Anda di halaman 1dari 4

Tugas Public Speaking ( Kelas A) Robby Ade Putra 110904473

Speaking To Inform

Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Bahkan bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya mengakibatkan gangguan kesehatan pada orang yang merokok, namun juga kepada orang-orang di sekitarnya yang tidak merokok yang sebagian besar adalah bayi, anak-anak dan ibu-ibu yang terpaksa menjadi perokok pasif oleh karena ayah atau suami mereka merokok di rumah. Padahal perokok pasif mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita kanker paru-paru dan penyakit jantung ishkemia. Sedangkan pada janin, bayi dan anak-anak mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita kejadian berat badan lahir rendah, bronchitis dan pneumonia, infeksi rongga telinga dan asthma.Menkes menambahkan, kebiasaan merokok di Indonesia cenderung meningkat. Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) penduduk Indonesia usia dewasa yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 31,6%. Dengan besarnya jumlah dan tingginya presentase penduduk yang mempunyai kebiasaan merokok, Indonesia merupakan konsumen rokok tertinggi kelima di dunia dengan jumlah rokok yang dikonsumsi (dibakar) pada tahun 2002 sebanyak 182 milyar batang rokok setiap tahunnya setelah Republik Rakyat China (1.697.291milyar), Amerika Serikat (463,504 milyar), Rusia (375.000 milyar) dan Jepang (299.085 milyar).Sedangkan di negara maju yang terjadi justru sebaliknya, persentase perokok terus menerus cenderung menurun dan saat ini kira-kira hanya 30% laki-laki dewasa di negara maju yang mempunyai kebiasaan merokok. Hal ini disebabkan tingkat kesadaran masyarakat di negara maju akan bahaya merokok sudah tinggi. Masyarakat sudah sadar merokok merupakan faktor risiko penyebab kematian, faktor risiko berbagai penyakit dan disabilitasDi seluruh dunia, lebih dari 600.000 orang bukan perokok meninggal dunia akibat asap rokok. Para peneliti Swedish National Board of Health and Welfare

dan Bloomberg Philanthropies menganalisis data tentang perokok pasif di 192 negara sejak tahun 2004. Mereka menemukan 40 persen anak-anak serta lebih dari 30 persen pria dan wanita menjadi perokok pasif. Anak-anak dengan orangtua perokok memiliki risiko lebih tinggi sindrom kematian tiba-tiba, infeksi telinga, pneumonia, bronkhitis, dan asma. Paru-paru mereka juga akan berkembang dengan lebih lambat dibanding anak-anak yang orangtuanya tidak merokok. Banyak negara telah menerapkan larangan merokok di tempat umum. Di Indonesia, banyak daerah yang telah menerapkan peraturan daerah (perda) dilarang merokok di tempat umum. Tujuan utamanya adalah mengurangi kerugian yang diterima orang-orang tidak merokok. Misalnya saja di Jakarta, sudah ada Perda Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian

Pencemaran Udara dan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 7 tahun 2005 tentang Kawasan Bebas Merokok (KDM). KDM diberlakukan di 7 tempat umum, yaitu sekolah, terminal, sarana umum, tempat kesehatan, tempat perbelanjaan, tempat beribadah, dan sarana angkutan umum. Namun, aturan itu belum berjalan efektif karena dengan mudahnya orang merokok didapati di tempat-tempat bebas asap rokok. Studi yang dipubilkasi British Medical Journal Lancet, Jumat (26/11), ini memperkirakan merokok pasif menyebabkan sekitar 379 kematian akibat penyakit jantung, 165.000 kematian akibat penyakit pernapasan, 36.900 kematian akibat asma, dan 21.400 kematian akibat kanker paru-paru, tiap tahun. Secara keseluruhan, jumlah tersebut mencapai satu persen dari kematian di dunia.

Speaking To Persuade

Salam buat kita semua dalam kesempatan ini saya ingin memberitahu bagaimana rokok sangat berbahaya buat prokok pasif. Dimana perokok pasif bukanlah tokoh yang harus menanggung akibat apa yang di lakukan perokok aktif. Tindakan tindak sengaja yang tidak bertanggung jawab inilah yang harus kita sadari. Dengan menghormati pilihan manusia untuk tidak merokok atau kita sebut perokok pasif. Kita sama-sama menginginkan kesejahteraan buat segala kelompok masyarakat. Baik perokok aktif maupun perokok pasif. Janganlah kita mementingkan kepentingan individu semata, tanpa memperhatikan ataupun menjaga lingkungan di sekitar kita. Dalam proses ini kita bisa membangun kerakyatan yang adil dan makmur. Merokok ataupun tidak bukan merupakan sebuah masalah yang saya ingin ungkit disini. Tapi sekali lagi marilah kita mengedapankan keharmonisan dengan merokok dengan jarak yang cukup jauh atau diruangan tertentu, termasuk smoking area yang telah di berikan. Menurut data WHO, sebanyak 75 persen dampak terbesar akibat rokok menyerang pada perokok pasif, sebagian mereka yaitu kaum perempuan dan anak-anak. Mereka terserang berbagai penyakit, baik pernafasan, paru-paru, sampai terserang kanker. Perokok pasif yang tidak merokok harus menanggung akibat yang lebih besar dari perokok aktif. Hanya 20 persen saja dampaknya menyerang perokok aktif. Sebanyak 87 persen perokok aktif merokok di ruang terbuka dan di sembarang tempat. Merokok dapat meningkatkan kemungkinan untuk menderita semua jenis penyakit seperti kanker, terutama kanker paru-paru, kanker mulut, kanker lambung dan kanker tenggorokan. Hendaknya aturan-aturan dan norma-norma di masyarakat harus selalu kita ikuti dan patuhi bersama. Telah banyak korban yang telah berjatuhan dari wanita hingga anak-anak. Perlu ada tenggang rasa terhadap sesama merupakan ciri bangsa ini dalam bermasyarakat. Hendaknya kita bisa membangun bangsa ini dengan bermasyarakat dan menghargai segala pilihan, sosial,kepentingan dan lain-lain yang mungkin tidak sesuai dengan pendapat kita. Kesenjangan sosial tidak boleh kita alamai dalam menangani masalah ini. Kita harus bisa mengontrol situasi sosial di sekitar kita. Lebih dari 600.000 orang bukan perokok meninggal

dunia akibat asap rokok. Para peneliti Swedish National Board of Health and Welfare dan Bloomberg Philanthropies menganalisis data tentang perokok pasif di 192 negara sejak tahun 2004. Mereka menemukan 40 persen anak-anak serta lebih dari 30 persen pria dan wanita menjadi perokok pasif. Saudara sekalian anak-anak yang tidak berdosa dan masih lugu dalam lingkungan mereka sepertinya tidak pantas merasakan kesakitan akibat dari rokok. Rokok yang dihisap oleh pengguna aktif haruslah menyadari hal ini. Anak-anak sebagai masa depan bangsa haruslah kita bentuk dengan baik. Sekali lagi saudara sekalian, ini bukanlah kepentingan individu semata tapi kepentingan bersama. Saya tutup dengan terima kasih buat saudara sekalian dan marilah kita bangun lingkungan yang harmonis, kita junjung tinggi norma-norma yang kita punya dan selalu menghargai lingkungan kita berada. Maka terciptalah bumi yang sehat, bumi yang harmonis, dan masyarakat yang sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai