Anda di halaman 1dari 5

SEMESTER 3

BLOK DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM ( DMS )


PRAKTIKUM ANESTESI LOKAL

ANESTESI LOKAL

I.

Tujuan Instruksional A. Umum Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dan melatih melakukan teknik anestesi lokal sederhana. B. Khusus Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa mampu: 1. Melakukan tindakan anestesi permukaan pada manusia. 2. Melakukan tindakan anestesi infltrasi pada manusia. 3. Melakukan tindakan anestesi blok pada n.ischiadicus katak, sebagai dasar pemahaman dalam melakukan anestesi blok pada saraf tertentu manusia. 4. Melakukan anestesi spinal pada katak dan menjelaskan kegunaan anestesi spinal pada manusia.

II.

Definisi 1. Anestesi lokal adalah suatu kondisi dimana transmisi sensoris dari area lokal tubuh menuju system saraf pusat diblokade. 2. Anestesi infiltrasi adalah injeksi subkutan untuk bekerja pada lokal nerve ending, biasanya disertai dengan vasokonstriktor. 3. Anestesi permukaan adalah aplikasi topical pada permukaan kulit atau mukosa. 4. Anestesi blok adalah teknik infiltrasi obat anestesi disekeliling saraf tunggal untuk memblokade bagian distal yang dipersarafi oleh saraf tersebut. 5. Anestesi spinal(blockade intratekal) adalah teknik anestesi blok, dimana obat anestesi diinjeksikan kedalam cairan serebrospinal dalam ruang subarachnoid.

III.

Tinjauan Pustaka Obat anestesi lokal merupakan suatu bentuk istimewa dari anestesi pada umumnya. Anestesi lokal adalah suatu kedaaan depresi rasa nyeri setempat dan depresi reflek dari suatu bagian tertentu tubuh, sehingga cukup untuk

menjalankan pembedahan pada daerah tersebut. Selain serabut saraf sensoris, serabut saraf motoris juga dapat diblokir oleh obat-obat anestetik lokal. Pada satu tindakan pembedahan secara seksama, maka pada umumnya penderita perlu mendapatkan anestesi terlebih dahulu dengan obat-obat anestesi umum sehingga tercapai stadium pembedahan. Namun tidak selamanya setiap tindakan bedah dilakukan dibawah anestesi umum, kadang cukup diberikan anestesi lokal saj. Misalnya pada tindakan-tindakan bedah minor misalnya ekstraksi gigi, sirkumsisi, insisi abses, ekstirpasi kista ateroma. IV. Alat dan Bahan A. Alat Pipet Beakerglass Pinset bedah Gunting lurus Alat perusak otak katak Alat penggantung katak(standar) Spuit tuberkulin(1cc)

B. Bahan Kapas Alkohol 70% Larutan ringer Larutan HCL 1N Larutan prokain steril 0,5% dan 1% Larutan lidokain steril 0,5% Prokain HCL 1 & dalam 1:75.000 epineprin klorida Etil klorida 100gr dalam botol sprayer

C. Binatang percobaan Katak

D. Orang percobaan V. Rencana Kerja A. Anestesi permukaan 1. Teteskan satu tetes larutan prokain HCL 1% pada salah satu sisi lidah orang percobaan yang telah dikeringkan dengan kapas. Catatlah perubahan-perubahan yang terjadi selama beberapa menit (perubahan rasa raba, rasa nyeri di daerah sekitar penetesan obat), dengan interval waktu 2 menit. Kemudian teteskan satu tetes larutan 1% lidokain pada sisi lain lidah, bandingkanlah hasil perubahan-perubahan rasa yang timbul dengan penetesan prokain HCL 1%. 2. Ambillah klor etil (etil klorida) spray, semprotkan hingga membasahi suatu tempat tertentu pada tangan. Bila sudah terbentuk salju putih, segera cobakan sensasi-sensasi seperti no.1 diatas secara serentak. Waktu pengukuran harus cepat mengingat efek etil klorida yang cepat sekali hilang. B. Anestesi spinal 1. Seekor katak telah dirusak otaknya dengan cara menusuk melalui foramen oksipitalis magnum, kepalanya pada batas mandibula dipotong 2. Gantungkan katak tersebut pada standar dengan cara menyangkutkan mandibula 3. Salah satu kaki katak direndamkan ke dalam larutan HCl, akan terlihat kaki katak tertarik ke atas secara reflek. Tetapkan waktu penarikan kaki ini 4. Segera setelah kaki katak tertarik, cucilah kaki tersebut dengan air agar kaki katak jangan sampai rusak terbakar. Ulangi pada kaku katak yang berlawanan 5. Setelah itu suntikkan larutan prokain HCl 1% sebanyak 0,1cc ke dalam salah satu sisi medulla spinalis

6. Setelah terjadi keadaan anestesi, celupkanlah pula kaki yang sebelah lagi pada larutan HCl tersebut dan catat hasilnya. C. Anestesi blokade 1. Seekor katak yang telah dirusak otaknya kemudian dibersihkan salah satu n. ischiadicus dan letakkan saraf tersebut diatas segumpal kapas, serta basahilah saraf tersebut dengan meneteskan larutan ringer secukupnya. 2. Gantungkanlah katak pada standar. 3. Rendamlah kaki katak pada larutan HCl dan catat waktu reflex penarikan kaki. 4. Ulangi percobaan ini dan setiap kali kaki katak harus dicuci dengan air. 5. Setelah itu diatas n.ischiadicus teteskan 1 tetes larutan prokain HCl 1 % tetapkan lagi waktu reflex sampai terjadi anestesi. 6. Bandingkan dengan kaki sebelah dimana n.ischiadicus masih utuh. VI. Hasil Percobaan

VII.

Pembahasan

VIII.

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai