Kosmetik sangat beragam jenis dan merknya. Salah satu jenis kosmetik adalah pembersih wajah. Mengingat tingkat polusi, debu, dan asap rokok pada saat ini semakin tinggi, maka pembersih wajah merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masing-masing orang (Tranggono et al. 2007). Menurut Wardani (2010), ada dua faktor yang mempengaruhi kesehatan kulit, yakni faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal diantaranya adalah sinar matahari, polusi, debu, dan asap rokok. Sementara faktor internal adalah sakit yang berkepanjangan karena kurangnya asupan gizi sehingga mempengaruhi kesehatan kulit. Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dari bahaya yang datang dari luar (Damin 2006). Lapisan kulit pada dasarnya sama di semua bagian tubuh, kecuali di telapak tangan, telapak kaki, dan bibir. Namun, kulit wajah sedikit berbeda karena di lapisan bawahnya terdapat lebih banyak pembuluh darah. Karena kaya akan pembuluh darah, wajah biasanya mempunyai kulit yang lebih halus dari bagian tubuh yang lain (Daniel 2005). Masalah kulit wajah seringkali menjadi sorotan. Salah satu masalah kulit wajah yang sering dijumpai, yaitu timbulnya jerawat. Jerawat adalah suatu keadaan pori-pori kulit yang tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah. Penyumbatan pori-pori seringkali disebabkan oleh penggunaan kosmetik yang salah. Pemilihan jenis kosmetik ini perlu diperhatikan dengan baik (Retno & Fatma 2007). Saat ini masyarakat menyadari pentingnya penggunaan kosmetik herbal. Hal ini menyangkut faktor keamanan kosmetik terhadap kesehatan kulit wajah dan bahaya iritasi yang dapat ditimbulkan oleh bahan baku sintetik (Retno & Fatma 2007). Kosmetik yang berkembang saat ini dilaporkan banyak mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan wajah, seperti merkuri, hidrokuinon, asam retinoat, dan zat pewarna (BPOM 2009). Produk kosmetik yang mengandung bahan kimia berbahaya ini ditarik dari peredaran dan dilarang untuk diperdagangkan. Untuk itu, timbullah tuntutan adanya inovasi dalam produksi kosmetik herbal. Tanaman pare (Momordica charantia) adalah salah satu tanaman herbal Indonesia. Biasanya tanaman pare dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Daunnya berkhasiat sebagai obat cacingan, obat batuk, obat demam, peluruh haid, obat sembelit, penambah nafsu makan, melancarkan pengeluaran ASI, mengobati penyakit sipilis, dan liver (Kuswoyo 2009). Selain itu, daun pare terkadang dimanfaatkan oleh masyarakat di beberapa daerah untuk mencuci muka, contohnya
masyarakat di daerah Padang Pariaman Sumatera Barat. Masyarakat Padang Pariaman memanfaatkan daun pare untuk membersihkan wajah. Mereka biasanya meremas-remas daun pare dengan air bersih kemudian air hasil remasan daun pare digosokkan ke wajah. Pada penelitian sebelumnya telah dimanfaatkan daun pare sebagai
pembersih wajah karena diduga mengandung bahan aktif yang berkhasiat. Salah satu kandungan kimia dari daun pare adalah saponin (Kuswoyo 2009). Saponin dalam daun pare ini diharapkan mampu menurunkan tegangan permukaan dan mempunyai aktivitas antibakteri. Namun keberadaan pembersih wajah saja tidak cukup untuk memaksimalkan penampilan para wanita, hal tersebut dikarenakan banyak sekali masalah yang menganggu penampilan wajah, salah satunya ialah penuaan.