Anda di halaman 1dari 35

15 Pebruari 2013

1 2 3

1. Penggunaan Spasi Spasi digunakan setelah tanda baca (titik, koma, titik koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, kurung penutup dan antarkata. Jarak spasi hanya satu pukulan ketikan. 2. Penggunaan Cetak Tebal atau Garis Bawah Cetak tebal atau garis bawah digunakan pada penulisan 1) subjudul, 2) kata asing atau daerah, 3) judul buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam naskah. 3. Pemenggalan Kata Pemenggalan atau penyukuan sebuah kata dalam penggantian baris harus dilakukan dengan membubuhkan tanda hubung (-) dengan tidak didahului spasi dan tidak dibubuhkan di bawah ujung baris.

4. Penulisan di, ke, dari sebagai Kata Depan Penulisan di, ke, dari sebagai kata depan harus dituliskan secara terpisah dari kata yang mengiringinya. Kata di, ke, dari dituliskan secara terpisah karena berfungsi menyatakan arah atau tempat.

5. Penulisan partikel pun Partikel pun yang mengikuti kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata bilangan harus dituliskan secara terpisah dari kata yang mendahuluinya. Kata-kata yang sudah dianggap padu, harus dituliskan serangkai, misalnya adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, ataupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun dan walaupun.

6. Penulisan Partikel per Partikel per yang berarti mulai, demi, atau tiap harus dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya, misalnya per meter, per orang, per kapita, per Oktober, per Januari, per liter. Per yang menunjukkan pecahan atau imbuhan harus dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya, misalnya perempat, pertiga, persembilan, dan sebagainya. 7. Penggunaan Tanda Hubung (-) Tanda hubung (-) digunakan untuk: 1) merangkaikan kata ulang, 2) merangkaikan antara huruf kecil dan kapital dalam kata berimbuhan, baik awalan mapun akhiran, dan antara unsur kata yang tidak dapat berdiri sendiri serta kata yang mengikutinya yang diawali huruf kapital. Contoh: rahmat-Nya, se-Jawa Barat, non-RRC, KTP-nya, SK-mu, sinar-X, ber-SIM, PBB-lah, makhluk-Nya, se-Indonesia, dan lain-lain. Tanda hubung juga digunakan untuk merangkaikan: 1) huruf dan angka dalam suatu ungkapan, 2) merangkaikan imbuhan dengan kata asing yang belum diserap dalam bahasa Indonesia, misalnya ke-2, uang 500-an, abad 20-an, men-charter, di-calling, pen-tackle-an, dan lain-lain.

1. Peluluhan Bunyi Kata dasar yang diawali fonem /k/, /p/, /t/, /s/, jika dirangkai dengan imbuhan yang ber-N, maka keempat fonem itu harus luluh menjadi /ng/, /m/, /n/, dan /ny/. Contoh: Bentuk Baku mengikis mengambinghitamkan mengalkulasikan menahapkan menyuplai menyurvai penyuksesan menargetkan menakdirkan Bentuk Tidak Baku mengkikis mengkambinghitamkan mengkalkulasikan mentahapkan mensuplai mensurvei pensuksesan mentargetkan mentakdirkan

2. Peluluhan Gabungan Kata 1) Gabungan kata yang termasuk kata majemuk, penulisan unsurunsurnya harus dituliskan terpisah. Misalnya: duta besar, sebar luas, tanggung jawab, loka karya, lipat ganda, juru tulis, anak emas, kambing hitam, dan sebagainya. 2) Gabungan kata yang sudah dianggap kata padu harus dituliskan serangkai. Misalnya: barangkali, apabila, bagaimana, padahal, saputangan, manakala, sekaligus, bilamana, matahari, dan sebagainya. 3) Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan bentuk yang tidak dapat berdiri sendiri, penulisan kedua unsurnya harus serangkai. Misalnya: antarkota, amoral, dwiwarna, caturtunggal, swasembada, perilaku, tunarungu, semiprofesional, pascasarjana, mahasiswa, pancasila, ekstrakurikuler, purnawirawan, subpanitia, saptakrida, monoteisme, poligami, intrakalimat, dan sebagainya.

3. Penulisan Kata Penghubung Intrakalimat Kata hubung yang harus didahului tanda koma (,) .., tetapi ., kecuali .., sedangkan ., misalnya .., melainkan ., antara lain .., seperti ., dan (jika rinciannya lebih dari satu) Kata hubung yang tidak boleh didahului tanda koma (,) Jika maka ketika agar sungguhpun sehingga meskipun walaupun apabila supaya sebelum sebab karena dan (jika rinciannya hanya satu)

4. Penulisan Kata Penghubung Antarkalimat Kata penghubung antarkalimat harus diikuti tanda koma (,) Misalnya: Namun, Oleh sebab itu, Jadi, Sehubungan dengan, Pertama, Kedua, Selanjutnya, Selain itu, Lagi pula, Di samping itu, Meskipun demikian, Kemudian, Akan tetapi, Misalnya, Walaupun demikian, Dalam pada itu, Sebagai simpulan, Untuk itu, Sebagaimana paparan sebelumnya,

1. Kata Baku Kata baku adalah kata yang tidak menyalahi ejaan dan resmi digunakan dalam tulisan ilmiah. Kata-kata yang tergolong dialek harus dihindarkan dalam penulisan karya ilmiah, misalnya ngapain, ngasih, bukain, dan lain-lain. KATA BAKU tradisional ligalisasi sistem hipotesis analisis KATA TIDAK BAKU tradisionil ligalisir sistim hipotesa analisa

KATA BAKU

KATA TIDAK BAKU

paham aktif
kualitas sintesis metodelogi deskripsi teknik definisi hakikat nasihat teoretis konkret objek

faham aktip
kwalitas sintesa motodologi diskripsi tehnik difinisi hakekat nasehat teoritis konkrit obyek

subjektif

subyektif

KATA BAKU

KATA TIDAK BAKU

sistematika kaidah
hierarki karier motode mengubah formal spiritual personalia fisik fotokopi November kongres

sistimatika kaedah
hirarki karir metoda merubah formil spirituil personil phisik photocopy Nopember konggres

ambulans

ambulan

KATA BAKU

KATA TIDAK BAKU

ons balans
kompleks tripleks ekspor impor insaf sah izin ijazah syukur jenderal terampil

an balan
komplek triplek eksport import insyaf syah ijin ijasah sukur jendral trampil

istri

isteri

KATA BAKU

KATA TIDAK BAKU

jadwal transpor
anggota risiko survai tim atlet ilustrasi massa wujud berutang antarkelas subbagian

jadual transport
anggauta resiko survei team atlit illustrasi masa ujud berhutang Antar kelas Sub bagian

itikad

iktikad

2. Kata yang Lazim Kata yang lazim adalah kata yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.

KATA YANG LAZIM


suku cadang pendekatan impact

KATA TIDAK LAZIM


sparepart approach kendala

ojo rono

Jangan ke sana

KATA ASING
airpot baby-sitter break even briefing

KATA BAKU
bandara udara pramusiwi impas taklimat

catering
departement store edit editing elegant

jasa boga
toko serba ada sunting penyuntingan anggun

KATA ASING
endurance established general rehearsal

KATA BAKU
ketahanan mapan geladi bersih

guide
image impact input labaur intensive land layout

pemandu
citra dampak masukan padat karya lahan atak

monochromatic
output overacting

ekawarna
keluaran laku lajak

KATA ASING
random ranking reasoning

KATA BAKU
acak pemeringkatan penalaran

region
replay slagorde sophisticated supermaket superpower take off

kawasan
Saji ulang jajaran canggih pasar swalayan adikuasa lepas landas

coffee break
fast food snack

rehat minum kopi


Makanan cepat siap kudapan

KATA ASING
cream abrogation absurd

KATA BAKU
krem pembatalan janggal

accessory
acceptable ambigous backhand brainstorming customer dealer

pelengkap
berterima taksa pukul kilas sumbang saran pelanggan penyalur

expose
focus gap

memajankan
pumpunan kesenjangan

KATA ASING
green belt elastic pain

KATA BAKU
jalur hijau kenyal nyeri

peat
monitor lead half-time part-time full-time supernatural

gambut
pantau timbel paruhwaktu penggalwaktu purnawaktu adikodrati

effective
effecient malpractice

berdayaguna, mangkus
berhasilguna, sangkil malapraktik

3. Kata yang Hemat Kata yang hemat adalah kata yang mampu mengungkapkan gagasan penulis secara tepat dan tidak boros. KATA YANG BOROS adalah merupakan sejak dari agar supaya demi untuk tujuan daripada penelitian mendeskripsikan tentang berbagai hambatan mengadakan penelitian dalam rangka untuk mencapai tujuan mempunyai pendirian KATA YANG HEMAT adalah atau merupakan sejak atau dari agar atau supaya demi atau untuk tujuan penelitian mendeskripsikan hambatan meneliti untuk mencapai tujuan berpendirian

KATA YANG BOROS amat sangat menyatakan persetujuan mengadakan penelitian terhadap banyak faktorfaktor berikhtiar dan berusaha untuk memberikan pengawasan

KATA YANG HEMAT Amat atau sangat menyetujui meneliti faktor-faktor

berusaha untuk mengawasi

Kalimat efektif ialah kalimat yang disusun secara sadar dan sengaja agar pesan, perasaan serta gagasan penulisnya dapat dipahami secara mudah dan tepat oleh pembacanya.

1.

Memenuhi kaidah gramatikal Kalimat disebut gramatikal apabila kalimat yang disusun memenuhi kaidah-kaidah tataba-hasa dan mengacu pada referensi yang lazim. Kalimat (1) Ibu memasak sayur-mayur malam ini. Kalimat (1) merupakan kalimat yang gramatikal, dan menjadi tidak gramatikal ketika penulis menyusunnya menjadi (1a) Ibu memasak batu kapur malam ini.

2. Pemilihan Diksi yang Tepat Pemilihan kata (diksi) dalam kalimat efektif meliputi: penggunaan kata tugas, kata bersinonim, kata bernilai rasa, kata lugas, dan idiom yang tepat. Dari karya ilmiah yang disusun membuktikan bahwa 75% mahasiswa tidak gemar membaca buku bacaan. Karya ilmiah yang disusun membuktikan bahwa 75% mahasiswa tidak gemar membaca buku bacaan

3. Kalimatnya logis Kalimat logis ialah kalimat yang idenya dapat diterima oleh akal pikiran. Kalimat semacam ini membantu pembaca dalam memahami gagasan yang disampaikan penulisnya.
Dengan bersepeda motor, ia membutuhkan waktu 4 jam untuk berkeliling Jawa.

4. Kalimatnya Sepadan
Kesepadanan kalimat juga menjadi ciri kalimat efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar kalimat menjadi sepadan antara lain: 1) subjek dan predikat harus jelas, 2) penempatan pokok pikiran harus pada induk kalimat, 3) penggabungan kalimat harus menggunakan kata hubung yang tepat.

Contoh:
1.

Untuk permasalahan kebijakan pendidikan yang akan diteliti adalah seluruh komponen yang membangun manajerial sekolah. Dengan penggunaan metode yang efektif sangat penting karena hasil penelitian menjadi objektif dan sistematis.

2.

5. Kalimatnya harus padu


Kepaduan kalimat ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Kalimat (6) Sebelum karya ilmiah ini dikumpulkan, karya ilmiah ini harus direvisi terlebih dahulu. Kalimat (6) ini menjadi efektif kalau diubah seperti kalimat (6a) Sebelum dikumpulkan, karya ilmiah ini harus direvisi terlebih dahulu.

6. Kalimatnya Tidak Goyah Ketidakgoyahan kalimat adalah ketepatan pemilihan kata dan penempatan keterangan pada kalimat yang tepat sehingga tidak menimbulkan penafsiran lain. Kalimat (7) Bagi mahasiswa yang belum membayar kuliah umum tidak dilayani pengambilan KRS. Kalimat ini menjadi efektif ketika kata tugas bagi dihilangkan, sehingga menjadi (7a) Mahasiswa yang belum membayar kuliah umum tidak dilayani pengambilan KRS.

7. Kalimatnya Hemat
Kehematan kalimat termasuk ciri kalimat efektif artinya tidak boros dalam menggunakan kata atau kelompok kata, sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat dipahami secara mudah dan jelas. Ciri kalimat hemat antara lain: 1) menghindari pengulangan subjek, 2) menghidari kemungkinan adanya hiponimi dan 3) menghidari pengulangan gagasan.

Kalimat (8) Batas waktu penyelesaian tugas akhir pada tanggal 25 bulan Pebruari tahun 2006. Kalimat ini menjadi hemat ketika menjadi Batas waktu penyelesaian tugas akhir pada 25 Pebruari 2006. Kalimat (9) Semua data-data karya ilmiah itu dapat diklasifikasikan secara baik. Kalimat (9) termasuk kalimat tidak hemat. Untuk itu, dapat diubah menjadi (9a) Semua data karya ilmiah itu dapat diklasifikasikan secara baik, atau (9b) Data-data karya ilmiah itu dapat diklasifikasikan secara baik.

8. Kalimatnya Bervariasi Kevariasian kalimat diperlukan dalam penyusunan karya ilmiah. Tujuan penyusunan kalimat semacam ini adalah memelihara minat dan perhatian pembaca terhadap gagasan yang disampaikan penulis. Cara membuat kalimat bervariasi antara lain: 1) mengubah urutan pada gagasan kalimat berikutnya, 2) bentuk kalimat aktif-pasif, 3) panjang pendek kalimat dan 4) jenis kalimat.

9. Tidak terdapat Subjek yang Ganda Subjek yang ganda dalam sebuah kalimat akan mengaburkan informasi atau gagasan yang ingin disampaikan penulis. Contoh: 1) Penyusunan laporan penelitian ini saya dibantu oleh tenaga-tenaga yang profesional. 2) Istri PaK Lurah yang baru akan dilantik. Pembenaran: 1) Dalam penyusunan laporan ini saya dibantu oleh tenaga-tenaga yang profesional. 2) Istri, PaK Lurah yang baru akan dilantik.

Paragraf dalam karya tulis ilmiah harus memenuhi dua syarat: 1. Kesatuan (mengacu kepada perpautan bentuk) 2. Kepaduan (mengacu kepada perpautan makna)

Anda mungkin juga menyukai