Anda di halaman 1dari 22

INDUSTRI KIMIA INDUSTRI UREA

Disusun oleh: 1. Khoir Eko Pambudi (10/297366/PA/12981) 2. Ninik Andriyani (10/297410/PA/12986) 3.Norman Yoshi Haryono (10/300156/PA/13158) 4. Roudotul Jannah (10/300165/PA/13163)

UREA

Urea merupakan pupuk yangmengandung nitrogen paling tinggi (46%) diantara semua pupuk padat. Urea mudah dibuat menjadi prill atau granula (butiran) dan mudah diangkut dalam bentuk curah maupun dalam kantong dan tidak mengandung bahaya ledakan. Bentuk urea adalah kristal putih (tetragonal)

SIFAT-SIFAT UREA ANTARA LAIN ADALAH:


- Tidak dapat terbakar - Bukan penghantar panas - Higroskopis - Density (padat pada 20 C ) : 1335 kg/m3 - Titik leleh : 132 C - Panas Spesifik : 126J/mol/ C - Panas peleburan : 13,6 kJ/mol - Berat Molekul : 60,056 - Mudah larut dalam air dan alcohol - Sedikit larut dalam eter - Pada temperatur kamar tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau. - Indeks bias 1,484.

PUPUK UREA (SNI 02-2801-1998)

Spesifikasi: Kadar air maksimal 0,50% Kadar Biuret maksimal 1% Kadar Nitrogen minimal 46% Bentuk butiran tidak berdebu Warna putih (non subsidi) Warna pink untuk Urea Bersubsidi Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg

PEMBUATAN UREA

Proses pembuatan urea secara sintesa untuk pertama kali diperkenalkan oleh Woehler pada tahun 1828 dengan cara memanaskan NH4CO (amonium sianat), kemudian tahun 1870 urea dibuat dengan proses dehidrasi amonium karbamat, tetapi secara komersil baru dilaksanakan 50 tahun kemudian.

Unit amoniak memproduksi amoniak cair dengan mereaksikan gas hidrogen dan gas nitrogen pada suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis. Selain itu dari pabrik amoniak dihasilkan juga karbon dioksida (CO2) sebagai bahan baku pembuatan urea. Pembuatan urea di unit pabrik urea didasarkan atas reaksi dari amoniak dan karbon dioksida menjadi amonium karbamat, dan dilanjutkan dengan reaksi lebih lanjut amonium karbamat menjadi urea dan air. Adapun reaksi pokok berlangsung sebagai berikut : 2 NH3 + CO2 < ==== > NH4OCONH2 < ==== > NH2CONH2 + H2O

TAHAP PEMBUATAN UREA :

Pada proses pembuatan amoniak dengan tekanan rendah dalam reaktor, yaitu dengan reaksi reforming merubah CO menjadi CO2, penyerapan CO2 dan metanasi. Reaksi reforming ini dilakukan dalam 2 tingkatan yaitu : Tingkat Pertama: Gas bumi dan uap air direaksikan dengan katalis melalui piap-pipa vertikal dalam dapur reforming pertama dan secara umum reaksi yang terjadi sebagai berikut: CnH2n + nH2O nCO + (2n+1)H2,

Tingkat Kedua: Udara dialirkan dan bercampur dengan arus gas dari reformer pertama di dalam reformer kedua, hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi reforming dan untuk memperoleh campuran gas yang mengandung nitrogen (N)

Lalu campuran gas sesudah reforming direaksikan dengan H2O di dalam converter CO untuk mengubah CO menjadi CO2 : CO + H2O CO2 + H2

CO2 yang terjadi dalam campuran gas diserap dengan K2CO3

K2CO3 + CO2 + H2O 2KHCO3

Larutan KHCO3 dipanaskan guna mendapatkan CO2 sebagai bahan baku pembuatan urea. Setelah CO2 dipisahkan, maka sisa-sisa CO, CO2 dalam campuran gas harus dihilangkan yaitu dengan cara mengubah zat-zat itu menjadi CH4 kembali CO + 3H2 CH4 + H2O CO2 + 4H2 CH4 + 2H2O

Lalu kita mensitesa nitrogen dengan hidrogen dalam suatu campuran ganda pada tekanan 150 atmosfir dan kemudian dialirkan ke dalam converter amoniak. N2 + 3H2 2NH3

Setelah didapatkan CO2 (gas) dan NH3 (cair), kedua senyawa ini direaksikan dalam reaktor urea dengan tekanan 200-250 atmosfer. 2NH3 + CO2 NH2COONH4 NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O Reaksi ini berlangsung tanpa katalisator dalam waktu 25 menit.

Untuk mendapatkan konsentrasi urea yang lebih tinggi maka dilakukan pemekatan dengan cara: Penguapan larutan urea di bawah vacuum (ruang hampa udara, tekanan 0,1 atmosfir mutlak), sehingga larutan menjadi jenuh dan mengkristal. Memisahkan kristal dari cairan induknya dengan centrifuge. Penyaringan kristal dengan udara panas.

BERIKUT ADALAH CONTOH BAGAN ALIR INDUSTRI PEMBUATAN UREA OLEH PT. PUSRI PALEMBANG:

kebutuhan urea di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut;

PABRIK UREA DI INDONESIA

PT Pupuk Sriwijaya (PUSRI) PUSRI berdiri pada tahun 1959 di Palembang, Sumatera Selatan, pabrik ini dibangun khusus untuk memproduksi pupuk Urea. Pabrik Pupuk Sriwijaya mulai berproduksi pada tahun 1963, dengan kapasitas produksi sebesar 100.000 ton. Untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi terhadap Urea di Indonesia, kemudian didirikan empat pabrik baru pada tahun 1974, 1976, 1977 dan 1994, hingga total kapasitas produksinya mencapai 2,28 juta ton per tahun.

PT Petro Kimia Gresik (PKG) Pemerintah Indonesia mendirikan PKG di Gresik, Jawa Timur pada tahun 1972, untuk memproduksi ZA (Zwavelzuur Ammonia atau Ammonium Sulphate), dengan kapasitas produksi sebesar 200.000 ton per tahun. Pembangunan pabrik ini untuk mengatasi kekurangan pupuk berbasis Nitrogen yang lebih murah selain Urea karena kegiatan pertanian semakin berkembang saat itu. Pembangunan pabrik baru dilakukan pada tahun 1985 dan 1986, sehingga total kapasitas produksi PT PKG untuk ZA adalah 650.000 ton.

PT Pupuk Kujang (PKC) PKC dibangun pada tahun pada tahun 1975 di Cikampek, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi mencapai 570.000 ton per tahun. Pabrik ini dibangun untuk mengatasi masih kurangnya pasokan pupuk Urea di dalam negeri, terutama untuk kegiatan pertanian di Jawa.. Kapasitas produksi PKC meningkat dengan dibangunnya kembali pabrik baru yang beroperasi pada tahun 2005 dengan kapasitas yang sama, sehingga total kapasitas produksinya mencapai 1,14 juta ton per tahun.

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Untuk meningkatkan efisiensi pengadaan bahan baku (gas ) dan distribusi pupuk Urea, pemerintah membangun pabrik Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bontang , Kalimantan Timur, dengan kapasitas produksi sebesar 700.000 ton. Pabrik ini mulai beroperasi pada tahun 1984. Empat pabrik baru didirikan dan mulai berproduksi pada tahun 1985, 1989, 1999 dan 2002, sehingga total kapasitas pabrik Urea milik PKT mencapai 2,98 juta ton. PKT saat ini merupakan produsen pupuk terbesar di Indonesia.

PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) Berdasarkan deklarasi Bangkok pada tahun 1979 dibentuk perusahaan patungan oleh sebagian negara ASEAN, yaitu PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) di Lhokseumawe (Aceh) yang khusus memproduksi Urea. Pabrik ini berproduksi pada tahun 1983, dengan kapasitas terpasang sebesar 627.000 ton per tahun, dan produksinya ditujukan hanya untuk pasar ekspor. Tidak tersedianya pasokan gas ke pabrik ini, membuat kegiatan produksinya terhenti sejak tahun 2003.

PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) PT PIM merupakan pabrik terakhir yang didirikan pemerintah Indonesia yang berlokasi di Lhokseumawe (Aceh) pada tahun 1982. Pabrik ini khusus memproduksi Urea dan mulai berproduksi pada tahun 1984 dengan kapasitas 600.000 ton per tahun. Produksi PIM digunakan untuk memasok kebutuhan pupuk Urea di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, serta sebagian lagi diekspor kebeberapa negara.

MANFAAT UREA BAGI TANAMAN ANTARA LAIN SEBAGAI BERIKUT:

Pupuk urea membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun dan segar. Nitrogen juga membantu tanaman sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau daun yang melimpah, tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis. Pupuk urea juga mempercepat pertumbuhan tanaman. Kondisi tanaman akan makin tinggi, dengan jumlah anakan yang makin banyak. Pupuk urea juga mampu menambah kandungan protein di dalam tanaman. Pupuk urea bersifat universal. Pupuk ini dapat digunakan untuk semua jenis tanaman. Urea dapat ditambahkan untuk tanaman darat maupun air. Urea juga baik untuk tanaman pangan, tanaman holtikultura, tanaman usaha perkebunan, tanaman di sekitar peternakan dan juga tanaman di sekeliling usaha perikanan

Ketika sebuah tanaman mengalami kekurangan zat nitrogen, maka tanaman tersebut akan mengalami gejala yang bisa diamati secara fisik. Gejala-gejala tersebut antara lain sebagai berikut: Daun berwarna pucat hingga kekuning-kuningan Bila tanaman kekurangan nitrogen semakin parah, maka daun tua tanaman tersebut akan berwaran kekuning-kuningan dimulai dari ujun daun dan menjalar hingga ke tulang daun Bila kondisi kekurangan nitrogen terus diabaikan, maka daun akan menjadi kering. Keadaan ini diawali dari daun bagian bawah sampai daun bagian atas Kondisi tanaman yang kekurangan nitrogen sejak awal, menimbulkan tanaman tumbuh menjadi kerdil Akibat kekurangan nitrogen pada buah, yaitu keadaan buah tidak sempurna. Sering kali buah masak sebelum waktunya atau sebelum ukurannya sesuai

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai