Anda di halaman 1dari 10

2.

Materi dan Metode Bahan a. Asam askorbat p.a. Merck b. Asam Klorida (HCl) p.a. Merck c. Asam Sitrat p.a. Merck d. Metilen blue p.a. Merck e. Dinatrium hidrogen fosfat p.a. Merck f. Larutan Standar Cu(NO3)2 dengan kadar 1000 ppm (Cu(NO3)2 p.a. Merck) g. Akuabidestilata (Otsuka) h. Tablet multivitamin dan mineral. Alat a. Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu A 1601) b. Neraca analitik (Shimadzu AY 220) c. Penangas air atau Waterbath d. Kertas saring Whatman e. Kompor listrik f. Alat-alat yang lazim digunakan pada laboratorium Kimia Analisis (Beaker glass, Botol timbang, Labu ukur, Pipet volume, micro pipet, dll).

2.1.1 Alat dan Bahan

Prosedur Penelitian Bahan pereaksi Bahan pereaksi yang digunakan adalah larutan Buffer Asam Sitrat dan Dinatrium hidrogen fosfat pH 2,2, larutan metilen blue dan larutan Asam Askorbat. Larutan uji Sepuluh tablet ditimbang dan dicari bobot rata-ratanya (keseragaman bobot) menurut FI III. Setelah tablet memenuhi persyaratan keseragaman bobot. Sample tablet langsung digerus halus ad homogen, kemudian ditimbang seksama kurang lebih 500 mg, larutkan dan dalam labu takar 25 mL dengan buffer asam sitrat dinatrium hidrogen fosfat sampai tanda dilakukan destruksi dengan asam nitrat hingga diperoleh larutan jernih. Larutan Standar Cu2+ Larutan standar Cu2+ sudah dalam bentuk larutan dengan konsentrasi 1000 ppm. Apabila belum tersedia dapat dibuat dengan cara, menimbang secara seksama 100 mg Cu(NO3)2 kemudian dilarutkan menggunakan aquabidestilata masukkan labu ukur 100,0

mL, tambahkan aquabidestilata ad garis tanda. Sehingga diperoleh larutan Cu(NO3)2 dengan kadar 1000 ppm (BI-1). Penentuan koefisien korelasi kurva baku Cu2+ Larutan standar (BI-1) dengan kadar 1000 ppm diencerkan dengan memipet 1 mL ke dalam labu takar 100 mL, encerkan dengan buffer asam sitrat dinatrium hidrogen fosfat sampai tanda sehingga diperoleh konsentrasi 10 ppm (BI-2). Kemudian dipipet sebanyak 1,25; 1,75; 2,25; 2,75; 3,25 mL, masing - masing dimasukkan dalam labu ukur 25 mL lalu diencerkan sampai tanda dengan larutan buffer, sehingga diperoleh konsentrasi 0,5; 0,7; 0,9; 1,1; 1,3 ppm (BK1 BK5). Ditambahkan 3 mL Asam askorbat dimasukkan water bath, suhu dijaga konstan 32C selama 3 menit. Setelah itu ditambah 2 mL larutan metilen blue. Ukur absorbansinya setelah 2 menit dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum. Penentuan panjang gelombang maksimum Larutan BI-2 diambil lagi sebanyak 1,75 mL dan diencerkan dengan larutan buffer hingga volume 25 mL sehingga diperoleh konsentrasi 0,7 ppm. Ditambahkan 3 mL asam askorbat dimasukkan water bath, suhu dijaga konstan 32C selama 3 menit. Setelah itu ditambah 2 mL larutan metilen blue, dibiarkan 2 menit lalu dilakukan scanning pada panjang gelombang 400-700 nm, sehingga diperoleh panjang gelombang maksimum. Penetapan kadar Larutan uji (sampel tablet multivitamin) hasil destruksi diambil sebanyak 0,5 mL diencerkan dalam labu takar 25 mL dengan buffer asam sitrat dinatrium hidrogen fosfat sampai tanda. Ditambahkan 3 mL asam askorbat dimasukkan water bath, suhu dijaga konstan 32C selama 3 menit. Setelah itu ditambah 2 mL larutan metilen blue. Ukur absorbansinya setelah 2 menit dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum. Replikasi dilakukan sebanyak 6 kali. Penentuan recovery Sampel ditimbang dengan bobot 500,0 mg secara duplo, salah satunya ditambah standar Cu2+ yaitu 1,0 ppm sebanyak 1,0 mL keduanya dilarutkan dengan asam klorida sebanyak 25,0 ml, dipanaskan selama 15 menit, disaring. Filtrat dimasukkan labu untuk destruksi dengan asam nitrat hingga diperoleh larutan yang jernih. Larutan hasil destruksi diambil 0,5 mL diencerkan dalam labu takar 25 mL dengan buffer asam sitrat dinatrium hydrogen fosfat sampai tanda. Ditambahkan 3 mL asam askorbat dimasukkan water bath, suhu dijagakonstan 32C selama 3 menit. Setelah itu ditambah 2 mL larutan biru metilen. Ukur absorbansinya setelah 2 menit dengan spektrofotometer UV- Vis pada panjang 2

gelombang maksimum. Repliksi dilakukan 3x pada pemipetan 0,5 ml lakukan secara duplo. Penentuan presisi Larutan stok standar dengan konsentrasi 1000 ppm diencerkan dengan memipet 1 mL ke dalam labu takar 100 mL, encerkan dengan buffer asam sitrat dinatrium hydrogen fosfat sampai tanda sehingga diperoleh konsentrasi 10 ppm. Larutan dipipet 2,25 mL dimasukkan labu takar 25 mL diencerkan hingga tanda dengan larutan buffer. Ditambahkan 3 mL asam askorbat dimasukkan water bath, suhu dijaga konstan 32C selama 3 menit. Setelah itu ditambah 2 mL larutan biru metilen. Ukur absorbansinya setelah 2 menit dengan spektrofotometer Uv- Vis pada panjang gelombang maksimum. Replikasi dilakukan sebanyak 6x dengan dihitung koefisien variasinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Kadar/konsentrasi Konsentrasi Baku Induk Cu2+ I : Penimbangan 100mg dilarutkan dalam 100mL BI 1=

Konsentrasi Baku Induk Cu2+ II : di pipet 1ml dari BI 1 ad 100 ml. BI 2 Konsentrasi BK 1 Konsentrasi BK 2 Konsentrasi BK 3 Konsentrasi BK 4 Konsentrasi BK 5

Mencari panjang gelombang maksimum Dalam penelitian ini panjang gelombang maksimum diukur pada rentang 400-700 nm. Hasil menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum hasil reaksi redoks metilen blue dan asam askorbat dengan Cu (II) sebagai katalis adalah pada 666 nm dapat dilihat pada Gambar 1.

Pembuatan kurva baku Hasil yang diperoleh adalah y = -0,187x + 0,5207 koefisein korelasi yang diperoleh adalah r = 0,994 dan = 10,59. Nilai r tabel adalah 0,878 dengan df = 3 dan taraf kepercayaan 95% karena nilai rhitung > rtabel maka nilai r dapatdikatakan linier (De Muth, 1999). Gambar hubungan antara konsentrasi Cu(II) dan absorbansi dapat dilihat pada Gambar 2.

Perhitungan kadar sampel menggunakan persamaan garis regresi Penimbangan serbuk sampel (multifitamin) = 500 mg ad 25ml

Hasil regresi dari Baku kerja / Kurva baku : y = -0,1870x + 0,5207 r = 0,9940 P.1 : A = y = 0,302 P.4 : A = y = 0,375

Kadar P.1 = P.2 : A = y = 0,342

Kadar P.4 = P.5 : A = y = 0,356

Kadar P.2 = P.3 : A = y = 0,325

Kadar P.5 = P.6 : A = y = 0,320

Kadar P.3 = Rata rata kadar Cu2+ =

Kadar P.6 =

Tabel 1. Data hasil penetapan kadar Cu (II) dalam sample tablet multivitamin Ulangan 1 2 3 4 5 6 Berat Sampel (mg) 500 500 500 500 500 500 Rata-rata Pengenceran 50x 50x 50x 50x 50x 50x Absorbansi 0,302 0,342 0,325 0,375 0,356 0,320 1,13 Kadar CuSO4 (mg/tablet) 1,30 1,10 1,20 0,90 1,00 1,20

Penetapan kadar sampel dengan metode spektrofotometri UV-Vis Hasil perhitungan kadar menunjukkan kadar rata-rata CuSO4 dalam tiap tablet adalah 1,13 mg. Hal ini menunjukkan bahwa penetapan kadar tembaga dalam tablet tidak jauh berbeda dengan kadar yang tertera dalam etiket yaitu 1,3 mg/tablet, dengan persentase kadar 0,25%. Hasil terlihat pada perhitungan kadar dan tabel 1.

Limit of detection LOD adalah konsentrasi terkecil yang menghasilkan signal berbeda dari noise dengan nilai signal noise to ratio 3/1. Perhitungan LOD menghasilkan nilai LOD adalah 0,385 ppm. Recovery Uji recovery yang dilakukan adalah metode adisi yaitu dengan menambahkan standar ke dalam sampel dengan cara menimbang duplo sampel dengan berat sama, kemudian salah satunya ditambah baku Cu. Hasil dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil uji recovery menunjukkan nilai recovery yaitu 100% yang menunjukkan bahwa nilainya masuk dalam persyaratan rentang uji recovery yaitu 80- 120%. (Mulja & Suharman, 1995).

Perhitungan kadar Uji recovery : P.1a : A = y = 0,363 P.1b : A = y = 0,359

P.2a : A = y = 0,354

P.2b : A = y = 0,349

P.3a : A = y = 0,344

P.3b : A = y = 0,341

Tabel 2. Hasil uji recovery Ulangan ke1a 1b 2a 2b 3a 3b 500mg 500mg+ Cu standar 1ppm 1 mL 500mg 500mg+ Cu standar 1ppm 1 mL 500mg 500mg+ Cu standar 1ppm 1 mL Rata-rata Berat Sampel Pengenceran 50x 50x 50x 50x 50x 50x Absorbansi (Serapan) 0,363 0,359 0,354 0,349 0,344 0,341 100% 100% 100% Recovery (%) 100%

Penentuan presisi Dari hasil perhitungan didapatkan harga standart deviation (SD) yaitu 0,005 dan harga relative standar deviation (RSD) yaitu 1,27%. Menurut Harminta (2004) harga SD < 2 dan harga RSD < 2% dapat dikatakan mempunyai harga ketelitian yang baik.

Tabel 3. Hasil uji presisi menggunakan larutan baku Cu(NO3)2 dengan konsentrasi 0,9 ppm Ulangan ke 1 2 3 4 5 SD RSD Absorbansi 0,396 0,397 0,385 0,386 0,395 0,005 1,27%

BAB III Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat dikatakan bahwa metode

spektrofotometri sinar tampak dapat digunakan untuk menetapkan kadar tembaga dalam tablet multivitamin dengan kadar rata-rata 1,13 mg/tablet, dengan persentase kadar

0,25%. Nilai koefisien korelasi r = 0,994, LOD = 0,385 ppm, presisi mempunyai RSD 1,27% dan nilai recovery 100 %.

3.2 Saran Ketelitian dan kemampuan membuat dan melakukan pengenceran larutan yang akan dibaca merupakan hal yang paling penting dalam keberhasilan melakukan metode validasi dalam penentuan kadar senyawa obat dalam suatu sedian farmasi. Oleh karena itu penulis menganjurkan berhati-hatilah dalam melakukan pelarutan dan pengenceran larutan, sehingga hasil yang diperoleh akurat/kuantitaif.

Daftar Pustaka

Wiranti Sri Rahayu dkk.. VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBEL. PHARMACY, Vol 05 No 02 April 2007. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. http://ruvictazhar.blogspot.com/2012/04/blog-post.html. Validasi Metode Spektrofotometer Ultraviolet pada Penentuan Kadar Parasetamol dalam Sediaan Obat. diakses tanggal 23 Mei 2013.

10

Anda mungkin juga menyukai