Anda di halaman 1dari 10

Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan Dari kebudayaan yang paling luas yakni Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma

telah tercatat bahwa manusia telah melakukan usaha untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan masyarakat dan penyakit. Telah ditemukan pula bahwa pada zaman tersebut tercatat dokumendokumen tertulis, bahkan peraturan-peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah atau drainase pemukiman pembangunan kota, pengaturan air minum, dan sebagainya. Pada zaman ini juga diperoleh catatan bahwa telah dibangun tempat pembuangan kotoran (latrin) umum, meskipun alasan dibuatnya latrine tersebut bukan karena kesehatan. Dibangunnya latri umum pada saat itu bukan karena tinja atau kotoran manusia dapat menularkan penyakit tetapi tinja menimbulkan bau tak enak dan pandangan yang tidak menyedapkan.Demikian juga masyarakat membuat sumur pada waktu itu dengan alasan bahwa minum air kali yang mengalir sudah kotor itu terasa tidak enak, bukan karena minum air kali dapat menyebabkan penyakit (Greene, 1984). Dari dokumen lain tercatat bahwa pada zaman Romawi kuno telah dikeluarkan suatu peraturan yang mengharuskan masyarakat mencatatkan pembangunan rumah, melaporkan adanya binatang-binatang yang berbahaya, dan binatangbinatang piaraan yang menimbulkan bau, dan sebagainya. Bahkan pada waktu itu telah ada keharusan pemerintah kerajaan untuk melakukan supervisi atau peninjauan kepada tempat-tempat minuman (public bar), warung makan, tempat-tempat prostitusi dan sebagainya (Hanlon, 1974).

Kemudian pada permulaan abad pertama sampai kira-kira abad ke-7 kesehatan masyarakat makin dirasakan kepentingannya karena berbagai macam penyakit menular mulai menyerang sebagian besar penduduk dan telah menjadi epidemi bahkan di beberapa tempat telah menjadi endemi.Penyakit kolera telah tercatat sejak abad ke-7 menyebar dari Asia khususnya Timur Tengah dan Asia Selatan ke Afrika. India disebutkan sejak abad ke-7 tersebut telah menjadi pusat endemi kolera. Disamping itu lepra juga telah menyebar mulai dari Mesir ke Asia Kecil dan Eropa melalui para emigran. Upaya-upaya untuk mengatasi epidemi dan endemi penyakit-penyakit tersebut, orang telah mulai memperhatikan masalah lingkungan, terutama hygiene dan sanitasi lingkungan. Pembuangan kotoran manusia (latrin), pengusahaan air minum yang bersih, pembuangan sampah, ventilasi rumah telah tercatat menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada waktu itu. Pada abad ke-14 mulai terjadi wabah pes yang paling dahsyat, di China dan India. Pada tahun 1340 tercatat 13.000.000 orang meninggal karena wabah pes, dan di India, Mesir dan Gaza dilaporkan bahwa 13.000 orang meninggal tiap hari karena pes. Menurut catatan, jumlah meninggal karena wabah pes di seluruh dunia waktu itu mencapai lebih dari 60.000.000 orang. Oleh sebab itu waktu itu disebut the Black Death. Keadaan atau wabah penyakit-penyakit menular ini berlangsung sampai menjelang abad ke-18. Disamping wabah pes, wabah kolera dan tipus masih berlangsung. Telah tercatat bahwa pada tahun 1603 lebih dari 1 diantara 6 orang meninggal, dan pada tahun 1663 sekitar 1 diantara 5 orang meninggal karena penyakit menular. Pada tahun 1759, 70.000 orang penduduk kepulauan Cyprus meninggal

karena penyakit menular. Penyakit-penyakit lain yang menjadi wabah pada waktu itu antara lain difteri, tipus, disentri dan sebagainya. Dari catatan-catatan tersebut di atas dapat dilihat bahwa masalah kesehatan masyarakat khususnya penyebaran-penyebaran penyakit menular sudah begitu meluas dan dahsyat, namun upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh belum dilakukan oleh orang pada zamannya.

Periode sesudah ilmu pengetahuan Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 mempunyai dampak yang luas terhadap segala aspek kehidupan manusia, termasuk kesehatan. Kalau pada abad-abad sebelumnya masalah kesehatan khususnya penyakit hanya dilihat sebagai fenomena biologis dan pendekatan yang dilakukan hanya secara biologis yang sempit, maka mulai abad ke-19 masalah kesehatan adalah masalah yang kompleks. Oleh sebab itu pendekatan masalah kesehatan harus dilakukan secara komprehensif, multisektoral. Disamping itu pada abad ilmu pengetahuan ini juga mulai ditemukan berbagai macam penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah penyakit. Louis Pasteur telah berhasil menemukan vaksin untuk mencegah penyakit cacar, Joseph Lister menemukan asam carbol (carbolic acid) untuk sterilisasi ruang operasi dan William Marton menemukan ether sebagai anestesi pada waktu operasi. Penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah mulai dilakukan

pada tahun 1832 di Inggris. Pada waktu itu sebagian besar rakyat Inggris terserang epidemi (wabah) kolera, terutama terjadi pada masyarakat yang tinggal diperkotaan yang miskin. Kemudian parlemen Inggris membentuk komisi untuk penyelidikan dan penanganan masalah wabah kolera ini. Menurut H. L. Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status kesehatan derajat kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktorfaktor tersebut adalah; keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan. Faktor keturunan atau genetik menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan karena secara genetik manusia bisa menurunkan suatu penyakit kepada keturunannya. Pelayanan kesehatan cukup memberi andi sebab sebagai contoh, jarak pusat pelayanan kesehatan bisa memberi masyarakat pilihan untuk berkunjung atau tidak. Lingkungan yang kotor bisa menjadi tempat berkembangnya vektor penyakit. Perilaku sehat adalah segala tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Becker 1979). Perilaku sendiri dapat dikategorikan dengan perilaku terselubung (covert behavior) dan perilaku tidak terselubung (Overt behavior). Perilaku terselubung tersebut berupa pengetahuan dan sikap seseorang terhadap suatu objek sedangkan perilaku tidak terselubung adalah perilaku yang sudah merupakan aksi atau tindakan. Usaha yang paling efektif dalam mengubah perilaku, dari perilaku yang merugikan kesehatan ke arah perilaku yang menguntungkan kesehatan adalah melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan

Pendidikan tidak lepas dari proses belajar, dan faktor-faktor manusia yang berperan dalam proses belajar adalah kematangan, pengetahuan dan motivasi. Menurut Notoadmodjo (2003), pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. Untuk mengubah pemahaman perilaku belum sehat menjadi perilaku sehat. Menurut Azwar (1983), membagi menjadi 3 macam, yaitu: 1) Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat sehingga kader kesehatan mempunyai tanggung jawab didalam penyuluhannya mengarahkan cara hidup sehat menjadi kebiasaan masyarakat sehari-hari. 2) Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri maupun kelompok, dalam hal ini pelayanan kesehatan dasar diarahkan agar dikelola sendiri oleh masyarakat dalam bentuk yang nyata contohnya adalah posyandu.3) Mendorong perkembangan dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada secara tepat. Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni: input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik (pelaku pendidikan); proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain); output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku). Proses pendidikan tersebut berlangsung didalam suatu lingkungan pendidikan atau tempat dimana pendidikan itu berlangsung, biasanya dibedakan menjadi tiga yaitu tri pusat pendidikan yaitu didalam keluarga (pendidikan informal), di dalam sekolah (pendidikan formal), dan didalam masyarakat.

Proses pendidikan kesehatan juga mengikuti proses tersebut, dan unsurunsurnya pun sama. Yang bertindak selaku pendidik kesehatan disini adalah semua petugas kesehatan dan siapa saja yang berusaha untuk mempengaruhi individu ataumasyarakat guna meningkatkan kesehatan mereka. Karena itu individu, kelompokataupun masyarakat, disamping dianggap sebagai sasaran (obyek) pendidikan, juga dapat berlaku sebagai subyek (pelaku) pendidikan kesehatan masyarakat apabila mereka di ikutsertakan didalam usaha kesehatan masyarakat. Yang diartikan anak didik atau sasaran pendidikan adalah masyarakat atau individu, baik yang sakit maupun yang tidak belum sakit, baik anak-anak maupun orang dewasa. Hidup sehat harus dimulai dari diri sendiri. Dapat dikatakan bahwa kesehatan yang kita miliki adalah karena upaya kita sendiri. Oleh sebab itu kesehatan perorangan atau kesehatan pribadi memegang peranan penting. Kesehatan pribadi adalah kesehatan bagian-bagian tubuh kita masing-masing yaitu meliputi; kesehatan kulit rambut dan kuku kesehatan mata, hidung, telinga mulut dan gigi, tangan dan kaki, memakai pakaian yang bersih serta melakukan gerak danistirahat. Berbagai macam penyakit dapat dicegah dengan menjaga kebersihan. Oleh sebab itu, memelihara kesehatan pribadi dimulai dengan memelihara kebersihan bagian-bagian tubuh kita. Perlu diperhatikan pula masalah pengaruh sinar matahari pada kulit kita. Diwaktu pagi hari, sinar matahari berguna untuk kulit, yaitu mengubah pro vitamin D menjadi vitamin D yang penting bagi kulit. Tetapi berjemur atau berpanas-panasan secara berlebihan di bawah

sinar matahari yang terik tidak baik bagi kulit dan kesehatan. Dalam jangka waktu yang panjang, sinar ultraviolet dalam sinar matahari, dapat menembus sampai lapisan epidermis dan dapat menyebabkan kanker kulit. Makan merupakan kebutuhan penting, tidak saja bagi penyediaan energi untuk tubuh kita, tetapi juga merupakan kebutuhan penting untuk kesehatan dan kelangsungan hidup. Makanan menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan untuk berbagai proses didalam tubuh kita. Perlu diketahui, bahwa tidak ada makanan yang mengandung semua zat gizi secara komplit. Oleh sebab itu, kita perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan untuk menjamin terpenuhinya kecukupan zat-zat gizi yang kita butuhkan, yaitu zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Disinilah perlunya setiap orang menerapkan hidangan gizi seimbang. Hidangan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang dikonsumsi seseorang dalam satu hari secara seimbang, sesuai dengan kebutuhan tubuh. Ini dapat dilakukan dengan mengkonsumsi aneka ragam makanan dalam menu kita sehari-hari. Keadaan ini nanti akan tercermin dari derajatkesehatannya, tumbuh kembangnya (pada anak-anak) serta produktivitasnya yang optimal. Selain itu, makanlah sesuai usia. Apabila kita sudah memasuki usia lanjut (Lebih dari 50 tahun) kita membutuhkan makanan yang lebih sedikit. Oleh sebab itu, kita perlu mengurangi lemak, gula, dan tepung atau karbohidrat. Selain sesuai usia, makanlah sesuai kebutuhan, tidak berlebihan.Orang yang tidak bekerja keras membutuhkan lebih

sedikit makanan daripada orang yang bekerja keras. Untuk mendapatkan berat badan yang sehat, perlu diperhatikan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran energi. Artinya bila kita makan terus menerus melebihi kebutuhan tubuh kita atau tidak seimbang dengan aktivttas fisik yang klta lakukan, maka akan terjadi kelebihan energi. Semua ke lebihan energi akan diubah menjadi lemak sehingga kita akan mengalami kegemukan. Hidup sehat memerlukan situasi, kondisi, dan lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, kondisi lingkungan perlu benar-benar diperhatikan agar tidak merusak kesehatan. Kesehatan lingkungan harus dipelihara agar mendukung kesehatan setiap orang yang hidup di sekitarnya. Memelihara berarti menjaga kebersihannya. Lingkungan kotor dapat menjadi sumber penyakit. Dalam memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan ada 3 faktor yang harus- pertama-tama diperhatikan, yaitu : Tersedianya air bersih, Pembuangan sampah dan air limbah, Menjaga kebersihan dan kesehatan kamar mandi, jamban atau WC . Selain faktor tersebut, kualitas udara perlu juga mendapat perhatian. Karena kualitas udara dalam suatu ruangan merupakan ukuran dari keamanan setiap orang yang berada atau bekerja di ruangan tersebut. Bila seseorang telah lama berada atau bekerja dalam bangunan yang udaranya tercemar, ia dapat mengalami apa yang disebut Sick Building Syndrome atau Sindroma Penyakit Bangunan. Keluhan-keluhan yang timbul adalah sering sakit kepala, mual, sesak bernafas selalu letih dalam mengantuk, timbul gangguan-gangguan kulit dan gejala-gejala mirip influenza.

Selain hal-hal yang perlu kita lakukan dalam rangka memelihara kesehatan diri kita sendiri, ada satu hal yang perlu kita lakukan juga, yaitu pemeriksaan kesehatan ini maka secara kemungkinan berkala adanya Dengan gangguan pemeriksaan kesehatan

kesehatan atau gangguan penyakit akan diketahui lebih dini atau lebih awal. Sehingga pengobatannya akan lebih mudah daripada bila penyakitnya sudah parah. Bagi mereka yang dibawah 40 tahun, pemeriksaan kesehatan cukup dilakukan 2 tahun sekali. Tetapi bagi mereka yang berumur 40 tahun keatas, sebaiknya melakukannya satu tahun sekali. Pemeriksaan kesehatan berkala dengan memeriksakan diri pada tempat-tempat pelayanan kesehatan yang ada (rumah sakit, klinik). Beberapa kebiasaan buruk yang perlu dihindari adalah :1) Jangan merokok, karena asap yang ditimbulkan dari merokok sangat membahayakan kesehatan paru-paru, baik bagi si perokok maupun orang-orang disekitarnya.Tidak benar bila berhenti merokok dapat bertambah berat badan. Mengendalikan berat badan dapat dilakukan dengan pengaturan makanan dan latihan jasmani yang teratur. Tidak benar merokok dapat membantu memusatkan dan menjernihkan pikiran. Hal yang terjadi justru sebaliknya, merokok dapat merusak kerja sistem syaraf kita. 2) Jangan minum alkohol dan makan obat terlarang, karena dapat mengakibatkan hilangnya kesadaran, kecanduan dan ketergantungan. Alkohol dan obat terlarang dapat merusak lambung, hati jantung dan sistem syaraf. 3) Jangan mengadakan kontak langsung atau bergaul rapat dengan orang yang menderita penyakit menular. 4) Jangan memakai perlengkapan pribadi orang lain, seperti handuk,

pakaian, sendok,piring, sikat gigi, sisir, apalagi milik penderita penyakit menular 5) Jaga kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan 6) Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah atau berperilaku seksual yang menyimpang (homoseks, seks bebas), karena dapat terkena penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV AIDS. Sentilan akhir Pencegahan lebih baik daripada pengobatan adalah semboyan yang paling tepat dalam usaha kesehatan masyarakat sekaligus dalam meningkatkan status kesehatan. Salah satu upaya dalam meningkatkan kesehatan adalah melalui pendidikan kesehatan dan penerapan pola hidup sehat. Pendidikan kesehatan dan penerapan pola hidup sehat yang sudah dibina sejak dini pada setiap manusia Indonesia akan menghasilkan generasi masa depan yang berkualitas, baik mental maupun fisik,seperti kata pepatah .Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Saat ini, sudah saatnyalah kita menanamkan pola pikir paradigma kesehatan sehat, seperti masa depan, yang diinginkan oleh visi pembangunan pada seluruh masyarakat,

khususnya penentu kebijakan

Anda mungkin juga menyukai