Anda di halaman 1dari 87

1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Jika baterai lama tidak dipakai, keluar arus dengan sendirinya maka baterai akan kosong. Lebih-lebih bila digunakan untuk keperluan lain, hidupkan TV, tape recorder, pengeras suara, dan lain-lain. Untuk itu baterai harus arus searah dengan pemasukan lewat kutub + baterai. Arus listrik dirumah yang punya tegangan 220 volt dapat digunakan mengisi baterai dengan alat pengisi baterai charge. Arus bolak balik dengan 220 volt diubah baterai charge menjadi arus searah dengan tegangan 6 atau 12 volt, sesuai dengan tegangan baterai Yuliadi Soekardi (2005:66) Sistem alat pengisi baterai charge merupakan salah satu mata pelajaran keterampilan teknik elektro otomatik di sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 6 Palopo yang dalam proses pembelajarannya memerlukan aspek, efektif dan psikomotor yang dapat mengantar siswa untuk memfokuskan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran. Karena itu, guru sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, yang akan menambah percaya diri serta mengembangkan daya kualifikasi dan inovasi siswa. Untuk itulah dalam baterai charge harus disertai serangkaian pengalaman belajar berupa kegiatan nyata yang bermakna bagi siswa dan dengan kata lain siswa terlihat secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga mereka berusaha membangun makna bagi dirinya sendiri, namun demikian pendekatan tradisional masih banyak digunakan dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran tradisional pada umumnya

berpusat pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar mengajar dikelas menyebabkan siswa cenderung pasif, sehingga hasil belajarnyapun rendah. Demiikian halnya pembelajaran di SMP Negeri 6 Palopo khusunya keterampilan elektro otomotif. Berdasarkan data yang diperoleh, selain rata-rata hasil belajar siswa masih tergolong rendah yaitu 6,47, keaktifan belajar siswa juga kurang. Hal ini disebabkan siswa kurang mampu proses kerja sistem alat pengisi baterai charge dengan konsep yang dipelajarinya dengan situasi dunia nyata. Data hasil belajar siswa pada mata pelajaran keterampilan teknik elektro otomotif khususnya sistem alat pengisi baterai charge yang diperoleh melalui pemberian ulangan semester juga belum memuaskan. Pada tahun 2005/2006 hanya ada 19 dari 30 siswa (63,33 %) yang kompoten dan 11 orang siswa yang dinyatakan tidak kompoten (36,67 %) demikian halnya pada tahun 2006/2007 hanya 18 dari 30 siswa yang dinyatakan kompoten (60,00 %) dan 12 siswa yang tidak kompoten (40 %) dan pada tahun 2007/2008 hanya 16 dari 30 siswa yang dinyatakan kompoten (53,33 %) dan siswa yang belum kompoten sebanyak 14 orang siswa (46,67 %). Sedangkan tuntutan kurikulum satuan pendidikan (KTSP) siswa harus mencapai kompetensi 70 % secara individu dan 75 % secara klasikal. Selain hasil diatas, proses pembelajaran belum maksimal seperti: siswa sering terlambat masuk kelas, siswa yang menjawab bila ditanya oleh guru, siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru, siswa masih terlambat menyetor tugas-tugas dan siswa masih main-main dan keluar masuk kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Atas dasar itu, seiring dengan adanya perubahan paradigma mengajar menjadi membelajarkan perlu digunakan metode mengajar yang tepat, sehingga belajar menjadi lebih bermakna bagi siswa. Strategi pembelajaran yang berlangsung secara alamiah

dalam bentuk kegiatan belajar siswa akan mengalami peningkatan. Hal ini bias terjadi karena mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya mencapainya. Inilah salah satu pembelajaran melalui pendekatan berbasis pemecahan masalah, dimana tugas guru sebagai pengarah juga sebagai pembimbing untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran dengan pendekatan berbasis pemecahan masalah diharapkan dapat mempermudah siswa memahami prinsip kerja sistem alat pengisi baterai charge sehingga keefektifan pembelajaran meningkat. Hal ini akan dapat dilihat dari aktifita dan hasil belajar siswa nantinya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul peningkatan pembelajaran sistem baterai charge dengan pendekatan berbasis pemecahan masalah pada kelas VIIIA SMP Negeri 6 Palopo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian tindakan ini adalah apakah penerapan pendekatan berbasis pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem alat pengisi baterai charge di kelas VIIIA SMP Negeri 6 Palopo. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan berbasis pemecahan masalah. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi siswa : melatih siswa dalam mengkonstruksi informasi yang diperoleh, sehingga terjadi belajar bermakna yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

b. Bagi guru : meningkatkan profesionalisme dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswa dengan melibatkan siswa secara aktif c. Bagi sekolah : memberikan sumbangan yang berharga berupa informasi untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan agar pendekatan pemecahan masalah dapat diterapkan pada mata pelajaran yang sesuai.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Belajar Belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari belajar yang mencakup aspek kognetif, afektif, dan psikomotor (Sudjana 1989). Ketiga proses tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan mencakup beberapa jenjang yaitu: a. Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual yang mencakup jenjang : 1. Pengetahuan 2. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintetis, dan 6. Evakuasi. b. Aspek afektif adalah perasaan emosi, atau nilai. Afektif memiliki jenjang : 1. Penerimaan 2. Tangapan 3. penilaian 4. Pengorganisasian, dan 5. Pemeran c. Aspek psikomotor adalah kemampuan yang mengutamakan gerak perilaku yang melibatkan pemahaman yang dimiliki. Aspek psikomotor memiliki jenjang : 1. Persepsi 2. Kesiapan

3. Respon 4. Mekanisme 5. Penyesuaian, dan 6. kreativitas. Peningkatan pembelajaran alat pengisi baterai charge. Peningkatan atau efektifitas dalam kamus besar bahasa Indonesia (Dahlan 2002) efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), dalam halaman yang sama, efektifitas berarti keberhasilan usaha atau tindakan. Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, sikap dan keterampilan Gagne dalam Haling (2004) menyatakan bahwa: Pembelajaran adalah usaha guru yang bertujuan membantu siswa belajar. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilaksanakan secara sistematik dimana setiap kemampuan saling berpengaruh. Jadi penulis simpulkan bahwa pembelajaran adalah proses,cara perbuatan yang diatur sedemikian rupa sehingga tercipta hubungan timbale balik antara guru dan siswa. Selain itu efektifitas pembelajaran yang dimaksudkan adalah keberhasilan siswa mencapai tujuan tertentu. Efektifitas individual dapat dipandang dari suatu pencapaian sasaran yang ditargetkan secara khusus dalam konteks pembelajaran di sekolah menengah pertama (SMP). Sasaran yang dimaksud dapat ditujukan melalui sejumlah indikator. Berkaitan dengan mata pelajaran alat pengisi baterai charge, efektifitas pembelajaran yang dimaksud adalah keberhasilan siswa dalam menguasai proses kerja alat pengisi baterai charge dan aplikasinya. Efektifitas pembelajaran akan

tergambar dari hasil belajar siswa yang tentunya tidak terlepas dari aktifitas siswa yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. 2. Pembelajaran dengan pemecahan masalah. Pembelajaran dengan pemecahan masalah adalah suatu pendapatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tebtang cara berpikir kritis dan keterampilan dengan pemecahan masalah. Pembelajaran dengan pemecahan masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah yaitu bagaimana belajar. Keuntungan pembelajaran dengan pemecahan masalah adalah mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas, memiliki unsur belajar kemandirian yang bisa mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa dapat memahami peran penting aktivitas mental dan belajar yang terjadi di luar sekolah; melibatkan siswa dalam menyelidiki pilihan sendiri yang memungkinkan siswa mampu menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena tersebut, serta berusaha (Nurhadi, 2004 : 109). 3. Karakteristik Pembelajaran Dengan Pemecahan Masalah. Pendapatan pembelajaran dengan pemecahan masalah memberi penepatan pada keselesaiannya suatu masalah secara menalar dan ilmiah, yaitu menyelesaikan masalah secara nasional melalui proses baik secara dedukasi maupun secara indukasi. Pentingnya strategi belajar mengajar ini karena belajar pada prinsipnya adalah suatu proses interaksi antara manusia dan lingkungannya. Proses ini dapat juga disebut sebagai proses internalisasi karena didalamnya manusia aktif memahamidan menghayati makna dari lingkungannya melalui dari menerima stimulus sampai pada memberi respon yang tepat terhadapnya (W.Gulo 2002 : III) membantu siswa menjadi pembelajar yang otonom

Dalam pembelajaran alat pengisi baterai charge penalaran dan pemikiran yang tajam sangat dibutuhkan untuk mendiaknosis gangguan dengan melihat gejala-gejala yang ditimbulkan seperti pada permasalahan alat pengisi baterai tersebut serta bagaimana cara penyelesaiannya. Masalah pada hakekatnya adalah kesenjangan antara situasi nyata dengan kondisi yang diinginkan atau antara kenyataan dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut terlihat dari data perolehan hasil belajar siswa sebagaimana dikemukakan pada latar belakang masalah diatas. Penyelesaian masalah adalah proses memikirkan dan mencari jalan keluar pada masalahah tersebut. Para ahli mengemukakan berbagai cara dalam melakukan dengan pemecahan masalah, namun pada hakekatnya cara yang dikemukakan itu adalah untuk mencapai tujuan yang sama. Sebagai landasan berpikir, penulis mencoba mengemukakan proses penyelesaian masalah dalam pembelajaran sebagai bahan yang mendukung pengunaan pendekatan pembelajaran denagn pemecahan masalah guna perbaikan kualitas pembelajaran. 4. Pendekatan pembelajaran dengan pemecahan masalah sistem baterai charge. Devis dan Alexsander dalam Menyasa (2005 : 111) mengemukakan langkah-langkah dengan pemecahan masalah dalam pembelajaran meliputi: merasakan adanya masalah-masalah yang potensial; melaksanakan dengan pemecahan masalah; melalui apakah dengan pemecahan masalah yang

dilaksanakan apakah suda tepat atau belum. Senada dengan itu Daryanto (2001:19) mengatakan proses pemecahan masalah dilakukan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi masalah-masalah gangguan masalah pada sistem baterai charge dengan mengemukakan kepada siswa perstiwa yang sering terjadi pada sistem baterai charge, kemudian siswa diminta untuk merumuskan dalam kalimat sederhana.

2. Mendiognosis masalah yaitu mendiskusikan sebab-sebab timbulnya gangguangangguan pada alat pengisi baterai charge. Pengetahuan dasar yang dimiliki siswa dalam hal ini yaitu memahami fungsi komponen-komponen sistem baterai charge.dan memahami prinsip kerjanya melalui dari input sampai dengan output. 3. Melakukan tindakan perbaikan dan pemeliharaan dengan tepat. Jadi pemecahan masalah merupakan suatu proses yang dapat dilakukan dengan cara merespon adanya masalah itu kemudian mengidentifikasinya dengan tepat. B. Skenario Pembelajaran Strategi pembelajaran merupakan metode pemecahan masalah dilakukan sebagai berikut: 1. Perumusan tujuan pembelajaran yaitu mengenal dan memahami pengisi tiap bagian alat pengisi baterai charge, memahami prinsip kerja masing masing bagian alat pengisi baterai charge seperti bagian input dengan lampu indikator, bagian penurun tegangan dengan lampu indikator, bagian filter dengan lampu indikator, bagian regulator dengan lampu indikator, dan bagian output dengan lampu indikator. Serta dapat mengidentifikasi gangguan-gangguan dan cara mengatasinya. 2. Penjelasan secara singkat sistem alat pengisi baterai charge. 3. Perumusan masalah misalnya : 1. Lampu indikator pada bagian input tidak menyala. 2. Lampu indikator pada bagian penurun tegangan tidak menyala. 3. Lampu indikator pada bagian penyearah tidak menyala. 4. Lampu indikator pada bagian filter tidak menyala. 5. Lampu indikator pada bagian regulator tidak menyala.

10

6. Lampu indikator pada bagian output tidak menyala. 4. Pembentukan kelompok diskusi 5. Mencari berbagai alternatif pemecahan masalah. 6. Kesimpulan dan tindak lanjut (Rahmi, 2007;10) Gangguan-gangguan pada lampu indikator bagian input tidak menyala antara lain : 1. Steker 2. Sakelar 3. Sekring 4. Kabel ganda 5. Lampu indikator itu sendiri. Gangguan-gangguan pada lampu indikator bagian penurun tegangan antara lain: 1. Gulungan primer 2. Gulungan sekunder 3. Lampu indikator itu sendiri Gangguan-gangguan pada lampu indikator bagian penyearah tidak menyala antara lain : 1. Diode penyearah 2. Lampu indikator itu sendiri. Gangguan-gangguan pada lampu indikator bagian filter antara lain : 1. elco 2. Resistor 3. Lampu indikator itu sendiri. Gangguan pada lampu indikator bagian regulator tegangan antara lain : 1. Diode zener

11

2. Transistor 3. Lampu indikator itu sendiri. Gangguan-gangguan pada lampu indikator bagian output antara lain : 1. Penjepit buaya 2. Jack. 3. Lampu indikator itu sendiri 4. Kabel penghubung. Teknik pembelajaran sistem alat pengisi baterai charge. Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah pada sistem alat pengisi baterai charge dilakukan sebagai berikut : 1. Persiapan Tahap ini untuk mempersiapkan wacana yang memuat pesan sesuai dengan topic bahasan berlainan sebanyak jumlah anggota setiap kelompok. Wacana tersebut dikembangkan dari tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang sudah dibuat sebelumnya. Wacana digandakan sebanyak kelompok yang direncanakan dalam satu kelas. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan pendekatan pemecahan masalah dilakukan dengan tiga tahap yaitu : a. Tahap pembentukan kelompok Cooperatif Tahap ini dimanfaatkan untuk : 1. Membentuk kelompok kecil 4 5 orang seperti tampak pada gambar berikut ini : Kelompok A 1 2 3 4 5

12

Kelompok B 1 Kelompok C 1 Kelompok D 1 Kelompok E 1 Kelompok F 1 2 3 4 5 2 3 4 5 2 3 4 5 2 3 4 5 2 3 4 5

2. Membagi sejumlah wacana yang berisi informasi/pesan kepada setiap kelompok, 3. Menegaskan setiap kelompok untuk membagi tanggung jawab dalam memahami informasi/pesan dalam wacana. b. Tahap Ahli Anggota kelompok bergabung dengan anggota kelompok lain yang mendapat tugas yang sama, membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli, seperti gambar berikut : 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

13

c. Tahap Tiga atau Lima Serangkai Tahap ini dilakukan setelah siswa kembali ke kelompok kooperatifnya dimana setiap anggota telah menjadi ahli informasi dalam bidangnya seperti tampak pada gambar di bawah ini : Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D Kelompok E 2 1 5 4 3 3 2 1 5 4 4 3 2 1 5 5 4 3 3 1 1 5 4 2 2

Pada tahap tiga atau lima serangkai ini siswa dari tiap kelompok secara bergilir mengajar atau menyampaikan informasi/isi pesan yang tidak dipahami kepada anggota kelompoknya yang lain (Tutor Sebaya). Setelah itu setiap kelompok menyelesaikan tugas yang telah disiapkan lalu melaporkan hasilnya. Bila dianggap perlu pada akhir tahap ini dilakukan diskusi kelas menanggapi laporan setiap kelompok untuk memantapkan pemahamannya. C. Kerangka Pikir Kerangka pikir adalah suatu gambaran pemikiran/acuan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang direncanakan khususnya dalam penelitian tindakan kelas ini. Untuk mencapai tujuan penelitian tindakan kelas ini berdasarkan standar proses pendidikan dengan mengacu kepada kurikulum yang berlaku maka guru dan siswa melakukan rencana dan rekayasa pembelajaran dengan strategi pembelajaran bebasis pemecahan masalah dimana dalam strategi pembelajaran pemecahan masalah dilakukan mengidentifikasi masalah dan merumuskannya, membuat hipotesis dan membuktikannya menentukan dan menyelesaikan masalah sehingga dengan demikian

14

siswa akan mampu menganalisa penyebab timbulnya masalah dan mencari solusi penyelesaiannya. Dengan demikian maka siswa akan memiliki kecakapan hiodup, khususnya dalam penelitian tindakan kelas pada pembelajaan sistem baterai charge dimana siswa akan memiliki kecakapan hidup dan kompetensi memelihara/servis sistem baterai charge. Keunggulan Dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah (Wina Sanjaya, 2006: 220) a. Keunggulan Pembelajaran dengan Pemecahan Masalah Pembelajaran pemecahan masalah sebagi suatu pendekatan diantaranya : 1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. 2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. 3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitasa pembelajaran siswa. 4. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer

pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 5. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan

pengetahuan barunya atau bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya. 6. Melalui pemecahan masalah bias memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan dasar berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bahkan bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.

15

7. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa. 8. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. 9. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. 10. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. b. Kelemahan Pembelajaran dengan Pemecahan Masalah 1, Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba. 2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui pemecahan masalah membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. 3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memcahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. Penggunaan metode yang tepat menentukan efektifitas dan efesiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metodemetode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi yang pada akhirnya dapat meningkatkan proses belajar sangat tergantung pada pendekatan pembelajaran yang digunakan. Metode pemecahan masalah dapat menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan, karena dengan metode pemecahan masalah dapat memacu keinginan

16

siswa untuk mengetahui lebih dalam tentang materi pelajaran serta memberikan pengalaman belajar yang nyata dan aktif. Penerapan metode pemecahan masalah ini dapat meningkatkan proses belajar. Proses belajar yang dimaksud berkaitan dengan mata pelajaran sistem baterai charge adalah keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang tergambar dari hasil belajar siswa. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan deskripsi yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan suatu hipotesis penelitian yaitu Pendekatan berbasis pemecahan masalah dapat

meningkatkan efektivitas pembelajaran sistem pengisian baterai charge pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Palopo, sebanyak 30 orang siswa. Hanya kelas VIII A SMP Negeri 6 Palopo yang diteliti karena kelas yang lain menerima mata pelajaran keterampilan yang lain sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh tiap guru yang bersangkutan.

17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Subjek penelitian 2. Lokasi Penelitian 3. Waktu Penelitian B. Prosedur Penelitian Tahap perencanaan tindakan setiap siklus (Arikunto, 2005) 1. Tahap perencanaan siklus I Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut : a. Menelaah kurikulum KTSP semester genap kelas VIII mata pelajaran sistem pengisi baterai charge. b. Membuat perangkat pembelajaran untuk setiap pertemuan yang meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan modul pembelajaran. c. Memberikan pre test kepada siswa. d. Membuat lembar observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran dilakukan ketika pembelajaran tersebut sedang berlangsung. e. Menyiapkan alat bantu pembelajaran yang diperlukan (baterai charge, alat pengisi atau adapter dengan kelengkapannya) sebanyak kelompok yang telah dibentuk (5 kelompok). f. Menyusun instrument angket untuk mengetahui tanggapan siswa tentang penerapan pembelajaran model pemecahan masalah. g. Menyiapkan soal tes sesuai dengan penyajian materi pelajaran pada masingmasing pertemuan. : Semua siswa kelas VIIIA sebanyak 30 orang. : SMP Negeri 6 Palopo : 2 (dua) bulan.

18

2. Tahapan Pelaksanaan Siklus II Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II relatif sama dengan perencanaan siklus I namun pada beberapa langkah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan sesuai kenyataan yang ditemukan dalam proses pembelajaran (hasil refleksi siklus I). C. Pelaksanaan Tindakan 1. Pelaksanaan Siklus I a. Implementasi dan observasi siklus I dilaksanakan 4 kali pertemuan atau 8 jam pelajaran dengan kajian fungsi dan cara kerja alat pengisi baterai, sementara itu kegiatan observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu mengamati setiap kegiatan siswa melalui lembar observasi. Secara umum implementasi yang dilakukan pada siklus I, ini secara operasional dapat dijabarkan : 1. Guru menyampaikan topik dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran teori dan praktek alat pengisi baterai charge (10 menit). 2. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan membahas secara singkat materi pokok (15 menit). 3. Guru membagi siswa, tiap kelompok 5 6 orang dalam beberapa kelompok heterogen (15 menit). 4. Siswa membahas metri dengan mengerjakan modul dan LKS yang disediakan secara berpasangan atau berkelompok (55 menit). 5. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya pada kelompok lain dengan memberikan kesempatan untuk saling menanggapi hasil kerja mereka (55 menit).

19

6. Guru memberikan soal pada siswa mengenai materi yang telah diberikan, kemudian diperiksa dengan membuat skor individu dan skor tim, kemudian guru memberi penghargaan pada tim (disesuaikan). 7. Mengadakan tes pada akhir siklus. b. Evaluasi dan Analisis Dalam tahap ini dilakukan evaluasi secara keseluruhan baik hal-hal yang terjadi selama proses pelaksanaan maupun aspek-aspek yang terkait dengan perencanaan. 1. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : a. Data mengenai perubahan sikap kehadiran dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar diambil dengan cara pengamatan langsung, menggunakan lembar observasi. b. Data tentang hasil belajar diambil dari hasil tes yaitu hasil tes akhir setiap siklus. c. Data tentang pelaksanaan tindakan diperoleh dengan pemberian kesempatan kepada siswa untuk menuliskan tanggapan pada akhir siklus. 2. Analisis Data Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif : a. Analisis data kualitatif dilaksanakan sesuai dengan kecenderungan yang terjadi pada masing-masing siklus melalui penilaian secara verbal (pengamatan aktivitas).

20

b. Analisis kuantitatif yang digunakan anlisis deskriptif yaitu skor rata-rata dan persentase hasil evaluasi siklus I. 3. Evaluasi Hasil analisis evaluasi dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau bahkan dari proses kegiatan penelitian yaitu menilai tahap perencanaan, observasi dan pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah sebagai berikut : a. Apakah proses penelitian sudah berjalan secara efektif sesuai dengan indikator keberhasilan atau belum? b. Apakah pelaksanaan tindakan sudah memenuhi kriteria dan aspek-aspek yang harus dilakukan oleh peneliti maupun siswa pada setiap siklus? c. Apakah hasil belajar siswa yang dicapai pada setiap siklus sudah sesuai dengan harapan yang diinginkan atau belum? c. Refleksi Berdsarkan hasil evaluasi dilakukan refleksi untuk melihat hal-hal yang sudah dicapai dan yang belum dicapai, apa kendalanya dan bagaimana cara mengatasinya serta apa yang perlu dilaksanakan pada siklus berikutnya, sehingga apa yang akan dicapai pada siklus berikutnya sesuai dengan harapan dan hendaknya lebih baik dari siklus-siklus sebelumnya. d. Perencanaan Tindak Lanjut. Berdasarkan hasil refleksi maka rencana tindak lanjut

diimplementasikan pada siklus kedua. Program tindak lanjut untuk satu siklus dilakukan bila hasil pembelajaran maupun penguasaan materi belum menunjukkan hasil yang optimal berdasarkan hasil refleksi siklus I

21

2. Pelaksanaan Siklus II Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I. Namun dalam beberapa langkah akan diperbaiki sesuai data yang diperoleh dalam proses pembelajaran pada siklus I. a. Implementasi dan Obsevasi Siklus kedua dilaksanakan 4 kali pertemuan atau 8 jam pelajaran. Dengan kajian mengidentifikasi gangguan-gangguan pada alat pengisi baterai charge dan cara mengatasinya dengan tepat. Sedangkan kegiatan observasi dilakukan elama pelaksanaan tindakan berlangsung. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu mengawasi setiap kegiatan iswa melalui lembar observasi. b. Evaluasi dan Analisis Dalam tahap ini dilakukan evaluasi secara keseluruhan baik hal-hal yang terjadi selama proses pelaksanaan maupun aspek-aspek yang terkait dengan perencanaan. 1. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : a. Data mengenai perubahan sikap, kehadiran dan keaktifan siswa dlam mengikuti kegiatan pembelajaran diperoleh dengan cara pengamatan langsung menggunakan lembar observasi. b. Data tentang hasil belajar diambil dari hasil post test yaitu hasil tes akhir setiap siklus. c. Data tentang pelaksanaan tindakan diperoleh dengan pemberian kesempatan kepada siswa untuk menuliskan tanggapan pada akhir siklus.

22

2. Analisis Data Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif : a. Analisis data kualitatif dilaksanakan sesuai dengan kecenderungan yang terjadi pada masing-masing siklus melalui penilaian secara verbal (pengamatan aktivitas). b. Analisis kuantitatif yang digunakan analisis deskriptif yaitu skor ratarata dan persentase hasil belajar berdasarkan tabel persentase hasil belajar oleh siswa seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Persentase Hasil Belajar Nilai 90 100 80 89 70 - 79 60 69 < 60 3. Evaluasi Hasil analisis evaluasi dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau bahkan dari proses kegiatan penelitian yaitu menilai tahap perencanaan, observasi dan pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah sebagai berikut : a. Apakah proses penelitian sudah berjalan secara efektif, sesuai dengan indikator keberhasilan atau belum? b. Apakah pelaksanaan tindakan sudah memenuhi criteria dan aspek-aspek yang harus dilakukan oleh peneliti maupun siswa pada setiap siklus. c. Apakah hasil belajar siswa yang dicapai pada setiap siklus sudah sesuai dengan harapan yang diinginkan atau belum? Kategori Istimewa Amat baik Baik Cukup Kurang Jumlah Siswa Persentase

23

c. Refleksi Hasil yang diperoleh pada tahap analisis dan evaluasi, selanjutnya dilakukan refleksi. Refleksi yang dimaksud adalah pengjian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil dari refleksi ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya dalam rangka pencapaian tujuan akhir pembelajaran. d. Perencanaan Tindak Lanjut. Perencanaan tindak lanjut dilaksanakan bila kemampuan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sangat kurang. Hal ini dilihat dari hasil belajar siswa dan perubahan perilaku siswa jika secara klasikal penguasaan materi pelajaran yang telah diperoleh siswa belum mencapai 75 % dan secara individu belum mencapai 70 % maka perlu dilakukan perbaikan dan tindak lanjut pada siklus berikutnya.

24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian berupa perubahan setiap perilaku dan hasil kepada siswa yang diperoleh setelah penerapan pembelajaran dengan pendekatan berbasis pemecahan masalah pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 6 Palopo. A. Hasil Penelitian 1. Hasil Tes Awal Tes awal dilakukan sebagai pembanding sebelum penerapan pembelajaran pemecahan masalah, hasil tes awal materi sistem alat pengisi baterai ( battery charger) dalam bentuk tes essay sebanyak 5 soal diperoleh hasil seperti tercantum dalam tabel 2 berikut (soal dan kunci jawaban terdapat pada lampiran 4 dan 5). Tabel 2. Data Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal Nilai 90 100 80 89 70 79 60 69 < 60 Jumlah Kategori Istimewa Amat baik Baik Cukup Kurang Jumlah Siswa 0 0 16 11 3 30 Presentase 0,00 0,00 53,33 36,67 10, 00 100

Dari hasil tes awal pada tabel 2 di atas tergambar bahwa 30 orang siswa kelas VIIIA terdapat 14 orang siswa atau 46,67 % belum mencapai batas ketuntasan belajar berdasarkan KTSP yaitu dengan perolehan nilai 70, dan yang telah mencapai batas tuntas yaitu memperoleh nilai kategori baik 70 79 sebanyak 16 orang dengan prensentase 53,33 %.

2. Hasil Tes Siklus I

25

Berdasarkan hasil evaluasi pada tes awal diperoleh hasil belajar siswa pada siklus I seperti disajikan pada tabel 3 (soal dan kunci jawaban terdapat pada lampiran 4 dan 5). Tabel 3. Data Distribusi Nilai Tes Siklus I Nilai 90 100 80 89 70 79 60 69 < 60 Jumlah Kategori Istimewa Amat baik Baik Cukup Kurang Jumlah Siswa 0 6 17 7 0 30 Persentase 0,00 20,00 56,67 23,67 0, 00 100

Pada Tabel 3 di atas tergambar peningkatan ketuntasan belajar dari 53,33 % pada tes awal menjadi 76,67 % pada siklus I dengan perolehan nilai siswa pada kategori 70 - 79 sebanyak 17 orang dengan persentase 56,7 % dengan kategori amat baik nilai 80-89 sebanyak 6 orang dengan persentase 20,00 %, dan kategori cukup nilai 60 - 69 sebanyak 7 orang dengan persentase 23,67 %. 3. Hasil Tes Siklus II Kesalahan tindakan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II setelah dilakukan refleksi, yang juga terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, obserpasi dan refleksi yang dirancang berdasarkan kesalahan dari kekurangan yang terjadi pada siklus I, menghasilkan nilai seperti tergambar pada tabel yang dibawah ini (soal dan kunci jawaban terdapat pada lampiran 4 dan 5).

Tabel 4. Data Distribusi Frekuensi Nilai Tes Siklus II Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase

26

90 100 80 89 70 79 60 69 < 60 Jumlah

Istimewa Amat baik Baik Cukup Kurang

0 11 18 1 0 30

0,00 36,67 60,00 3,33 0, 00 100

Pada tabel 4 menggambarkan bahwa 29 orang siswa sudah menguasai kompetensi pelajaran alat pengisi baterai/ baterai charge karena telah memperoleh nilai > 70. Persentase hasil belajar meningkat dari 76,67 % pada siklus I menjadi 96,67 % pada siklus II dengan siswa yang memperoleh nilai pada kategori cukup nilai 60 - 69 ada 1 orang. Nilai kategori baik 70 - 79 sebanyak 18 orang dengan persentase 60,00%, dan yang memperoleh nilai amat baik 80 - 89 sebanyak 11 orang dengan persentase 36,67 %. B. Hasil Non Tes 1. Hasil Non Tes Siklus I Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I tentang perubahan sikap dan perilaku belajar siswa pada pokok bahasan fungsi alat pengisi baterai dan lampirannya diperoleh dari lembar absen pagi (lampiran 9) pada saat proses pembelajaran berlangsung disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Observasi Kehadiran dan Keaktifan Siswa pada Siklus I No Komponen yang Siklus I Rata-

27

Diamati 1. 2. Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran. Siswa yang menjawab pertanyaan guru maupun siswa. 3. 4. Siswa yang mengahukan pertanyaan kepada guru Siswa yang mengajukan tugas rumah. 5. Siswa yang melakukan kegiatan proses lain dalam pembelajaran atau pekerjaan

1 23 2

%
76,67

2 26 4

Pertemuan % 3 % 86,67 28 93,33 6

4 29 8

%
96,67

Rata (%) 88,34 16,67

6,67

13,33

20

26,67

4 -

13,33 -

6 24

20 80

8 26

26,67 86,67

10 29

33,33 96,67

23,33 65,84

11

36,66

23,33

10

6,67

19,17

(main-main, ribut). Dari hasil pengamatan pada siklus I pada tabel 5 diatas siswa diperoleh data bahwa siswa yang hadir mengikuti proses pembelajaran pada pertemuan pertama sebanyak 23 orang dari 30 siswa. Sedangkan 7 orang siswa tidak hadir (5 orang tanpa keterangan, 1 orang sakit dan 1 orang izin) siswa yang menjawab pertanyaan guru ada 2 orang, siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi dan masalah yang belum dipahami ada 4 orang dan siswa yang melakukan kegiatan lain (siswa ribut, main-main dan keluar masuk kelas) pada saat proses pembelajaran berlangsung ada 11 orang. Pada pertemuan pertama siklus I belum diberikan tugas atau pekerjaan rumah. Pada pertemuan kedua siklus I, jumlah siswa yang hadir mengikuti proses pembelajaran sebanyak 26 orang yang tidak hadir 4 orang (2 orang tanpa keterangan, dan 2 orang sakit). Siswa yang menjawab pertanyaan guru 4 orang, siswa yang mengajukan pertanyaan 6 orang, siswa yang mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah

28

24 orang, dan siswa yang melakukan kegiatan lain (seperti ribut, main-main dan keluar masuk kelas) 7 orang. Pada pertemuan ketiga siklus I jumlah siswa yang hadir mengikuti proses pembelajaran sebanyak 28 orang yang tidak hadir 2 orang (1 orang tanpa keterangan dan 1 orang sakit). Siswa yang menjawab pertanyaan guru 6 orang, siswa yang mengajukan pertanyaan 8 orang dan siswa yang mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah 26 orang dan siswa yang melakukan kegiatan lain (seperti ribut, main-main dan keluar masuk kelas) 3 orang. Pada pertemuan ke empat siklus I jumlah siswa yang hadir mengikuti proses pembelajaran sebanyak 29 orang yang tidak hadir 1 orang (tanpa keterangan). Siswa yang menjawab pertanyaan guru 8 orang, siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru 10 orang, siswa yang mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah 29 orang dan siswa yang melekukan kegiatan lain (seperti ribut, main-main, keluar masuk kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung 2 orang). Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I ditemukan adanya masalah seperti siswa takut dan ragu menjawab pertanyaan guru, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran dan masih adanya yang tidak mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus II. 2. Hasil Non Tes Siklus II Setelah dilakukan perbaikan sesuai dengan pemasalahan pada silus I diperoleh hasil pengamatan seperti tergambar pada tabel 6. Tindakan yang dilakukan pada siklus II hampir sama dengan pengamatan pada siklus I. Pada saat belajar siswa lebih diarahkan dan didorong untuk lebih aktif dalam belajar, diberi pemahaman mengenai pentingnya menguasai kompetensi alat pengisi baterai dan komponen-komponennya.

29

Dari hasil pengamatan siklus II diperoleh data seperti pada tabel 6 dibawah menunjukkan bahwa siswa yang hadir, siswa yang menjawab dan mengajukan pertanyaan mengalami peningkatan walaupun baru beberapa orang siswa saja yang kelihatan aktif. Dan masih didominasi siswa yang tergolong pandai. Perubahan sikap dan perilaku belajar tersebut digambarkan dengan semakin meningkatnya partisipasi siswa dalam proses belajar. Pada pertemuan pertama siklus II siswa yang hadir mengikuti proses pembelajaran sebanyak 29 orang yang tidak hadir 1 orang (tanpa keterangan). Siswa yang menjawab pertanyaan guru 4 orang, siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami ada 8 orang, siswa yang mengerjakan tugas pekerjaan rumah 29 orang dan siswa yang melakukan kegiatan lain (seperti ribut, main-main dan keluar masuk kelas) saat proses pembelajaran berlangsung 4 orang. Pada pertemuan kedua siklus II siswa yang hadir mengikuti proses pembelajaran 30 orang, siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami 10 orang, siswa yang mengerjakan tugas pekerjaan rumah 30 orang, dan siswa yang melakukan kegiatan lain (seperti ribut, main-main, dan keluar masuk kelas) saat proses pembelajaran berlangsung 3 orang. Pada pertemuan ketiga siklus II siswa yang hadir mengikuti proses pembelajaran 30 orang, siswa yang menjawab pertanyaan guru 10 orang, siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami 12 orang, siswa yang mengerjakan tugas pekerjaan rumah 30 orang, dan siswa yang melakukan kegiatan lain (seperti ribut, main-main dan keluar masuk kelas) saat proses pembelajaran berlangsung 2 orang. Pada pertemuan ke empat siklus II siswa yang hadir mengikuti proses pembelajaran 30 orang, siswa yang menjawab pertanyaan guru 14 orang, siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi yang belum dipahami 14 orang, siswa yang mengerjakan tugas pekerjaan rumah 30 orang dan siswa yang melakukan

30

kegiatan lain (seperti ribut, main-main dan keluar masuk kelas) saat proses pembelajaran berlangsung tidak ada. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II nampak sekali perubahan yang sangat positif, dimana siswa semakin termotivasi dan sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran alat pengisi baterai. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pendekatan berbasis pemecahan masalah pada pelajaran alat pengisi baterai mendapat tanggapan dan respon yang sangat positif dari siswa sehingga penggunaannya dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yang sesuai. Tabel 6. Hasil Observasi Kehadiran dan Keaktifan Siswa pada Siklus II No 1. 2. 3. 4. Komponen yang Diamati Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran. Siswa yang menjawab pertanyaan guru Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru Siswa yang mengajukan tugas rumah. 5. Siswa yang melakukan kegiatan proses (main-main, lain ribut dalam dan pembelajaran 4
13,33

1 29 4 8 29

%
96,67

2 30 6 10 30

Siklus II Pertemuan % 3 % 100 30 100 10 12 30


33,33

4 30 14 14 30

% 100
46,67

RataRata (%) 99,17 28,33 36,67 99,17

13,33

20 33,33

26,67

40 100

46,67

96,67

100

100

atau

pekerjaan 3 2 6,67 0 0 7,5

10

keluar masuk kelas).

31

C. Pembahasan Pembahasan Hasil Belajar 1. Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal Analisis statistik deskriptif hasil belajar siswa sebelum penerapan pendekatan berbasis pemecahan masalah dapat dilihat pada lampiran 8 disajikan pada tabel 7 berikut. Tabel 7. Statistik Skor Hasil Belajar pada Tes Awal Statistik Subjek Skor ideal Skor tertinggi Skor terendah Rentang skor Skor rata-rata Standar Defiasi Nilai Statistik 30 100 78 49 29 68,83 6,65

Tabel 7 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar pada alat pengisi baterai sebelum menggunakan pendekatan berbasis pemecahan masalah adalah 68,83 dengan standar deprasi 6,65 dari skor tertinggi 78,00 sedangkan skor terendah 49,00 dengan skor ideal 100. Tabel 8. Frekuensi Perolehan Nilai Siswa pada Tes Awal Nilai 90 100 80 89 70 79 60 69 < 60 Istimewa 0 0 0 0 0 KATEGORI Amat Baik Baik 0 0 0 0 0 0 Jumlah 0 16 0 0 Cukup 0 0 0 11 0 Kurang 0 0 0 0 3 Jumlah 0 0 16 11 3 30

32

Tabel 8 diatas menunjukkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran alat pengisi baterai sebelum penerapan pendekatan berbasis pemecahan masalah 11 orang siswa yang memperoleh nilai di bawah standar ketuntasan belajar minimal (< 70). Dari hasil tes awal jelas terlihat sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar minimal, untuk itu perlu diterapkan pembelajaran dengan pendekatan berbasis pemecahan masalah. 2. Perubahan Hasil Belajar Siswa Dari Tes Awal Ke Siklus I Setelah penerapan pembelajaran dengan pendekatan berbasis pemecahan masalah diperoleh nilai analisis statistik deskriptif hasil belajar siswa dari tes awal ke siklus I seperti yang tergambar pada lampiran 8 disajikan pada tabel 9. Tabel 9. Statistik Skor Hasil Belajar dari Tes Awal ke Siklus I Nilai Statistik Stastistik Tes Awal Siklus I Subjek 30 30 Skor ideal Skor tertinggi Skor terendah Rentang skor Skor rata-rata Standar Defiasi 100 78 49 29 68,83 6,65 100 85 62 23 7,35 5,82

Tabel 10. Frekuensi Perolehan Nilai Siswa Tes Awal ke Siklus I Siklus I Amat Istimewa Baik Cukup Kurang Baik Tes Awal Istimewa 0 0 0 0 0 Amat Baik Baik Cukup Kurang Jumlah 0 0 0 0 0 0 6 0 0 6 0 10 7 0 17 0 0 4 3 7 0 0 0 0 0

Jumlah 0 0 16 11 3 30

33

Tabel 9. menunjukkan hasil belajar dengan persentase perolehan nilai dari tes awal skor rata-rata =68,83. Standar deprasi =6,65 skor tertinggi=78,0. Skor terendah =49,0 skor ideal 100, menjadi skor rata-rata pada siklus I = 73,5. Standar deprasi = 5,82. Skor tertinggi = 85,0. Skor terendah = 62,0. Skor ideal =100. Hasil belajar yang diperoleh dari tes awal ke siklus I menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar, namun perlu perbaikan pada siklus berikutnya karena baru sebagian kecil siswa yang meningkat motivasi belajarnya. Tabel 10. menggambarkan motivasi belajar yang dibarengi dengan perolehan nilai siswa yang semakin baik, pada tes awal nampak 6 orang siswa yang memperoleh nilai kategori baik bertambah jumlahnya menjadi 10 orang pada siklus I. Yang memperoleh nilai cukup = 7 orang pada tes awal menjadi nilai baik pada siklus I = 7 orang, dan ada 4 orang siswa yang memperoleh nilai cukup pada tes awal nilainya tetap cukup pada siklus I dan ada 3 orang siswa yang memperoleh nilai kurang pada tes awal menjadi nilai cukup pada siklus I. Dari hasil perolehan nilai diatas tergambar bahwa masih ada 4 orang siswa yang nilainya tidak meningkat. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa malu dan takut untuk bertanya maupun berdiskusi dengan teman kelompoknya sehingga pada saat tes nilai mereka tetap rendah. 3. Perubahan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II Setelah dilakukan perbaikan sesuai permasalahan yang dirasakan pada siklus I diperoleh hasil analisis statistic deskriptif hasil belajar siswa pada siklus II yang tergambar pada tabel 11 (hasil analisis deskriptif terdapa pada lampiran 8).

34

Tabel 11. Statistik Skor Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II Stastistik Subjek Skor ideal Skor tertinggi Skor terendah Rentang skor Skor rata-rata Standar Defiasi Nilai Statistik Tes Awal Siklus I 30 30 100 85 62 23 73,5 5,82 100 87 66 21 78,33 4,83

Tabel 11 menggambarkan adanya peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II dengan skor rata-rata pada siklus I = 73,5, standar defiasi = 5,82, skor maksimum = 85,0, skor minimum 62,0, menjadi skor rata-rata = 778,33 standar defiasi =4,83 skor maksimum = 87,0 dan skor terendah = 66,0 pada siklus II. Tabel 12. Frekuensi Perolehan Nilai Siswa Tes Awal ke Siklus I Siklus I Amat Istimewa Baik Cukup Kurang Baik Tes Awal Istimewa 0 0 0 0 0 Amat Baik Baik Cukup Kurang Jumlah 0 0 0 0 0 6 5 0 0 11 0 12 6 0 18 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0

Jumlah 0 6 17 7 0 30

Tabel 12 memperlihatkan peningkatan motivasi belajar yang digambarkan dengan perubahan perolehan nilai siswa dari siklus I ke siklus II pada tabel di atas tergambar bahwa 6 orang siswa yang memperoleh nilai amat baik pada siklus I jumlahnya tetap pada siklus II. Siswa yang memperoleh nilai baik pada siklus I = 5 orang meningkat menjadi 12 orang pada siklus II, dan ada 6 orang siswa yang memperoleh nilai cukup pada siklus I memperoleh nilai baik pada siklus II. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai cukup pada siklus I jumlahnya menjadi menurun pada siklus II menjadi tinggal 1 orang siswa. Hal ini memperlihatkan

35

semakin baiknya motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran alat pengisi baterai. Jika disesuaikan dengan standar ketuntasan belajar pada perolehan hasil belajar siklus II terlihat siswa yang dinyatakan tuntas ada 29 orang sedangkan yang tidak tuntas 1 orang. Jadi siswa dinyatakan kompoten secara klasikal, tetapi tidak kompoten secara individu karena masih ada 1 orang yang memperoleh nilai < 7,0. Tabel 13. Statistik Skor Hasil Belajar pada Setiap Siklus. No 1 2 3 Siklus Tes Awal I II Tertinggi 78 85 87 Terendah 49 62 66 Rata-Rata 68,53 73,5 78,33 Standar Deviasi 6,65 5,82 4,83

Tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan mativasi belajar siswa pada mata pelajaran alat pengisi baterai yang digambarkan dengan peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan program pendekatan berbasis pemecahan masalah pada pelajaran alat pengisi baterai mampu meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar pada setiap siklusnya. 4. Perubahan sikap dan perilaku Setelah penerapan pembelajaran dengan pendekatan berbasis pemecahan masalah terjadi perubahan sikap dan perilaku siswayang dilihat dari kehadiran, keaktifan, keberanian dan rasa percaya diri siswa pada saat proses pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku siswa dinilai sebagai berikut: a. Persentase kehadiran siswa pada siklus I sebesar 88,34 % meningkat menjadi 99,17 % pada siklus II, hal ini menunjukkan adanya ketertarikan siswa mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan pembelajaran dengan pendekatan berbasis pemecahan masalah. b. Persentase siswa yang mengajukan pertanyaan, baik pertanyaan berasal dari guru maupun dari siswa meningkat, yaitu pada siklus I sebesar 16,67 % menjadi

36

28,33 % pada siklus II. Hal ini menunjukkan kesungguhan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan. c. Persentase siswa yang mengajukan pertanyaan pada siklus I sebesar 23,33 % menjadi 36,67 % pada siklus II. Hal ini menunjukkan adanya rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang diberikan, dan berusaha menemukan jawaban sesuai permasalahan yang dihadapi. d. Persentase siswa yang mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah pada siklus I sebesar 65,84 % meningkat menjadi 99,17 % pada siklus II. Hal ini menunjukkan kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran. e. Persentase siswa yang melakukan kegiatan lain seperti: ribut, main-main, dan keluar masuk kelas pada siklus I sebesar 19,17 % menurun menjadi 7,5 % pada siklus II. Hal ini menunjukkan adanya keseriusan siswa memperhatikan materi dan siswa termotivasi dalam proses pembelajaran. Perubahan sikap dan perilaku siswa diatas terjadi karena siswa merasa senang dan termotivasi dalam proses pembelajaran. Hal ini memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Skor rata-rata hasil belajar sebelum penerapan pembelajaran model pemecahan masalah sebesar 68,83 dengan standar deviasi 6,65 . Jika hasil belajar siswa disesuaikan dengan tuntutan KTSP maka disimpulkan bahwa siswa tidak kompoten secara klasikal sebab hasil belajar siswa < 70,00. Setelah penerapan mode pemecahan masalah pada siklus I, skor rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 73,35 dengan standar deviasi 5,82. Jika hasil belajar siswa disesuaikan dengan KTSP maka disimpulkan bahwa siswa tidak kompoten secara klasikal, namun terdapat 23 orang yang memperoleh nilai > 70,00. Hai ini berarti kedua puluh tiga siswa tersebut kompoten secara individu. Skor ratarata hasil belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 78,33 dengan standar

37

deviasi 4,83. Jika hasil belajar disesuaikan dengan tuntutan KTSP maka disimpulkan bahwa siswa kompoten secara klasikal, karena 75 % dari jumlah siswa mampu menguasai kompetensi yang diajarkan. Tetapi siswa tidak kompoten secara individu karena masih ada 1 orang siswa yang memperoleh nilai < 70,00. Dengan demikian penerapan pendekatan berbasis pemecahan masalah dapat mengubah sikap dan meningkatkan motivasi serta perilaku belajar siswa yang sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa. 5. Refleksi pelaksanaan tindakan Pada pelaksanaan siklus I, ditemukan masalah-masalah yang terjadi selama proses pembelajaran sedang berlangsung sebagai berikut: 1. Siswa yang hadir mengikuti proses pembelajaran masih kurang. 2. Masih terdapat sebagian siswa yang belum memahami cara kerja dalam kelompok untuk mempelajari materi teori yang diberikan juga didalam praktek masih ada siswa yang hanya melihat temannya bekerja. 3. Beberapa ketua kelompok tidak berperan sebagaimana mestinya, mereka tidak aktif memberikan bimbingan kepada anggota kelompoknya. 4. Siswa kurang bertanya, walaupun mereka belum mengerti. 5. Masih ada siswa yang enggan menanggapi pertanyaan yang diajukan karena takut tanggapannya salah, hanya siswa yang pandai saja yang aktif. 6. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan tugas, masih ada siswa yang menggunakannya untuk melakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar. Masalah-masalah selama proses pembelajaran seperti dikemukakan itu terjadi karena siswa belum terbiasa belajar dengan pendekatan berbasis pemecahan masalah. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan berbasis pemecahan masalah masih merupakan hal yang baru bagi siswa.

38

Berangkat dari permasalahan yang dirasakan oleh penulis maka perlu adanya tindakan baru yang dilakukan untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Adapun tindakan yang dilakukan antara lain: 1. Guru menciptakan situasi belajar yang menarik dan menyenangkan saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Guru menjelaskan materi pokok secara lebih rinci dan memberikan motivasi agar semua anggota kelompok secara aktif menyelesaikan materi teori, sedangkan saat praktek guru membagi tugas untuk tiap-tiap anggota kelompok. 3. Penggantian ketua kelompok pada setiap petemuan berdasarkan prestasi yang diperoleh dalam kelompoknya dan mengarahkan tugas dan tanggung jawab ketua kelompok dalam kelompoknya masing-masing. 4. Mendorong dan mengarahkan siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti. 5. Mengajak siswa untuk memberikan jawaban atau tanggapan sekalipun jawaban atau tanggapan belum benar. 6. Memberikan sangsi kepada siswa yang masih melakukan hal-hal yang menyimpang didalam kelas, seperti menjelaskan kembali materi yang didapat dari hasil kerja kelompok. Pelaksanaan tindakan sebagai perbaikandari pelaksanaan siklus I

memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa, secara umum hasilnya semakin sesuai dengan yang diharapkan. Selama pelaksanaan tindakan pada siklus II kegiatan pembelajaran berlangsung cukup baik, perhatian dan motivasi siswa mengikuti proses pembelajaran meningkat. Hal ini terlihat meningkatnya jumlah siswa yang hadir,

39

mengajukan pertanyaan, menanggapi pertanyaan, dan mengerjakan tugas-tugas dengan baik. 7. Analis tanggapan siswa Tanggapan siswa terhadap materi pembelajaran dengan penerapan pendekatan berbasis pemecahan masalah dapat dilihat dilampiran 9 dan diuraikan sebagai berikut: 1. Siswa yang merasa lebih jelas dalam memahami masalah yang disampaikan baik teori maupun dalam praktek oleh guru berjumlah 27 orang atau 90 % dan yang merasa tidak jelas dalam memahami masalah yang disampaikan oleh guru berjumlah 3 orang atau 10 %. 2. Siswa yang merasa lebih mudah memahami materi teori dan praktek melalui pendekatan pembelajaran berbasis pemecahan masalah berjumlah 26 orang atau 86,67 % dan yang merasa tidak mudah memahami materi pelajaran berjumlah 4 orang atau 13,33 %. 3. Siswa yang menanggapi cara guru membimbing dan mengarahkan, membuat mereka lebih mudah memahami materi pelajaran berjumlah 28 orang atau 93,33 % dan yang menanggapi cara guru membimbing dan mengarahkan mereka tidak mudah memahami materi pelajaran berjumlah 2 orang atau 6,67 %. 4. Siswa yang menanggapi bahwa bahasa yang digunakan guru dalam membimbing dan mengarahkan lebih mudah dipahami berjumlah 29 orang atau 96,67 % dan yang menanggapi bahasa yang digunakan guru dalam membimbing dan mengarahkan tidak mudah dipahami berjumlah 1 orang atau 3,33 %.

40

5. Siswa yang merasa senang karena mereka sendiri menemukan jawabandari masalah yang disampaikan guru berjumlah 30 orang atau 100 % dan merasa tidak senang tidak ada atau 0 %. 6. Siswa yang merasa senang dengan tugas-tugas yang diberikan oleh guru berjumlah 24 orang atau 80 % dan yang merasa tidak senang dengan tugastugas yang diberikan oleh guru berjumlah 6 orang atau 20 %. 7. Siswa yang merasa senang karena dapat menguji jawaban mereka melalui praktek bengkel berjumlah 27 orang atau 90 % dan yang merasa tidak senang karena tidak dapat menguji jawaban mereka melalui praktek bengkel berjumlah 3 orang atau 10 %. 8. Siswa yang menanggapibahwa mereka merasa terdorong untuk belajar dengan pendekatan berbasis pemecahan masalah berjumlah 29 orang atau 96,67 % dan yang menanggapi merasa tidak terdorong untuk belajar dengan pendekatan berbasis pemecahan masalah berjumlah 1 orang atau 3,33 %. 9. Siswa yang menanggapi bahwa mereka merasa termotivasi untuk belajar dengan pendekatan berbasis pemecahan masalah berjumlah 30 orang atau 100 % dan tidak ada siswa merasa tidak termotivasi untuk belajar dengan pendekatan berbasis pemecahan masalah. 10. Siswa yang menanggapi bahwa dengan pendekatan pembelajaran berbasis pemecahan masalah dapat dipertahankan untuk proses pembelajaran berjumlah 28 orang atau 93,33 % dan yang menanggapi bahwa pendekatan berbasis pemecahan masalah tidak dapat dipertahankan untuk proses pembelajaran berjumlah 4 orang atau 6,67 %.

41

Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa pada umumnya siswa menanggapi secara positif dengan persentase yang jauh lebih tinggi dibanding dengan siswa yang menanggapi secara negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pendekatan berbasis pemecahan masalah pada umumnya siswa merasa senang dan termotivasi belajar, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran alat pengisi baterai charge.

42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasannya dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Pendekatan berbasis pemecahan masalah adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa sehingga berani dan mampu mencetuskan gagasan serta menemukan jawabannya sendiri dalam proses pembelajaran. 2. Menggunakan pendekatan berbasis pemecahan masalah ternyata dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa baik proses maupun hasil pencapaian batas penguasaan kompetensi dasar pada pembelajaran alat pengisi baterai atau baterai charge. 3. Pendekatan berbasis pemecahan masalah terbukti dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar yang digambarkan dengan adanya perubahan sikap dan peningkatan prestasi belajar yang semakin baik pada tiap siklusnya. B. Saran 1. Kepada guru pengasuh mata pelajaran alat pengisi baterai atau baterai charge agar menerapkan pembelajaran pembelajaran dengan pendekatan berbasis pemecahan masalah dalam proses pembelajaran karena sangat cocok dengan tujuan pembelajaran yang menitik beratkan tujuan akhir pembelajaran alat pengisi baterai pada keterampilan. 2. Penelitian ini masih perlu ada perbaikan dalam pelaksanaannya karena belum semua siswa mencapai nilai istimewa walaupun secara klasikal dinyatakan kompeten berdasarkan kurikulum satuan pendidikan (KTSP).

43

3.

Penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain yang berminat dengan mengambil sampel yang lebih besar guna memperluas hasil penelitian.

44

DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, M, Aloka, 2002. Kamus Modern Bahasa Indonesia. Yogyakarta. Danim Sudarwan, 2002. Motivasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme tenaga Kependidikan. Daryanto, 2001. Teknik Merawat Otomobil Lengkap. CV. Yrama Widya. Bandung. Haling Abd, 2007. Belajar dan Pembelajaran Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar. Hamzah B. Uno, Haji, 2007. Model Pembelajaran. Gorontalo: PT Bumi Aksara. Mannan Abd, 2006. Penelitian tindakan kelas. Modul. Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Makassar. Mulyasa, 2005. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung. PT Remaja Rosda Karya. Muslich Masnur, 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Malang: PT. Bumi Aksara. Nurhadi, 2004. Kurikulum 2004 Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia. Sattu Jacob dan Saban Amiruddin, 2006. Strategi Belajar Mengajar Kejuruan. Makassar. Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Suharsini Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas. Soekardi Yuliadi, 2005. Perbaikan dan Perawatan Mobil Bensin. Sudjana, Nana, 2006. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Wina Sanjaya, 2006. Pembelajaran dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Kencana. Wina Sanjaya, 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.

45

Lampiran 1. Silabus Siklus I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : : : SMP Negeri 6 Palopo Keterampilan Teknik Elektro Otomotif VIII / Genap Menguasai dasar-dasar teori sistem alat pengisi baterai (Battery Charge) 8 x 45 menit (4 kali pertemuan)
Kompetensi Dasar Materi Papar/ Materi Pembelajaran Penilaian
Kegiatan Pembelajaran

Standar Kompetensi :

Alokasi Waktu

Indikator

Tek nik

Contoh Instrumen

Sumber Bahan

Bentuk

Merencanak an prosedur kerja pembuatan alat pengisi baterai (battery charger)

Perencanaan pembuatan alat pengisi baterai

Mengamati jenis-jenis komponen alat pengisi baterai

1. Menjelaskan input charge 2. Menunjukkan komponen bagian alat input pengisi alat

Tert Ur aia n

Jelaskan fungsi 45 bagian alat input pengisi

Perawa tan dan perbaik an mobil

fungsi bagian ulis pengisi baterai Lis an

baterai charge Un Tunjukkan input pengisi 45

bensin

juk komponen ker bagian ja alat

baterai charge Mendiskusi kan bagian penurun tegangan alat pengisi baterai 3. Menjelaskan penurun tegangan alat pengisi baterai 4. menuliskan nama komponen bagian penurun tegangan alat pengisi baterai charge
Kompetensi Materi Papar/
Kegiatan

baterai charge Tert Ur aia n Jelaskan fungsi 45 bagian penurun tegangan charge Tert Ur ulis aia n Tuliskan nama 45 komponen bagian penurun tegangan charge alat pengisi baterai alat pengisi baterai Penget ahuan baterai mobil

fungsi bagian ulis

Indikator

Penilaian

Sumber

46

Bentuk

lokasi Waktu

Dasar

Materi Pembelajaran

Pembelajaran

Tek nik 5. Menjelaskan penyearah pengisi baterai charge 6. Menunjukkan komponen yang termasuk dalam bagian penyearah alat pengisi baterai charge Lis an

Contoh Instrumen

Bahan

Mendiskusi kan komponen bagaian penyearah

Tert Ur aia n

Jelaskan fungsi 45 bagian penyearah charge alat pengisi baterai

fungsi bagian ulis

Un

Tunjukkan

45

juk komponen yang ker termasuk bagian ja penyearah charge alat pengisi baterai

Mengamati komponen bagian filter

7. Menjelaskan filter charge 8. Menunjukkan komponen yang termasuk bagian alat filter pengisi alat

Tert Ur aia n

Jelaskan fungsi 45 bagian filter alat pengisi baterai charge

fungsi bagian ulis pengisi baterai Lis an

Un

Tunjukkan

45

juk komponen yang ker termasuk bagian ja filter charge alat pengisi baterai

baterai charge Mengamati jenis komponen bagian regulator tegangan alat pengisi
Kompetensi Materi Papar/
Kegiatan

9. Menjelaskan regulator tegangan alat pengisi baterai charge


Indikator

Tert Ur aia n

Jelaskan fungsi 45 bagian regulator tegangan charge alat pengisi baterai

fungsi bagian ulis

Penilaian

Sumber

47

Bentuk

lokasi Waktu

Dasar

Materi Pembelajaran

Pembelajaran

Tek nik

Contoh Instrumen

Bahan

10. Menunjukkan komponen yang termasuk bagian regulator tegangan alat pengisi baterai charge

Lis an

Un

Tunjukkan

20

juk komponen yang ker termasuk bagian ja bagian regulator tegangan charge alat pengisi baterai

Palopo, 5 Januari 2009 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481

MARKUS NIP. 131563422

Silabus Siklus II

48

Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester

: : :

SMP Negeri 6 Palopo Ket. Teknik Elektro Otomotif VIII / Genap Menguasai dasar-dasar teori sistem alat pengisi baterai (Battery Charge) 8 x 45 menit (4 kali pertemuan)
Penilaian

Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar

Materi Papar/ Materi Pembelajaran

Alokasi Waktu

Kegiatan Pembelajaran

Indikator

Tek nik

Contoh Instrumen

Sumber Bahan

Bentuk

Merakit dan memasang sistem alat pengisi baterai charge dan komponenkomponenn ya.

Prinsip jenis konstruksi sistem alat pengisi baterai charge

Memahami prinsip kerja sistem alat pengisi baterai charge

Merakit dan memasang bagian input sistem alat pengisi baterai charge tanpa penyebab kerusakan terhadap komponen lainnya

Ter ulis

Tuliskan lima komponen pada bagian input

45

Perawa tan dan perbaik an mobil bensin

Memahami konstruksi sistem alat pengisi baterai charge

Merakit dan memasang bagian penurun tegangan sistem alat pengisi baterai charge tanpa penyebab kerusakan terhadap komponen lainnya

Tert ulis

Tuliskan dua komponen pada trafo

45 me nit

Penget ahuan baterai mobil

Kompetensi

Materi Papar/

Kegiatan

Indikator

Penilaian

Sumber

49

Bentuk

lokasi Waktu

Dasar

Materi Pembelajaran

Pembelajaran

Tek nik

Contoh Instrumen

Bahan

Memahami teknik perakitan sistem alat pengisi baterai charge

Merakit dan memasang bagian penyearah sistem alat pengisi baterai charge tanpa penyebab kerusakan terhadap komponen

Obs erv asi

90 me nit

Menguji tiap bagian sistem alat pengisi baterai charge

lainnya. Merakit dan memasang bagian filter, regulator tegangan dan

Tentukan komponen yang akan diperiksa jika lampu indikator bagian filter tidak menyala

180

me nit

Menentukan kerusakan dan cara pemecahan nya.

bagian output tanpa penyebab kerusakan terhadap komponen lainnya

Palopo, 5 Januari 2009 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481 Lampiran 2.

MARKUS NIP. 131563422

Program Pembelajaran pada Siklus I

50

Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tahun Pelajaran Alokasi Waktu No 1. 2. Mendiskusikan 3. 4. 5.

: SMP Negeri 6 Palopo : Keterampilan Teknik Elektro Otomotif : VIIIA / Genap : 2008 / 2009 : 8 Jam (4 kali Pertemuan) Materi Praktek Alokasi Waktu 2 x 40 Menit 2 x 40 Menit 2 x 40 Menit 2 x 40 Menit 1 X Januari 2 3 4

Mengamati jenis-jenis komponen alat pengisi baterai. bagian penurun

tegangan alat pengisi baterai. Mendiskusikan tegangan. Menguji tiap bagian sistem alat pengisi baterai. bagian penyearah

Palopo, 5 Januari 2009 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481

MARKUS NIP. 131563422

Program Pembelajaran pada Siklus II


Nama Sekolah Mata Pelajaran : SMP Negeri 6 Palopo : Keterampilan Teknik Elektro Otomotif

51

Kelas/Semester Tahun Pelajaran Alokasi Waktu No 1. 2. 3. 4. 5.

: VIIIA / Genap : 2008 / 2009 : 8 Jam (4 kali Pertemuan) Materi Praktek Alokasi Waktu 2 x 40 Menit 2 x 40 Menit 2 x 40 Menit 2 x 40 Menit 2 x 40 Menit 1 X Januari 2 3 4

Memahami prinsip kerja system alat pengisi baterai Memahami konstruksi system alat pengisi baterai. Memahami teknik perakitan system alat pengisi baterai. Menguji tiap bagian kerusakan system dan alat cara pengisi baterai Menentukan pembetulannya.

X X X X

Palopo, 5 Januari 2009 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481

MARKUS NIP. 131563422

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Nama Sekolah : SMP Negeri 6 Palopo

52

Mata Pelajaran Kelas / Semester Kompetensi Dasar Indikator

: Keterampilan Teknik Elektro Otomotif : VIII / Genap : Pengantar sistem alat pengisi baterai dan komponen-

Standar Kompetensi : Menguasai dasar-dasar teori sistem alat pengisi baterai charge. komponennya. : 1. Menjelaskan fungsi bagian input alat pengisi baterai charge. 2. Menunjukkan komponen bagian input alat pengisi baterai charge 3. Menjelaskan fungsi bagian penurun tegangan alat pengisi baterai (battery charger) 4. Menuliskan nama komponen bagian penurun tegangan 5. Menjelaskan fungsi bagian penyearah alat pengisi baterai charge 6. Menunjukkan komponen yang termasuk dalam bagian penyearah alat pengisi baterai charge 7. Menjelaskan fungsi bagian filter sistem alat pengisi baterai charge 8. Menunjukkan komponen yang termasuk bagian filter alat pengisi baterai charge 9. Menjelaskan fungsi bagian regulator tegangan alat pengisi baterai charge 10. Menunjukkan komponen yang termasuk bagian regulator tegangan alat pengisi baterai charge Alokasi Waktu : 8 x 45 menit (4 kali pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan fungsi bagian input sistem alat pengisi baterai charge. 2. Siswa dapat menunjukkan komponen bagian input alat pengisi baterai charge. 3. Siswa dapat menjelaskan fungsi bagian penurun tegangan alat pengisi baterai charge. 4. Siswa dapat menuliskan nama komponen bagian penurun tegangan alat pengisi baterai charge.

53

5. Siswa dapat menjelaskan fungsi bagian penyearah alat pengisi baterai charge. 6. Siswa dapat menunjukkan komponen yang termasuk dalam bagian penyearah alat pengisi baterai charge 7. Siswa dapat menjelaskan fungsi bagian filter alat pengisi baterai charge. 8. Siswa dapat menunjukkan komponen yang termasuk bagian filter alat pengisi baterai charge. 9. Siswa dapat menjelaskan fungsi bagian regulator tegangan alat pengisi baterai charge. 10. Siswa dapat menunjukkan komponen yang termasuk bagian regulator tegangan alat pengisi baterai charge. B. Materi Pembelajaran 1. Menyiapkan steker, sekring, sakelar lampu indikator dan kabel ganda. 2. Menyiapkan trafo step dawn. 3. Menyiapkan dioda penyearah. 4. Menyiapkan kapasitor elektrolit. 5. Menyiapkan dioda zoner/transistor/IC. 6. Menyiapkan penjepait buaya dan kabel. C. Metode Pembelajaran 1. Pembelajaran langsung/unjuk kerja 2. Pencapaian konsep 3. Pembelajaran koperatif 4. Ceramah dan demonstrasi

D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran/skenario 1. Pertemuan Pertama

54

Kegiatan Awal a. Apersepsi - Absensi - Memotivasi minat siswa khususnya tentang materi sistem alat pengisi baterai charge. - Mengarahkan siswa kepada materi yang akan dipelajari. b. Pembagian Tugas Kegiatan Inti a. Menjelaskan fungsi bagian input alat pengisi baterai charge. b. Menunjukkan komponen bagian input alat pengisi baterai charge. 1 Kegiatan Akhir a. Refleksi - Pendapat siswa setelah menguasai prinsip kerja bagian input alat pengisi baterai charge. - Pendapat siswa setelah menguasai komponen-komponen bagian input alat pengisi baterai charge b. Tes tertulis Tes Lisan Tugas 2. Pertemuan Kedua Kegiatan Awal a. Apersepsi - Absensi - Memotivasi minat siswa khususnya tentang materi sistem alat pengisi baterai charge.

55

- Mengarahkan siswa kepada materi yang akan dipelajari. b. Pembagian tugas Kegiatan Inti a. Menjelaskan fungsi bagian penurun tegangan alat pengisi baterai charge. b. Menuliskan nama komponen bagian penurun tegangan alat pengisi baterai charge. Kegiatan Akhir a. Refleksi - Pendapat siswa stelah menguasai prinsip kerja bagian penurun tegangan alat pengisi baterai charge. - Pendapat siswa setelah menguasai komponen-komponen bagian penurun tegangan alat pengisi baterai charge. b. Tes tertulis Tes Lisan Tugas 3. Pertemuan Ketiga Kegiatan Awal a. Apersepsi - Absensi - Memotivasi minat siswa khususnya tentang materi sistem alat pengisi baterai charge. - Mengarahkan siswa kepada materi yang akan dipelajari. b. Pembagian Tugas Kegiatan Inti

56

a. Menjelaskan fungsi bagian penyearah alat pengisi baterai charge. b. Menunjukkan komponen yang termasuk dalam bagian penyearah alat pengisi baterai charge. Kegiatan Akhir a. Refleksi - Pendapat siswa setelah menguasai prinsip kerja bagian penyearah alat pengisi baterai charge. - Pendapat siswa setelah menguasai komponen bagian penyearah alat pengisi baterai charge. b. Tes tertulis Tes lisan Tugas 4. Pertemuan Keempat Kegiatan Awal a. Apersepsi - Absensi - Memotivasi minat siswa khususnya tentang materi sistem alat pengisi baterai charge. - Mengarahkan siswa kepada materi yang akan dipelajari. b. Pembagian Tugas Kegiatan Inti - Menjelaskan fungsi bagian filter alat pengisi baterai charge. - Menunjukkan komponen bagian filter alat pengisi baterai charge. - Menjelaskan fungsi bagian regulator tegangan alat pengisi baterai charge.

57

- Menunjukkan komponen bagian regulator alat pengisi baterai charge. Kegiatan Akhir a. Refleksi - Pendapat siswa setelah menguasai prinsip kerja bagian filter dan bagian regulator tegangan alat pengisi baterai charge. - Pendapat siswa setelah menguasai komponen bagian filter dan bagian regulator tegangan alat pengisi baterai charge. E. Sumber Belajar 1. Modul pengetahuan dasar kelistrikan 2. Perawatan perbaikan mobil bensin halaman 66 (Yuliadi Soekardi) F. Penilaian

Jenis
Tes Non Tes

Bentuk
Tulisan Lisan Panduan observasi

Teknik
Ulangan Harian Pertanyaan Lisan Pengamatan

Soal ! 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Jelaskan fungsi bagian input alat pengisi baterai charge! Tunjukkan komponen bagian input lat pengisi baterai charge! Jelaskan fungsi bagian penurun tegangan alat pengisi baterai charge! Tuliskan nama komponen bagian penurun tegangan alat pengisi baterai charge! Jelaskan fungsi bagian penyearah alat pengisi baterai charge! Tunjukkan komponen bagian penyearah alat pengisi baterai charge! Jelaskan fungsi bagian filter alat pengisi baterai charge! Tunjukkan komponen bagian filter alat pengisi baterai charge! Jelaskan fungsi bagian regulitas tegangan alat pengisi baterai charge!

58

10. Tunjukkan komponen bagian regulator tegangan alat pengisi baterai charge!

Palopo, 5 Januari 2009 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481 Kunci jawaban soal siklus I. 1.

MARKUS NIP. 131563422

Menerima arus dari jaringan listrik PLN melalui stop kontak dan diserahkan ke bagian penurun tegangan.

2. 3.

Steker, sakelar, kabel ganda, sekring resistor dan lampu indikator. Menerima arus dari bagian input 220 volt dan diturunkan menjadi 6 atau 12 volt kemudian diserahkan kebagian penyearah.

4. 5.

Trafo step down, resistor dan lampu indikator. Menerima arus AC yang sudah diturunkan oleh penurun tegangan kemudian diubah menjadi arus DC dan diserahkan ke bagian filter.

6. 7.

Empat buah dioda penyearah, resistor, dan lampu indikator. Menerima arus dari bagian penyearah yang sudah disearahkan kemudian disaring selanjutnya diserahkan ke bagian regulator tegangan.

8. 9.

Dua buah elco, dua buah resistor, dan sebuah lampu indikator. Menerima arus dari bagian filter yang sudah disaring kemudian distabilkan atau dimantapkan dan diseahkan ke bagian output.

10. Dioda zener, resistor dan lampu indikator Tes praktek dan tes tulis pada siklus I Tes praktek.

59

Nomor soal 2, 6, 8 dan 10 Tes tertulis Nomor soal 1, 3, 4, 5, 7 dan 9.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Nama Sekolah : SMP Negeri 6 Palopo

60

Mata Pelajaran Kelas / Semester

: Keterampilan Teknik Elektro Otomotif : VIII / Genap

Standar Kompetensi : Perakitan dan pemasangan komponen sistem alat pengisi baterai charge dan komponen-komponennya. Kompetensi Dasar : Merakit dan memasang sistem alat pengisi baterai charge dan komponen-komponennya. Indikator : 1. Merakit dan memasang bagian input sistem alat pengisi baterai charge tanpa penyebab kerusakan terhadap komponen lainnya. 2. Merakit dan memasang bagian penurun tegangan sistem alat pengisi baterai charge tanpa penyebab kerusakan terhadap komponen lainnya. 3. Merakit dan memasang bagian penyearah sistem alat pengisi baterai charge tanpa penyebab kerusakan terhadap komponen lainnya. 4. Merakit dan memasang bagian filter sistem alat pengisi baterai charge tanpa penyebab kerusakan terhadap komponen lainnya. 5. Merakit dan memasang bagian regulator tegangan sistem alat pengisi baterai charge tanpa penyebab kerusakan terhadap komponen lainnya. 6. Merakit dan memasang bagian output sistem alat pengisi baterai charge. Alokasi Waktu : 8 x 45 menit (4 kali pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

61

1. Siswa dapat merakit dan memasang bagian input sistem alat pengisi baterai charge tanpa penyebab kerusakan terhadap komponen lainnya. 2. Siswa dapat merakit dan memasang bagian penurun tegangan sistem alat pengisi baterai charge tanpa penyebab kerusakan terhadap komponen lainnya. 3. Siswa dapat merakit dan memasang bagian penyearah sistem alat pengisi baterai charge tanpa penyebab kerusakan terhadap komponen lainnya. 4. Siswa dapat merakit bagian filter sistem alat pengisi baterai charge tanpa penyebab kerusakan terhadap komponen lainnya. 5. Siswa dapat merakit bagian regulator tegangan output sistem alat pengisi baterai charge tanpa penyebab kerusakan terhadap komponen lainnya. B. Materi Pembelajaran 1. Menyiapkan steker, sakelar, sekering, kabel ganda dan lampu indikator. 2. Menyiapkan trafo step down dan lampu indikator. 3. Menyiapkan diode penyearah dan lampu indikator. 4. Menyiapkan elco, resistor dan lampu indikator. 5. Menyiapkan transistor, resistor, penjepit buaya, lampu indikator dan kabel ganda. C. Metode 1. Pemecahan masalah 2. Pencapaian konsep 3. Pembelajaran koperatif 4. Ceramah dan demonstrasi. D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran/Skenario 1 Pertemuan Pertama Kegiatan Awal a. Apersepsi

62

- Absensi - Memotivasi minat siswa khususnya memeriksa dan merakit sistem alat pengisi baterai charge. - Mengarahkan siswa kepada materi yang akan dipelajari. b. Pembagian Tugas Kegiatan Inti Merakit dan memasang bagian input sistem alat pengisi baterai charge. Kegiatan Akhir a. Refleksi - Pendapat siswa setelah memasang komponen satu dengan lainnya. b. Tes Tertulis Tes Lisan 2. Pertemuan Kedua Kegiatan Awal a. Apersepsi - Absensi - Memotivasi minat siswa khususnya memeriksa dan merakit sistem alat pengisi baterai charge - Mengarahkan siswa kepada materi yang akan dipelajari. b. Pembagian Tugas Kegiatan Inti Merakit dan memasang bagian penurun tegangan sistem alat pengisi baterai charge.

63

Kegiatan Akhir a. Refleksi - Pendapat siswa setelah memasang komponen satu dengan lainnya. b. Tes tertulis Tes lisan 3. Pertemuan Ketiga Kegiatan Awal a. Apersepsi Absensi Memotivasi minat siswa khususnya memeriksa dan merakit sistem alat pengisi baterai charge. Mengarahkan siswa kepada materi yang akan dipelajari.

b. Pembagian tugas Kegiatan Inti Merakit dan memasang bagian penyearah sistem alat pengisi baterai charge. Kegiatan Akhir a. Refleksi - Pendapat siswa setelah memasang komponen satu dengan lainnya. - Pendapat siswa tentang hubungan anode dengan anode, katode dengan katode bahkan katode dengan anode. b. Tes tertulis Tes lisan

64

4. Pertemuan Keempat Kegiatan Awal a. Apersepsi - Absensi - Memotivasi minat siswa khususnya memeriksa dan merakit sistem alat pengisi baterai charge. - Mengarahkan siswa kepada materi yang akan dipelajari. b. Pembagian Tugas Kegiatan Inti Merakit dan memasang bagian filter, regulator tegangan dan output sistem alat pengisi baterai charge. Kegiatan Akhir a. Refleksi - Pendapat siswa setelah memasang komponen filter, regulator, dan bagian output sistem alat pengisi baterai charge. b. Tes tertulis Tes lisan E. Sumber Belajar 1. Modul pengetahuan dasar kelistrikan. 2. Perawatan dan perbaikan mobil bensin halaman 66 (Yuliadi SOEKARDI) 3. Pengetahuan sistem baterai. F. Penilaian

Jenis
Tes

Bentuk
Tulisan

Teknik
Ulangan Harian

65

Non Tes Soal

Lisan Panduan observasi

Pertanyaan Lisan Pengamatan

1. Gambarkan rangkaian bagian input sistem alat pengisi baterai charge 2. Rakitlah kembali bagian input sistem alat pengisi baterai charge 3. Gambarkan rangkaian bagian penurun tegangan sistem alat pengisi baterai charge 4. Gambarkan rangkaian bagian penyerah sistem alat pengisi baterai charge 5. Rakitlah kembali bagian penurun tegangan digabung bagian penyearah sistem alat pengisi baterai charge. 6. Gambarkan rangkaian bagian filter sistem alat pengisi baterai charge. 7. Gambarkan rangkaian bagian regulator tegangan dan bagian output sistem alat pengisi baterai charge 8. Rakitlah kembali bagian filter regulator tegangan dan bagian output sistem alat pengisi baterai charge 9. Jelaskan prinsip kerja sistem alat pengisi baterai charge. 10. Jelaskan fungsi masing-masing lampu indikator yang dipasang pada tiap bagian sistem alat pengisi baterai (baterai charge).

Palopo, 5 Januari 2009 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481

MARKUS NIP. 131563422

66

Kunci Jawaban Soal Siklus II 1. Rangkaian Bagian input alat pengisi baterai (baterai charge)

2. Merakit bagian input Buka steker dan pasang kabel ganda, pasang sakelar, pasang sekering dan hubungkan kabel sekering dengan kabel sakelar dan pasang lampu indikator. 3. Rangkaian bagian penurun tegangan

4. Rangkaian bagian penyearah

5. Rangkaian bagian input digabung bagian penyearah

6. Rangkaian bagian filter atau penyaring

7. Rangkaian regulator tegangan dan output

8. Cara merakit regulator tegangan dan output, hubungkan deadezoner resistor dan lampu indikator, hubungkan kabel ganda ke terminal positif merah dan negatif hitam

67

selanjutnya hubungkan penjepit buaya merah dengan positif dari penjepit buaya hitam negatif. 9. Steker dihubungkan ke stop kontak dan arus menalir melalui bagian input setelah sakelar diONkan selanjutnya kepenurun tegangan. Diturunkan tegangan dari 220 Volt menjadi 6 atau 12 volt selanjutnya ke penyearah diubah arus AC menjadi DC. Selanjutnya ke filter untuk disaring arus yang sudah disearahkan selanjutnya ke regulator tegangan untuk distabilkan dan berakhir ke bagian output yang siap digunakan untuk mengisi baterai sebagai sumber arus DC atau arus searah. 10. Lampu indikator bagian input untuk mengetahui apakah arus sudah melalui bagian input atau tidak, lampu indikator penurun tegangan untuk mengetahui arus sudah melewati gulungan primer dan sekunder atau belum, lampu bagian penyearah untuk mengetahui arus sudah melewati dioda penyearah atau belum, lampu bagian filter untuk mengetahui apakah arus sudah melewati elco dan resistor atau belum, lampu regulator tegangan untuk mengetahui arus sudah melewati diode zener atau belum dan lampu output untuk mengetahui semua bagian alat pengisi baterai sudah beroperasi atau tidak. Tes praktek dan tertulis pada siklus II a. Praktek Nomor soal 2, 5 dan 8 b. Tertulis Nomor soal 1, 3, 4, 6, 7, 9 dan 10

Palopo, 5 Januari 2009 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481

MARKUS NIP. 131563422

68

Lampiran 4. Soal Tes Awal, Siklus I, Siklus II dan Keterampilan. Soal Tes Awal Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester : SMP Negeri 6 Palopo : Keterampilan Teknik Elektro Otomotif : VIIIA / Genap

Standar Kompetensi : Menguasai dasar-dasar teori sistem alat pengisi baterai. Kompetensi Dasar : Pengantar sistem alat pengisi baterai dan komponen-

komponennya. Tahun Pelajaran : 2008 / 2009

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas. 1. Jelaskan fugsi alat pengisi baterai (baterai charge). 2. Tuliskan nama komponen bagian input baterai charge. 3. Jelaskan fungsi bagian penyearah alat pengisi baterai. 4. Jelaskan fungsi lampu indicator pada alat pengisi baterai. 5. Tuliskan dua gulungan pada sebuah trafo step down. Soal Tes Siklus I 1. Jelaskan fungsi bagian input alat pengisi baterai. 2. Jelaskan fungsi bagian penurun tegangan baterai charge. 3. Jelaskan fungsi bagian filter baterai charge. 4. Jelaskan fungsi bagian regulator tegangan baterai charge. 5. Tuliskan nama komponen bagian output. Soal Tes Akhir II 1. Tuliskan nama komponen yang harus diperiksa jika steker baik, tetapi lampu indicator bagian input tidak menyala.

69

2. Tentukan komponen yang harus diperiksa bila lampu indicator bagian input menyala tetapi lampu indicator bagian penurun tegangan tidak menyala. 3. Tentukan pula jika lampu bagian penyearah menyala tetapi lampu regulator tegangan tidak menyala. 4. Sebutkan enam bagian alat pengisi baterai. 5. Jelaskan fungsi bagian penyearah alat pengisi baterai. Soal Tes Keterampilan Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester : SMP Negeri 6 Palopo : Keterampilan Teknik Elektro Otomotif : VIIIA / Genap charge. Kompetensi Dasar Tahun Pelajaran : Merakit dan memasang komponen alat pengisi baterai charge. : 2008 / 2009

Standar Kompetensi : Perakitan dan pemasangan komponen sistem alat pengisi baterai

Langkah-langkah merakit dan memasang tiap bagian alat pengisi baterai charge. Nama Siswa NO 1 I : Aspek Penilaian 2 Proses (Sistematika dan Cara Kerja) 1.1. Memasang bagian input sampai output 1.1.1. Enam komponen yang dipasang dengan benar pada input 1.1.2. Tiga komponen yang dipasang dengan benar penurun tegangan 1.1.3. Merakit empat buah dengan benar pada bagian penyearah 1.1.4. Memasang dua elco dan dua resistor bersama lampu indikator dengan benar 1.1.5. Memasang diode zener, resistor dan lampu indikator dengan benar 1.1.6. Memasang penjepit buaya, kabel ganda dengan benar. Sub Total Skor Maks 3 Skor Perolehan 4 Keterangan 5

10 10 15 15 10 10 70

70

II

Hasil kerja dan Kesimpulan Sub Total

10 10

NO 1 III

Aspek Penilaian 2 Sikap Kerja 1.1. Penggunaan alat 1.2. Keselamatan kerja Sub Total Kecepatan Kerja (Waktu Penyelesaian) Sub Total TOTAL

Skor Maks 3 5 5 10 10 10 100

Skor Perolehan 4

Keterangan 5

IV

Palopo, 5 Januari 2009 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481

MARKUS NIP. 131563422

71

Lampiran 5. NO 1. 2. 3. 4. 5. Pedoman Penskoran Tes Awal Kunci Jawaban Untuk mengisi baterai yang sudah tidak ada isinya Steker, sakelar, sekring, lampu indikator, resistor dan kabel ganda. Untuk mengubah arus AC menjadi DC. Untuk mengetahui beroperasi tidaknya alat pengisi baterai Gulungan primer dan gulungan sekunder Pedoman Penskoran Tes Siklus I Kunci Jawaban Menerima arus tegangan 220 volt dari PLN melalui stop kontak dengan steker untuk diserahkan ke bagian penurun tegangan (trafo step down) 2. 3. 4. 5. Menurunkan tegangan dari 220 volt menjadi tegangan yang diinginkan. Menyaring arus listrik yang sudah disearahkan olehbagian penyearah (diode penyearah) Menstabilkan tegangan yang sudah disaring sebelum diserahkan ke bagian input. Sepasang penjepit buaya dan kabel ganda. Pedoman Penskoran Tes Siklus II Kunci Jawaban Lampu indikator, sekring, sakelar dan kabel ganda. Lampu indikator, gulungan primer, gulungan sekunder dan resistor. Lampu indikator bagian filter, lampu indikator bagian regulator, elco, diode zoner dan resistor 4. 5. Input, penurun tegangan, penyearah, filter, regulator tegangan dan output Mengubah arus bolak balik menjadi arus searah. 20 20 20 Palopo, 5 Januari 2009 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran 20 20 20 Skor 20 30 30 10

NO 1.

Skor 20 20

NO 1. 2. 3.

Skor 20 20

72

Drs. IDRUS, M.Pd MARKUS NIP. 131671481 NIP. 131563422 Lampiran 6. Data Hasil Belajar Kolektif Sistem Alat Pengisi Baterai Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Palopo NO Nama Siswa L/P Nilai Tes Awal Nilai Akhir Siklus I Siklus II

73

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 NO 30

Adeyanto Ahmad Nur Arif Algasali Syam Ardi Agus Priyanti Eka Paradilla Febrianti Gau Hadriad Idul Alfauzan Ivana Fernita Tomas Laurend Mark Ronaldi Muh Abusar Nirwana Rita Kansia Y.M Riyanto Linggi Roni Saldi Kanna Santonius Selvi Mari Padang Srihartini Sarian T. Tashiya Claudia A. Tangke Labi Valdeni Leski R. Virenski S.P Wilyam Prallo Yansen Yusak Yermia Nama Siswa Yuris

L L L L P P P P L P L L L P P L L L L P P P P L L L L L L L/P P

70 75 75 49 73 87 73 76 75 54 75 63 64 58 69 65 77 69 75 65 74 67 60 73 65 68 73 73 72 Nilai Tes Awal 72

72 77 77 62 75 85 78 75 82 63 80 67 68 65 71 73 82 75 80 72 82 72 66 77 67 72 77 75 72

76 83 84 82 75 89 80 91 85 77 88 69 75 77 78 75 89 84 86 80 85 78 73 83 76 78 85 80 82

Nilai Akhir Siklus I Siklus II 74 83

74

JUMLAH Rata-Rata

18/12

291 69,70

2213 73,77

2426 80,87

Palopo, 26 Februari 2009 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481

MARKUS NIP. 131563422

Lampiran 7. Analisis Deskriptif A. Data Distribusi Tes Awal 70 76 72 58 72 66 73 63 49 54 68 68 78 78 73 73 77 77 60 68

75

77

76

64

65 = = = = = = = = = = = = =

75

69

73

73

67

69

Jumlah sample (n) Skor tertinggi Skor terendah Rentang skor Jumlah interval

30 78 49 Skor tertinggi skor terendah 78 49 29 1 + 3,3 log n 1 + 3,3 log 30 1 + 3,3 (1,47) 1 + 4,85 5,85 (dibulatkan menjadi 6)
Re n tan g Skor Jumlah Interval

Panjang interval

29 6

= 4,83 (dibulatkan menjadi 5) Tabel Distribusi Frekuensi Tes Awal Interval fi xi x i2 fi xi fi xi2 49 53 1 51 2601 51 2601 54 58 2 56 3136 112 6272 59 63 2 61 3721 122 7442 64 68 7 66 4356 462 30492 69 73 10 71 5041 710 50410 74 78 8 76 5776 608 46208 Jumlah 30 2065 143425 Rata-rata (x) = =

fixi
fi 2065 30

= 68,83 Varians (S )
2

= = = =

fixi n

n ( n 1)

( fixi )

30

(143425) 2 ( 2065) 2 30 ( 30 1)

4302750 4264225 30 ( 29 )

38525 870

= 44,28 Standar Deviasi = =


S2
44,28

76

= 6,65 B. Data Distribusi Tes Siklus I 72 80 82 77 67 72 77 67 72 75 65 77 = = = = = = = = = = = = = 62 71 67 70 72 72 85 82 77 75 75 75 72 80 72 63 63 74

Jumlah sample (n) Skor tertinggi Skor terendah Rentang skor Jumlah interval

30 85 62 Skor tertinggi skor terendah 85 62 23 1 + 3,3 log n 1 + 3,3 log 30 1 + 3,3 (1,47) 1 + 4,85 5,85 (dibulatkan menjadi 6)
Re n tan g Skor Jumlah Interval

Panjang interval

23 6

= 3,83 (dibulatkan menjadi 4) Tabel Distribusi Frekuensi Tes Awal Interval fi xi x i2 fi xi fi xi2 62 65 3 63,5 4032,25 190,5 12096,75 66 69 4 67,5 4556,25 270 18225 70 73 8 71,5 5112,25 572 40898 74 77 9 75,5 5700,25 679,5 51302,25 78 81 2 79,5 6320,23 159 12640,5 82 85 4 83,5 6972,25 334 27889 Jumlah 30 2205 1630515 Rata-rata (x) = =

fixi
fi 2205 30

= 73,5 Varians (S2) = = =


n

fixi

n ( n 1)

( fixi )

30

(163051,5) 2 ( 2205) 2 30 ( 30 1)

4891545 4862025 30 ( 29 )

77

29520 870

= 33,93 Standar Deviasi = =


S2
33,93

= 5,82 C. Data Distribusi Tes Siklus II 76 88 85 83 69 78 84 75 73 82 77 83 = = = = = = = = = = = = = 75 78 76 80 75 78 89 89 85 91 84 80 85 86 82 77 80 83

Jumlah sample (n) Skor tertinggi Skor terendah Rentang skor Jumlah interval

30 91 69 Skor tertinggi skor terendah 91 69 22 1 + 3,3 log n 1 + 3,3 log 30 1 + 3,3 (1,47) 1 + 4,85 5,85 (dibulatkan menjadi 6)
Re n tan g Skor Jumlah Interval

Panjang interval

22 6

= 3,6 (dibulatkan menjadi 4)

Tabel Distribusi Frekuensi Tes Awal Interval fi xi x i2 69 72 1 70,5 4970,25 73 76 6 74,5 5550,25 77 80 8 78,5 6162,25 81 84 7 82,5 6806,25 85 88 5 86,5 7482,25 89 92 3 90,5 8190,25 Jumlah 30

fi xi 70,5 447 628 577,5 432,5 271,5 2427

fi xi2 4970,25 33301,5 49298 47643,75 37411,25 24570,75 197195,5

78

Rata-rata (x)

= =

fixi
fi 2427 30

= 80,9 Varians (S2) = = = =


n

fixi

n ( n 1)

( fixi )

30

(197195,5) 2 ( 2427 ) 2 30 ( 30 1)

5915865 5890329 30 ( 29 )

25536 870

= 29,35 Standar Deviasi = =


S2
29,35

= 5,4

Lampiran 8. Lembar Kuisioner Tanggapan Siswa NO 1. Tanggapan Siswa/Sikap Siswa Apakah anda merasa lebih jelas dalam memahami masalah yang disampaikan oleh guru? 2. Apakah mudah pelajaran anda merasa lebih materi 26 4 86,67 13,33 memahami melalui Pilihan Ya Tidak 27 3 Persentase Ya Tidak 90,00 10,0

pendekatan

79

berbasis pemecahan masalah? 3. Apakah cara guru membimbing dan mengarahkan, membuat anda lebih mudah memahami meteri pelajaran? 4. Apakah bahasa yang digunakan guru anda dalam membimbing dan mengarahkan lebih mudah dipahami? 5. Apakah anda merasa senang karena anda sendiri menemukan jawaban 6. dari masalah yang 24 6 80,00 20,00 disampaikan guru? Apakah anda merasa senang dengan 7 tugas-tugas yang 21 9 70,00 30,00 diberikan oleh guru anda? Apakah anda merasa senang karena dapat menguji jawaban anda melalui praktek? 8. Apakah anda merasa terdorong untuk masalah? belajar melalui pembelajaran model pemecahan 29 1 96,67 3,33 30 100 29 1 96,67 3,33 28 2 93,33 6,67

NO 9.

Tanggapan Siswa/Sikap Siswa Apakah anda merasa termotivasi untuk belajar dengan model pemecahan masalah?

Ya 30

Pilihan Tidak -

Persentase Ya Tidak 100 -

10.

Apakah masalah

model dapat

pemecahan dipertahankan

28

93,33

6,67

untuk proses pembelajaran?

80

Palopo, 2 Maret 2009 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481

MARKUS NIP. 131563422

Lampiran 9. Data Hasil Observasi Siklus I No 1 2 3 4 5 Nama Siswa Adeyanto Ahmad Nur Arif Algasali Syam Ardi Agus Priyanti Kehadiran Siswa 1

Menjawab Pertanyaan 1 2 3 4 1

Bertanya 2 3 4

Mengerjakan Tugas 1 2

Ribut, Keluar Masuk 1 2 3 4


81

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Eka Paradilla Febrianti Gau Hadriad Idul Alfauzan Ivana Fernita Tomas Laurend Mark Ronaldi Muh Abusar Nirwana Rita Kansia Y.M Riyanto Linggi Roni Saldi Kanna Santonius Selvi Mari Padang Srihartini Sarian T. Tashiya Claudia A Tangke Labi Valdeni Lesli R Virenski S.P Wilyam Prallo Yansen Yusak Yermia Yuris

Palopo, 2 Maret 2009 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481 Data Hasil Observasi Siklus II No 1 2 3 4 5 6 Nama Siswa Adeyanto Ahmad Nur Arif Algasali Syam Ardi Agus Priyanti Eka Paradilla Kehadiran Siswa 1

MARKUS NIP. 131563422

Menjawab Pertanyaan 1 2 3 4 1

Bertanya 2

Mengerjakan Tugas 4 1 2

Ribut, Keluar Masuk 1 2 3 4


82

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Febrianti Gau Hadriad Idul Alfauzan Ivana Fernita Tomas Laurend Mark Ronaldi Muh Abusar Nirwana Rita Kansia Y.M Riyanto Linggi Roni Saldi Kanna Santonius Selvi Mari Padang Srihartini Sarian T. Tashiya Claudia A Tangke Labi Valdeni Lesli R Virenski S.P Wilyam Prallo Yansen Yusak Yermia Yuris

Palopo, 2 Maret 2009 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481

MARKUS NIP. 131563422

Daftar Hadir Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 6 Palopo Tahun Pelajaran 2008 / 2009 Mata Pelajaran Keterampilan Teknik Elektro Otomotif Siklus I No 1. 2. 3. Nama Siswa Adeyanto Ahmad Nur Arif Algasali Syam L/P L L L 1 2 3 4 1 Siklus II 2 3 4 % Kehadiran Jum Jum Siklus Siklus lah lah I II

83

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. .

Ardi Agus Priyanti Eka Paradilla Febrianti Gau Hadriad Idul Alfauzan Ivana Fernita Tomas Laurend Mark Ronaldi Muh Abusar Nirwana Rita Kansia Y.M Riyanto Linggi Roni Saldi Kanna Santonius Selvi Mari Padang Srihartini Sarian T. Tashiya Claudia A. Tangke Labi Valdeni Lesli R. Virenski S.P Wilyam Prallo

L P P P P L P L L L P P L L L L P P P P L L L L

a a a Siklus II

a a a a Siklus I

No 28. 29. 30.

Nama Siswa Yansen Yusak Yermia Yuris

L/P L L L

3 a

a a

% Kehadiran Jum Jum Siklus Siklus 4 1 2 3 4 lah lah I II 3 4 75 100 3 3 4 4 75 75 100 100

84

Persentase kehadiran Siswa Tiap Siklus

88,34

99,17

Palopo, 2 Maret 2009 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481

MARKUS NIP. 131563422

Lampiran 10 Data Hasil Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran : Keterampilan Elektro Otomotif

85

Kompetensi Sub Kompetensi Semester/Tahun Pelajaran No NIS 1 066586 2 066544 3 066589 4 066680 5 066545 6 066539 7 076847 8 066543 9 066681 10 066682 11 066683 12 066547 13 066585 14 066583 15 066687 16 066551 17 066552 18 066554 19 066553 20 066598 21 066556 22 066555 23 066557 24 066561 25 066565 26 066713 27 066715 28 066611 29 066567 30 066566

: Sistem Baterai : Baterai charge : Genap/2005/2006 Nama Siswa Amini Asri Asril Anita Aswad Arifin Aswad Taufiq Abd. Ahmad Asrida Yusuf Andi Arif Kanna Aswar Amir Ahmad Ardiansyah Basirung Dirham Dewika Timang Firmansyah Fandy Sangola Prandi Malik Hazyuni Haz Hartiler Hikmawati Inti Resky Iis Dahlia Irmansyah T. Muh. Tahir Musdalifa Nurmiati Nini Indah Sari Nirwana R. Nasir P Patri Jumlah Rata-rata

L/P P P L P L L L P L L L L L P L L L P P P P P L L P P P P L P 15/15

Perolehan Nilai 7,2 .7,6 7,6 7,2 7,5 7,8 7,5 7,5 7,1 7,3 7,5 7,7 7,4 7,4 7,8 7,4 7,2 7,1 7,3 6,7 6,6 6,2 6,7 6,8 6,7 6,5 6,4 6,4 6,3 6,2

191,962 63,98 % Palopo, 28 Juni 2006 Guru Mata Pelajaran

Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481 Data Hasil Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kompetensi : Keterampilan Elektro Otomotif : Sistem Baterai

MARKUS NIP. 131563422

86

Sub Kompetensi Semester/Tahun Pelajaran No NIS 1 015111 2 015059 3 015248 4 015108 5 015252 6 015162 7 015159 8 015113 9 015061 10 015203 11 015117 12 015207 13 015643 14 015075 15 015122 16 015079 17 015127 18 015080 19 015270 20 015218 21 015667 22 015275 23 015228 24 015232 25 015184 26 015739 27 015053 28 015047 29 015192 30 015238

: Baterai charge : Genap/2006/2007 Nama Siswa Amri Syarifuddin Anom Anas T. Arif K. Adi Sucipto Abdi Riono Ahmad Afandi Anita Yusari Arnold Aidil Ardiansyah Candra Ermayanti Fitriani Helmalia Hanira Hamniar Irmawati Indah H. Indra R. Iin S. Jayadi Mei Risal Merianti Misna Marto Opman Rida Conge Ramiati Respiana Jumlah Rata-rata

L/P L L L L L L L P L L L L P P P P P P P L P L L P P L L P P P 16/14

Perolehan Nilai 7,2 7,4 7,6 7,6 7,1 7,8 7,5 7,7 7,7 7,0 7,7 7,3 7,9 7,2 7,6 7,3 7,7 7,4 6,6 6,8 6,7 6,5 6,5 6,0 6,7 6,4 6,3 6,6 6,8 6,3 198,3 66,10 %

Palopo, 30 Juni 2007 Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481 Data Hasil Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kompetensi : Keterampilan Elektro Otomotif : Sistem Baterai

MARKUS NIP. 131563422

87

Sub Kompetensi Semester/Tahun Pelajaran No NIS 1 015014 2 015010 3 015116 4 015011 5 01512 6 015107 7 015115 8 015015 9 025637 10 015016 11 015020 12 015021 13 015022 14 015120 15 015026 16 015025 17 015171 18 015081 19 015033 20 015273 21 015039 22 015175 23 015040 24 015135 25 015132 26 015173 27 015041 28 015071 29 015045 30 015044

: Alat Pengisi Baterai : Genap/2007/2008 Nama Siswa Apri Kurniawan Arman Anas Andri Anita Arif Majid Aris Manansi Azizah Andriani Agustina Dwi Jamila Dwi Ayu Eko P. Fausiah P. Hasbil Herdianto Ilham Laman Jansen M. Juliati Komang S. Marlina S. Mirna M. Nelsi Kumalasari Nikma Nurhalia Putu Eka Ratih Rinto B. Radi Jumlah Rata-rata

L/P L L L L P L L P P P P P L P L L L L P P P P P P P P P P P L 13/177

Perolehan Nilai 7,8 7,7 7,3 7,5 7,6 7,5 7,2 7,5 7,5 7,4 7,3 7,0 7,7 7,7 7,8 7,9 6,5 6,5 6,5 6,5 6,9 6,8 6,5 6,6 6,5 6,7 5,0 5,8 5,7 5,6 2027 67,57 Palopo, 28 Juni 2008

Mengetahui Kepala SMP Negeri 6 Palopo Guru Mata Pelajaran

Drs. IDRUS, M.Pd NIP. 131671481

MARKUS NIP. 131563422

Anda mungkin juga menyukai