Anda di halaman 1dari 4

Etiologi Penyebab dari kanker koloectal belum di ketahui secara pasti, namun faktor resiko dan predisposisi telah

di identifikasi faktor sesiko yang mungkin adalah: 1. Riwayat kanker pribadi, orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu ,wanita dengan riwayat kanker di indung telur ,uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat resiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker coclorektal. 2. Riwayat kanker colorektal pada keluarga ,jika mempunyai riwayat kanker colorektal pada keluarga , maka kemungkinan akan terkena penyakit ini lebih besar , khusus jika mempunyai saudara yang terkena kanker pada usia muda. 3. Riwayat penyakit usus inflamasi kronis. 4. Diet:kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran,buahbuahan) , kebiasaan makan-makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani . Faktor predisposisi yang penting adalah faaktor gayahidup,orang yang ,merokok ,atau menjalani pola makanyang tinggi lemak seperti lemak jenuh dan asam lemak omega6(asam linot) dan sedikit buah-buahan dan sayur-sayuran memiliki tingkat resiko yang lebih besar terkena kanker colorektal. Ptofisiologi Kanker kolon dan rektum terutama (95%)adenoma karsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Di mulai sabagai polip jinak tetapi dapat menajadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya, sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar kebagian tubuh yang lain(paling sering ke hati). Kebanyakan kanker usu besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau di sebut adenoma ,yang dapat stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat ). Pada stadium awal polip dapat di angkat dengan mudah,tetapi sering kali pada stadium awal adenoma tidak menmpakan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kaner yang dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar. Kanker usu besar awalnya baerasal dari polip jinak, polip dapat berubah massa polip ,besar,tumbuh denagan cepat,ganas dan menyusup serta merusak jaringananular lebih sering terjadi pada bagian rektosigmoid,sedangkan lesipolipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asenden. Secara histologist 95% kanker kolon dan rektum adalah adenokarsinoma (tumor ganas yang tumbuh di jaringan epitel usu ) yang dapat menyeleksi mucus yang jumlah yang berbeda-beda. Sel kanker dapat tersebar dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain (paling sering ke hati). Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara:

1. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan seperti ke dalam kandung kemih . 2. Melalui pembuluh limfe kelenjar limfe perikolon dan mesokolon. 3. Melalui aliran darah ,biasanya kehati karena kolon mengalirkan darah ke sistem portal. 4. Penyebaran secara transprioneal . 5. Penyebaran keluka jahitan ,insisi abdomen atau drain. Manifestasi klinis Gejala sangat di tentukan oleh lokasi kanker , tanpa penyakit dan fungsi segmen usu tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasan defekasi. Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak di ketahui penyebabnya ,anoreksia, penurunan BB dan keletihan. Gejala yang sering muncul di hubungkan dengan lesi sebelah kanan adalh nyeri dangkal abdomen dan melena (reses hitam ,seperti ter) gejala yang sering di hubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram,penipisan feses, konstipas ,dan distensi ) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejal yang di hubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi , konstifasi dan diare bergantian , serta feses bardarah. Penatalaksanna medis Pasien dengan gejala obstruksi usu di obati dengan cairan IV dan pengisapan nasogastrik. Apabila terdapat penarahan yang cukup bermakna, tetapi komponen darah dapt di berikan pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan komplikasi yang berhubungn dengan endoskopi ,ultrasnografi , dan laparoskopi telah terbukti berhasil dalam penahapan kanker kolorektal pada periode praopertif. Metode pentahapan yang dapat di gunakan secara luas adalah klasifikasi duke: Kelas A : tumor di batasi pada mukosa dan submukosa Kelas B : penetrasi melalui dinding usus Kelas C : invasi kedalam sistem limfe yang mengalir rasional Kelas D : metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas

Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalm bentuk pendukung atau terapi anjuran. Terapi anjuran biasanya di berikan selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi terap radiasi , dan/ atau imunoterapi. Terapi anjuran standar yang di berikan untuk pasien dengan kanker kolon kelas c adalh program 5- Fu/levamesole. Pada pasien dengan kanker rektal kelas B dan C di berikan 5-Fu dan meti CCNU dan dosis tinggi radiasi pelvis.

Terapi radiasi sekarang di gunakan pada periode praoperatif.intraoperatif , dan pasca operatif untuk memperkecil tumor , mencapai hasil yang lebih baik dari pembedahan , dan untuk mengurangi resiko kekambuhan. Untuk tumor yang tidak di operasi atau tidak dapat di reksesi. Radiasi di gunakan untuk menghilangkan gejala secara bermakna. Alat radiasi intrakavitas yang dapat di implementsikan dapat di gunakan. Data paling baru menunjukan adanya penymbatan periode kekambuhan tumor dan peningkatan waktu bertahan hidup untuk pasien yang mendapatkan beberapa bentuk terapi anjuran. Komplikasi Perumbuhan tumor dapt menyebabkan obsturuksi usus parsial atau lengkap. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi ,dan mengakibatkan pertubuhan abses. Peritonitis dan sepsis dapat menimbulkan syok. Test diagnostik Pemeriksaan abdomen dan rektal Prosedur diagnostik paling penting untuk kanker kolon adalh pengujian darah seamar Anemia barium Proktosigmoidoskopi Kolonoskopi Sebanyak 60% dari kasus kanker kolorektal dapt di identifikasi dengan segmoidoskopi , biospi atau apusan sitologi.

Rencana keperawatan Dx 1:resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui rute oral misalnya; muntah , diare. Tujuan : keseimbangan cairan tubuh adekuat setelah dilakukan asuhan keperawatan KH: mempertahankan hidrasi adekuat dengan membran mukosa lembab , turgor kulit dan pengisian kapiler baik , tanda vital stabil , aluran urin adekuat Intervensi 1. Pantau TTV dengan sering , perhstiksn peningkstsn nadi ,perubahan b/d postural ,takipenia,dan ketakutan. R/tanda-tanda awal hemoragi usu dan / pembetukan hematoma ,yang dapt menyebabkan syok hipovolemik .

2. Palpasi nadi perifer , evaluasi pengisian kapiler ,turgor kulit, dan staus membran mukosa. R/memberi informasi tentang volume sirkulasi umum dan tingkat hidrasi. 3. Perhatikan adanya edema. R/edema dapat terjadi karena perpindahan cairan berkesan dengan penurunan kadar albumin serum/protein. 4. Pantau masukan dan saluran (mencakup semua sumber misalnya:emesis,selang ,diare) R/indikator langsung dari hidrasi/ perfusi organ dan fungsi memberi pedoman untuk penggantian cairan. 5. Perhatikan adanya /ukuran distensi abdomen R/perpindahan cairan dari ruang vaskuler menurunkan volume sirkulasi dan merusak perfusi ginjal. 6. Observasi/catat kuantitas ,jumlah dan karakter drainase HG R/

Anda mungkin juga menyukai