Anda di halaman 1dari 7

Oke, disinilah aku. Anak remaja yang katanya sie memang sudah tak pantas lagi disebut remaja.

Bagaimana tidak, aku sudah berkepala dua ayolah, ini hanya perumpamaan saja- dan ku mohon jangan dulu dilebih-lebihkan, karena masalah umur adalah hal sentimentil dalam hidupku! Oh, aku lupa dengan kata-kata disini haha-. Aku sedang menunggu pelajaran... ah bukan, maksudku perkuliahanku dimulai. Ya, sudah tiga tahun aku kuliah di universitas swasta dikotaku. Karena aku tidak lulus ujian SNMPTN dulu, jadilah aku terdampar disini. Tidak terdampar juga sebenarnya, aku senang dijurusanku sekarang, jurusan Bahasa Indonesia. Aku cinta bahasa Indonesia, itulah semboyan kami. ^^ Sebelumnya, tiga tahun lalu aku berkeinginan untuk meneruskan kuliahku dijurusan Pertanian atau Perkebunan kenapa semua berhubungan dengan tumbuhan?- . Aku menyukai kedua jurusan itu, mengapa? Pasti itu pertanyaan yang biasa dipertanyakan pada seseorang yang akan melanjutkan sekolahnya kejenjang yang lebih tinggi, agar nantinya tak salah pilih. Menurut orang tua, ini adalah salah satu jalan menuju masa depan. Ehem, lupakan dulu para orang tua itu. Right??? Alasannya adalah karena sudah sedari kecil aku melihat kedua orang tuaku berkutat dengan yang namanya kebun, hutan, pohon, pupuk, dan entah berapa banyak hal yang berhubungan dengan pertanian atau perkebunan yang telah kukenal sejak kecil karena kedua orang tuaku adalah salah satu dari anggota klub yang katanya pecinta tumbuh-tumbuhan. Ah, jangan kira bahwa mereka juga lulusan pertanian atau perkebunan. Tidak sama sekali! Ayah seorang ya... karyawan swasta biasa. Dan Ibu adalah seorang Ibu rumah tangga biasa. Sungguh biasa, hanya kelebihan keluarga kami adalah satu. Kami mempunyai sebuah toko permen. Disana pastinya menjual segala jenis permen, dan kue, dan es krim, dan segala sesuatu yang manis. Jadi, tak ada hubungannya dengan latar belakang keluargaku. Hanya sebuah hobby yang kemudian berubah menjadi kecintaan saja.^_~ Chika!!!sssttt...., ayolah sebuah suara yang memang sudah sangat biasa kudengar merusak semua lamunanku. Haahhh.... aku harap ini bukan panggilan yang kemudian menghasilkan percakapan tak bermakna atau tak penting. Apa?, kataku dengan datarnya. Tentunya dengan disertai ekspresi tergangguku. Mengganggu saja kau! Chika, kau cantik sekali hari ini., hah??? Ayolah!!!! Bisa tidak, ini masih pagi. Aahh, aku akui si pengganggu ini tak terlalu buruk. Hanya saja sikapnya LUAR BIASA MENYEBALKAN!!! Setiap hari, dan tidak hanya aku yang diganggunya, dia selalu merayu semua wanita. Mungkin karena dia takut kehilangan stok wanita dimuka bumi ini. Iisshh, pria ini!!! Biarin aja lagi ka, kan memang udah biasa si Endrew itu. Sakit jiwanya kumat tu! Hahahaaa., syukurlah aku ternyata tak sendiri didalam kelas ini. Jadilah aku terselamatkan oleh sang dewi ini, eeiitt namanya memang Dewi. Dewi Sastri Irama Puspa Sari, haha panjang sekali bukan? Ya, ada lima nama disana yang kemudian dirangkai menjadi satu dan jadilah satu nama yang menurutku cukup panjang, tetapi tidak terlalu rumit. Dia sahabat baikku dikampus, aku mengenalnya sudah dari zaman SMA. Tapi, dulu aku pikir dia orang yang serius, kutu buku,dan pendiam pastinya tidak menyenangkan-. Dan ternyata tidak ada satupun dari perkiraanku benar. Dia sama sekali tak ada seriusnya, kecuali saat berhadapan dengan mata kuliah bahasa yang paling sulit, cari tau!. Itu karena dia sangat menyukai mata kuliah itu. Juga bukan sesesok wanita kutu bukuers hahahaa-, karena dia memang

tak hobi membaca. Mengapa? Karena dia suduh cukup cerdas dengan mendengarkan sesuatu dari orang lain dan mengingatnya, apabila dia merasa tertarik dia baru akan mencari tau semua tentang hal itu. Dan pendiam, ya dia seorang wanita pendiam apabila sedang tertidur Parah sekali bukan???-. dan jangan lupa dengan tidak menyenangkan, dia adalah orang yang sangat menyenangkan bisa dibilang moodmaker diantara sahabat-sahabatku. Syukurlah Ra, gue kira sendirian dikelas dengan mahluk super aneh itu. Hahaha., sapaku lega saat Ira biasa ku memanggilnya- sudah berada dan duduk disebelahku. Yups, bukannya lo selalu bilang gue dewi penyelamat lo kan?, cengirnya bangga. Tentu saja iya, dia selalu menjadi ratunya dewi penyelamat dalam hidupku tentunya. Selalu ada disaat ku membutuhkannya. Haha, terlalu mendramatisir keadaan. Sangat Hiperbola.XD Tentu, youre my guardian angel. Haha., lirihku, tak lupa membumbui kata-kataku itu dengan kerlingan nakal sambil bergelayutan dilengannya. Kulakukan karena Ira sangat tak menyukai tingkah manjaku ini, ya liat saja reaksinya. Ira malah menghambur memberikan jarak sekitar 2 meter dari diriku. Haha, aku hanya tertawa geli dibuatnya. Jangan dekat-dekat gue, oke!!, dia bahkan terlihat sangat ngeri. Menurutnya saat wanita melakukan dan menampakkan sifat manjanya, ini adalah saat mengerikan dari seorang wanita. Karena akibatnya, semua orang tak kan bisa menolak permintaan si wanita ini. Apalagi ditambah dengan senyuman manis, bak gula dari tebu asli lalu dipermanis lagi dengan madu, karena terlalu manisnya hingga kentara pula rasa pahitnya. Dan kata Ira lagi..-, ini adalah sihir penakluk seorang wanita. Hahaa.. terlalu banyak membaca buku fiksi sepertinya. Oiya, aku lupa dengan perkenalanku. Seperti tadi sapa orang aneh itu, nama ku Cintami Mei Chika. Apa sajalah orang memanggilku, asal itu masih bagian dari namaku. Dan untuk panggilan sayang dari kebanyakan orang untukku adalah Chika, pasti orang yang baru sangat saja mengenalku yang memanggilku dengan nama Cintami. Well, apalah arti sebuah nama. Hahahaa.. *_* Aku anak terakhir dari tiga bersaudara yang mana kakak pertamaku bernama, Andri Meigi Putra yang sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak immooeet sekali bernama Salsabila Ramadani Putri. Orang bilang Sabil adalah kloningku, karena wajahnya yang begitu menyerupaiku. Tapi, kak Andri tak pernah setuju akan hal itu. Sangat, sangat, sangat, sangat tidak setuju sekali. Dia bilang,Mana mungkin anakku mirip dengan anak manja yang entah memang cantik atau bagaimana menjadi begitu sangat sok cantik, dan tak lupa dengan sikap egoisnya. Ayolah, aku tak mau anakku begitu!!!. Dia kakak ku atau bukan sebenarnya!!! Ah, iya aku melupakan istri kak Andri yang adalah guru Piano ku saat SMP dulu, dia sangat cantik dengan talenta suara yang begitu merdu. Dan aku berharap Sabil bisa seperti Ibunya, Kak Citra. Dan kakak kedua ku adalah orang paling tampan sedunia,andai saja dia bukan kakak kandungku tuhan kau menciptakan mahluk indah ditempat yang salah!-. Ah, hilangkan pikiran aneh ku ini. Yups, kak Dani adalah pria macho nomor dua, setelah ayah tentunya. Pria macho yang bekerja sebagai dokter anak ini, dengan hidung mancung, bibir merahnya, kulit yang bersih walau agak sedikit gelap, alis mata yang tebal dengan bulu mata tak kalah lentiknya, dan juga mata coklat mudanya yang bukan efek dari kontak lens, karena dia tak suka memakainya karena alasan dapat menimbulkan iritasi pada mata dan dapat berakibat fatal dia dokter yang memang dokter.../apasih maksudku??-__-???-. Tapi tenang, dia belum berminat pacaran. Sedang berkonsentrasi pada karir katanya.

Oke cukup sudah dengan perkenalan panjang lebarku ini, karena tanpa sadar kelasku sudah ramai dan itu artinya perkuliahan akan dimulai. Jika aku tak berkonsentrasi pada mata kuliah ini, hidupku bisa saja berakhir dengan harus menulis essay dalam bahasa Inggris mengenai sejarah sastra Indonesia beserta kawanannya dan aaahhhh.... aku tak sanggup membayangkannya. *** Syukurlah, apa yang kubayangkan tak terjadi. Aku berhasil berkonsentrasi selama 3 jam perkuliahan Pak Simon itu. Bayangkan berkonsentrasi selama 3 jam pelajaran mendengarkan cuapcuap pak Simon dengan bahasa Inggrisnya yang luar biasa cas-cis-cus, mengenai sejarah sastra Inggris di dalam maupun luar negeri. Tuhan, bagaimana mungkin ada orang yang menciptakan matakuliah macam itu di kurikulum jurusan Bahasa Indonesia!!! Siapa diiaa??? Aku ingin mengucapkan banyak-banyak sekali terima kasih!!! Ka, kekantin yuk. Margaret dan Sonny dah disana tu, yuk!, ini jauh bernada menyuruh dari pada mengajak. Tapi, baiklah aku juga sudah tak sabar untuk menyantap bakso spesial kantin Bu Tati hahaha-. Mereka sms lo? Gue kok gag? Jangan-jangan mereka Cuma ngajak lo lagi, gag ah!, sergahku sambil sibuk membereskan buku ku diatas meja dan memasukkanya kedalam tas ranselku. Tentu saja ini hanya akting, hahhaa. Sms kali, liat aja hp lo. Mana coba hp lo?, kata Ira dengan mata disipitkannya. Haha, aku baru ingat bahwa aku bahkan tak membawa handphone ku hari ini. Aku meninggalkannya diatas kulkas sepertinya. Hahahaa, iya..iya.. gue becanda kali Ra, hp gue ketinggalan tuh., kutarik saja tangannya. Bahkan Ira masih menyunggingkan senyum sinisnya, hhaha. Pasti dalam pikirannya saat ini, Dasar pelupa!!!, terlihat jelas dari sorat matanya. Iya, gue emang pelupa kan. Ayolah hal biasa bukan?, hahahaa tawa ku membahana diseluruh lorong menuju kantin kampus kami. Aku tak peduli dengan mata-mata semua orang yang kemudian melihatku risih. Ya, emang lo tu!!! Kalo aja bagian badan lo ceritanya bisa dibongkar pasang, bisa-bisa ada aja satu bagian yang ketinggalan atau hilang tiap harinya. Ahahahahaa..., sialan anak ini. Separah itu kah?? Woi, kemana aja?Lama banget? Pasti matkul pak Simon dah., terdengar suara parau dari sesosok laki-laki yang sedang duduk tepat didepan bangku tempat aku dan Ira berdiri. Kenalan dulu deh sama tokoh satu ini dalam hidupku, namanya Sonny Abraham. Dia anak Manajement Ekonomi, maksudku jurusannya. Sonny adalah calon pewaris kerajaan bisnis keluarganya, bisnis Tempe. Ahahahaa. Yups, lo gag salah banget. Haha., ira langsung saja mengambil minuman yang tergeletak didepan kami saat ini. Entah milik siapa. Kelakuan buruk yang gag sama sekali bisa dihilangkannya, selonong boy. Ckckc, angel dari sudut mana coba kalau kondisi macam ini. Hhuufftt.. Woi, itu punya orang sebelum kita tau!!!, terdengar suara semburan. Dan benar saja, milk shake coklat itu sudah berhamburan dari mulut Ira. Dan Ira sudah menghijau., wajahnya. Ckckck.. kalian ini!!!

Yang bener???, haha.. muka Ira pucat, pasti dia berhasil membayangkan entah siapa yang menjadi pemilik minuman itu. Hhahaa, tau rasa dia. Enggak Ra, lo kayak gag tau Sonny aja. Dia kan gag pernah berhenti jahil!, dengan tenangnya Margaret menepis kejahilan Sonny. Dia orangnya, miss serius. Tak ada tandingannya, tapi kadang keseriusannya dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalah kami bertiga. Hahahahaa, kena lo!!!! Makanya, lo maen samber aja ssiihh!!!, sonny tertawa lepas dengan gelinya. Aku pun tak sanggup menahan tawa, bagaimana tidak wajah Ira seketika berubah menghijau dan kini memerah. Ahahahaa. Siaalll lo Son!!! Awas lo ya!!!Gue racun lo laen kali!!!, marah Ira dengan teriakan cemprengnya membahana seluruh kantin. Untung saat ini sedang ramai, jadi suara Ira tak terdengar dan atau tidak menjadi pusat perhatian masa. Wait, masa?? -___Udah ah, hahahaa, ada apaan ni ada yang mau neraktir ya?, kataku berusaha mengalihkan pembicaraan dan pertengkaran Ira vs Sonny ini. Dan siapa tau memang ada diantara Margaret dan Sonny yang berniat meneraktir kami semua. Mereka berdualah yang paling rajin mentraktir, diantara kami berempat. Maaf mbak Cintami Mei Chika, hari ini sedang tak ada yang berniat mentraktir. Oke!, jawab Sonny mantap. Ah, aku belum bilang kalau Sonny adalah ketua Senat kampus kami. Waw sekali kan sahabat kami satu ini, tapi tidak waw kalau sedang berhadapan dengan kami. Kalau didepan orang lain, dia bisa berubah 360 derajat, jadi berwibawa, cool, smart, dan tipe cowok idaman lainnya lah. Tapi, jangan salah jahil tak bisa lepas dari dia. Kenapa? Lagi pada sekarat kah jumlah uang kalian berdua??, tanya Ira penasaran. Pertanyaan itu lebih ditujukan pada Margaret yang anak dari psikiater terkenal itu. Kadang kami menunggu kabar kapan dia kekurangan uang, bukan mendoakan yang tidak-tidak lho. Gag juga.., jawab Margaret dengan santainya. Manis sekali dia, wajah Indonya cantik sekali, lembut, dan tatapan tajamnya bisa menusuk sampai kejantung, apalagi bagi para lelaki. Tak berapa lama kalimatnya dilanjutkan,tapi, Cuma lagi pengiritan aja. Ya elah, sama aja non Margaret!!!, sergahku dan Ira kompak. Beberapa detik kemudian kami berempat tertawa. *** Ternyata Sonny berencana untuk mengajak kami bertiga ikut dalam kepanitian acara kampus, menurut Sonny kami cukup populer untuk ikut serta dan menjadi orang-orang sibuk untuk beberapa hari dikampus. Dan aku menolak. Aku tak mau berkutat dengan hal-hal macam ini, ya hanya untuk sekedar hura-hura dan bernyanyi-nyanyi tak karuan hanya karena bintang idola mereka sedang beraksi di panggung. Bukannya berarti aku tak punya idola, tapi aku memang sedang bosan dengan masa-masa itu. Margaret yang memang ikut dalam segala kegiatan seni tentu senang dengan hal ini, bagaimana tidak sang ketua senat langsung yang memintanya. Begitu pula Ira, Ira malah akan sangat senang karena dengan jelas dia akan bisa berdekatan dengan mantan ketua senan tahun lalu yang sudah menjadi idola Ira selama tiga tahun ini. Dan Sonny hanya berkomentar pada penolakanku,

Gini ini yang susah punya sahabat yang kadang emang gag punya kemauan. Gag seru lo, sumpe deh!!!. Aku hanya tertawa geli mendengar luapan kekesalannya yang bahkan aneh itu. Chika???, sapa seseorang dari arah dapur. Mama sedang masak apa ya? Nyumi, aku sudah tak sabar. Chika?? Bukankah kau baru saja selesai makan siang. Ya sekitar 2 jam yang lalu??? Ma, masak apa?, kataku pada Mama. Lho? Mama tidak sedang memasak rupanya, lalu ada apa? Sini nak, Mama mau ngomong sebentar aja., waduh sepertinya ada hal penting hari ini. Raut wajah mama sedang menampakkan wajah kekhawatirannya. Aku bingung pada situasi seperti ini, kuharap kak Dani berada disini. Hanya dia yang benar-benar bisa menenangkan mama. Aku lalu duduk disamping mama, masih dengan wajah bingung dan tak berhenti menatap mama. Mama lalu melanjutkan perkatannya, Kak Andri dan kak Citra akan pergi ke Jogja besok pagi. Tapi, ini urusan kantor kak Andri mu, bukan karena mereka ingin berlibur. Dan itu artinya Sabil tidak bisa ikut mereka kali ini. Dan...... belum sempat mama melanjutkannya aku sudah paham maksudnya. Jadi, Sabil akan mereka titipkan disini selama mereka berada disana dan itu artinya mau tidak mau aku harus jadi babysiternya selama itu juga. Iya kan?, ayolah mama sejak kapan aku menolak mengurusi Sabil?? Ya, benar. Semua memang benar sayang. Emm.., mama masih sibuk dengan wajah khawatirnya. Ada apa lagi mama?? Aku kan tak menolak untuk mengurus Sabil. Mama kan tau aku sayang sekali pada Sabil. Lalu ada masalah apa lagi ma??, ckckck apa mama khawatir aku tak sanggup merawat Sabil? Masalahnya mereka pergi untuk waktu yang cukup lama sayang., aku mulai menemukan titik terang dari penyebab kekhawatiran mama. Bukan aku, tapi Sabil. Berapa lama memang, 3 hari? Seminggu? Dua minggu..., aku sedang mengingat-ingat seberapa lama Kak Andri dan kak Citra pernah menitipkan Sabil dirumah? 2 bulan., aku masih belum sadar dengan kata-kata mama. Seperti ada kata-kata 2 dan bulan? APA? Haahh??? Dua bulan?? *** Aku sibuk dengan aktifitas ku berputar-putar layaknya gosokan dikamarku sendiri, mengukur seberapa lebar dan panajang kamar ku ini. Ahh, bukan itu yang aku lakukan. Aku sedang menunggu kedatangan Kak Andri, Kak Citra, dan Sabil. Dimana mereka tak kunjung sampai juga. Aku sudah berkoar-koar dengan mama, tentang bagaimana mungkin mereka meninggalkan Sabil selama itu. Sabil baru berusia 5 tahun. Dia tak akan bisa tahan selama itu berjauhan dengan kedua orang tuanya. Dan kutegaskan, bukan berarti aku tak suka dekat-dekat dengan Sabil. Hanya saja ini terlalu. Kudengar suara mobil jazz kak andri berhenti dan mengklakson tepat didepan rumah, langsung saja aku menghambur turun dari kamarku yang terletak dilantai dua rumah ini.

Taanntee!!!, waw orang pertama yang kutemui adalah Sanbil. Tuhan, manis sekali anak ini. Ku pastikan ingin mempunyai anak selucu dan semanis dia, kalau bisa lebih malah. Sabil. Kemari, hahaha. Rambutnya dipotong ya?, detik kemudian Sabil sedang berlari-lari heboh kearahku, dengan rambut sebahunya. Sepertinya Kak Citra baru menemukan potongan yang lebih imoet untuk sabil. Tante, tante, tante ayo kita kekamar tante. Aku mau lihat Momo!!!, hahahaa.. lucunya.. aku bisa melihat wajah kak Andri dengan decakannya. Kak Andri, apa yang sedang kau pikirkan!!! Emm, sama eyang dulu ya sayang. Tante mau bicara sseebeentar saja dengan mama dan papa sabil., aku membuat sebuah ungkapan kecil dengan jari telunjuk dan jempolku. Menandakan seberapa sebentarnya aku akan bicara dengan mama dan papanya. Eemm, oke. Eyang...., dan Sabil akirnya masuk dengan riangnya mencari eyangnya. Papa belum pulang dari kantor, dan kak Dani juga. Mereka sedang sibuk. Lupakan kedua pria macho itu dulu. Kak serius dengan rencana kalian???? *** Aku sudah mendapatkannya, jadi mengapa Sabil harus tinggal adalah karena disana kak Citra juga harus menjadi pianis disebuah acara sosial disana. Dan artinya kak Citra maupun kak Andri akan sama-sama sibuk. Dengan Sabil yang memang tak bisa diam, dia akan jauh merepotkan dibanding pekerjaan mereka. Dengan susah payah, kak Citra menjelaskan serta membujukku. Aku hanya sedih menerima kenyataan disaat sabil sedih karena merindukan mereka berdua. Aku tak apa dengan harus menjaga sabil seberapa lama pun, tapi aku tak kan bisa tahan melihat wajah sedinya kalau dia sedang kangen dengan kalian berdua. Maksudku,, ya kalian lebih tau lah., aku menatap mereka berdua dengan wajah khawatirku. Sama seperti wajah mama tadi siang kupikir. Kak Andri yang tadinya duduk tepat didepanku, kini beranjak dan kemudian duduk disampingku. Dek, kami tau kok maksud kamu. Tenang aja, kalau memang Sabil dengan begitu kangennya dengan kami sampai kau tak bisa mengatasinya, kau telpon saja kami. Dan kami akan segera pulan. Kau mengerti?, kata kak Andri sambil mengelus puncak rambutku. Baru saja aku sadar, kenapa bisa kak Citra mau menikah dengan Kak Andri. Ternyata ini, entah dari mana aku merasa kak Andri menjadi lembut sekali. Yang biasanya selalu menjerit-jerit tidak karuan didepanku, dan selalu saja mengataiku sok cantik atau ratu bawel, atau julukan-julukan jeleknya padaku. Emm, baiklah., ku sunggingkan senyum maut ku menandakan persetujuan. Dan wajah kak Citra dan kak Andri pun mengembang senang. Oh iya, Ka. Sabil sedang perawatan masalah giginya. Ya, kau taukan karena dia senang sekali makan coklat dan permen. Akibatnya giginya jadi rusak. Seminggu sekali kau harus mengeceknya kedokter gigi anak ya, mama sudah tau alamatnya. Sabil cocok disana, itu hanya untuk kontrol saja., kata kak Citra dengan mengeluarkan dan menyerahkan beberapa mainan kesayangan Sabil.

Jadi, seminggu sekali? Yakin? Bukankah hanya setahun dua kali, atau sebulan sekali jika perlu?, kataku dengan tangan sudah penuh dengan mainan. Kak Andri sudah terlebih dulu berada diruang keluarga bersama mama dan Sabil. Eemm, ya. Hanya untuk pemeriksaan rutin. Dokter sedang memastikan apakah gigi Sabil perlu dicabut atau tidak. Ya begitulah, kakak juga tak paham. Oke!. Ya, ya, baiklah. Hanya kedokter gigi ini, never mind. Right?? ***

Anda mungkin juga menyukai