidanan Cakupan Pelayanan Nifas Cakupan Ibu Hamil dengan komplikasi yang ditangani Cakupan desa UCI % Bayi usia 6 Bulan yang mendapat ASI eksklusif % Posyandu Pusrnama + mandiri Jumlah Kematian Neonatal Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan memiliki Kompetensi Kebidanan Angka Gizi Buruk Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak 6 -24 bulan dari keluarga miskin % Bayi usia 6 Bulan yang mendapat ASI eksklusif % Posyandu Pusrnama + mandiri Cakupan Kunjungan bayi % Pemberian Vitamin A
16 100 70 100 91 90 56 98,7 86,82 60 6 100 100 91 0,3 100 0% 86,82 60 82 87,11
14 100 82 100 90 99 60 100 86,82 60 5 100 100 90 0,3 100 100 86,82 60 82 88
9 100 92 100 100 100 80 100 90 67 3 100 100 100 0,25 100 100 90 67 92 90
8 100 95 100 100 100 80 100 90 70 3 100 100 100 0,15 100 100 90 70 95 90
Demikianlah penyusunan Rencana Strategi SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur Tahun 2012-2016. Masukan yang konstruktif sangat kami harapkan demi penyempurnaan dokumen ini
dr. Yosep Usen Aman Pembina Tkt. I NIP. 19611115 199603 1 001