Anda di halaman 1dari 18

HEMODIALISA

KELOMPOK 3 Rara amalia fadiah (G1F01003) Ifa muttiatur (G1F010011) Tika pratiwi (G1F01019) Adibah (G1F01027) Anisa dewi (G1F01037) Yurissa karimah (G1F01049) Desy nawangsari (G1F01067) Taufik hidayat (G1F01075) Diah nurhidayati (G1F01077) Aldi permadi (G1F01079)

Introduction
Hemodialisa didefinisikan sebagai pergerakan larutan dan air dari darah pasien melewati membran semi permeabel (alat dialisis) ke dalam dialisat (Tisher dan Wilcox, 1997).

Hemodialisa telah menjadi metode yang dominan dalam pengobatan gagal ginjal akut dan kronik di Amerika Serikat (Tisher dan Wilcox, 1997).

Tujuan Hemodialisa
Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.

Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.

Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.

Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.


(Havens dan Terra, 2005)

Indikasi Hemodialisa
Menurut konsensus Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) (2003) secara ideal semua pasien dengan Laju Filtrasi Goal (LFG) kurang dari 15 mL/menit, LFG kurang dari 10 mL/menit dengan gejala uremia/malnutrisi dan LFG kurang dari 5 mL/menit walaupun tanpa gejala dapat menjalani dialisis.

Tisher dan Wilcox (1997) menyebutkan bahwa hemodialisa biasanya dimulai ketika kreatinin klirens menurun dibawah 10 mL/menit, ini sebanding dengan kadar kreatinin serum 810 mg/dL.

Prinsip Kerja Mesin Hemodialisa


Pada hemodialisis, darah dipompa keluar dari tubuh lalu masuk kedalam mesin dialiser ( yang berfungsi sebagai ginjal buatan ) untuk dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan khusus untuk dialisis (dialisat). Pada saat proses hamodialisis, darah pasien diberi heparin agar tidak membeku bila berada diluar tubuh (Brunner dan Suddarth, 2001). Setelah dibersihkan, darah dialirkan kembali ke dalam tubuh.

Instrumentasi Mesin Hemodialisa

Obat-obatan dan cairan yang sering digunakan pada pasien hemodialisa

Obat-obatan hemodialisa : heparin, frotamin, lidocain untuk anestesi. Cairan infuse : NaCl 0,9%, Dex 5% dan Dex 10%. Dialisat Desinfektan : alcohol 70%, Betadin, Sodium hypochlorite 5% Obat-obatan emergenci (Bongard, 1994)

Anemia Dan Terapi


Anemia sering dijumpai pada sebagian besar pasien gagal ginjal kronik (CKD), biasanya mulai terjadi bila LFG (laju filtrasi glomerulus) turun sampai 35ml/menit. Penatalaksanaan anemia meliputi beberapa hal, yaitu terapi EPO, pemberian transfusi darah, serta mengidentifikasi dan mencari etiologinya (Esbach, 2000).

Terapi Pemberian EPO


Pasien hemodialisa yang mendapatkan terapi EPO harus pula mendapatkan terapi besi intravena karena Stimulasi eritropoiesis yang kuat pada terapi EPO menyebabkan kebutuhan besi meningkat dengan cepat yang tidak tercukupi oleh asupan besi oral.
1. Terapi induksi EPO > Mulai dengan 2000-4000 IU/xhemodialisis subkutan, selama 4 minggu, Target respons yang diharapkan adalah Ht naik 2-4% dalam 2-4 minggu atau Hb naik 1-2g/dL dalam 4 minggu. 2. Terapi pemeliharaan EPO > Diberikan bila target Hb sudah tercapai > 10 g/dL atau Ht > 30. 3. Bila dengan terapi pemeliharaan EPO Hb mencapai >12 g/dL , dosis EPO diturunkan sebanyak 25%. 4. Terapi pemeliharaan besi > Bertujuan untuk menjaga kecukupan persediaan besi untuk eriptropoiesis selama pemberian terapi EPO.

Transfusi Darah
Perdarahan akut dengan gejala gangguan hemodianamik Tidak memeungkinkan menggunakan EPO dan Hb < 7 g/dL
Hb < 8 g/dL dengan gangguan hemodianamik
Pasien dengan defisiensi besi yang akan deprogram terapi EPO ataupun yang telah mendapat EPO tetapi respon belum adekuat, sementara preparat besi IV / IM belum tersedia, dapat diberikan tranfusi darah dengan hati hati.

Kondisi Khusus Pasien Hemodialisa


Menurunnya katabolisme insulin. Menurunnya asupan makanan Resiko hipoglikemia meningkat pada pasien diabetes yang malnutrisi Menggunakan Bloker (mempengaruhi glikogenolisis) Suhu yang tinggi selama hemodialisis berhubungan dengan kehilangan panas yang disebabkan oleh vasokontriksi kutaneus sebagai respons atas hipovolemia pada awal hemodialisa, yang menyebabkan refleks vasodilatasi dari pembuluh darah kutaneus pada akhir hemodialisis dan dapat menyebabkan hipotensi).

Hipoglikemik dan Hiperglikemik

Suhu naik

Kondisi Khusus Pasien Hemodialisa


Definisi hipertensi saat hemodialisis adalah peningkatan tekanan sistolik > 15 mmHg selama dan segera setelah hemodialisis. Peningkatan hipertensi selama hemodialisis pada beberapa pasien berhubungan dengan aktivasi sistim renin angiotensin karena penurunan volume intra vaskular yang disebabkan olen ultrafiltrasi.

Hipertensi

Hipotensi

Hipotensi intradialisis (IDH) merupakan salah satu komplikasi yang paling sering dari hemodialisis, mencapai 20-30% dari komplikasi hemodialisis. Mekanisme utama hipotensi saat hemodialisis berhubungan dengan ketidak-seimbangan antara cardiac output dan gangguan untuk meningkatkan peripheral vaskular resistance.

Tatalaksana Kondisi Khusus Pasien Hemodialisa

Hipertensi

Hipotensi

Konseling asupan makanan (restriksi garam) Evaluasi performa jantung Ultrafiltrasi harus dihentikan selama episode IDH. Menghentikan ultrafiltrasi, akan mencegah penurunan volume darah lebih jauh. Salin isotonik harus diinfuskan, pada pasien yang tidak respon dengan penghentian ultrafiltrasi selama episode IDH. Obat : Midrodin, L-carnitine, Dopamin.

Tatalaksana Kondisi Khusus Pasien Hemodialisa


Pada pasien diabetes yang menjalani hemodialisis, untuk mencegah hipoglikemia saat hemodialisis, cairan dialisat harus dipertahankan mengandung 200 mg/dL glukosa (11 mmol/L). Selain itu jika glukosa pasien drop maka diberikan cairan infis D40.

Hipoglikemik dan Hiperglikemik

Suhu naik

Jika suhu badan pasien tinggi maka jangan dilakukan proses transfusi darah, untuk pengobatan jika suhu pasien tinggi diberikan paracetamol, dexamethason atau metil prednisolon (Sukandar, 2006).

Nutrisi pada Hemodialisa


Tujuan penatalaksanaan nutrisi pada penderita pradialisis adalah mencegah timbunan nitrogen, mempertahankan status nutrisi yang optimal untuk mencegah terjadinya malnutrisi, menghambat progresifitas kemunduran faal ginjal serta mengurangi gejala uremi dan gangguan metabolisme.

Rekomendasi kebutuhan nutrien penderita hemodialisis berkesinambungan menurut NKF-K/DOQI. Rekomendasi kebutuhan nutrien. Makronutrien dan serat.

Kebutuhan air dan mineral

Nutrisi pada Hemodialisa


Kebutuhan vitamin ( termasuk suplemen)

Monitoring Setelah Hemodialisa


Penderita gagal ginjal yang pertama kali akan menjalani terapi hemodialisis harus dimonitoring hasil pemeriksaan laboratorium terakhir yang terdiri dari : hemoglobin ureum creatinin SGOT SGPT glukosa darah sewaktu HBs Ag Kalium Berat badan sebelum dan sesudah proses hemodialisa

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

9.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai