9/10/2012

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM)

PENENTUAN LAJU REAKSI

Untuk reaksi umum :

aA + bB + ... eE + fF + ...
KINETIKA KIMIA Penentuan Laju Reaksi
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berikut :

laju = r = k.[A]x .[A]y ...

dengan : k = konstanta laju reaksi x,y = order reaksi untuk A dan B x+y = order reaksi total C t t : Order Catatan O d reaksi k i tidak tid k sama dengan d k fi i reaksi koefisien k i seimbang. i b

Drs. Iqmal Tahir, M.Si.

Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 55281 Tel : 087 838 565 047; Fax : 0274-565188 Email : atau iqmal.tahir@yahoo.com Website : http://iqmal.staff.ugm.ac.id http://iqmaltahir.wordpress.com

Penentuan order reaksi : Metoda penentuan laju awal Penentuan laju reaksi dengan grafik Pendekatan waktu paro

iqmal@ugm.ac.id

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia FMIPA, UGM

Metoda penentuan laju awal :

Order reaksi ditentukan dengan jalan : Pengubahan konsentrasi reaktan awal Menjaga agar konsentrasi spesies lainnya dan kondisi reaksi dalam keadaan konstan. Mengukur laju awal reaksi Perubahan laju digunakan untuk penentuan order reaksi terhadap reaktan tertentu. Selanjutnya proses diulangi untuk spesies reaktan yang lainnya. Contoh 1 : Data reaksi dekomposisi N2O5 : Ek Eksperimen i [N2O5] L j awal, Laju l M/det M/d t 1 0,100 3,62.10-5 2 0,200 7,29.10-5 Diketahui laju reaksi : r = k.[ N2O5]x, maka x dapat ditentukan. Dari eksp 1. 7,29.10-5 M/det = k.(0,200 M)x Dari eksp 2. 3,62.10-5 M/det = k.(0,200 M)x Dengan membagi 2 dengan 1 diperoleh diperoleh 2,01 = (2,00)X 7,29.10-5 M/det = k.(0,200 M)x 3,62.10-5 M/det k.(0,200 M)x X= 1 (Reaksi order 1)
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia FMIPA, UGM

Contoh 2 : Data reaksi : A + B + C produk

laju = [A]x . [B]y . [C]z

Eksp. [A] [B] [C] Laju awal, M/det 1 0,030 0,010 0,050 1,7.10-8 2 0,060 0,010 0,050 6,8.10-8 3 0,030 0,020 0,050 4,9.10-8 4 0,030 0,010 0,100 1,7.10-8 Dari pengamatan tersebut, konsentrasi salah satu reaktan dilipatduakan sementara konsentrasi lain tetap. Penyelesaian : Order untuk spesies A, dengan berdasarkan eksperimen 1 & 2 :
6,8.108 M / det ( 0,060M) = 1,7.108 M / det ( 0,030M) x
x

4,0 = 2,02 x=2

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia FMIPA, UGM

Order untuk spesies B, dengan berdasarkan eksperimen 1 & 3 :

4,9.10 8 M / det ( 0,010M) = 1,7.10 8 M / det ( 0,020M) y
y

PENENTUAN LAJU REAKSI DENGAN GRAFIK

Penggunaan persamaan laju reaksi terintegrasi untuk menghasilkan garis lurus terhadap suatu reaktan.

2,9 = 2,02 ln(2,9) = y.ln(2,0) y = 1,54 = 3 2

Order untuk spesies C, dengan berdasarkan eksperimen 1 & 4 : Eksp. [C] Laju awal, M/det 1 0,050 1,7.10-8 8 4 0,100 1,7.10-8 Terlihat bahwa konsentrasi C dilipatduakan, laju tidak berubah, berarti reaksi order nol terhadap C (z=0) Total reaksi :

laju = [A]2 .[B] 2 .[C]0 atau

laju = [A]2 .[B]

Order reaksi total : x+y+z = 2 + 3/2 + 0 = 3 1/2

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia FMIPA, UGM

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia FMIPA, UGM

9/10/2012

Contoh : Untuk data reaksi dekomposisi N2O5 diperoleh :

PENDEKATAN WAKTU PARO

Definisi waktu paro: Waktu yang dibutuhkan reaksi untuk menghasilkan separo dari kuantitas reaktan awal.

Grafik linear cocok untuk reaksi order 1.

Terlihat bahwa untuk mencapai separoh dari konsentrasi semula di l k waktu diperlukan kt 1900 detik. d tik Kemudian diperlukan waktu 1900 detik berikutnya untuk mencapai separoh konsentrasi berikutnya.

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia FMIPA, UGM

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia FMIPA, UGM

Waktu paro dan konstanta laju reaksi saling berkaitan (untuk order 1) :

t1

0,693 = k

Penjabaran integrasi persamaan laju reaksi

r= 1 d [ A] 1 d [ B] 1 d[ E ] 1 d[ F ] = =L= = =L a dt b dt e dt f dt

dengan demikian waktu paro dapat digunakan untuk menghitung k. Untuk contoh reaksi dekomposisi , diketahui reaksi memerlukan waktu 1900 detik untuk mencapai konsentrasi setengahnya :

Persamaan diintegrasikan untuk mencari nilai [A] sebagai fungsi waktu atau [A] = g(t) Asumsi : Reaksi selalu berlangsung pada temperatur konstan (T konstan maka k juga konstan) Volume konstan Reaksi berlansung secara ireversibel (k0 relatif sangat besar)

k=

0,693 0,693 4 = = 3,65x10 , det ik 1 t1 1900 det ik

2

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia FMIPA, UGM

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia FMIPA, UGM

Reaksi order satu

Untuk reaksi order satu

Reaksi order satu

aA P
dengan

r = k [A]

2 2 1 d [A] /[A] = 1 k Adt

r=

1 d [ A] 1 d [ B] 1 d[ E ] 1 d[ F ] = =L= = =L a dt b dt e dt f dt

ln ([A]2 /[A]1 ) = k A (t2 t1 )

jika [ A ]1 = [Ao ] pada t1 = 0 dan [ A ]2 = [ A ] pada t 2 = t

r = k [A] [B ] L[L ]
r=
Didefinisikan k A ak

1 d [A] = k [ A] a dt d [A] /[A] = k Adt

2 1 d

ln
Hasil integrasi 1 d [A] r= = k [ A] a dt

[A] [A]o

= k At

d [A] / dt = k A [A]

[A] = [A]o e k At
Konsentrasi A dan laju reaksi untuk reaksi order satu akan menurun secara eksponensial seiring dengan waktu.

[A] /[A]

2 = 1 k Adt
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia FMIPA, UGM

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia FMIPA, UGM

9/10/2012

Reaksi order satu

Contoh : Reaksi order satu (terhadap satu komponen)

Reaksi transformasi isomerik metil isonitril menjadi asetonitril

[A] = [A]o e k At
[A] [A]o
[A]/[A]o

= e k At

ln[A] = ln[A]o k At ln[A]o /[A] = k At

Ln[A]

.9 C CH 3 NC 198 CH 3CN
o

ln C = kt + ln C0

t Reaksi order satu: [A]/[A]o vs t

LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia FMIPA, UGM

t Reaksi order satu: ln[A] vs t

LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia FMIPA, UGM

Reaksi order satu

Reaksi order satu

Waktu paro

Kapan reaksi sempurna?

[A] = [A]0 exp{-kt} Secara teknis [A]=0 hanya tercapai setelah waktu tak terhingga.

t1 / 2 t = t1 / 2 [ A] = 1 / 2[ A]o

ln

[A] [A]o

= k At

ln

1 / 2[ A]o = k At1 / 2 [ A]o

l 1 / 2 = k At1 / 2 ln
Reaksi order satu Tidak tergantung terhadap [A]o

k At1 / 2 = ln 2 = 0.693 t1 / 2 = 0.693 / k A

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia FMIPA, UGM

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia FMIPA, UGM

Reaksi order dua

(1) ( 2) A+B P 2A P r = k 2 [A][B] r = k 2 [A]
2

Reaksi order dua

1
2 1

[A]2

2 d [A] = k A 1 dt

r=
did fi i ik k A ak didefinisikan

1 d [A] = k [A]2 a dt
2

[A]1 [A]2

= k A (t 2 t1 )

[A] [A]o
k A ak k

= k At

d [A] / dt d = k A [A]

[ A] =

d [A] = k A [A]2 dt 1
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia FMIPA, UGM

[A]o 1 + k At [A]o
r = k [A]2

Plot 1/[A] lawan t akan menghasilkan garis lurus dengan slope = kA

2 1

[ A]

2 d [A] = k A 1 dt

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia FMIPA, UGM

9/10/2012

Reaksi order dua

1 1 = +k t [A] [A]o A
{[A]-1}

Reaksi order dua

1 1 =k t [A] [A]o A
Waktu paro:

aA + bB produk
1 d [A] = k [A][B ] a dt
Tiga variabel

r = k [A][B ]

t1 / 2 [ A] = 1 / 2[ A]o
1 [ A]o k A

t = t1 / 2
t1 / 2 =
{t} Second-order reaction: 1/[A] vs t
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia FMIPA, UGM

Untuk reaksi order dua

r = k[A]2
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia FMIPA, UGM

Reaksi order dua

A + B produk
0
x
d [A] dx = d dt d dt

Reaksi order dua

d [A] = k [A][B ] dt
0
x

([A]o x )([B ]o x )
= 1

dx

t = 0 kdt = kt
x

t=0
t =t

[A]o [A]o x

[B]o [B]o x

([A]o x )([B]o x ) [B]o [A]o 0 ([A]o x ) ([B ]o x )

=

dx

dx

d [A] = k [A][B ] = k ([ A]o x )([B ]o x ) dt

[A]o [B ]o 1 ln ln [B ] x [B]o [A]o o [A]o x

dx = k ([ A]o x )([B ]o x ) dt

x=0 untuk t=0

0
x

[B ]o [A]o 1 ln = kt ln [B ] x [B ]o [A]o [ ] A x o o

([A]o x )([B ]o x )
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia FMIPA, UGM

dx

= kdt

([A]o x )([B]o x )

dx

t kdt = 0

[B ]o [A]o
Jurusan Kimia FMIPA, UGM

[B ] /[B ]o ln [ A] /[ A] = kt o

[A] = [A]o x [B ] = [B ]o x

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Reaksi order dua

Jika [A]o=[B]o
x 0

Contoh : Reaksi order dua

o 1 C NO2 ( g ) 300 NO ( g ) + O2 ( g ) 2 1 1 = kt + C C 0

dx dx = x = t kdt = kt ([A]o x )([B ]o x ) 0 ([A]o x )2 0

([A]o x )2 [A]o x [A]o

[A] [A]o
1 1 = kt

dx

= kt

Waktu paro: t1 / 2 t = t1 / 2 [ A] = 1 / 2[ A]o

t1 / 2 =
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia FMIPA, UGM

1 k [A]o
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia FMIPA, UGM

9/10/2012

Gas-Phase Decomposition of Nitrogen Dioxide

1 NO2 ( g ) NO ( g ) + O2 ( g ) 2
300o C

Reaksi order tiga

d [ A] 3 = ak [ A] dt d [A] d [A] 2 = ak [A] [B ] dt d [A] d [ A] 2 = ak [ A][B ][C ] = ak [A][B ] dt dt 1 1 = 2k At

Time / s 0.0 50.0 100.0 200.0 300.0

[NO2] / M 0.01000 0.00787 0.00649 0.00481 0.00380

k = 0.543 unit?

[A]3

= k Adt

2 [A]2 [A]o

[A] =

(1 + 2kt[A]o2 )1/ 2

[A]o

Tunjukkan apakah reaksi mengikuti order satu atau order dua ?

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia FMIPA, UGM

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Jurusan Kimia FMIPA, UGM

Reaksi order n
Persamaan umum
d [A] = k A [ A]n dt
2d A 1 n

Reaksi order n
Waktu paro: t1 / 2
t1 / 2 =

t = t1 / 2
2 n 1 1
n 1 (n 1)[A]o kA

[ A] = 1 / 2[ A]o
Untuk n 1

Persamaan integrasi

[ ] = k 2 dt A 1 [A]
= k A t Untuk n 1

n 1 (1 n)[ A]o

[A ]

n +1

[A ] n +1

n +1 o

2d A 2 = k A 1 dt n

[ ] [A]

[A] = [A]o e k At
Untuk n 1

t1 / 2 =
t1 / 2 =

[ A] [A] o
Jurusan Kimia FMIPA, UGM

1 n

ln 2 kA

Untuk n = 1

n 1 = 1 + [A]o (n 1)k At

[A]o [A] = k At
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Jurusan Kimia FMIPA, UGM

[A]o
2k A

Untuk n = 0

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Ringkasan persamaan laju reaksi terhadap satu komponen

First-Order DRL (-dC/dt) IRL Linear Equation Linear Plot Half-Life Units on k
Jurusan Kimia FMIPA, UGM

Second-Order kC2 1/C = kt + 1/Co 1/C vs. t

m=k b = 1/Co

Zeroth-Order k C = -kt + Co C vs. t

m = -k b = Co

kC C = Co e-kt

ln C = -kt + ln Co

ln C vs. t
m = -k b = ln Co

ln(2)/k time-1

1/kCo M-1 time-1

Co/2k M time-1

LABORATORIUM KIMIA FISIKA