Anda di halaman 1dari 2

BALADA TIGA PETUALANG

Tiga orang melakukan rencana untuk melakukan penelitian ke lokasi tempat


tinggal suku primitif di sebuah pulau terpencil. Namun dalam perjalanan mereka
mendapat musibah yang tidak mereka perhitungkan sebelumnya, mereka
ditawan oleh suku primitif di lokasi tersebut. Di daerah itu, setiap orang asing
yang datang tidak bisa pulang dengan selamat.

“tolong, tolong lepaskan kami. Kami minta maaf telah memasuki wilayah kalian,”
seru para petualang.

Kepala Suku : baik, saya bisa maafkan. Tapi ada syaratnya. Bila kalian mampu
memenuhinya maka akan dilepaskan.

“apa syaratnya, kami siap melaksanakannya,” tegas ketiga petualang tadi.

Kepala suku : Kalian bertiga aku beri waktu satu jam untuk mencari buah –
buahan sebanyak 10 buah di hutan seberang.

Maka pergilah para petualang itu untuk mencari buah – buahan tersebut. Satu
jam berlalu, tampak petualang 1 muncul dengan buah – buahan hasil
pencariannya.

Kepala Suku : Bagus! Sekarang, apel itu kamu masukan ke dalam duburmu tanpa
ada jeritan atau pun kegirangan.

Petualang 1 kaget sekali, tapi apa boleh buat. Dia terpaksa melakukan perintah
Kepala Suku. Apel pertama dia masukkan ke dubur, dan tampak Petualang 1
menahan sakit. Berhasil, apel itu masuk tanpa jeritan. Lalu apel kedua. Tapi kali
ini dia tidak bisa menahan sakitnya. Menjeritlah Petualang 1, dan akibat dia
harus dibunuh.

Tak lama kemudian, datanglah Petualang 2 dengan membawa hasil


pencariannya.

Petualang 2 : Ini buah kopi, jumlahnya 10 buah.

Kepala Suku memerintahkan hal yang sama kepada Petualang 2. Sepertinya,


petualang 2 tidak akan menemui kesulitan berarti karena buah kopi bentuknya
kecil. Satu per satu buah kopi itu dimasukkan ke duburnya, aman tanpa ada
jeritan ataupun kegirangan. Hingga akhirnya sampai pada buah kopi kesepuluh
yang siap dimasukkan. Tetapi ketika buah kopi kesepuluh itu dimasukkan,
Petualang 2 ini tertawa terbahak – bahak menunjukkan kegirangan. Tak ada
ampun, dia pun dibunuh.

Di alam sana, roh Petualang 1 dan Petualang 2 bertemu. Mereka pun berbincang.

Petualang 1 : Hey, kenapa kamu tertawa terbahak – bahak padahal buah kopi itu
tinggal satu lagi dan bentuknya pun kecil. Kalau kamu tidak tertawa, mungkin
kamu masih hidup sekarang.

Petualang 2 : Bagaimana tidak tertawa, abis lucu sekali.

Petualang 1 : Hah, memangnya kenapa ?


Petualang 2 : Saat aku memasukkan buah kopi yang terakhir, aku melihat
Petualang 3 datang dengan penuh semangat sambil membawa buah durian!
Coba kamu pikir, bagaimana rasanya buah durian itu masuk ke dubur!

Anda mungkin juga menyukai